Anda di halaman 1dari 3

Kepemimpinan Rasul Paulus

Ia adalah pemimpin Kristen awal yang memperoleh pendidikan terbaik. Paulus adalah seorang Yahudi
yang mengalami Helenisasi.1 Perjalanan hidup dan pelayanannya telah memberikan dampak yang
sangat besar terhadap perkembangan kekristenan pada abad permulaan.

Paulus secara pribadi tidak mengatakan di mana ia dibesarkan, sehingga ketika Paulus bermaksud
untuk kembali mengunjungi Damaskus beberapa ahli berpendapat bahwa disitulah ia tinggal. Namun
menurut Lukas, Paulus dilahirkan di Tarsis, sebuah kota pesisir dalam propinsi Kilikia (Kis. 22:3)

Paulus dilahirkan di tengah-tengah kebudayaan Yunani, dan ia tidak pernah bersekolah di Tarsis.
Menurut Paulus, ia dididik sesuai dengan tradisi pengajaran yang diberikan oleh nenek moyangnya,
melebihi semua rekan-rekan yang sebaya dengannya di dalam mempelajari dan mempraktekkan
ajaran Yudaisme (Gal. 1:14).

Paulus di kenal sebagai pemimpin yang hebat karena visi dan tujuannya jelas (1 korintus 9:25-27).
Tugas dari seoran pemimpin yaitu mengarahkan dan menuntun orang-orang yang telah dipimpin untuk
tujuan yang sama. Visi dan tujuan yang hendak di capai paulus adalah mewartakan panggilan Allah
yaitu hidup kekal dalam kerjaan sorga.

Sebagai seorang pemimpin yang banyak mewarnai peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Baru, Paulus sering kali
menyatakan bentuk kepemimpinannya dengan menggunakan banyak sekali metafora. Semua itu untuk
mengungkapkan fungsi dan otoritasnya. Metafora dan analogi yang dipakai oleh Paulus secara khusus
didasarkan pada hubungan dalam sebuah ikatan kekeluargaan. Semua itu sebenarnya bukan merupakan hal
yang mengejutkan karena istilah-istilah dalam keluarga merupakan istilah dasar dalam sebuah hubungan.
Sebagai contoh, Paulus menggambarkan dirinya sebagai seorang “bapa” dan jemaat yang dilayaninya sebagai
“anak” di dalam iman (1 Tes. 2:11; 1 Kor. 4:14-15; 2 Kor. 12:14). Semua itu menggambarkan sebuah ikatan yang
melebihi sekedar ikatan antara pemimpin dengan jemaatnya, namun lebih sebagai sebuah keluarga Allah yang
saling terikat satu dengan lainnya.30

Paulus juga menyebut dirinya sebagai seorang “ibu” yang menderita sakit pada saat melahirkan (Gal. 4:19) dan
juga sebagai seorang perawat yang memperhatikan orang-orang yang dipercayakan kepadanya (1 Tes. 2:7; cf 1
Kor. 3:2). Kedua metafora di atas sama-sama menekankan tentang tanggung jawab Paulus sebagai seorang
pemimpin kepada para jemaatnya. Paulus tidak mengingini jemaatnya tetap menjadi anak-anak, namun ia
menginginkan mereka untuk “bertumbuh dewasa di dalam Kristus” dan menjadi kuat di dalam iman mereka (1
Kor. 14:20; Ef. 4:14).
Berikut 9 strategi paulus dalam pelayanan, yaitu:

• Mengunjungi orang-orang ke tempat mereka berada Paulus memberikan teladan bahwa


dalam kepemimpinannya, ia tidak hanya menunggu di tempatnya tetapi ia pergi
mengunjungi mereka di mana mereka berada. Seperti yang telah di teladankan oleh Yesus
dalam pelayanannya. Sekalipun pada saat itu rasul- rasul lain masih melakukan pemberitaan
injil di yerusalem yang mengalami ledakan rohani, rasul paulus lebih memilih untuk keluar
dan memberitakan injil.
• Memahami serta menyamakan diri dengan orang yang ia layani Rasul paulus dalam
pendekatannya kepada orang yang dilayani, berusaha untuk menyesuaikan topik yang
berhubungan dengan lingkungan tersebut. Ia memahami background dari orang yang akan
di layaninya. Ia lebih mementingkan kepentingan Bersama daripada kepentinganya sendiri,
agar mereka dapat menerima apa yang di sampaikan oleh rasul paulus. Dan tentu paulus
meneladani sikap yang di teladankan oleh Yesus yang mau meninggalkan segala
kenyamanan agar menyamakan diri dengan mereka yakni dengan kesederhanaan.
• Mengutamakan pelayanan Paulus dalam pelayanannya berusaha menyamakan dirinya
dengan orang yang ia layani agar dia mampu melayani mereka sebaik-baiknya. Paulus
meneladani kepemimpinan Kristen yaitu Yesus dalam pelayanannya.
• Menciptakan rasa ingin tahu Rasul paulus dalam pelayanan dapat menarik simpati
pendengarnya dengan rasa ingin tahu. Paulus dalam pelayanannya menggunakan ide serta
ungkapan yang relevan sehingga menarik perhatian dari pendengarnya.
• Mampu menemukan teman sekerja yang tepat Paulus dalam pelayanannya selalu Bersama
dengan rekannya. Diantaranya barnabas disertai yohanes, markus, silas, priskila dan akwila,
dkk. Rekan sekerja sangat membantu dalam pelayanan. Paulus memberi teladan dalam
persahabatan yang tulus sebab di dasarkan pada kepercayaan dan integritas pribadi.
• Mampu menghadapi serangan musuh Dalam pelayanannya, rasul paulus berusaha untuk
berdamai dengan orang lain, tetapi ia tidak dapat menutup diri dengan sikap orang lain yang
tidak menyukai dirinya dan menganggapnya musuh. Namun dalam hal ini, paulus selalu
menang sebab kegigihan paulus dalam memberitakan injil yang didasarkan pada
keteladanan Yesus membuat ia mampu menghadapi para musuh.
• Bergantung pada pimpinan roh kudus Paulus dalam kepemimpinannya selalu bergantung
pada pimpinan daripada Roh kudus. Tuntunan roh kudus sangat kita perlukan karena dapat
kita andalkan dalam pelayanan kita.
Gaya kepemimpinan yang di tunjukkan rasul paulus sangat membantu kita untuk kemudian dapat
menirunya sebagai sebuah nasehat dan teladanan. Dan juga, yang ditekankan oleh rasul paulus
adalah bahwa komitmen dan juga integritas secara pribadi dari pemimpin itu sendiri yang kemudian
dapat dijadikan teladan namun di lihat dari sisi kehidupan spiritualitasnya.36 Integritas dalam hal
karakter, sikap, kerendahan hati, dkk memberikan wawasan dalam hal kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai