Anda di halaman 1dari 29

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK

PESANTREN MIFTAHUL HUDA AL AZHAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Ekonomi Syariah STAIMA Kota Banjar


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)

OLEH
FAQIKHUL ANAM
NIM. 190310011

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL AZHAR
(STAIMA)
KOTA BANJAR
2023
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini, saya :

Nama : FAQIKHUL ANAM

NIM : 190310011

Jenjang : S-1

Program Studi : Ekonomi Syariah

Jurusan : Ekonomi Syariah

Menyatakan bahwa Naskah Skripsi berjudul “PEMBERDAYAAN


KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL
HUDA AL AZHAR” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, bukan dibuatkan orang lain, bukan saduran, juga bukan terjemahan.
Hal-hal yang bukan karya saya yang dikutip dalam skripsi ini, diberi tanda citasi
dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar
akademik yang telah saya peroleh.

Banjar, 20 Mei 2023


Saya yang menyatakan,

Faqikhul Anam

NIM. 190310011
PENGESAHAN

Skripsi berjudul

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDPOK


PESANTREN MIFTAHUL HUDA AL AZHAR

yang disusun oleh Faqikhul Anam (NIM. 190310011) Program Studi Ekonomi
Syariah, Jurusan Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda
Al Azhar (STAIMA) Kota Banjar telah diujikan pada tanggal 15 mei 2023 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ekonomi Syariah
(S.E.) oleh Sidang Dewan Penguji Skripsi.

Banjar, 15 Mei 2023

Disetujui oleh:

Penguji I/ Ketua Sidang Penguji II/ Sekretaris Sidang

KH. Munawir Abdurrohim, M.A Drs. KH. Mu’in Abdurrohim, M.Pd.I

NIDN. ............................ NIDN. ............................


Penguji III/ Anggota Sidang Penguji IV/ Penguji Utama

KH. Muharor Ar, Alha M.Pd.I Dr. Arief Efendi, M.Pd

NIDN. ............................ NIDN. 2104088101

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan /Prodi Ekonomi Syariah

Malihatul ‘Azizah, M.Pd.I

NIDN. 2119019101
NOTA DINAS PEMBIMBING
Banjar, mei 2023
Hal : Pengajuan Munaqayasah Skripsi Sdr. Faqikhul Anam
Lampiran : 3 Eksemplar
Kepada Yth.
Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
STAIMA Kota Banjar
di -
Banjar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi, maka melalui


surat ini saya sampaikan bahwa :

Nama : Faqikhul Anam


NIM : 190310011
Program Studi : Ekonomi Syariah
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul :
“PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK
PESANTREN MIFTAHUL HUDA ALA AZHAR)”
sudah dapat diajukan kepada Ketua Jurusan Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi
Agama Islam Miftahul Huda Al Azhar (STAIMA) Kota Banjar untuk
Dimunaqosyahkan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.).

Demikian, atas perhatian Bapak, saya mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Pembimbing,

ELAH NURHASANAH, S.Hum., M.S.I


NIDN. 2116067902
ABSTRAK

Faqikhul Anam,2023,Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren


Miftahul Huda Al Azhar,Skripsi, Prodi Ekonomi Syariah,Sekolah Tinggi Agama
Islam Miftahul Huda Al Azhar (STAIMA) Kota Banjar, Pembimbing 1) KH.
Muharir Abdurrohim, S.H.,M.Pd.I, 2) HJ. Mus’idah Abdurrohim,Alh.,M.Pd.I,
3) H. Badruttamam, Lc.,M.Pd. 4) Elah Nurhasanah, S.Hum., M.S.I

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti Strategi Manajemen dan


Marketing Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) Kaos Sablon Al-Azhar Pasca
Pandemi.. Rumusan masalah dan penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana
Strategi Manajemen BUMP Kaos Sablon Al Azhar dalam mengelola bisnis (2)
Bagaimana Strategi Marketing BUMP Kaos Sablon Al Azhar Pasca Pandemi.
Metode penelitian yang dilakukan adalah (1) jenis penelitian: penelitian kualitatif
(2) Waktu dan Tempat Penelitian : Adapun tempat penelitian dilakukan di BUMP
Kaos Sablon Al-Azhar, yang beralamat di Jalan TK As Sanusiyah, RT 01/RW 01,
Kel.Muktisari, Kec.Langensari, Kota Banjar. dilaksanakan pada hari Kamis, 14
Juli 2022 - 1 Agustus 2022 (3) Informan Penelitian ini adalah Kang Amirul Fauzi
selaku Owner Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) Kaos Sablon Al-Azhar dan
Gus H. Ahmad Bananu Syafiq selaku Ketua Umum Santri di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar. (4) Sumber dan Jenis Data : Sumber data primer Dalam
penelitian ini adalah Ketua BUMP Kaos Sablon Al-Azhar dan Ketua Santri
Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar. sedangkan Sumber data sekunder berupa
dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk, foto, animasi, billboard, rekaman
kaset, video, iklan di social media, televisi dan lain-lain. (5) pengumpulan data
yang digunakan menggunakan prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi.
(6) teknik analisa data : reduksi, data display, perumusan kesimpulan. hasil
penelitian ini menyatakan bahwa Strategi Managemen yang digunakan oleh
BUMP Kaos Sasblon Al-Azhar yaitu : (1) perluasan tempat produksi yang sesuai
standar prosedur (2) kerja sama dengan yang ahli dibidangnya (3) menguatkan
jalinan komunikasi antar pegawai. (4) Pengawasan di BUMP (Badan Usaha Milik
Pesantren) KaosSablon Al Azhar langsung oleh ownernya sendiri yaitu Kang
Amirul Fauzi. Sedangkan Strategi yang digunakan BUMP Kaos Sablon Al-Azhar
adalah strategi 4P, yaitu : (1) Produk persablonan yang ditawarkan (2) Penentuan
harga (3) Peningkatan volume penjualan (4) laba 15-25% dari modal produksi. (6)
Promosi.

ABSTRACT

Faqikhul Anam, 2023, Empowering Santri Entrepreneurship at the Miftahul Huda


Al Azhar Islamic Boarding School, Thesis, Islamic Economics Study Program,
Miftahul Huda Al Azhar Islamic College (STAIMA) Banjar City, Supervisor 1)
KH. Muharir Abdurrohim, S.H., M.Pd.I, 2) HJ. Mus'idah Abdurrohim, Alh.,
M.Pd.I, 3) H. Badruttamam, Lc., M.Pd. 4) Elah Nurhasanah, S. Hum., M.S.I

The purpose of this study was to examine the Management and Marketing
Strategy of Islamic Boarding School-Owned Enterprises (BUMP) T-Shirt Sablon
Al-Azhar Post Pandemic. The formulation of the problem and the writing of this
thesis are (1) How is the Al Azhar T-shirt Screen Printing BUMP Management
Strategy in managing the business (2) How is the Al Azhar Screen Printing
BUMP Marketing Strategy Post Pandemic. The research methods carried out are
(1) type of research: qualitative research (2) Time and place of research: The place
of research is carried out at BUMP Kaos Sablon Al-Azhar, which is located at
Jalan TK As Sanusiyah, RT 01/RW 01, Kel. Muktisari , Kec. Langensari, Banjar
City. held on Thursday, July 14, 2022 - August 1, 2022 (3) Informants of this
research are Kang Amirul Fauzi as the Owner of the Islamic Boarding School-
Owned Enterprise (BUMP) Al-Azhar T-Shirt Printing and Gus H. Ahmad Bananu
Syafiq as the General Chairperson of the Santri at the Islamic Boarding School
Miftahul Huda Al-Azhar. (4) Sources and Types of Data: The primary data
sources in this study are the Chairperson of the Al-Azhar T-Shirt Sablon BUMP
and the Chairperson of the Miftahul Huda Al-Azhar Islamic Boarding School
Santri. While the secondary data sources are documents, announcements, letters,
banners, photos, animations, billboards, cassette tapes, videos, advertisements on
social media, television and others. (5) data collection used using observation,
interview, and documentation procedures. (6) data analysis techniques: reduction,
data display, formulation of conclusions. The results of this study state that the
Management Strategy used by BUMP Kaos Sasblon Al-Azhar are: (1) expansion
of production sites according to standard procedures (2) cooperation with experts
in their fields (3) strengthening communication between employees. (4)
Supervision at BUMP (Business Owned by Islamic Boarding School) Kaos
Sablon Al Azhar directly by the owner himself, namely Kang Amirul Fauzi.
While the strategy used by BUMP T-Shirt Screen Printing Al-Azhar is a 4P
strategy, namely: (1) Screen printing products offered (2) Pricing (3) Increasing
sales volume (4) Profit 15-25% from production capital. (6) Promotion.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta tidak lupa
juga Shalawat serta Salam kita limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul
“Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al
Azhar”

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam proses pencapaian


gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Program Studi Ekonomi Syariah di STAI
Miftahul Huda Al-Azhar Kota Banjar. Dalam peyusunan skripsi ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Romo KH. Munawir Abdurrahim. MA selaku Ketua Yayasan Miftahul


Huda Al-Azhar Kota Banjar.
2. Romo KH. Muharir Abdurrahim. SH. M.Pd.I selaku Ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Miftahul Huda Al-Azhar (STAIMA) Banjar
3. Romo Kh.Mu’in AbdurrahimM.Pd.I dan Nyai Hj.Ishomah Maksum Alh,
M.Pd.I Selaku Dewan Pengawas Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul
Huda Al-Azhar (STAIMA) Banjar yang tak henti selalu memberikan
nasihat dan bimbingan, baik berupa bimbingan jasmani maupun rohani
dan yang selalu saya taati disetiap perintahnya.
4. Bapak KH. Naelul Azmi, S.E.I., M.H selaku Ketua Prodi Ekonomi
Syariah.
5. Bapak Rahardi Mahardika, M.M selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah.
6. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen pengajar yang telah banyak membantu dan
memberi ilmu pendidikan kepada penulis selama proses belajar mengajar
dikampus.
7. Kedua Orang Tua, Ayahanda Syahid Hidayat dan Ibu Wasingah yang
selalu senantiasa mendoakan, membiayai dan mendukung saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dewan Pengasuh, Gawagis ,Nawaning, Asatidz dan Asatidzah,
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar
9. Sahabatku Mukhtar, Latip, Amir dan Khaerudin yang senantiasa selalu
menemani hari-hariku selama menjalani masa perkuliahan
10. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Ekonomi Syariah.
11. Dan semua pihak yang selalu memberikan support bagiku untuk segera
menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini masih


banyak kekurangan, baik itu dari segi penyusunan tata bahasa maupun
data-data yang diperlukan. Oleh sebabitu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan kedepannya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Banjar, 08 Mei 2023

Faqikhul Anam

NIM. 190310011
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................
PENGESAHAN...................................................................................................
NOTA DINAS PEMBIMBING..........................................................................
ABSTRAK............................................................................................................
PEDOMAN TRANSLITERASI.........................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang Masalah............................................................................
B. Fokus Kajian..............................................................................................
C. Rumusan Masalah.....................................................................................
D. Tujuan dan kegunaan.................................................................................
E. Kajian Pustaka/Penelitian Terkait.............................................................
F. Sistematika Pembahasan...........................................................................
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................
A. Judul Subab...............................................................................................
B. Judul Subab...............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..........................................................................................
B. Setting Penelitian (Tempat Dan Waktu Penelitian)...................................
C. Objek Dan Subjek Penelitian.....................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................
E. Teknik Analisis Data.................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................
A. JUDUL SUBAB........................................................................................
B. JUDUL SUBAB........................................................................................
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN...............................................................................................
B. SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................

A. Latar Belakang Masalah

Semula pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang


dipergunakan sebagai tempat untuk menyebarkan agama Islam dan mendalami
ajaran-ajarannya, yang tumbuh di masyarakat dengan sistem asrama, sekaligus
bersifat independent dalam segala hal.1 Kendati kebanyakan pesantren
memposisikan dirinya hanya sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan. Namun
sejak tahun 1970-an beberapa pesantren telah berupaya untuk melakukan reposisi
dalam menyikapi berbagai persoalan sosial, ekonomi dan politik.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang menjadi
kampung peradaban yang didambakan sekaligus dicerca. Ia dipandang sebagai
pusat dari kehidupan fatalis yang didalamnya lebih banyak mengurusi soal
ukhrawiah ketimbang duniawiah. Selain itu didalamnya juga memproduksi
kehidupan zuhud yang mengesampingkan aspek material. Padahal, orang
pesantren menikmati kehidupan yang sederhana berdasarkan panggilan moral
keagamaan.Bagi mereka, dunia merupakan alat untuk menggapai kehidupan
akhirat.

Dalam kehidupan sosial, kebanyakan pesantren sangat jarang hadir dalam


pembahasan persoalan ekonomi. Bahkan seringkali pesantren seolah menjadi
beban ekonomi tersendiri menyangkut hubungan antara penyediaan lapangan
kerja dengan tenaga santri.2 Hal tersebut dapat dilihat dari arus globalisasi dan
kapitalisme pasar yang menerjang seluruh sendi kehidupan sehingga minat
masyarakat untuk masuk ke dalam lembaga pendidikan pesantren semakin
berkurang.

Meski demikian, sesungguhnya Pesantren bukan hanya sekadar pusat pendalaman


ilmu agama saja. Pesantren juga memiliki potensi pengembangan ekonomi.3
Potensi yang ada di dalam pesantren meliputi asset-asset ekonomi, ajaran agama
dan ikatan antara Kiai, santri, keluarga santri, alumni, dan masyarakat sekitar
menjadi modal sosial yang penting dalam sebuah kegiatan perekonomian.

1 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,
1991, h. 240

2 Amin Haedari (ed), Khazanah Intelektual Pesantren, Jakarta: CV. Maloho Jaya
Abadi, 2008, h. 182

3 Asrori S. Karni, Etos Studi Kaum Santri; Wajah Baru Pendidikan Islam,
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009, h.221.
1

Sejarah mencatat bahwa sejarah awal berdirinya pesantren adalah bicara mengenai
kemandirian ekonomi. Mereka memanfaatkan potensi ekonomi yang ada dalam
pesantren untuk memenuhi kebutuhan penghuni pesantren. Bahkan belakangan
ini, beberapa pesantren telah membuktikan mampu menjadi pelaku ekonomi dan
memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. Mampu memainkan peran dalam
kegiatan perekonomian dalam rangka mengembangkan dan memajukan pesantren
agar dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lain.

Berbicara mengenai pesantren, tentu tidak akan lepas dari figur kiai sebagai
pemimpin pesantren. Kepemimpinan kiai di pesantren sangat unik, dimana relasi
sosial antara kiai dan santri dibangun atas landasan kepercayaan.4 Disamping itu
kharisma kiai sebagai pemimpin pesantren turut menyumbangkan daya tarik dan
pencitraan sebuah pesantren ditengah-tengah masyarakat. Karena kiai merupakan
pemimpin yang menjalankan manajemen pesantren yang memiliki visi jauh
kedepan dan menginternalisasikannya dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang
jelas dan bermanfaat bagi pesantren. Pemimpin pesantren harus mampu
menerjemahkan perubahan-perubahan sosial yang ada agar pesantren mampu
berjalan sesuai perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai dan tradisi
pesantren.

Sejalan dengan penyelenggaraan pendidikan formal, memang beberapa pesantren


mengalami perkembangan pada aspek manajemen, organisasi dan administrasi
pengelolaan keuangan. Dari beberapa kasus, perkembangan ini dimulai dari
perubahan gaya kepemimpinan pesantren; dari kharismatik ke rasionalistik, dari
otoriter-paternalistik ke diplomatic- partisipatif, atau dari laissez faire ke
demokratik. Kasus lain beberapa pesantren sudah membentuk badan pengurus
harian sebagai“lembaga payung” yang khusus mengelola dan menangani
kegiatan-kegiatan pesantren. Namun, sayangnya perkembangan tersebut tidak
merata di semua pesantren.

Secara umum, pesantren masih menghadapi kendala serius menyangkut


ketersediaan sumberdaya manusia professional dan penerapan manajemen yang
masih tradisional, misalnya tiadanya pemisahan yang jelas antara yayasan,
pimpinan madrasah, guru dan staf administrasi; tidak adanya

4 Irwan Abdullah, Muhammad Zain, Hasse J, Agama, Pendidikan Islam dan


Tanggung Jawab Sosial Pesantren, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM,
2008, h. 79.

transparansi pengelolaan sumber-sumber keuangan, belum terdistribusinya peran


pengelolaan pendidikan dan banyaknya penyelenggaraan administrasi yang tidak
sesuai standar, serta unit-unit kerja tidak berjalan sesuai aturan baku organisasi. 5

Salah satu pesantren yang mempunyai semangat kemandirian ekonomi yaitu


Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Kota Banjar Jawa Barat yang telah
memiliki beberapa Unit Usaha milik pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar membentuk Kewirausahaan dengan


tujuan untuk menangani dan memperdayakan usaha- usaha yang didirikan
pesantren,antara lain toko kitab,toko busana,kantin,pom mini,depot air minum.

usaha-usaha tersebut memiliki tujuan untuk melayani kebutuhan pesantren, ustadz


dan ustadzah, santri-santriwati serta tamu pesantren. Setiap keuntungan yang
diperoleh, di pergunakan untuk membantu memenuhi kepentingan pesantren.

Sikap entrepreneur harus dimiliki oleh semua pihak maupun santri juga di bekali
untuk membangun perekenomian islam yang kuat dan mampu mengembangkan
ekonomi masyarakat sekitarnya, dengan dibekali sikap enterpreneur akan
mencetak santri santri yang berwirusaha sehingga bisa membantu pihak yang
membutuhkan. Kewirausahaan adalah sebuah profesi yang tidak dapat terbentuk
dengan sendirinya melainkan membutuhkan proses yang harus dijalani secara
intensif, terus menerus dan terpadu. Saat ini ada kecenderungan masyarakat untuk
menggali kembali nilai nilai kewirausahaan yang bersumber dari nilai agama
khususnya yang di ajarkan dari pondok pesantren miftahul huda al azhar kota
banjar.

Berdasarkan latar belakang tersebut Skripsi ini bermaksud untuk meneliti lebih
lanjut tentang pemberdayaan santri yaitu “Pemberdayaan Kewirausahaan Santri di
Pondok Pesantren miftahul huda al azhar kota banjar”.

5 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,


Jakarta: Diva Press, 2004, h.16.

B. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris yaitu empowerment yang artinya


pemberian kekuasaan, dari kata power tidak hanya mempunyai makna “daya”
namun juga bermakna “kekuasaan”6. Menurut Webster kata pemberdayaan
memiliki dua arti yaitu memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, orientasi
kepuhak lain dan memberi keberdayaan atau kemampuan. Sedangkan menurut
Kartasasmita yaitu setiap individu atau kelompok memiliki daya atau potensi
yangdapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi,
danmembangkitkan kesadaran dalam potensi dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya7. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terlihat
adanya ciri khusus yang mencangkup semua pengertian pemberdayaan yaitu
adanya usaha untuk mendirikan atau membangun kemampuan untuk memajukan
diri secara seimbang untuk mencapapai kemandirian.
2. Kewirausahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kewirausahaan bersal dari


gabungan kata yaitu wira dan usaha, wira sendiri mempunyai arti pejuang dan
usaha yaitu berarti bekerja, berbuat amal, dan berbuat sesuatu8. Menurut
terminologi wira usaha atau kewirausahaan daluhu dikenal dengan istilah
wiraswata dan kewirasewastaan dan karna ada semacam konvensi sehingga istilah
tersebut diubah menjadi wirausaha (entrepreneur) 6 dan kewirausahaan
(entrepreneurship). Wirausaha berarti “Wira” = Pelopor dan “Usaha” = Berusaha,
arti kata tersebut adalah terjemahan yang diambil dari bahasa Prancis yaitu
enterpreneur yang berarti, maksudnya adalah berusaha dalam memulai sebuah
bisnis. Dalam kamus Merriam-Webster menggambarkan bahwa definisi
enterpreneur sebagai seseorang yang mengorganisisir, memanajemen, dan
menanggung

6 Dwidjoyo, R. W. d. R. N., 2007. Pengertian Pemberdayaan. In: Managemen


Pemberdayaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, p. 1.

7 Marmoah, S., 2014. Arti Pemberdayaan. In: Manajemen Pemberdayaan


Perempuan Rimba. Yogyakarta: CV Budi Utama, pp. 54-55.

8 Untoro, J., 2020. Pengertian Kewirausahaan.

resiko sebuah bisnis atau usaha9. Berdasarkan pengertian diatas maka


kewirausahaan dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah sebuah sikap
mental seseorang yang didasari sifat kreatifitas dan berdaya cipta menghasilkan
suatu barang yang memiliki nilai jual.

3. Santri

Menurut Nurcholish Madjid terdapat dua pendapat tentang arti kata “santri”
tersebut. Pertama, pendapat yang mengatakan beradal dari kata “shastri”, yaitu
sebuah kata sanskerta yang berarti melek huruf. Kedua, pendapat yang
mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa jawa “cantrik” yang berarti
seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun guru itu pergi menetap.
Kata santri juga mirip dengan istilah dari bahasa india yaitu “sbastri” yaitu orang
yang mengerti tentang buku- buku suci agama Hindu atau orang yang ahli tentang
kitab suci10.

4. Pondok Pesantren

Kata pondok menurut Dhofier yaitu mempunyai pengerian asrama para santri dan
dalam bahasa Arab disebut fundug yang berarti hotel atau asrama11, kata
pesantren endiri berasal dari kata santri yang diberi awalan “pe” dan akhiran “an”
yang kemudian kata “an” diubah pengucapannya menjadi “en” (pesantren) yaitu
tempat yang berupa bangunan atau asrama untuk tempat tinggal santri12 . Dari
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pondok pesantrean adah suatu
bangunan atau tempat tinggal yang ditinggali oleh santri dan dipimpin oleh
seorang kiai untuk menjalankan pembelajaran agama islam.

5. Pondok Pesantren miftahul huda al azhar

Pondok pesantren miftahul huda al azhar adalah pondok pesantren yang terletak di
dusun citangkolo, desa kujangsari, kecamatan langensari, kota banjar, provinsi
jawa barat. Secara kontruksi, Pondok Pesantren miftahul huda al azhar berdiri di
atas tanah yang sangat luas. Bangunan pondok pesantren ini terdiri dari 18 gedung
asrama utama sebagai tempat

9 Sochimin, L. M., 2017. Kewirausahaan Teori Aplikatif dan Praktik. 1 ed.


Yogyakarta: Cinta Buku.

10 Chotimah, C., 2014. Pendidikan Kewirausahaan. INFERENSI, Jurnal


Penelitian Sosial Keagamaan, Volume 8, p. 121.

11 Chotimah, C., 2014. Pendidikan Kewirausahaan. Jurnal Penelitian Sosial


Keagamaan, Volume Vol. 8, p. 115
12 Muhakamurrahman, A., 2014. Pesantren : Santri, Kiai dan Tradisi. Jurnal
Kebudayaan Islam, 12(IBDA'), p. 112.

tinggal santri baik putra maupun putri, ruang kelas, masjid, perpustakaan rumah
kediaman pengasuh.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terkait Pemberdayaan kewirausahaan santri


(studi kasus santri di pondok pesantren miftahul huda al azhar) diatas maka
peneliti akan membahas permasalan sebagai berikut:

Bagaimana Pemberdayaan kewirausahan santri di pondok pesantren miftahul huda


al azhar ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui pemahaman macam macam pembelajaran kewirausahaan santri


di pondok pesantren miftahul huda al azhar kota banjar jawa barat.

E. Kajian Pustaka

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah ada di Indonesia sejak era
kolonialisme hingga sekarang.Dalam perjalanannya pesantren menjadi obyek
menarik untuk diteliti dengan sudut pandang yang beragam.Sudah banyak
penelitian yang dilakukan di Pesantren, seperti penelitian Muhammad Iqbal Fasa
dengan tesisnya yang berjudul Manajemen Unit Usaha Pesantren di Pondok
Modern Darussalam Gontor. Ia menyimpulkan bahwa manajemen unit usaha yang
dimiliki oleh Pondok Modern Darussalam tergolong kualitas yang baik sebab
seluruh pengelola unit usaha baik badan wakaf, kiai, yayasan, bidang koperasi
pesantren serta karyawan yang terintegrasi dalam satu system (all in one system).
All in one system yaitu seluruh kegiatan ekonomi berada pada satu sistem yang
saling bersinergi dan berintegrasi demi terwujudnya visi dan misi yang terdapat
dalam pesantren.13

13 Muhammad Iqbal Fasa, “Manajemen Unit Usaha Pesantren Studi Kasus di


Pondok Modern Darussalam. 6

pertama, pada skripsi tentang Enterpreneurship Kaum Santri (Studi Pada


Pesantren Entter Preneur Tegalrejo Magelang)” yang menjelaskan tentang upaya
pesantren entrepreneur dalam proses enculturing entrepreneurship santri adalah
melalui pelatihan kewirausahaan secara reguler dan pendirian unit usaha
pesantren. Pelatihan kewirausahaan secara reguler ini dibagi melalui tiga tahap
yakni observasi lapangan, mentoring, dan workshop. Selain itu, juga dilakukan
followup setelah pelatihan kewirausahaan berupa kegiatan spiritual preneurship
setiap 35 hari sekali atau dikenal dengan istilah kliwonan, magang dan
peminjaman modal. Secara umum, proses enculturing entrepreneurship diatas
sejalan dengan teori pengembangan budaya kewirausahaan. Namun, dalam hal
follow up masih perlu adanya upaya pendampingan secara berkala terkait
perkembangan usaha santri (Afidah, 2018). Hal ini perlu dilakukan agar jaringan
bisnis antar alumni santri dapat tergarap dengan optimal. Perbedaan dari skripsi
tersebut dengan penelitian penulis yaitu terletak tempat dan pada model atau
metode yanng diterapkan dalam pembelajaran kewirausahaan santri. Sedangkan
untuk persamaan yaitu sama-sama meneliti bagaimana pembelajaran
kewirausahaan santri di pondok pesantren.

Yang kedua yaitu skripsi tentang Pemberdayaan “Kewirausahaan Santri Studi Di


Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang” yaitu Hasil dari analisis pemberdayaan
terhadap capacity building kewirausahaan santri yang dilakukan Pondok
Pesantren Fathul Ulum yaitu dengan melakukan pengkapasitasan manusia, yaitu
dengan : (1) identifikasi jenis usaha melalui PRA atau pemetaan wilayah, (2)
permodalan dengan bekerja sama dengan DSA Astra Internasional dan dukungan
dari pemerintah (3) kapasitas pengelolaan dengan memberikan berbagai pelatihan
dan memberikan fasilitas lengkap dalam pengembangan potensi yang dimiliki
masyarakat. Adapun jenis pelatihan nya yaitu: pertanian, perikanan, penjahitan,
percetakan, pembangunan, tata boga, kerajinan, dan peternakan. (4) pendidikan 75
kewirausahaan yang diberikan hanyalah materi yang diperlukan dalam
pelaksanaan atau praktik tata cara dalam bidang yang 13 dilakukan. Praktik lebih
besar dari pada teori yang diberikan. Dan pengkaasitasan organisasi dengan
membentuk struktur kepengurusan usaha dan pelatihan yang

dijalankan Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang (Sholihah, 2020). 7

Perbedaan penelitian tersebut yaitu pada tempat dan metode pembelajaran


kewirausahaan santrinya. Sedangkan persamaanya sama-sama meneliti tentang
pembelajaran kewirausahaan santri.

Yang ketiga, yaitu jurnal tentang “Pendidikan Kewirausahaan Di Pondok


Pesantren Sidogiri Pasuruan”. Jurnal ini membahas tentang model pendidikan
kewirausahaan dan strategi pengajarannya di pondok pesantren Sidogiri Pasuruan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan penghitungan data
secara kuantitatif, dengan paradigma naturalistik atau interpretif. Data
dikumpulkan dari latar yang alami (natural setting) sebagai sumber data langsung.
Temuan penelitian ini adalah: yang pertama yaitu tentang nilai-nilai
kewirausahaan yang diinternalisasikan di pondok pesantren Sidogiri adalah nilai
kewirausahaan yang berbasis ibadah, dimana segala kegiatan ekonomi yang
dilakukan diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Yang kedua yaitu proses
pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan dengan stategi santri dilatih untuk
mengelola lembaga ekonomi yang ada di pondok pesantren di bawah pantauan
dan bimbingan dari kiai dan pengurus pondok pesantren (Chotimah, 2014).
Perbedaan penelitian tersebut yaitu pada tempat, metode dan model pembelajaran
kewirausahaan santrinya. Sedangkan persamaanya samasama meneliti tentang
pembelajaran kewirausahaan santri.
Yang empat, yaitu jurnal tentang” Pemberdayaan Kewirausahaan Santri pada
Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
realitas eksistensi pesantren dan kegiatan pemberdayaan terhadap santri yang
dilakukan oleh pesantren, mulai konsep, teknis, sampai hasil, sehingga diperoleh
gambaran utuh tentang subtansi pemberdayaan yang dilakukan oleh pesantren,
dan untuk memperoleh gambaran tentang lika-liku yang dihadapi pesantren.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menempatkan peneliti sebagai
instrument utama. Data yang dihimpun adalah data primer dan data sekunder 14
yang diperoleh melalui wawancara, observasi, serta dokementasi. Pemberdayaan
kewirausahaan di pesantren diharapkan memiliki dampak positif terutama bagi
santri. Pemberdayaan tersebut bermakna sebagai upaya yang dilakukan oleh
Yayasan Arwaniyah

Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an dalam mengenalkan, memupuk, dan 8

menumbuhkembangkan nilai-nilai kewirausahaan santri dan meningkatkan minat


santri untuk berwirausaha, yaitu koperasi, toko buku, biro transportasi, biro haji
dan umrah, dan air kemasan Buya dan Suqya. Tujuan lainnya dengan pemberian
kewirausahaan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan hidup yang dimiliki
santri (Nasir, 2019). Perbedaan penelitian tersebut yaitu pada tempat, metode dan
model pembelajaran kewirausahaan santrinya. Sedangkan persamaanya sama-
sama meneliti tentang pembelajaran kewirausahaan santri.

Dari berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pentingnya


kewirausahaan dalam rangka pengembangan perekonomian
pesantren.kewirausahaan yang diterapkan dalam berbagai pesantren pun memiliki
karakteristiknya sendiri. Penelitian ini mencoba menggali proses pelaksanaan
kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al- Azhar. Sehingga,
penelitian ini menjadi sudut pandang bagi pesantren pesantren yang dapat menjadi
referensi mengenai kewirausahan dalam mengembangkan ekonomi pesantren,
khususnya di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kota banjar.
F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif


(qualitative research). Metode ini sering disebut sebagai metode penelitian
naturalistis karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting).14 Kondisi alamiah yang terdapat dalam objek penelitian tersebut
berkembang secara ilmiah tanpa dimanipulasi oleh peneliti.

Penelitian kualitatif juga merupakan jenis penelitian yang mengidentifikasi gejala-


gejala yang bersumber dari lapangan (field research). Hasil pengamatan diarahkan
untuk dapat menganalisis dan mendeskripsikan fenomena, aktivitas social,
persepsi, kepercayaan dan pemikiran orang baik secara individu maupun
kelompok. Maka dari itu,

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2012, h.8 9

jenis penelitian ini cocok digunakan dalam skripsi “Pemberdayaan kewirausahaan


santri” dikarenakan penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian adalah
mencocokkan atau menyesuaikan dengan fenomena yang sedang diteliti.

2. Tempat penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan di Pondok Pesantren miftahul huda al


azhar. Alasan peneliti memilih tempat tersebut, karena Pondok Pesantren miftahul
huda al azhar adalah salah satu pondok pesantren di kota banjar yang menerapkan
program pemberdayaan kewirausahaan bagi santrinya yaitu telah melaksanakan
kegiatan pembedayaan kewirausahaan diantaranya : toko kitab, toko busana,
kantin, pom mini,dan depot air minum,yang dilaksanakan semua oleh santri.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik pada program pemberdayaan kewirausahaan
yang dilakukan di Pondok Pesantren miftahul huda al azhar kota banjar.
3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari sumber data primer
dan sumber data sekunder.

a. Data Primer

Sumber primer pada umumnya menunjukan keaslian informasi pada data, namun
akan berkurang keasliannya ketika data telah diolah dan disajikan oleh pihak
sumber primer15. Dalam hal ini, sumber informasi yang diperoleh melalui
anggota santri preneur selaku pelaksana kegiatan pembeberdayaan kewirausahaan.

b. Data Sekunder

Sumber sekunder adalah data yang diperoleh bersumber dari pihak kedua yang
terlibat dalam memiliki dan mengetahui suatu data. Laporan kegiatan, produksi,
keuangan, pemasaran, dan penjualan. Hasil data publikasi, data bases, lapangan,

15 Abdillah, W. & Hartono, J., 2015. Partial Least Square-Alternatif Structure


Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

10

statistik, jurnal, majalah, dan sebagainya16. Sumber sekunder dalam penelitian ini
berupa catatan kegiatan, buku-buku, jurnal penelitian, dan internet yang berkaitan
dengan penelitian mengenai pemberdayaan kewirausahaan yanag ada di Pondok
Pesantren miftahul huda al azhar.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni :

a. Observasi langsung (direct observation)

Dilakukan oleh peneliti untuk memahami keseluruhan konteks data yang dialami
di objek penelitian. Dalam observasi, peneliti dapat mengamati secara langsung
mengenai pelaksanaan pemberdayaan kewirausahaan Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar.

b. Wawancara (interview)

Dilakukan dengan ketua unit usaha, dan pimpinan unit usaha.

Dalam melakukan penelitian, Peneliti menggunakan wawancara terstruktur


dimana sebelumnya peneliti menyiapkan serangkaian pertanyaan yang akan
diajukan dan narasumber dibebaskan untuk memberikan jawaban.

c. Dokumentasi (documentation)

Dalam penelitian ini menggunakan instrument dokumentasi

berupa arsip, profil pondok pesantren, data organisasi, buku panduan dan buku-
buku yang relevan.

5. Pengolahan Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang menggunakan


metode analisis deskriptif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan.17 Dalam analisis deskriptif kualitatif terdapat proses analisis data,
yaitu:

a. Reduksi

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, kompleks dan rumit
yang akan ditemukan melalui wawancara, arsip- arsip pondok dan organisasi dan
literatur lainnya. Maka untuk

16 Rangkuti, F., 2017. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 17


Sugiyono, Metode..., h. 245

11
menentukan data yang diperlukan ditempuh dengan menggunakan reduksi data.
Mereduksi berarti merangkum, memilah milih data yang pokok, dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang diperoleh
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mencari
serta menemukan data yang diperlukan selanjutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, langkah berikutnya yakni menyajikan

data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa bentuk uraian


singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Penyajian data
dalam penelitian ini dengan menguraikan segala sesuatu mengenai pemberdayaan
kewirausahaan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar serta karakteristik
pemberdayaan kewirausahaan . Sehingga, peneliti dapat menyajikan data dengan
sistematis dan substantif.

c. Penarikan kesimpulan,

Langkah akhir dalam penelitian adalah penarikan kesimpulan.

Penelitian ini akan menjelaskan Pemberdayaan kewirausahaan santri di pondok


pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Dengan demikian, seluruh temuan yang
didapatkan dalam penelitian akan dijadikan sebagai referensi pemberdayaan
kewirausahaan di Ponpes manapun, khususnya Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar.

12

G. Sistematika Pembahasan

Guna mempermudah dalam kepenulisan dan pemahaman tentang uraian penelitian


ini, maka dibuatlah sistematika pembahasannya sebagai berikut : Bab pertama,
pendahuluan meliputi beberapa judul subbab yaitu,
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, landasan teori yang menjadi tinjauan umum mengenai kajian teoritis
yang m

embahas tentang pondok pesantren, santri, pemberdayaan kewirausahaan, dan


landasan teologis.

Bab ketiga, berisi metode penelitian yang meliputi tentang jenis penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab keempat, pembahasan hasil penelitian membahas tentang pemaparan


gambaran umum pondok pesantren miftahul huda al azahar, santri preneur , lokasi
pondok pesantren miftahul huda al azahar, pemberdayaan kewirausahaan santri
meliputi : toko kitab santri, koprasi santri, toko busana santri,pom mini,depot air
minum ahsana, hasil dan kesimpulan.

Bab kelima, pada bab akhir ini sebagai penutup yang berisi tentang kesimpulan
dan saran dari hasil penelitian ini dan dilanjutkan dengan menampilkan daftar
pustaka, lampiran-lampiran, dan curriculum vitae

13

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W. & Hartono, J., 2015. Partial Least Square-Alternatif Structure Abadi,
2008, h. 182

Asrori S. Karni, Etos Studi Kaum Santri; Wajah Baru Pendidikan Islam, Bandung:

PT Mizan Pustaka, 2009, h.221.

Amin Haedari (ed), Khazanah Intelektual Pesantren, Jakarta: CV. Maloho Jaya
Chotimah, C., 2014. Pendidikan Kewirausahaan. INFERENSI, Jurnal Penelitian

Sosial Keagamaan, Volume 8, p. 121.


Chotimah, C., 2014. Pendidikan Kewirausahaan. Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan, Volume Vol. 8, p. 115

Daryanto, A. D. C. W., 2013. Kewirausahaan. Yogjakarta: Gava Media


Dwidjoyo, R. W. d. R. N., 2007. Pengertian Pemberdayaan. In: Managemen

Pemberdayaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, p. 1.

Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Irwan Abdullah, Muhammad Zain, Hasse J, Agama, Pendidikan Islam dan

Tanggung Jawab Sosial Pesantren, Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana

UGM, 2008, h. 79.

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,

1991, h. 240

M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,

Jakarta: Diva Press, 2004, h.16.

Marmoah, S., 2014. Arti Pemberdayaan. In: Manajemen Pemberdayaan


Perempuan Muhakamurrahman, A., 2014. Pesantren : Santri, Kiai dan Tradisi.
Jurnal Muhammad Iqbal Fasa, “Manajemen Unit Usaha Pesantren Studi Kasus di
Pondok

Modern Darussalam

Rimba. Yogyakarta: CV Budi Utama, pp. 54-55.

Rangkuti, F., 2017. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugiyono,
Metode..., h. 245

Sochimin, L. M., 2017. Kewirausahaan Teori Aplikatif dan Praktik. 1 ed.

Yogyakarta: Cinta Buku.

Untoro, J., 2020. Pengertian Kewirausahaan.


Kebudayaan Islam, 12(IBDA'), p. 112. 14

Anda mungkin juga menyukai