Anda di halaman 1dari 4

Biografi Paulus

A. Sebelum Pertobatannya
Paulus adalah seorang Yahudi yang dilahirkan di Tarsus di daerah
Kilikia.ia disunat pada hri ke delapan, dari bangsa Israel, dari suku
Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat,
Paulus orang Farisi. Nama asli Paulus adalah Saulus. Ia adalah warga
Romawi sejak lahir. Ia belajar pada Gamaliel yang menyebabkan ia berada
di Yerusalem. Paulus memiliki keahlian menolah kulit terutama membuat
tenda. Jadi, Paulus memang terampil dalam pekerjaan tangan. Bagi orang
Yahudi pada masa itu memiliki keterampilan merupakan suatu kebiasaan.
Paulus adalah seorang Rabi yang belajar di sekolah Rabi. Saat itu Paulus
berusia dua belas atau tiga belas tahun, dia menjadi anak yang disebut
"Anak Hukum Taurat". Pada saat Paulus berusia dua puluh atau dua puluh
satu tahun, dia memenuhi syaat untuk menjadi Guru atau Rabi. Paulus
menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Aram dan bahasa Yunani. Dia juga bisa
membaca kitan suci Ibrani dengan lancar dan baik.

Paulus memiliki pemahaman dan penafsiran yang sangat baik terhadap


kitab suci khususnya Perjanjian Lama. Sehingga Paulus terlihat sebagai
orang yang cukup terdidik, mengenal filsafat Stoa, dan juga agama rahasia
yang populer pada masa itu. Paulus berasal dari Gischala di Galilea, ayahnya
mendapatkan kewarganegaraan Romawi. Status kedudukan keluarga
Paulus adalah keluarga yang dihormati dan kaya. Paulus memiliki
penampilan fisik berupa tubuh pendek dan memiliki suatu penyakit. Dia
bertubuh kecil seperti John Wasley dan Napoleon. Para ahli modern
berpikir Paulus memiliki sakit yang menahun (chronic invalid). Paulus adalah
seorang Yahudi Hellenis yang menyebabkan Paulus memiliki pandangan
hidup yang terbuka, dunianya luas. Walaupun Paulus orang Yahudi asli, dia
berkebudayaan Yunani. Dia adalah seorang Yahudi yang tinggal diantara
kaum kafir (Yunani). Sebagai seorang Yahudi Hellenis, Paulus terpengaruh
oleh lingkungannya. Pengaruh Hellenis dalam diri Paulus nampak dari cara
berpikir dan wawasannya yang luas. Namun, pengaruhu Hellenis dalam diri
Paulus hanya pada bagian 'luarnya' saja, karena Iman Yahudi Paulus tetap
dipegang teguh olehnya. Sebagai orang Farisi, Paulus sangat bersemangat
membela Taurat, dan mengajar serta menganiaya pengikut Kristus yang
dianggapnya murtad dari cita-cita Taurat. Ciri khas kelompok Farisi adalah
cara hidup mereka yang ketat menepati Taurat. Cita-cita mereka adalah
membawa sebanyak mungkin orang Yahudi dalam kesadaran akan
pentingnya Taurat, dan agar mereka itu hidup sesuai dengansemangat
Taurat. Dengan latar belakang ini, bukan suatu keanehan apabila Paulus
menganiaya jemaat Tuhan mula-mula. Paulus juga menjadi saksi dalam
peristiwa kematian Stefanus. Semua hal ini dilakukan oleh Paulus dengan
pengaruh dari semangat Yudaismenya yang kuat dan kecintaannya akan
hukum Taurat yang harus ditegakkan, sehingga pengikut Kristus pada waktu
itu berusaha dimusnahkan oleh Paulus.

B. Setelah Pertobatan
Pertobatan Paulus merupakan peristiwa yan g spektakuler karena Yesus
menyatkan diriNya sendiri kepada Paulus. Setelah pertobatannya, di dalam
diri Paulus terjadi perubahan yang radikal. Penganiyayaan Paulus terhadap
pengikut Kristus dihubungkan dengan kerajinannya sebagai seorang Yahudi.
Namun, setelah pertobatannya Paulus menyatakan yang dahulu merupakan
keuntungan baginya, kini dianggap rugi oleh karena Kristus. Pertobatan
Paulus menyangkut tiga hal penting yaitu segi intelek, segi emosi, dan segi
kehendak. Segi intelek Paulus disinggung dengan pertanyaan Tuhan "
Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (Kisah Para Rasul
9:5). Srgi emosi Paulus disinggung dengan kebutaannya serta tidak makan
dan tidak minum. Segi kehendak termadi dalam diri Paulus dengan
perubahan tindakanPaulus sendiri. Setelah tiba di Damsyik, Paulus
dibimbing Ananias.Ananias menumpangkan tangan ke atas Paulus dan
memberitahukan bahwa Paulus harus menjadi saksi Tuhan. Lalu Paulus
dibabtis di Damsyik. Paulus berangkat ke tanah Arab, pengasingan di
padang gurun yang mempersiapkannya untuk tugas rohani. Setelah dari
Arab, Paulus kembali ke Damsyik, lalu ke Yerusalem, dan akhirnya ke Tarsus,
Siria, dan Kilikia. Paulus tinggal bersama Petrus selama 15 hari. Bersama
Petrus, Paulus memahami Kristus lebih dalam lagi. Setelah bersama Petrus,
Paulus pergi ke Tarsusdan menginjil kepada keluarganya. Paulus memiliki 3
orang rekan, yaitu Banabad, Silas, dan Apollos. Pembantu Paulus yang
menemaninya dalam perjalanan juga menjadi utisan yang mewakili Paulus
sendiri. Mereka adalah Timotius, Titus, Erastus, Tikhikus, dan Epafrofitus.
Teman seperjuangan Paulus yang membantunya dalam segi spiritual dan
materi adalah Akwila dan Priskila, Aristarkus, Lukas, Markus, Trofimus, dan
lainnya. Paulus memiliki semangat yang tinggi dalam mengabarkan injil,
serta memiliki keberanian yang luar biasa. Ia pernah dilempari sampai
pingsan, namun tetap memasuki kota itu untuk mengabarkan injil. Paulus
juga memiliki karakter pribadi yang cakap, menarik, dan memikat. Dia
memiliki perasaan yang sensitif, simpatik, mengasihi dan membenci, rendah
sati, ketegasan pribadi,sabar, dan pemberani. Tantangan dalam diri Paulus
adalah penyakit epilepsi dan penglihatan kabur yang dideritanya, serta sakit
kepala yang hebat seperti rematik dan sakit saraf. Selain itu, Paulus juga
memiliki penyakit malaria. Paulus wafat sebagai martyr pada zaman kaisar
Nero di Roma. Dia meninggal pada usia 68 tahun, dan dihukum mati sekitar
tahun 65 A.D.

 KARAKTER DAN GAYA KEPEMIMPINAN PAULUS


Kepemimpinan Paulus mencerminkan karakter dalam dirinya yaitu
ketulusan. Motivasi Paulus dalam menginjil Firman Tuhan sampai ke ujung
bumi adalah murni untuk kemulian Tuhan, tidak ada motivasi lain dari
Paulus. Selain itu Paulus juga konsisten dalam menjalani misi
penginjilannya secara keseluruhan. Ia berani untuk bertindak dengan cara
apapun agar injil dapat disebar luaskan ke seluruh dunia. Paulus bertindak
sesuai dengan panggilan Allah yaitu memberitakan injil sampai ke ujung
dunia, bagi bangsa Yahudi dan non Yahudi. Selain itu, sebagai penginjil
Paulus dapat menjaga komunikasi yang baik dengan setiap jemaatnya.
Buktinya Paulus dapat mempertahankan komunikasi dengan jemaat
pengutus, tak hanya itu, ia juga mengevaluasi mereka untuk terus
bertekun dalam iman dan kepercayaan kepada Kristus. Paulus setia dalam
mengabarkan injil, walaupun ia dilempari batu dan dipenjara, ia tetap
setia dengan misi penginjilannya. Paulus memperlengkapi misi
penginjilannya dengan pengetahuan akan Firman Tuhan yang luas,
sehingga Paulus dapat berdebat dengan banyak orang mengenai Firman
Tuhan, dan akhirnya jiwa-jiwa dapat dimenangkan untuk kemuliaan
Tuhan.

 Teladan yang dapat di teladani


Nasihat Paulus kepada Timotius untuk bertekun dalam firman Tuhan dan
setia dalam pekerjaan pelayanannya bukan sekadar teori (2Tim.
1:13; 2Tim. 3:10). Paulus sendiri adalah orang yang sangat giat bekerja,
giat belajar dan mengajarkan firman Tuhan. Meski banyak menghadapi
kesulitan, ia tak kenal lelah memberitakan Injil. Tindakannya berpadanan
dengan perkataannya.

Anda mungkin juga menyukai