Anda di halaman 1dari 105

ANALISIS STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT, INFAK,

DAN SEDEKAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN


MUSTAHIK PADA BAITUL MAAL HIDAYATULLAH
KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memporoleh Gelar


Sarjana Hukum (SH) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURUL MAGHFIRA
105251104516

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/201

i
ANALISIS STRATEGI PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT, INFAK, DAN
SEDEKAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK
PADA BAITUL MAAL HIDAYATULLAH
KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memporoleh Gelar


Sarjana Hukum (SH) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURUL MAGHFIRA
105251104516

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/201

ii
iii
iv
v
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurul Maghfira

NIM : 105251104516

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Agama Islam

Kelas :B

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun

sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka bersedia

untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 22 Dzulqa’dah, 1441 H

14 Juli 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

vi
ABSTRAK

Nurul Maghfira. 105251104516. Analisis Strategi Pendistribusian Dana


Zakat,Infak dan Sedekah dalam Meningkatkan kesejahteraan Mustahik pada
Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba . Dibimbing oleh H. Muchlis Mappangaja
dan Siti Walida Mustamin.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang dilakukan di
Komp Somba II Kel. Caile, Kec. Ujung Bulu, Kab.Bulukumba . Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dan Pendistribusian dana
Zakat,Infak dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik pada
Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel, yaitu X1 Distribusi dan X2 Zakat, Infak dan Sedekah variabel independen
dan Y kesejahteraan Mustahik sebagai variabel dependen.
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang
diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Least square (PLS)
yaitu metode berbasis regresi linear.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel Distibusi memiliki
pengaruh yang signifikan karena nilai thitung= 4,115982 lebih besar dari ttabel=
1.99085 terhadap variabel Zakat,Infak dan Sedekah, dan variabel Zakat,Infak dan
Sedekah berpengaruh signifikan positif dengan nilai t hitung= 2,313777 lebih besar
dari pada nilai ttabel= 1.99085 terhadap variabel kesejahteraan mustahik. Sama
halnya dengan hubungan antara variabel Distribusi berpengaruh signifikan dengan
nilai thitung= 21,19474 lebih besar dari pada nilai t tabel= 1.99085 variabel
kesejahteraan mustahik.

Kata kunci: Distribusi, Zakat,Infak dan Sedekah, Kesejahteraan Mustahik

vii
ABSTRACT

Nurul Maghfira. 105251104516. Analysis of Strategy Distribution of Zakat,


Infaq and Alms Funds in Improving the welfare of Mustahik in Baitul Maal
Hidayatullah Bulukumba. Supervised by H. Muchlis Mappangaja and Siti
Walida Mustamin.
This type of research is a quantitative study, conducted in Komp Somba II
Kel. Caile, Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba. This study aims to determine how
the strategy and distribution of Zakat, Infaq and Alms funds in Improving
Mustahik Welfare in Bululumba Baitul Maal Hidayatullah. In this study consisted
of three variables, namely X1 Distribution and X2 Zakat, Infaq and Alms
independent variables and Y welfare of Mustahik as the dependent variable.
The total sample in this study amounted to 80 people. Data collection is
done by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore, the data
obtained are then processed through the Partial Least square (PLS) method, which
is a linear regression based method.
The results of this study prove that the distribution of variables has a
significant effect because the value of tcount = 4.115982 is greater than ttable =
1.99085 on the variables of Zakat, Infaq and Alms, and the variables of Zakat,
Infaq and Alms have a significant positive effect with tcount = 2.313777 more
greater than the value of t table = 1.99085 on the welfare variable mustahik.
Similarly, the relationship between the variables of distribution has a significant
effect with the value of t = 21.19474 greater than the value of the table = 1.99085
mustahik welfare variable.

Keywords: Distribution, Alms, Alms and Alms, Welfare of Mustahik

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi puji syukur penilis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Rabb

semesta alam yang tidak pernah berhenti memberikan berjuta nikmatNya. Maka

suci Allah yang telah memudahkan segala urusan.Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,sahabat dan pengukutnya yang

setia sampai akhir zaman.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada punca tanpa tanjakan, tiada kesuksesan

tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,

akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari

uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan

moril dan materil, Terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta

Bapak Syafaruddin dan Ibu Hayati, yang tiada henti-hentinya mendoakan,

memberi dukungan saya selama menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih

yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada:

1. Prof. Dr. h. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi

Syariah dan Sekretaris Prodi, dan para dosen Prodi Hukum Ekonomi

Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

ix
4. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP dan Siti Walida Mustamin, S.Pd.,

M.Pd.I selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan

banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.

5. Sahabat dan teman penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis senantiasa mengharapkam kritikan dan saran dari berbagai pihak yang

sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persolan tidak akan berarti sama

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 22 Dzulqa’dah, 1441 H


14 Juli 2020 M

Nurul Maghfira

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... ii

SURAT MUNAQASAH.............................................................................. iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .............................................................................. 7

1. Srategi .................................................................................. 7

2. Pengertian Pendistribusian ................................................. 15

3. Zakat,Infak dan sedekah..................................................... 17

4. Mustahik............................................................................. 26

xi
B. Kerangka Pikir ....................................................................... 30

C. Kerangka Konseptual ............................................................ 31

D. Hipotesis ............................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 34

B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................ 34

C. Variabel Penelitian ............................................................... 35

D. Definisi Operasional Variabel .............................................. 35

E. Populasi dan Sampel............................................................. 36

F. Instrumen Penelitian ............................................................. 37

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 38

H. Teknik Analisis Data ............................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lembaga ZIS Baitul Maal Hidayatullah

Bulukumba ........................................................................... 42

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ......................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 74

B. Saran ..................................................................................... 74

C. Rekomendasi ........................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 79

LAMPIRAN ................................................................................................ 80

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ......................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual .............................................................. 31

Gambar 4 Model Specification ................................................................. 61

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert ............................................................................................38

Tabel 4.1 Analisis SWOT Strategi Zakat ...............................................................56

Tabel 4.2 Distribusi ................................................................................................57

Tabel 4.3 Zakat,Infak dan sedekah ........................................................................58

Tabel 4.4 Kesejahteraan mustahik ........................................................................59

Tabel 4.5 Overview ...............................................................................................62

Tabel 4.6 Redundancy ...........................................................................................62

Tabel 4.7 Chronbachs Alpha ..................................................................................63

Tabel 4.8 Latent Variable Corelation ...................................................................63

Tabel 4.9 R Square .................................................................................................63

Tabel 4.10 Ave ..................................................................................................... 63

Tabel 4.11 Communality .......................................................................................64

Tabel 4.12 Total Effects ........................................................................................ 64

Tabel 4.13 Composite Reability ............................................................................64

Tabel 4.14 Outer Loadings (Mean,STDEV, T-Values) ........................................64

Tabel 4.15 Path Coefficients (Mean,STDEV,T-Values) ......................................65

Tabel 4.16 Overview .............................................................................................67

Tabel 4.17 Cross Loadings .....................................................................................68

Tabel 4.18 Laten Variable Corelations .................................................................69

Tabel 4.19 Path Coefficients (Mean,STDEV, T-Values) ......................................70

Tabel 4.20 R Square ...............................................................................................70

xiv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesejahteraan sosial hingga kini masih terus menjadi pekerjaan

rumah bagi Negara-negara yang ada di dunia, terutama yang terjadi di

Indonesia. Masalah kesejahteraan sosial dari tahun ke tahun masih tetap

bermasalah dalam hal menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakatnya.

Hal ini terjadi karena disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi

serta faktor-faktor lain yaitu pembangunan yang belum merata di setiap

daerah-daerah di Indonesia, baik itu pembangunan sarana pendidikan dan

pembangunan-pembangunan lainnya.

Dalam ekonomi Islam, Pendistribusian kesejahteraan kepada seluruh

umat manusia salah satunya dapat melalui zakat, infak dan sedekah.

Zakat,infak dan sedekah merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi islam

dalam memberdayakan umatnya dan mengandung asas keadilan didalamnya. 1

Zakat, infak dan sedekah juga memiliki beberapa fungsi lainnya. 2

Fungsi yang pertama adalah tanggung jawab social (dalam hal

penanggulangan kemiskinan,pemenuhan kebutuhan fisik minimum,

penyediaan lapangan kerja, dan juga bantuan dalam hal adanya bencana

alam,dan lain-lain). Kedua, perekonomian, yaitu dengan mengalihkan harta

yang tersimpan dan tidak produktif dikalangan masyarakat. Ketiga, tegaknya

1
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna
Bhumy,1995), h. 64
2
Majalah BAZNAZ edisi September Tahun 2016

1
2

jiwa umat,yaitu melalui tiga prinsip menyempurnakan kemerdekaan setiap

individu, membangkitkan semangat beramal shaleh yang bermanfaat bagi

masyarakat luas, serta memelihara dan mempertahankan akidah.

Selain itu juga zakat,infak dan sedekah memiliki beberapa tujuan dan

hikmah,yaitu:3

1. Sebagai perwujudan keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT

2. Sebagai salah satu upaya untuk membantu para mustahik agar mencapai

kehidupan yang lebih sejahtera.

3. Untuk memasyarakatkan etika berusaha dan bekerja.

4. Untuk melakukan kegiatan pemerataan pendapatan.

Adapun yang perlu dijadikan pedoman sebagai pelengkap bagi para

amil dalam mengelola zakat sebagaimana yang terdapat dalam surat at-

Taubah ayat 103.

  


 
 
   
   
  

Terjemahnya :
Ambillah zakat dari sebagian, harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

3
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, (Jaakarta: Gema Insani
Press,2007), h.15
3

Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”4
Secara mendasar dalam firman Allah SWT Surat at-Taubah ayat 103

telah disebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para amil atau

pengelola zakat, di antaranya “Ambillah dari harta mereka sedekah (zakat)”.

Dari kata-kata ini dapat ditarik kesimpulan adanya Al-Mudharabah (inisiatif)

manajemen yang berarti amil tidak sekedar menunggu datangnya zakat

tersebut, akan tetapi amil haruslah memperhatikan sikap amil yang

dituangkan dalam bentuk perencanaan, strategi dan pengelolaan yang baik.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 25

menjelaskan bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai

dengan ketentuan syariat Islam dan pasal 27 zakat dapat didayagunakan untuk

usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan

kualitas umat.5

Distribusi dana zakat merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan

langsung dengan orang-orang yang kekurangan dalam hal finansial. Oleh

karena itu, distribusi mempunyai peranan yang sangat besar.6 Setiap lembaga

tidak bisa lepas dari masalah penyaluran atau distribusi dana zakat yang

diterima untuk disalurkan kepada masyarakat. Lembaga penerima dana zakat

mempunyai hak untuk menentukan kebijakan distribusi. Adapaun distribusi

4
Agus Hidayatullah, et.al., AlJamil Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata,
Terjemah Inggris (Bekasi: Cipta Bagus Segera, 2012), h. 203. (Tanda Tashih kode: V-
II/U/0.10/II/2012,tanggal 6 Februari 2012).
5
Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat, h. 6
6
Fandy Tjipto, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 1997, h. 102.
4

dana zakat di Indonesia terdapat dua macam kategori, yaitu distribusi secara

konsumtif dan distribusi secara produktif.7

Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat tidak

hanya mengandalkan kemampuan pemerintah yang terbatas, akan tetapi perlu

upaya lain untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran tersebut lewat

partisipasi masyarakat. Melihat mayoritas masyarakat Indonesia adalah

beragama Islam, partisipasi masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam

lembaga zakat.

Salah satu lembaga zakat yang bergerak dibidang pemberdayaan

masyarakat adalah Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah. Baitul

maal hidayatullah (BMH) merupakan lembaga yang bergerak dalam

penghimpunan dana Zakat, infaq, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) dan Hibah

dalam pengelolaan dana sosial kemanusiaan dan Corporate Social

Responsibility (CSR) perusahaan. Dana yang dikelola didistribusikan melalui

program pendidikan, dakwah, sosial kemanusiaan dan ekonomi secara

nasional.

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, menarik

keingintahuan penulis untuk mengetahui lebih detail mengenai distribusi dana

zakat, infak dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam

skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pendistribusian Dana Zakat, Infak

dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik pada Baitul

Maal Hidayatullah Bulukumba.

7
Fakhruddin, Fikh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN Malang Press, 2008,
h. 314.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,

maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskansebagai

berikut :

1. Apakah variabel Distribusi berpengaruh terhadap Zakat,Infak dan Sedekah

pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba ?

2. Apakah variabel zakat,infak dan sedekah berpengaruh terhadap

kesejahteraan mustahik pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba ?

3. Apakah variabel distribusi berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik

pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penulis ini mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Guna mengetahui pengaruh distribusi terhadap Zakat,Infak dan Sedekah

pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba

2. Guna mengetahui pengaruh zakat,infak dan sedekah terhadap

kesejahteraan mustahik pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba

3. Guna mengetahui pengaruh distribusi terhadap kesejahteraan mustahik

pada Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba


6

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian yaitu agar menambah wawasan ilmu pengetahuan

dalam bidang ekonomi Islam, khususnya keilmuan dalam bidang

pendistribusian dana (ZIS) zakat, infak dan sedekah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini berguna sebagai suatu sarana untuk

mendapatkan pengalaman ilmiah dan juga merupakan sarana untuk

menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh yaitu dengan melihat

fenomena yang terjadi di lapangan.

b. Penulis Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

untuk pengembangan selanjutnya.

c. Bagi Baitul Maal Hidayatullah

Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat

bagi pihak Baitul Maal Hidayatullah dalam memaksimalkan dana zakat,

infak dan sedekah yang berhasil dihimpun dari masyarakat kemudian

didistribusikan kepada mustahik.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Stategi

a) Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos yang

berasal dari kata sratogos, yang berarti militer Ag yang berarti

memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan Generalship atau

SAeavsesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat

rencana untuk menaklukkan dan memenangkan perang. 8 Sehingga tidak

mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi

digunakan dan popular dilingkungan militer.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak

diadopsi dan diberi yang lebih luas sesuai dengan bidang ilmu atau

kegiatan yang menempatkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas

pada konsep atau seni seorang jenderal di masa perang, tetapi sudah

berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin.9

Penggunaan kata srategi dalam manajemen suatu organisasi

diartikan sebagai kiat cara dan taktik utama yang dirancang secara

8
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkirflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta : Lembaga Penerbitan fakultas Ekonomi UI,1999),h. 8.
9
Ibid, h.10.
7
8

sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada

tujuan organisasi.10

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah

seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan

kegiatan tertentu.11

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian Strategi,

Penulis mengedepankan pengertian strategi yang dikemukakan

beberapa pakar diantaranya :

1. Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan

utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan

atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan

mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan tujuan tersebut.12

2. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “ dalam pengertian

dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan

suatu persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk

merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia.

Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu

10
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan ,(Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press,2000), Cet ke-
1, h. 147.
11
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka, 1997), h. 199.
12
A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Pronhallindo, t.t.),h. 58.
9

cara untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-

kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.”13

3. Menurut Stainer dan Minner, Strategi adalah penetapan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat

kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi

tentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya

secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan

tercapai.14

4. Menurut Din Syamsuddin, Strategi mengandung arti diantaranya :

a) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

b) Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk

mencapai tujuan

c) Setelah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan

fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.15

5. Menurut William F. Gluek, yang dikutip dalam buku Amirullah, et.

Al, Strategi merupakan sesuatu yang dipersatuan, bersifat

kompeherensif terintegrasi yang menghubungkan atau lembaga

terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan

13
Fuad Amsari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990),
h.40.
14
George Stainer dan John Minner,Manajemen Strategik, (Jakarta:Erlangga,t.t), h.20.
15
Din Syamsuddin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat madani,(Jakarta :
Logos,2000), Cet ke-1, h. 127.
10

bahwa sejarah dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi yang menerapkannya. 16

Dari beberapa pengertian di atas maka penulis dapat

menyimpulkan: ada beberapa rumusan-rumusan yang ada dalam

strategi, namun demikian tidak merubah ide-ide pokok yang terdapat

dalam pengertian semula diantaranya, yaitu :

1. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu untuk

mencapai tujuan organisasi

2. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan

organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

b) Proses Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya,

bergerak berputus pada lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti

pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.17 Adapun proses strategi

terdiri dari tiga tahapan :

1) Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman

eksternal, mmenetapkan suatu objektivitas, menghasilkan

strategi alternative memilih strategi untuk melaksanakan. 18

16
Amirullah dan Sri Budi Cantika,Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Logos,2000), Cet ke-
1, h.127.
17
Fred R David,Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002),h.3.
18
Ibid, h.15.
11

Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk

memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu

keputusan dalam satu proses kegiatan.

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan

menjadi kerangka kerja diantaranya :

a. Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas

informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan

untuk merumuskan strategi.

b. Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah menfokuskan pada

menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan

mamadukan faktor-faktor eksternal dan internal.19

c. Tahap keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran

dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah

diidentifikasi dalam tahap kedua.20

Perumusan Strategi haruslah selalu melihat kearah depan

dengan tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan

memiliki andil yang besar.

19
Ibid, h. 182.
20
Ibid, h. 5.
12

2) Implemetasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memanfaatkan sistem informasi yang masuk. 21 Implementasi

strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena

implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi

yang telah dirumuskan menjadi tindakan.

Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan

sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung

strattegi merupakan usaha yang dilakukan dalam

mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses

mebutuhkan dukungan disiplin,motivasi dan kerja keras.

3) Evaluasi Strategi

Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi. Tiga

macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi

yaitu :

Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan

ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi.

Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang

harus dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu

21
Ibid, h. 5.
13

hambatan dalam mencapai tujuan, begitupula dengan faktor

internal yang diantaranya strategi yang tidak efektif atau

aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula

pada hasil yang akan dicapai.

a. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan

dengan kenyataan yang didapat). Menyelidiki

penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu

dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian

sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi

strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang

meramalkan hasil yang lebih penting daripada kriteria yang

mengungkapkan dengan apa yang telah terjadi.

b. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa

prestasi sesuai dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti

bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan

strategi baru dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila

tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yyang dibayangkan

semula untuk pencapaian yang direncanakan maka disitulah

tindakan korektif diperlukan.22

Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik

untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal,

22
Ibid, h. 104
14

menghindari, mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal

serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan

korektif harus konsisten secara internal dan bertanggung jawab

secara sosial.

Evaluasi Strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa

depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks

dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi

akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Evaluasi strategi sangat

penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai.

Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua

kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus

memicu tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.

c) Faktor-faktor Strategi

Kesadaran bagi setiap orang baik sebagai individu atau

kelompok organisasi, baik organisasi sosial atau organisasi bisnis

tentang tujuan yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha

untuk mencapai tujuan tersebut dan sebuah usaha-usaha yang

mengarahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan

organisasi kepada tujuannya untuk itu konsep suatu strategi harus

memperhatikan faktor-faktor strategi,diantaranya :


15

a. Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada kondisi dan selalu

berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas

kepada segala sendi kehidupan manusia. Sebagai individu

masyarakat, tak hanya kepada cara berfikir tetapi juga

tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan pandangan

kehidupan.

b. Lingkungan organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya

dan kebijakan organisasi yang ada.

c. Kepemimpinan

S.P Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan

yakni seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam

mengambil keputusan. Oleh karena itu, setiap pemimpin

dalam menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan

baik eksternal atau internal berbeda.23

2. Pengertian Pendistribusian

Pendistribusian adalah tata cara atau tindakan penyaluran barang

atau jasa ke pihak lain dengan tujuan tertentu.24 Jadi, pendistribusian

zakat adalah penyaluran zakat kepada orang yang berhak menerima

(mustahik) baik secara konsumtif ataupun produktif dengan tujuan

agar kesejahteraan mustahik dapat meningkat. Sasaran mustahik zakat


23
S.P Siagian, Manajemen Modern ,(Jakarta : masagung, 1994), Cet ke-2, h. 9.
24
Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2003)
16

sudah ditentukan sebagimana disebutkan dalam surat at- Taubah ayat

60 yaitu delapan golongan. Dari ayat tersebut cukup jelas bahwa

pendistribusian zakat harus sampai kepada delapan golongan yang

telah disebutkan, walaupun dalam perkembangannya mengalami

perluasan makna karena menyesuaikan dengan perkembangan situasi

dan kondisi modern.

Model pendistribusian harta zakat oleh muzzaki ada dua cara yaitu

dapat dilakukan secara langsung kepada mustahik atau lewat lembaga

zakat yang nantinya akan disalurkan kepada mustahik.25 Distribusi

zakat terkadang hanya bersirkulasi pada suatu tempat tertentu, ketika

zakat tidak dikelola secara keseimbangan dan diberikan langsung oleh

si pemberi zakat (muzaki) kepada mustahik. Hal ini salah satu faktor

penyebabnya karena kurang adanya lembaga zakat yang profesional,

yang menyampaikan dana zakat tersebut kepada umat yang

membutuhkan juga berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat.26

Untuk mencapai hasil yang maksimal, efektif dan efisien serta

tercapainya tujuan dan sasaran zakat, maka pendayagunaan alokasi

dana zakat dapat digolongkan kedalam empat katagori, sebagai

berikut:

25
Yusuf al-Qaradawi,Hukm Az-Zakah, terj. Salman Harun dkk, Hukum Zakat (Bandung:
Mizan, 1996), h. 510
26
Didin Hafidhuddin, Zakat dan Peningkatan Kesejahteraan (Upaya Memahami Kembali
Makna Dan Hakikat Zakat) dalam Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta: Penerbit UIN Syarif
Hidayatullah, 2002), h.264
17

a. Bersifat konsumtif tradisional yaitu zakat dibagikan kepada

mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah

yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari atau zakat harta yang dibagikan kepada para korban

bencana alam.

b. Penyaluran bersifat konsumtif kreatif yaitu zakat diwujudkan

dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam

bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.

c. Penyaluran dalam bentuk produktif tradisional yaitu zakat yang

diberikan dalam bentuk barang produktif seperti kambing, sapi, alat

cukur, dan sebagainya. Pemberian dalam bentuk alat produksi

tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka

lapangan kerja bagi fakir miskin.

d. Penyaluran dalam bentuk produktif kreatif yaitu zakat diberikan

dalam bentuk pemodalan baik untuk membangun proyek sosial

atau menambah modal pedagang atau pengusaha kecil.27

3. Zakat, Infak dan Sedekah

1). Zakat

Menurut Mubasirun, zakat merupakan institusi resmi yang

diarahkan untuk menciptakan pemerataan dan pemberdayaan

masyarakat sehingga taraf kehidupan masyarakat dapat

ditingkatkan (Mubasirun,2013 : 494)

27
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf (Jakarta: Universitas
Indonesia, 1988), h. 62-63
18

1) Pengertian dan hukum zakat

Zakat berawal dari kata zaka yang artinya berkah, tumbuh,

bersih dan baik. Zakat berarti suci, tumbuh, berkah, terpuji,

bertambah dan subur (Qardhawi, 1991:34). Tumbuh dan

berkembang ini dapat dilihat dari dua sisi (Ridwan, 2014 : 141),

yaitu :

a. Dari sisi muzakki, Allah SWT menjanjikan bagi siapa saja

yang mau mengeluarkan sebagian hartanya dalam bentuk

zakat, infak ataupun sedekah akan diberi ganjaran yang yang

berlipat, tidak hanya diakhirat, tetapi juga didunia. Hal ini

sebagaimana firman Allah sebagai berikut :

 

 
 
 
 
  
 
  
 
  
  

Terjemahan:

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya


dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh
tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa saja yang dia kehendaki, dan
Allah Maha luas, Maha mengetahui (Al-Baqarah:261)
19

b. Dari sisi mustahik, dengan zakat yang diberikan secara

terprogram bagi mustahik akan dapat mengembangkan

harta yang dimilikinya, bahkan akan mampu mengubah

kondisi seseorangyang asalnya mustahik menjadi muzakki.

Sedangkan menurut istilah syariah (syara’) zakat berarti

sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah

diserahkan kepada orang-orang yang berhak, yaitu mereka

yang dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya sebagai

berikut :

 






 


  

 
   
 
 
Terjemahan :

Sesungguhnya zakat itu, hanyalah untuk orang-


orang fakir,orang miskin,amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (mu’allaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
20

sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha mengetahui,


Maha Bijaksana (At-Taubah : 60).

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa zakat tidak dapat

diserahkan kecuali untuk 8 kelompok (sektor) sebagai berikut :

a). Orang Fakir

b). Orang Miskin

c). Amil

d). Mu’alaf

e). Riqab (budak)

f). Gharimin (orang yang berhutang)

g). Fii Sabililllah

h). Ibnu Sabil

“Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, ia

berkata, Hanzhalah bin Abi Sufyan memberitahukan kepada kami

dari Ikrimah bin Khalid dari Ibn Umar ia berkata : Rasulllah Saw,

bersabda : Islam didirikan atas lima sendi: Mengaku bahwa tidak

ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,

mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji dan

berpuasa di bulan Ramadhan.


21

Zakat diwajibkan atas setiap orang Islam yang

merdeka,dewasa,berakal dan memiliki harta yang mencapai satu

nishab, Zakat merupakan suatu ibadah sehingga para ulama

memberikan syarat kedewasaan bagi wajibnya zakat, dan hal ini

merupakan hak kaum fakir miskin atas orang kaya. (Rusyd,

1990:510)

Konsep zakat ini adalah salah satu ibadah di bidang harta

yang memiliki nilai-nilai sosial, sehingga dalam pelaksanaanya

memerlukan tata cara perhitungan dan pembagiannya juga

diperlukan sekelompok orang yang bertugas mengelola segala

aspek perzakatan, tidak diserahkan pada kesadaran individu

masing-masing.

Zakat menurut Undang-undang No 23 tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat dijelaskan bahwa zakat adalah harta yang wajib

dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk

diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

syariah islam.

Hukum zakat yang wajib meniscayakan bahwa zakat

merupakan bentuk kedermawaan dan juga bentuk ketaatan kepada

Allah SWT. Sehingga harus diperhatikan mengenai tata cara

pembayaran dan pembagiannya, zakat sebagai ibadah yang jika

tidak dilaksanakan, ada hak orang lain yang terambil.

(Ridwan,2013 : 141).
22

2). Macam-macam Zakat

a). Zakat Fitrah / zakat badan adalah zakat yang wajib

dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap muslim

mukallaf (orang yang dibebanni kewjiban oleh Allah) untuk

dirinya sendiri dan untuk setiap jiwa yang menjadi

tangggungannya.

b). Zakat Mal atau zakat harta benda, telah difardhukan Allah

sejak permulaan Islam sebelum Nabi SAW berhijrah ke

Madinah.

c). Zakat Zara’ah (Pertanian / segala macam hasil bumi

sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :

  
 
 







 
  
  
 
 
  
 
  
 
23

Terjemahan:
Dan dialah yang menjadikan tanaman-tanaman
yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma,
tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa
(rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah, dan
berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik
hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan (QS.Al-An’am :
141).
d) Zakat Ma’adin (Barang Galian), yaitu segala yang

dikeluarkan dari bumi yang berharga, seperti timah, besi,

emas, perak dan lain-lain.

e). Zakat Rikaz (harta temuan / harta karun ), rikaz adalah

harta (barang temuan) yang sering dikenal dengan istilah

harta karun. Tidak ada nizab dan haul. Besar zakatnya

20%.

f). Zakat binatang ternak

g). Zakat tijaroh (perdagangan), ketentuan zakat ini adalah

tidak ada nizab, diambil dari modal (harga beli), dihitung

dari barang yang terjual sebesar 2,5%. Waktu pembayaran

zakatnya dapat ditangguhkan hingga satu tahun atau

dibayarkan secara periodic (bulanan, triwulan atau

semester) setiap setelah belanja, atau setelah diketahui

barang yang sudah laku terjual.28

28
Cholid Padlullah. Mengenal Hukum ZIS (Zakat,Infak dan sedekah) dan pengalamannya
di DKI Jakarta, Jakarta : badan amil Zakat dan Infaq/Sedekah
24

2). Infak

Infak berasal dari kata anfaqa yang artinya keluar, yang berarti

mengeluarkan sesuatu harta untuk kepentingan sesuatu yang

tujuannya untuk mendapatkan ridho Allah.29 Sedangkan menurut

terminology syariat, infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau

pendapatan/penghasilan untuk sesuatu yang diperintahkan ajaran

islam. Jika zakat ada nishabnya, infak tidak mengenal nishab. Infak

juga sebagian kecil dari harta yang digunakan untuk kebutuhan orang

banyak sebagai kewajiban yang dikeluarkan karena atas dasar

keputusan diri sendiri.30 Pengertian dari infak juga merupakan sesuatu

yang dibelanjakan untuk kebaikan. Infak juga tidak memiliki batas

waktu untuk begitu juga dengan besar dan kecilnya. Akan tetapi infak

biasanya identik dengan harta yaitu sesuatu yang diberikan untuk

kebaikan. Jika ia berinfak maka kebaikan akan kembali kepada dirinya

sendiri, jika tidak melakukan infak maka tidak jatuh kepada dosa.31

Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, infak adalah harta yang

dikeluarkan oleh seseorang atau badan diluar zakat untuk

kemaslahatan umum. 32

Seperti pada ayat Al-Qur’an Surah Ali Imran : 134


29
Didin Hafihuddin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, dan sedekah, (Jakarta : Gema
Insani, 1998),h. 14
30
Amiruddin, Anatomi Fiqh Zakat,…h. 13
31
Beni Kurniawan, Manajemen Sedekah,(Tangerang:Jelajah Nusa,t.t.P)h. 19
32
UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
25

 
 



 
  
 

Terjemahan :

(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di


waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa infak tidak ditetapkan

waktunya seperti zakat, infak dikeluarkan oleh setiap orang yang

beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah. Jika

zakat harus diberikan kepada siapa pun juga, misalnya untuk kedua

orang tua, anak yatim dan sebagainnya.

4. Sedekah

Sedekah berasal dari kata shadaqah, yang berarti jujur atau benar.

Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan

imannya.

Sedekah menurut syara’ adalah melakukan suatu kebajikan sesuai

dengan ajaran Al-Qur’an dan as-Sunnah, baik yang bersifat materiil

maupun non materiil. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 23

tahun 2011 menyebutkan bahwa sedekah adalah harta atau nonharta


26

yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk

kemaslahatan umum.

Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan

pengertian infak. Termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya.

Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti

lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil. Adapun

Anjuran tentang bersedekah seperti dalam Al-Qur’an Surah Al-

Baqarah : 254

 

 
  
   
   
  
 
 
Terjemahan :

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (dijalan Allah)


sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum
datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada
lagi syafa’at dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.33

Dalam ayat ini menyuruh kita untuk sering bersedekah sebelum

terjadinya hari kiamat yang tidak ada jual beli. Sedekah bisa

memberikan dan mendatangkan syafa’at ketika di akhir kelak bagi

33
Al-Muyassar, Al-Qur’an dan Terjemahannya juz 1 s/d 30,…h. 79
27

orang yang sering bersedekah. Baik sedekah fisik maupun materi

keduanya akan mendapat pahala yang sama.

5. Mustahik

Ada dua istilah yang digunakan dalam zakat, yaitu muzakki dan

mustahik. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No.38 Tahub

1999 Tentang pengelolaan Zakat pada Bab I Pasal 1 ayat (5) yang di

maksud muzakki adalah seorang muslim atau badan usaha yang

berkewajiban menunaikan zakat sedangkan mustahik adalah orang

yang berhak menerima zakat. Tidak semua orang termasuk dalam

penerima zakat. Orang berhak menerima zakat telah di sebutkan dalam

Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60:

 





 

 
  
  
   
  
Terjemahnya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
28

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan allah, dan Allah


Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah 9:60)34

Dari Ayat Tersebut bias kita ambil kesimpulan bahwa mustahik

zakat itu ada 8 asnaf (bagian), diantaranya; 35

a. Fakir

Orang yang termasuk dalam kategori fakir adalah orang yang

hidupnya sengsara dan tidak memiliki harta tenaga serta fasilitas

untuk membantu kelangsungan hidupnya.

b. Miskin

Yang termasuk dalam kategori miskin adalah orang memiliki

pekerjaan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dengan kata lain, miskin ini sebearnya lebih baik

kehidupannya disbanding fakir.

c. Amil

Amil adalah orang atau badan yang diangkat oleh pemerintah

dengan tugas dan wewenang untuk mengelola zakat, Untuk para

amil yang tidak mendapatkan gaji khusus dari pemerintah berhak

mendapatkan dana zakat.

d. Mualaf

34
Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahnya , (Jakarta: Bumi Restu, 1976).
35
Kementrian Agama RI, Fiqh Zakat, hal.86-96.
29

Mualaf pada umumnya dipahami sebagai orang yang baru masuk

agama islam, namun dilihat dari sejarahnya pada masa awal masuk

Islam mualaf yang diberikan dana zakat dibagi kepada dua

kelompok yaitu kafir, yang diharapkan dapat masuk Islam dan

yang dikhawatirkan menyakiti umat Islam. Orang Islam, terdiri

dari pemula muslim yang disegani oleh orang kafir, muslim yang

masih lemah imamnya agar dapat konsisten pada keimanannya,

dan muslim yang berada di daerah muslim.

e. Riqab (budak)

Yang dimaksud riqab dalam fiqih zakat adalah budak yang

diberikan kesempatan oleh tuannya untuk membebaskan diri.

f. Gharimin (orang yang berhutang)

Yang dimaksud gharimin dalam hal ini adalah orang yang

berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak

sanggup untuk merubahnya. Syarat tidak mampu membayar hutang

ini perlu ditegaskan agar jangan sampai ada upaya untuk

melakukann penyimpangan dalam pendistribusian zakat. Oleh

karena itu, pengurus zakat diharuskan meneliti dengan cermat

proses terjadinya hutang tersebut.

g. Fii Sabilillah

Secara harfiah, fii sabilillah berarti “pada jalan menuju (ridla)

Allah”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cakupan fii

sabilillah sangat luas, karena menyangkut perbuatan baik yang


30

disukai Allah. Jumhur ulama memberikan pengertian fii sabilillah

sebagai peran mempertahankan dan memperjuangkan agama Allah

yang meliputi Islam dan kaum muslimin. Jumhur Ulama sepakat

bahwa zakat tidak boleh diberkan selain 8 golongan itu. Namun

demikian, ada mafassirin yang berpendapat bahwa fii sabilillah itu

juga mencakup kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan

sekolah,rumah sakit dan lain-lain. Sebagian pengikut mazhab

Hanafi menafsirkan kata sabilillah degan menuntut ilmu sehingga

para pelajar yang menuntut ilmu bias mendapatkan bagian dari

zakat walaupun mereka kaya.

h. Ibnu sabil

Ibnu sabil diartikan sebagai orang yang dalam perjalanan. Yang

dimaksud disini adalah bukan perjalanan untuk maksiat.Ibnu sabil

ini adalah orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat

dan dia mengalami kesengsaraan dalam hal ini kekurangan

ataupun kehabisan ongkos dalam perjalanan.


31

B. Kerangka Pikir

Al-Qur’an
QS. At-Taubah : 130

QS. Al-Baqarah : 254

As-Sunnah

Ubaidullah bin Musa

Studi Teoritik Studi Empirik


Studi UU No.23/2011 diatur dengan
1. Distribusi adalah
kegiatan menyalurkan dua model, yaitu : pertama,
zakat dikelola lembaga yang
suatu produk, baik itu dibentuk oleh pemerintah.
barang atau jaza, dari Rumusan Masalah Kedua, zakat dikelola lembaga
produsen ke konsumen yang di bentuk oleh masyarakat.
sehingga produk
tersebut tersebar luas. UU RI No.38/1999 huruf (b)
2. Pengelolaan zakat bahawa menunaikan zakat
adalah kegiatan merupakan kewajiban umat
Hipotesis Islam Indonesia yang mampu
perencanaan,
dan hasil pengumpulan zakat
pengorganisasian, merupakan sumber dana yang
pengumpulan dan potensial bagi upaya
pendistribusian serta mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
pendayagunaan zakat.

Analisis Kuantitatif

Skripsi

1. Pengembangan Ilmu
2. Manfaat karya ilmiah
3. Motifasi penelitian lanjutan
4. Kesimpulan dan
rekomendasi

Gambar 2.1 Kerangka Fikir


32

C. Kerangka Konseptual

Pemerataan (X1) Perencanaan( Seleksi(X3)


X2)

Distribusi(𝛽)

Agama (Y1)

Kesejahteraan
Keilmuan(Y2)
Mustahik(𝜗)

Harta (Y3)
Zakat,Infak dan
Sedekah (𝛾)

Pengelolah (x4) Amil(x5) Muzakki(x6)

Keterangan :

Variabel

Indikator

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual


33

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas

permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran

dugaan tersebut.36 Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan

hipotesis dari penelitian ini, yaitu :

1. Diduga, distribusi berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik

2. Diduga, zakat,infak dan sedekah (ZIS) berpengaruh terhadap

kesejahteraan mustahik

3. Diduga, distribusi dan zakat,infak dan sedekah (ZIS) berpengaruh

terhadap kesejahteraan mustahik

36
Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Edisi Revisi 2.
(Jakarta : PPM, 2007). h. 89.
34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil

pengamatan langsung di Baitul Mal Hidayatullah dengan menggunakan skala

Likert dengan 1 sampai 5 skor berdasarkan data-data yang diperoleh dari

Baitul Mal Hidayatullah Cabang Bulukumba.

Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode pendekatan penelitian

secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-

hubungannya.Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan

menggunakan model-model matematis dan teori-teori serta hipotesis yang

berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang

sentral dalam penelitian kuantitatifkarena hal ini memberikan hubungan yang

fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis serta

hubungan-hubungan kuantitatif.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba

( belakang tadion mini Bulukumba samping Loka 21 Btn Somba II). Objek

dalam penelitian ini adalah Mustahik (orang-orang yang berhak menerima

zakat) pada Lembaga Baitul Mal Hidayatullah Bulukumba.

33
35

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi penyebab pada variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel bebas diantaranya Distribusi dan Zakat,Infak dan sedekah

(ZIS). Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan keberadaan

variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel lain atau bebas dari ada

atau tidaknya variabel lain.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Kesejahteraan Mustahik. Dinamakan variabel

terikat karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi

variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh variabel bebas.

D. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:

1. Distribusi adalah tata cara atau tindakan penyaluran barang atau jasa ke

pihak lain dengan tujuan tertentu yang berpotensi untuk mempengaruhi

zakat, infak dan sedekah dan variabel kesejahteraan mustahik.

2. Zakat, Infak dan sedekah (ZIS) merupakan bagian tertentu dari harta

tertentu yang dikeluarkan atau disalurkan dengan cara dan syarat-syarat

tertentu kepada orang-orang atau badan/lembaga yang tertentu pula. Selain


36

mewajibkannnya zakat dalam hal menyucikan harta dan memakmurkan

umat islam, Allah juga menganjurkan kepada seluruh umat Islam untuk

mengeluarkan sebagian hartanya melalui infak dan sedekah yang bersifat

sunnah.

3. Kesejahteraan mustahik adalah mustahik yang terlepas dari segala macam

gangguan, kesukaran, dan hidupnya diliputi keamanan dan keselamatan

sehingga merasakan kemakmuran.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suhasimi Arikunto adalah “keseluruhan objek yang

diteliti”.37 Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini

adalah mustahik yang dipilih oleh Baitul Maal Hidayatullah

Bulukumba. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih sebanyak 100

orang yang menjadi nasabah pada Lembaga Baitul Maal Hidayatullah

Bulukumba.

2. Sampel

Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.38

Adapun sampel dari sebagian mustahik pada Baitul Maal hidayatullah

Bulukumba yaitu sebanyak 100 orang. Pada saat penelitian berlangsung

menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut :

37
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 102.
38
Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada , 2001), h. 136.
37

Rumus Sloving : n = N

(1+ N)

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat error (5%)

Diketahui : n = 100

1+(0.05)2(100)

= 100

1.25

= 80 Responden

F. Instrumen Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder.Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara

langsung objek yang diteliti, yang berupa angket.Sedangkan data sekunder,

yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang

memuat peristiwa masa lalu yang dapat dapat diperoleh dari jurnal, majalah,

buku, data statisitik maupun dari internet.Selain itu, data juga dapat diperoleh

dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan seperti

literatur, company profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan

penelitian ini,penulis menggunakan bebarapa alat yang mendukung dalam

melakukan penelitian ini, yaitu : handphone, alat tulis, serta kamera.


38

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor

penting demi keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan

teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik yang

dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas

metode :39

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara

cermat di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang

dilakukan.Observasi dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data

kongkret di tempat penelitian.Observasi digunakan dalam melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan

memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh

para responden. Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para

responden ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.

Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti,

melalui jawaban responden mampu memperoleh informasi yang relevan

dengan permasalahan yang dikaji dan mempunyai derajat yang

tinggi.Jumlah pertanyaan yang ada, diambil dari masing-masing item

39
Ejournal.uinsamata.ac.id diakses 10 Oktober 2018.
39

yang diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik indikator

independen maupun variabel dependen.

Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar

lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah

memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut.

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini

menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, Jawaban responden berupa

pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu :

ALTERNATIF JAWABAN
JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Table 1.1 Skala Likert

3. Wawancara

Dalam wawancara peneliti akan mencatat opini dan hal lain yang

berkaitan dengan penelitian yang ada didalam perusahaan. Dengan

demikian ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil wawancara

tersebut. Dalam melakukan penelitian ini akan dilakukan dengan

Wawancara langsung (Direct Interview).


40

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah wawancara langsung dengan informan dari Lembaga

Baitul Mal Hidayatullah Bulukumbadan nasabah-nasabah.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.40 Dokumentasi ini

digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan

dan bukti.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan

menggunakan metode Smart PLS.2.0M3. Partial Least Square (PLS) adalah

suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Word

untuk menciptakan dan pembagunan model dan metode untuk ilmu-ilmu

sosial dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi.PLS memiliki

asumsi data penelitian bebas distribusi (Distriburion- Free), artinya data

penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya

distribusi normal).PLS merupakan pengembangan metode alternatif dari

Structural Equation Modeling (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan hubungan diantara variabel yang kompleksitas namun ukuran

sampel datanya yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengingat

SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100.

40
SuharsimiArikunto, op. cit., h. 149.
41

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu

konstrak dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-

indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan

outer model.Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak

dan konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi

hubungan antara konstrak dan indikator- indikatornya. Konstrak terbagi

menjadi dua yaitu konstrakeksogen dan konstrak endogen. Konstrak endogen

merupakan konstrak penyebab,konstrak yang tidak dipengaruhi oleh konstrak

lainnya.Konstrakeksogen memberikan efek kepada konstrak lainnya,

sedangkan konstrak endogen merupakan konstrak yang dijelaskan oleh

konstrakeksogen.Konstrak endogen adalah efek dari konstrakeksogen.PLS

dapat bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya

yang bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada

model hubungan yang bersifat reflektif saja.41

41
Imam Ghozali,HengkyLatan, Partial Least Squares, Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris, (Semarang: 2015) h. 17-
18.
42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Baitul Maal
Hidayatullah Bulukumba
1. Latar Belakang

BAITUL MAAL HIDAYATULLAH, merupakan organisasi non

profit yang tak lepas dari akar sejarah pendirian Pondok Pesantren

Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur. Berkhidmat

memberdayakan masyarakat miskin melalui pengelolaan dana sosial

masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf) serta dana lain

yang halal dan sesuai hukum dari perseorangan, lembaga dan perusahaan.

7 Januari 1973. Pesantren Hidayatullah awal didirikan dalam

bentuk Yayasan /Organisai Sosial (Orsos) oleh Ust. Abdullah Said (Alm)

di Balikpapan-Kalimantan Timur. Lalu berkembang dan membentuk

berbagai amal usaha di bidang sosial, pendidikan, dakwah dan ekonomi.

Diantaranya adalah membentuk lembaga amal usaha dalam bidang

penghimpunan, pengelolaan dan pendayagunaan (penyaluran) dana

ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf) yang diberi nama Baitul Maal

Hidayatullah yang biasa disingkat BMH.

9-13 Juli 2000 Melalui Musyawarah Nasional I di Balikpapan,

Hidayatullah bermetamorfosis menjadi Organisasi Kemasyarakatan

(Ormas) dan memposisikan diri sebagai “Jama’atul Min Jama’atil

Muslimin” . Kini, Hidayatullah dengan beranggotakan sekitar 12 juta

41
43

orang (th. 2008) telah menjadi Ormas terbesar ke-3 (setelah NU dan

Muhammadiyah) dengan jaringan kerja di 5.400 Kecamatan dan 489

Kabupaten/Kota di 33 propinsi seluruh Indonesia. (Republika, 05

November 2008).

15 Februari 2001 Buah upaya dari ikhtiar yang dilakukan dalam

mengelola dana masyarakat, Alhamdulillah pada tahun 2001 BMH resmi

dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dengan SK

Menteri Agama No. 538 Tahun 2001.

Lembaga Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebelumnya berpusat di

Balikpapan, akan tetapi dengan berjalannya waktu kantor pusat Baitul

Maal Hidayatullah dipindah ke Ibu Kota Jakarta agar lebih mudah

pengaksesannya. Baitul Maal Hidayatullah memutuskan untuk membuka

beberapa cabangyang tersebar diberbagai Kota Sulawesi, salah satumya

bercabang di Bulukumba.

2. Visi dan Misi

Visi :

Menjadi lembaga amil zakat yang terdepan dan terpercaya dalam

memberikan pelayanan kepada ummat

Misi :

a. Meningkatkan kesadaran ummat untuk peduli terhadap sesama

b. Mengangkat kaum lemah (dhuafa) dari kebodohan dan kemiskinan

menuju kemuliaan dan kesejahteraan

c. Menyebarkan syiar Islam dalam mewujudkan peradaban islam.


44

3. Stuktur Organisasi BMH Kota Bulukumba

BMH sebagai lembaga pelayanan masyarakat dari masyarakat

yang berzakat (muzakki) untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan

zakat (mustahik), BMH Kota Bulukumba dikelola berdasarkan struktur

organisasi. Struktur organisasi dikelola oleh sumber daya independen dan

pemerintah untuk mengurusi administrasi, memfasilitasi, dan melakukan

penataan dalam pengelolaan zakat. Selain itu, sumber daya dalam BMH

Kota Bulukumba mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendaya-

gunakan zakat sesuai aturan undang-undang dan ketentuan syari’ah.

Anggota dalam struktur organisasi BMH Kota Bulukumba mempunyai

tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut antara lain memperbaiki

keadaan dan taraf perekonomian masyarakat, menyediakan fasilitas yang

akan menunjang upaya perbaikan penghasilan bagi umat, dan melakukan

penataan administrasi umum, personalia dan keuangan zakat. Tanggung

jawab tersebut disalurkan melalui bentuk pengelolaan zakat berlandaskan

syari’ah. Struktur organisasi di BMH Kota Bulukumba sebagai berikut:

Dewan Pengawas

(Suparman S.Pd)

Ketua

(Muhammad Awaluddin)

Keuangan Administrasi Amil Pendayagunaan

(Hayyul, S.Sos,I) (Muh Andi, S.Pd) (Baharuddin) Muhammad Agus


Gambar 4.1 Sumber : BMH Bulukumba
45

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap

bagian pada BMH Kota Makassar.

a. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Dewan Pengawas :

1) Mengeluarkan fatwa Syari’ah baik diminta ataupun tidak berkaitan

dengan hukum zakat terutama yang berkembang di masyarakat

yang wajib diikuti oleh Pengurus BMH.

2) Dalam menjalankan fungsinya, Dewan Pengawas merupakan

bagian dari Dewan Pengawas BMH.

b. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Kepala Cabang BMH

1) Memimpin jalannya operasional BMH.

2) Membuat visi misi, dan Strategi BMH baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

3) Menyusun struktur dan job diskription management dan karyawan

BMH.

4) Memimpin proses penyusunan program kerja dan rencana anggaran

biaya tahunan.

5) Memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh karyawan untuk

mendukung tercapainya tujuan dan target BMH.

6) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh

karyawan.

7) Membuat laporan pertanggung jawaban kepada pemilik BMH.

8) Meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan seluruh karyawan

BMH.
46

9) Menjalin hubungan dengan pihak-pihak terkait baik internal

Hidayatullah, antar lembaga zakat, maupun instansi terkait.

c. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Keuangan

1) Bertanggung jawab terhadap semua transaksi keuangan.

2) Menerima setoran dan mengendalikan penyaluran sesuai dengan

sasaran.

3) Menyusun rencana anggaran bulanan dan tahunan.

d. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Administrasi

1) Bertanggung jawab terhadap segala administrasi perbankan (cek,

giro dan lain-lain)

2) Mengelola asset.

3) Mengelola data yang sudah ada.

e. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Amil

1) Penarikan/pengumpulan zakat yang meliputi pendataan wajib

zakat, penentuan objek wajib zakat, besaran nisabzakat, besaran

tarif zakat, dan syarat-syarat tertentu pada masing-masing objek

wajib zakat.

2) Pemeliharaan zakat yang meliputi inventarisasi harta,pemeliharaan,

serta pengamanan harta zakat.

3) Pendistribusian zakat yang meliputi penyaluran harta zakat agar

sampai kepada mustahik zakat secara baik dan benar, dan termasuk

pelaporan.
47

f. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Kepala Divisi Pendayagunaan

1) Merencanakan sasaran penyaluran dana secara tepat, adil, dan

Berdayaguna

2) Merancang pola pembinaan/pendampingan yang intensif terhadap

sasaran.

3) Melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap sasaran dan

membuat skala prioritas.

4) Mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan program yang disetujui

agar punya dampak yang positif bagi BMH.

5) Menerima dan menyeleksi proposal yang masuk.

6) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan program beasiswa

pendidikan dhuafa.

7) Bekerjasama dengan DPD untuk pelaksanaan program

pendayagunaan.

8) Bekerjasama dengan DPD untuk pelaksanaan program layanan

kepada

para donatur, simpatisan dan calon donatur.

9) Bekerjasama dengan DPW untuk pelaksanaan program muallaf

Senduro dan Da’i.

10) Merancang program pendayagunaan yang marketable dan memiliki

feed back terhadap pengembangan BMH.

11) Membuat profil dari setiap produk pendayagunaan.

12) Menjalin kerjasama dengan BAZ, LAZ dan instansi swasta maupun
48

13) Membuat laporan pertanggungjawaban dari setiap program yang

dibiayai oleh BMH.

4. Program-program BMH Bulukumba Dalam Mendistribusikan ZIS

a) Bentuk-bentuk pendistribusian zakat di BMH Bulukumba

BMH Bulukumba merupakan lembaga pengelola zakat yang

bertugas menghimpun dan menyalurkan zakat bagi para mustahik

yang membutuhkan sesuai dengan kondisi para mustahik dimana

setiap mustahik pasti memiliki kondisi dan keperluan yang berbeda-

beda, sehingga nanti pendistribusian bantuan dana zakat yang akan

diberikan tidak sama bentuknya. Adapun bentuk pendistribusian zakat

di BMH Bulukumba menjadi dua yaitu :

1. Bentuk Komsumtif

Yaitu zakat,infak dan sedekah yang dibagikan kepada

mustahik secara langsung (bersifat bantuan sesaat untuk

menyelesaikan masalah yang mendesak). Diantaranya disalurkan

untuk bantuan konsumtif fakir miskin, ibnu sabil, bantuan anak

yatim dan dhuafa serta bantuan bencana alam. Dana yang

digunakan untuk kegiatan konsumtif sebesar 72,5% dari total

penerimaan zakat yang ada di BMH Bulukumba.

Dalam pendistribusian hasil pengumpulan zakat di BMH

Bulukumba untuk kebutuhan konsumtif mustahik dilakukan

berdasarkan persyaratan sebagai berikut :


49

a) Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan

asnaf khususnya fakir miskin.

b) Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya

memenuhi ketentuan kebutuhan dasar secara ekonomi dan

sangat memerlukan bantuan.

c) Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.

2. Bentuk Produktif

Yaitu zakat,infak dan sedekah yang diberikan dalam

bentuk pemberdayaan modal untuk membangun usaha. Misalnya

untuk bantuan produktif berupa modal usaha atau alat

keterampilan usaha untuk mengentaskan kemiskinan. Alokasi

dana yang digunakan untuk kegiatan produktif sebesar 15% dari

total zakat. Adapun pendistribusian hasil pengumpulan zakat

produktif dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a) Apabila pendistribusian zakat untuk tujuh asnaf sudah

terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.

b) Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang memungkinkan

untuk berkembang.

c) Mendapat persetujuan dari dewan pertimbangan.

Mengacu dari potensi masyarakat Bulukumba ternyata

terdapat usaha-usaha yang mampu dikembangkan dikalangan

mereka. Oleh karena itu, BMH Bulukumba memanfaatkan dana

zakat kearah yang lebih produktif karena dirasa dengan


50

pendistribusian produktif mampu mendatangkan hasil dan

manfaat dan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat (mustahik) terutama dalam taraf ekonomi mereka. Hal

ini bukan berarti menafikan pendistribusian yang bersifat

konsumtif, pendistribusian produktif dijalankan ketika kebutuhan

konsumtif mustahik sudah terpenuhi. Adapun persentase untuk

pendistribusian zakat dalam bentuk konsumtif 72.5% dan

produktif 15% Sedangkan sisanya 12,5 % untuk Amil.42

b) Program-program BMH Bulukumba dalam Pendistribusian Dana

ZIS

Adapun program-program pendistribusian zakat di BMH

Bulukumba sebagai berikut :

a. Kuatkan program dakwah dan pendidikan pedalaman dengan

dukung perluasan lahan pesantren

b. Pembangunan masjid Ruknun Syadid

c. Bangun asrama putri dan sekolah TK

d. Pembangunan aliyah tahfidz

e. Memberdayakan ummat

5. Upaya Pendistribusian Dana ZIS BMH Bulukumba dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik

Sebagai lembaga pengelola dana zakat,infak, sedekah dan dana

kemanusiaan lainnya Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba berdiri menjadi

42
Hasil wawancara
51

jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan

empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan.

Pelaksanaan penyaluran dana ZIS yang dilakukan oleh Baitul Maal

Hidayatullah Bulukumba ditunjukkan kearah konsumtif, sedangkan yang

konsumtif dalam hal ini terwujud dalam bentuk santunan (santunan) yang

hanya bersifat meringankan beban hidup sehari-hari, seperti penyaluran

dana ZIS dalam bentuk bantuan santunan fakir miskin, orang tua jompo

serta binaan yang benar-benar dari kalangan anak yatim dan dhuafa dalam

bentuk bantuan dhuafa.

Program pendayagunaan dana ZIS sebelum berorientasi pada

pemberdayaan mustahik pada umumnya dengan disertai target-target

perubahan atas keadaan atau kondisi mustahik untuk menjadi lebih baik dan

sejahtera dari keadaan atau kondisi sebelum distribusi.

Adapun Program Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba yang paling

berkaitan langsung dengan kesejahteraan mustahik, menurut penulis

memaparkan sebagai berikut :

1. Distribusi Konsumtif

a. Santunan fakir miskin

Santunan kepada kaum miskin dan dhuafa biasanya setiap

sebulan sekali, dengan harapan dapat meringankan biaya hidup

sehari-hari. Yang di maksud kaum miskin dan dhuafa disini adalah

para janda dan fakir miskin berusia lanjut dan kurang mampu

bekerja dengan penghasilan rendah.


52

Dengan syarat menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari

kelurahan, adapun mekanismenya pihak BMH Bulukumba

melakukan survey terhadap mustahik, data ini di peroleh dari

rekomendasi tokoh masyarakat dan mustahik tersebut benar-benar

layak untuk menerima santunan.

b. Beasiswa peduli Yatim dan Dhuafa

Program binaan / Beasiswa bagi siswa yatim atau dhuafa yang

tidak mampu yang dimulai dari jenjang pendidikan SD/MI

,SMP/MTS serta SMU/MI. Program ini dilakukan untuk ikut

mensukseskan Program wajib belajar dan mengurangi angka Drop

Out karena tidak terjangkaunya biaya pendidikan.

Adapun jumlah yatim dan Dhuafa yang kurang mampu yang

disantuni oleh BMH Bulukumba ada 38 anak.

2. Distribusi Produktif

Pada Distribusi Produktif ini merupakan Bantuan modal usaha

Dhuafa (usaha kecil). Pemberian bantuan modal usaha tanpa bunga yang

diperuntukkan bagi kaum dhuafa untuk menambah modal usaha yang

telah berjalan agar bisa meningkatkan usahanya sehingga diharapkan

nantinya bisa menjadi musakki bagi kaum dhuafa lainnya.

Penggolongan bantuan ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai

dengan ketersediaan dana dan kebutuhan bantuan. Selain bantuan

tersebut BMH Kota Bulukumba melayani pula bantuan spontanitas

(sewaktu-waktu) yang kemudian disesuaikan dengan asnaf pemohon.


53

6. Strategi Pendistribusian ZIS di BMH Kota Bulukumba

a. Perumusan Strategi

Adapun dalam proses strategi dibagi menjadi tiga tahapan yaitu

Perumusan ,Implementasi dan Evaluasi Strategi. Dalam perumusan

strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali

peluang dan ancaman eksternal. Perumusan Strategi haruslah selalu

melihat kearah depan dengan tujuan artinya peran perencanaan amatlah

penting dan memiliki andilyang besar.

ANALISIS SWOT

Analisis ini diupayakan mencakup data-data factual yang

terjadi disebuah lembaga hal ini di maksudkan agar strategi yang

diambil memiliki dasar yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil

analisa swot dapat menumbuhkan kualitas dan kuantitas posisi lembaga

dengan kemampuan yang dimilikinya. Analisa swot Lembaga Baitul

Maal Hidayatullah diantaranya meliputi :

1) Kekuatan (Strenght)

Adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar

yang memiliki apresiasi tinggi bukan hanya dalam bentuk

dukungan moril tapi juga materil

2) Kelemahan (Weakness)

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat.

3) Peluang (Opportunities)
54

Peluang/kesempatan dalam strategi pendayagunaan yang

dimiliki oleh Lembaga Baitul Maal Hidayatullah dalam

menciptakan atau membentuk kader yang memiliki kemandirian

dan berguna bagi bangsa dan Negara, peluang diantaranya :

a) Lembaga Baitul Maal Hidayatullah memberikan peluang

bagi kader-kader untuk menegakkan syariat karena sosok

kader adalah keniscayaan. Sosok yang memberikan

pencerahan tempat bertanya umat dan sebagai agen dalam

tauladan masyarakat.

b) Sebagai media untuk menciptakan kesadaran kepada

dermawan agar menyisihkan hartanya untuk mereka yang

berhak menerima dana zakat ( 8 asnaf ) dan memiliki rasa

tanggung jawab sosial yang tinggi.

b. Implementasi Strategi

Tahap penerapan merupakan tahapan yang paling vital bagi

keberhasilan suatu lembaga tanpa adanya penerapan yang efektif, akan

menjadikan impian jauh dari kenyataan. Pada tahapan ini dibutuhkan

suatu aktifitas dengan mobalisasi yang tinggi membutuhkan komitmen

serta kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan seluruh pengurus jika

ingin berhasil.

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif.


55

Implementasi strategi Baitul Maal Hidayatullah Bulukumba sebagai

berikut :

1) Menentukan Program

Program adalah rencana yang apada dasarnya telah

menggambarkan rencana yang kongkrit, yang dalam program telah

tercantum, baik sasaran, kebijakan prosedur, waktu maupun

anggaran. Jadi, program juga merupakan usaha-usaha mengefektifkan

rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya

masing-masing.43

Program pendayagunaan yang telah ditetapkan oleh Baitul Maal

Hidayatullah adalah :

a) Program Dakwah

Adanya program dakwah ini yaitu agar pemenuhan khatib di

masjid-mesjid terpenuhi.

b) Program Pendidikan

Pemberian beasiswa bagi siswa/I mulai dari SD hingga SMU

khususnya bagi kaum dhu’afa dengan tidak memprioritaskan kepada

prestasi akademik semata.

c) Program Ekonomi dan sosial

Pemberdayaan Ekonomi masyarakat bagi usaha pemberdayaan

ternak mandiri dan budidaya ikan nila dan mensejahterahkan

penyantunan bagi kaum dhuafa dan terlantar.

43
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. (Jakarta, Hadi
Massagung,1993), Cet Ke-9, h.100.
56

Dalam menetapkan program pendayagunaan Baitul Maal

Hidayatullah sudah cukup baik, namun pada tataran pelaksanaannya

masih banyak kendala yang mesti dihadapi. Sehingga pengurus harus

pandai mensiasati keadaan dilapangan agar terus termotivasi.

c. Evaluasi Strategi ( analisis swot )

IFAS STRENGHTS WEAKNESSES


(External
Factors
(KEKUATAN) (KELEMAHAN)
Analysis Summary)
1. Memiliki cabang dan 1. Terbatasnya sarana
Analisis dari jaringan yang cukup penunjang guna
berbagai
Faktor banyak kelancaran tugas
internal 2. LAZNAS BMH pokok pelayanan
dalam
senantiasa 2. Belum memiliki divisi
sebuah
lembaga mensosialisasikan Litbang.
tentang kewajiban 3. Belum menjadi
EFAS
(Internal Factors zakat market leader dalam
Analysis Summary) 3. Memiliki visi dan menghimpun dana
misi keutamaan zakat
Analisis dari berbagai
faktor eketernal dalam 4. SDM yang 4. Objek harta zakat
sebuah lembaga berorientasi dakwah yang dihimpun masih
dan professional terbatas
5. Transpransi laporan
keuangan
OPPORTUNITIES
STRATEGI S+O W+O
(PENDUKUNG)
1. Potensi zakat yang 1. Melakukan perluasan 1. Membuat strategi
besar lingkup zakat penghimpun dana
2. Masyarakat semakin 2. Membuat program zakat dan metode
sadar berzakat melalui penyaluran dana target penerimaan
amil zakat yang menarik dana zakat
3. Tekhnologi semakin dan sesuai dengan 2. Melakukan kerjasma
berkembang kebutuhan ummat dengan pihak
4. Perbankan dan yang paling perbankan dan
perusahaan ingin mendesak perusahaan
bekerja sama 3. Melakukan distribusi 3. Membuat divisi
57

zakat yang lebih khusus Litbag


intens pada sabilillah.

THREATHS
STRATEGI S+T STRATEGI W+T
(PENGHAMBAT)
1. Adanya organisasi 1. Melakukan sosialisasi 1. Melakukan
sejenis sehingga umat transformasi
2. Belum ada sanksi yang muslim tertarik pada organisasi
tegas dari pemerintah LAZNAS BMH 2. Bergabung dengan
bagi muzakki yang 2. Melakukan lembaga zakat lain.
tidak membayar zakat Transparansi laporan
3. Kondisi perekonomian keuangan dan
kurang stabil program dengan lebih
baik

Table 4. 1 Analisis SWOT Strategi Zakat

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

yang diperoleh dari Analisis Strategi dan Pendistribusian Dana Zakat, Infak

dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik Pada Baitul

Maal Hidayatullah Bulukumba dan diolah dengan menggunakan model

Smart PLS 2.0.


58

a) Deskripsi Hasil Penelitian

1) Distribusi (β)

Tabel 4.2 Distribusi

Pernyataan Responden

No Indikator
5 4 3 2 1
1 X1 (Pemerataan) - - -
35 45
2 X2 (Perencanaan) - - -
29 51
3 X3 (Seleksi) - - -
27 53

Kesimpulan :

X1= Untuk indikator (Pemerataan) yang memiliki kategori setuju

sebanyak 45 responden atau 56,25%. Indikator ini mampu

memengaruhi variabel Distribusi.

X2= Untuk indikator (Perencanaan) yang memiliki kategori setuju

sebanyak 51 responden atau 63,75%. Indikator ini mampu

memengaruhi variabel Distribusi.

X3= Untuk indikator (Seleksi) yang memiliki kategori setuju

sebanyak 53 responden atau 66,25%. Indikator ini mampu

memengaruhi variabel Distribusi


59

2) Zakat,Infak dan Sedekah (γ)

Tabel 4.3 Zakat,infak dan sedekah

Pernyataan Responden

No Indikator
5 4 3 2 1
1 X4 (Pengelolah) - - -
30 50
2 X5 (Amil) - - -
52 28
3 X6 (Muzakki) - - -
30 50

Kesimpulan :

X4= Untuk indikator (Pengelolah) yang memiliki kategori setuju

sebanyak 50 responden atau 62,5%. Indikator ini mampu

memengaruhi variabel Zakat,Infak dan Sedekah.

X5= Untuk indikator (Amil) yang memiliki kategori setuju sebanyak 28

responden atau 35 %. Indikator ini mampu memengaruhi variabel

Zakat,Infak dan Sedekah.

X6= Untuk indikator (Muzakki) yang memiliki kategori setuju sebanyak

50 responden atau 62,5%. Indikator ini mampu memengaruhi

variabel Zakat,Infak dan Sedekah.


60

3) Kesejahteraan Mustahik (ϑ)

Tabel 4.4 Kesejahteraan Mustahik

Pernyataan Responden

No Indikator
5 4 3 2 1
1 Y1 (Agama) - - -
38 42
2 Y2 (Keilmuan) - - -
34 46
3 Y3 (Harta) - - -
60 20

Kesimpulan :

Y1= Untuk indikator (Agama) yang memiliki kategori setuju sebanyak

42 responden atau 52,5%. Indikator ini mampu memengaruhi

variabel Kesejahteraan Mustahik.

Y2= Untuk indikator (Keilmuan) yang memiliki kategori setuju

sebanyak 46 responden atau 57,5%. Indikator ini mampu

memengaruhi variabel Kesejahteraan Mustahik.

Y3= Untuk indikator (Harta) yang memiliki kategori setuju sebanyak 20

responden atau, 25%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel

Kesejahteraan Mustahik.

b) Uji Validasi Dan Realibility

Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite

reliability dengan nilai diatas 0,70 (>0,70) Distribusi 0,65 > 0.70 jadi
61

data tersebut reliability .untuk nilai validasi digunakan Cronbach Alpha

dengan nilai (0,05) digunakan 0,21 > 0,05 sangat valid. Zakat,Infak dan

Sedekah 0,71 > 0,70 jadi data tersebut reliability. Untuk nilai validasi

digunakan Cronback Alpha dengan nilai (0,05) digunakan 0,42 > 0,05

sangat valid. Kesejahteraan Muatahik 0,61 < 0,70 jadi data tersebut

reliability. Untuk Nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan

(0,05) digunakan 0,08 > 0,05 Sangat valid.

c) Uji Model Spesification

 Measurement Model Specification

 Manifest Variabel Scores (Original)

 Struktural Model Specification

1) Measurement Model Specification

Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean

(rata2) hasil idification yang terdiri dari X1 sampai dengan X3.Untuk

variabel Distribusi, X4 sampai dengan X6 untuk variabel Zakat,Infak

dan Sedekah adalah terlihat dari olah data menunjukkan pada veriabel

Distribusi adalah X1 rata2>4, X2rata2>4 X3rata2>4. Pada variabel

Zakat,Infak dan Sedekah X4rata2>4, X5rata2 >4,X6rata2>4. Pada

variabel Kesejahteraan Mustahik adalah Y1 rata2 >4, Y2 rata2>4, Y3

rata2>4.

2) Manifest Variabel Score

 Variabel Distribusi (β)


62

 Variabel Zakat, Infak dan Sedekah (γ)

 Variabel Kesejahteraan Mustahik (ϑ)

Manifest di variabel Distribusi telah diukur dari (X1 sampai dengan

X3) dan variabel Zakat, Infak dan Sedekah telah diukur dari (X 4

sampai dengan X6) serta variabel Kesejahteraan Mustahik telah diukur

dari (Y1 sampai dengan Y3).

3) Model Specification adalah sebagai berikut :

Distribusi (n)
H3

Kesejahteraan
H1
Mustahik(ϑ)

H2
Zakat,Infak
dan Sedekah
(γ)

Gambar 4. Model Specification

Ini adalah struktur (Path Model) model jalur pengaruh Variabel (n)

terhadapVariabel (γ), Variabel (γ) terhadap Variabel (ϑ) dan vaiabel

(n) terhadap Variabel (ϑ). Partial Lear Square untuk diiketahui Kriteria

quality, dapat dilihat dari :

 Overview

 Redudancy

 Cronbachs Alpha
63

 Laten Variable Correlations

 R Square

 AVE

 Communality

 Total Effects

 Composite Reliability

Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui :

Smart Partial Least Square (Smart-PLS M3)

Tabel 4.5 Overview

Composite R Cronbachs Redundan


AVE Communality
Reliability Square Alpha cy

DISTRIBUSI 0,336692 0,231581 -0,041314 0,336692

KESEJAHTER
AAN 0,537722 0,773337 0,781672 0,576602 0,537721 0,100434
MUSTAHIK

ZAKAT
INFAK DAN 0,466501 0,711025 0,06725 0,483279 0,466501 0,027465
SEDEKAH

Tabel 4.6 Redundancy


redundancy

DISTRIBUSI

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,100434

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,027465


64

Tabel 4.7 Chronbachs Alpha


Cronbachs Alpha

DISTRIBUSI -0,041314

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,576602

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,483279

Tabel 4.8 Latent Variabel Corelations


ZAKAT
KESEJAHTERAAN INFAK
DISTRIBUSI
MUSTAHIK DAN
SEDEKAH

DISTRIBUSI 1

KESEJAHTERAAN
0,467942 1
MUSTAHIK

ZAKAT INFAK
0,259325 0,845822 1
DAN SEDEKAH

Tabel 4.9 Square


R Square

DISTRIBUSI

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,781672

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,06725

Tabel 4.10 AVE


AVE

DISTRIBUSI 0,336692

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,537722

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,466501


65

Tabel 4.11 Communality


communality

DISTRIBUSI 0,336692

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,537721

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,466501

Tabel 4.12 Total Effects

KESEJAHTERAAN ZAKAT INFAK


DISTRIBUSI
MUSTAHIK DAN SEDEKAH

DISTRIBUSI 0,467942 0,259325

KESEJAHTERAAN
MUSTAHIK

ZAKAT INFAK DAN


0,776706
SEDEKAH

Tabel 4.13 Composite Reability

Composite Reliability

DISTRIBUSI 0,231581

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,773337

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,711025

Tabel 4.14 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)


Original Standard Standard T Statistics
Sample
Sample Deviation Error (|O/STERR
Mean (M)
(O) (STDEV) (STERR) |)
X1 <-
0,926824 0,869989 0,133906 0,133906 6,921474
DISTRIBUSI
X2 <-
0,187856 0,197609 0,295697 0,295697 0,635298
DISTRIBUSI
X3 <-
-0,340271 -0,281867 0,278969 0,278969 1,219744
DISTRIBUSI
X4 <- ZAKAT
INFAK DAN 0,601577 0,586953 0,112936 0,112936 5,326694
SEDEKAH
66

X5 <- ZAKAT
INFAK DAN 0,893231 0,893692 0,029133 0,029133 30,66079
SEDEKAH
X6 <- ZAKAT
INFAK DAN 0,489641 0,485328 0,125057 0,125057 3,915346
SEDEKAH
Y1 <-
KESEJAHTER
0,81777 0,814846 0,04221 0,04221 19,37369
AAN
MUSTAHIK
Y2 <-
KESEJAHTER
0,571341 0,560467 0,115291 0,115291 4,955635
AAN
MUSTAHIK
Y3 <-
KESEJAHTER
0,786122 0,785071 0,044318 0,044318 17,73809
AAN
MUSTAHIK

Tabel 4.15 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Origin
Sample Standard
al Standard Error T Statistics
Mean Deviation
Sampl (STERR) (|O/STERR|)
(M) (STDEV)
e (O)

DISTRIBUSI ->
0,2665 0,25352
KESEJAHTERAAN 0,064753 0,064753 4,115982
23 2
MUSTAHIK

DISTRIBUSI ->
0,2593 0,28392
ZAKAT INFAK DAN 0,112079 0,112079 2,313777
25 8
SEDEKAH

ZAKAT INFAK DAN


SEDEKAH -> 0,7767 0,77565
0,036646 0,036646 21,19474
KESEJAHTERAAN 06 9
MUSTAHIK

2. Evaluasi Model Pengukuran

Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antar

konstrak dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu

evaluasi terhadap convergent validity dan discriminant validity. Convergent

validity dapat dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validasi,

reliabilitas konstrak, dan nilai average variance axtracted (AVE). Indikator

validitas dapat dapat dilihat dari nilai faktor loading. Bila nilai faktor
67

loading suatu indikator lebih dari 0,5 dan nilai t statistik lebih dari 2,0 maka

dapat dikatakan valid. Sebaliknya, bila nilai loading faktor kurang dari 0,5

dan memiliki nilai t statistik kurang dari 2,0 maka dikeluarkan dari model.

Semua loading faktor memiliki nilai t statistik lebih dari 2.0

sehingga jelas memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistik untuk

loading variabel Distribusi X1 sampai dengan X3 dan untuk variabel

Zakat,Infak dan Sedekah X3 sampai dengan X6, berikut variable

kesejahteraan Mustahik Y1 sampai dengan Y3 adalah valid.

Syarat jika faktor loading > 0,5 dan nilai t statistik < 2,0 maka

dikeluarkan dari model. Dan untuk model penelitian tersebut yang dimana:

1. Variabel Distribusi (β) yang dimana :

X1 (4,4225)>0,5

X2 (4,38875)>0,5

X3 (4,32125)>0,5

Artinya nilai faktor loading > 0,5. Ini menunjukkan bahwa data ini

benar-benar valid.

2. Variabel Zakat,Infak dan Sedekah (γ) yang dimana:

X5(4,3975)>0,5

X6(4,62375)>0,5

X7 (4,375)>0,5
68

Artinya nilai faktor loading > 0,5. Ini menunjukkan bahwa data ini

benar-benar valid.

3. Variabel Kesejahteraan Mustahik (ϑ) yang dimana:

Y1 (4,485938)>0,5

Y2 (4,4075)>0,5

Y3 (4,6975)>0,5

Olah data tersebut menunjukkan faktor loading > 0,5 yang diartikan

data sangat akurat (valid).

Semua loading faktor memiliki nilai t statistic lebih dari 2.0 sehingga

jelas memiiki validasi yang siqnifikan. Nilai t statistic untuk loading

indikator adala ( >2,0).

Tabel 4.16 Overview

Composite R Cronbachs
AVE Communality Redundancy
Reliability Square Alpha

DISTRIBUSI 0,336692 0,231581 -0,041314 0,336692

KESEJAHTERAAN
0,537722 0,773337 0,781672 0,576602 0,537721 0,100434
MUSTAHIK

ZAKAT INFAK
0,466501 0,711025 0,06725 0,483279 0,466501 0,027465
DAN SEDEKAH

Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reliabilitas

konsrtak dengan melihat output composite reliability atau cronbach’s alpha.


69

Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reability atau cronbach alpha

lebih dari 0.70. Dari output berikut menunjukkan konstrak kegiatan wirausaha

mustahik, kesejahteraan dan pengelolaan dana zakat memiliki nilai cronbach’s

alpha 0.424003, 0.081364, dan 0.212716 dari nilai 0.70. Tetapi, bila dilihat

dari nilai composite reability, nilai kegiatan wirausaha mustahik 0.718211

(>0.70) sehingga tetap dikatakan reliable. Konstrak lainnya memiliki nilai

composite reability lebih dari nilai 0.70. Pemeriksaan terakhir dari convergent

validity yang baik adalah nilai AVE lebih dari 0.5. Berdasarkan table berikut,

semua nilai AVE konstruk kegiatan wirausaha mustahik, kesejahteraan dan

pengelolaan dana zakat memiliki nilai AVE diatas 0.5.

Evaluasi discrimiant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat

nilai cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara

konstrak dengan nilai AVE atau antara korelasi antara konstrak dengan akar

AVE. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang

mengukur konstraknya haruslah berkolerasi lebih tinggi dengan konstraknya

dibandingkan dengan konstrak lainnya. Hasil output cross loading adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.17 Cross Loadings

KESEJAHTERAAN ZAKAT INFAK DAN


DISTRIBUSI
MUSTAHIK SEDEKAH

X1 0,926824 0,448645 0,220927

X2 0,187856 0,030511 0,107081

X3 -0,340271 -0,142947 -0,116424


70

X4 0,077601 0,34171 0,601577

X5 0,270191 0,852272 0,893231

X6 0,10681 0,333988 0,489641

Y1 0,408518 0,81777 0,588819

Y2 0,415661 0,571341 0,357353

Y3 0,265433 0,786122 0,816849

Korelasi X1,X2,dan X3, konstrak kesejahteraan Mustahik adalah

0,448645, 0,030511, -0,142947 lebih rendah dari 0.70. Sama halnya dengan

X4,X5, X6. Berdasarkan table cross loading diatas, setiap indicator berkorelasi

lebih rendah dengan konstraknya masing-masing dibandingkan dengan

konstrak lainnya, sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.

Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi dengan

konstrak akar AVE konstrak. Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.18 Latent Variabel Corelations

ZAKAT
KESEJAHTERAAN
DISTRIBUSI INFAK DAN
MUSTAHIK
SEDEKAH

DISTRIBUSI 1

KESEJAHTERAAN
0,467942 1
MUSTAHIK

ZAKAT INFAK DAN


0,259325 0,845822 1
SEDEKAH
71

3. Evaluasi Model Struktural

Setelah pemeriksaan model pengukuran terpenuhi, maka selanjutnya

adalah pemeriksaan terhadap model struktural. Pemeriksaan ini meliputi

signifikan hubungan jalur dan nilai R2 (RSquare).

Tabel 4.19 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original Standard
Sample Mean Standard Error T Statistics
Sample Deviation
(M) (STERR) (|O/STERR|)
(O) (STDEV)

DISTRIBUSI ->
KESEJAHTERAAN 0,266523 0,253522 0,064753 0,064753 4,115982
MUSTAHIK

DISTRIBUSI ->
ZAKAT INFAK DAN 0,259325 0,283928 0,112079 0,112079 2,313777
SEDEKAH

ZAKAT INFAK DAN


SEDEKAH ->
0,776706 0,775659 0,036646 0,036646 21,19474
KESEJAHTERAAN
MUSTAHIK

Berdasarkan tabel di atas, hubungan jalur yang signifikan adalah

pengelolaan dana zakat terhadap kegiatan wirausaha mustahik (Hipotesis 1),

kegiatan wirausaha mustahik terhadap kesejahteraan (Hipotesis 2), dan

pengelolaan dana zakat terhadap kesejahteraan (Hipotesis 3), karena memiliki

nilai t statistik lebih besar dari 2,0. Nilai akhir R Square adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20 R Square


R Square

DISTRIBUSI

KESEJAHTERAAN MUSTAHIK 0,781672

ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH 0,06725


72

Nilai R Square Kesejahteraan Mustahik adalah 0,781672. Artinya,

kesejahteraan mustahik mampu menjelaskan variability konstrak sebesar 60%.

Nilai R Square Zakat, Infak dan Sedekah adalah 0,06725. Artinya,

Zakat, Infak dan Sedekah secara simultan mampu menjelaskan variability

konstrak sebesar 80%.

4. Jawaban Hasil Penelitian

Hipotesis 1 : Variabel Distribusi berpengaruh terhadap Variabel

Zakat,Infak dan Sedekah Kota Bulukumba

Hasil pengujian outher model yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel Distribusi memiliki pengaruh terhadap

variabel Zakat, Infak dan Sedekah BMH Kota Bulukumba sebesar 4,115982

Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa

thitung=4,115982 lebih besar dari ttabel=1.999 dengan taraf signifikan 0,05

yang menunjukkan bahwa pada hipotesis 1 di terima karena terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel pengelolaan dan zakat

Hipotesis 2 : Variabel Zakat,Infak dan Sedekah berpengaruh terhadap

Variabel Kesejahteraan Mustahik

Hasil Pengujian outher model yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa hubungan antara Zakat,infak dan Sedekah memiliki pengaruh

terhadap variabel kesejahteraan Mustahik di sebesar 2,313777. Sedangkan

berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa thitung=2,313777 lebih


73

besar dari ttabel=1.999 dengan taraf signifikan 0,05 yang menunjukkan

bahwa pada hipotesis 2 di terima karena terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel kegiatan wirausaha mustahik berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan mustahik.

Hipotesis 3 : Variabel Distribusi berpengaruh terhadap Variabel

Kesejahteraan Mustahik

Hasil pengujian outher model yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel Distribusi memiliki pengaruh terhadap

variable kesejahteraan mustahik sebesar 21,19474. Sedangkan berdasarkan

tabel distribusi t menunjukkan bahwa thitung= 21,19474 lebih besar dari

ttabel= 1.999 dengan taraf signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa pada

hipotesis 3 di terima karena terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel pengelolaan dana zakat berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan mustahik di BMH Bulukumba.


74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Variabel Distribusi berpengaruh terhadap variabel Zakat,Infak dan

Sedekah BMH Bulukumba. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara

Distribusi dapat memengaruhi variabel Zakat,Infak dan Sedekah BMH

Bulukumba secara signifikan.

2. Variabel Zakat,Infak dan Sedekah berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan Mustahik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara

kegiatan Zakat,Infak dan Sedekah dapat memengaruhi kesejahteran

mustahik secara signifikan.

3. Variabel Disrtibusi berpengaruh terhadap kesejaheraan mustahik. Hal ini

menunjukkan bahwa hubungan antara Distribusi dapat memengaruhi

kesejahteraan Mustahik secara signifikan.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan secara rinci, sehingga

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau sesuai perencanaan yang

telah direncanakan jadi penyusunan manajemen selanjutnya bisa lebih

diteliti dan harus melihat faktor-faktor penghambat sebelumnya.

2. Kepada pengurus zakat di Baitul Maal hidayatullah Bulukumba hendaknya

kegiatan mensosialisasikan kesadaran untuk berzakat terhadap masyarakat


73
44
75

harus diupayakan terus agar pemahaman tentang nilai-nilai folosofis zakat,

keutamaan,kegunaan, hikmah dan hukum tentang zakat dapat dipahami

oleh masyarakat secara mendalam sehingga diharapkan dapat menumbuh

suburkan minat dan kesadaran berzakat bagi para muzakki terhadap

lembaga amil zakat dimanapun berada terutama Baitul Maal hidayatullah

Bulukumba.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti

selanjutnya dibidang yang sama akan dapat lebih mengembangkan kepada

hal-hal yang lebih detail dan kritis. Hal-hal semacam efektifitas

pengelolaan, penyaluran yang tepat sasaran dapat menjadi bahan penelitian

yang bagus guna memberi tambahan masukan dan pengetahuan sejauh

mana perkembangan dan kinerja dari lembaga-lembaga semacam

LAZNAS BMH ini, serta memberi solusi bagi masalah-masalah yang

muncul di lapangan.

C. Rekomendasi

Dari hasil analisis statistik, variabel distribusi berpengaruh

terhadap kesejahteraan mustahik Itu dinyatakan berpengaruh signifikan

maka dalam hal ini dapat kami rekomendasikan pada BMH Bulukumba.

Bahwa berdasarkan hasil penelitian kami dimana distribusi berdampak

terhadap peningkatan kesejahteraan mustahik, dalam hal ini kami

rekomendasikan untuk mempertahankan model distribusi yang dilakukan

pada pengelolaan zakat,ifak dan sedekah sehingga lebih terwujud


76

kesejahteraan mustahik melalui peningkatan manejemen tentang

pegelolaan zakat menuju tercapainya kesejahteraan terhadap mustahik.


77

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta:Bumi Restu,1976)

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (Jakarta: Yayasan


Swarna Bhumy,1995),

Amirullah dan Sri Budi Cantika,Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Logos,2000),


Amsari Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan,
1990),
Agus Hidayatullah, et.al., AlJamil Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Per Kata,
Terjemah Inggris (Bekasi: Cipta Bagus Segera, 2012), (Tanda Tashih
kode: V-II/U/0.10/II/2012,tanggal 6 Februari 2012).

Bidang Pendidikan ,(Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press,2000), Cet ke-1,


h. 147.

David R Fred ,Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002),


Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah, (Jaakarta: Gema Insani
Press,2007),

Didin Hafidhuddin, Zakat dan Peningkatan Kesejahteraan (Upaya Memahami


Kembali Makna Dan Hakikat Zakat) dalam Mimbar Agama dan
Budaya, (Jakarta: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah, 2002),

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo,
2006),

Elsi kartika sari, Pengantar Hukum…,


Ejournal.uinsamata.ac.id diakses 10 Oktober 2018

Fandy Tjipto, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 1997,


Fakhruddin, Fikh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN Malang
Press, 2008,

Imam Ghozali,HengkyLatan, Partial Least Squares, Konsep, Teknik dan Aplikasi


Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris,
(Semarang: 2015)

Ismail Nawawi, Zak at: Dalam Perspeki f iqh ,Sosial & Ekonomi, (Surabaya:
Putra Media Nusantara, 2010),
Hari Setiawan Purnomo dan Zulkirflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah
Konsep Pengantar, (Jakarta : Lembaga Penerbitan fakultas Ekonomi
UI,1999),

Kardiman A.M, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Pronhallindo, t.t.),

76
78

Kementrian Agama RI, Fiqh Zakat, (JawaTimur: Bidang Haji &Wakaf, 2011),
Kementrian Agama RI, Fiqh Zakat, hal.86-96.

Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.Edisi Revisi
2. (Jakarta : PPM, 2007).

Majalah BAZNAZ edisi September Tahun 2016


Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1988),

Muhammad Sanusi, The Power Of Sedekah, (Yogyakarta : Pustaka Insan


Madani,2009),

Nawawi Hadari, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang


Pemerintahan dengan Ilustrasi

Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011


tentang pengelolaan zakat,

Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional,Kamus Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka, 2003)

Prof.Dr.Tgk.M. Hasbi ash-Shiddieqy,Pedoman Zakat,(Cet.1;Semarang : Pustaka


Rizki Putra,2009),

Prof.Dr.Tgk.M. Hasbi ash-Shiddieqy,Pedoman Zakat,(Cet.1;Semarang : Pustaka


Rizki Putra,2009),

Prof.Dr.Tgk.M. Hasbi ash-Shiddieqy,Pedoman Zakat,(Cet.1;Semarang : Pustaka


Rizki Putra,2009),

Siagian S.P , Manajemen Modern ,(Jakarta : masagung, 1994),


Stainer George dan John Minner,Manajemen Strategik, (Jakarta:Erlangga,t.t),
SuharsimiArikunto, op. cit.,
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Syamsuddin Din, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat madani,(Jakarta :
Logos,2000),

Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada , 2001),

Yusuf al-Qaradawi,Hukm Az-Zakah, terj. Salman Harun dkk, Hukum Zakat


(Bandung: Mizan, 1996),
RIWAYAT HIDUP

Nurul Maghfira, Lahir di Kabupaten Bulukumba

Kecamatan Herlang tepatnya di Bulukumba pada tanggal

13 Agustus 1998. Anak kedua dari dua bersaudara dari

Pasangan Syafaruddin dan Hayati.

Penulis memasuki jenjang Pendidikan formal Taman

Kanak-kanak di TK Taruna Ria Kabupaten Bulukumba pada tahun 2004,

kemudian pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Dasar di

SDN 193 Tanuntung dan lulus pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama

melanjutkan pendidikan kejenjang SLTP tepatnya di SMPN 28 Bulukumba dan

lulus pada tahun 2013. Setelah lulus, pada tahun tersebut penulis melanjutkan

pendidikan kejenjang SLTA tepatnya di SMK Muhammadiyah Bulukumba dan

lulus pada tahun 2016. Dan atas ridho Allah SWT dan restu orang tua, pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu

kampus swasta di Makassar tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas Agama Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2016.
L
A
M
P
I
R
A
N
Kuesioner Penelitian

Kepada Yth :

Bapak/Ibu/Sdr/i/Mustahik

BMH Kota Bulukumba

Dengan Hormat,

Assalamualaikum Wr, Wb.

Yang mengajukan permohonan untuk pengisian kuesioner ini :

Nama : Nurul Maghfira

Nim :10525104516

Status : Mahasiswa program sarjana (S1) Fakultas Agama Islam dan


program studi Hukum Ekonomi Syariah, Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Memohon dengan kerendahan hati, agar Bapak/Ibu/Saudara/i dapat


mengisi kuesioner penelitian ini yang berjudul “ANALISIS STRATEGI DAN
PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT, INFAK, DAN SEDEKAH DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BAITUL
MAAL HIDAYATULLAH BULUKUMBA”.

Mengingat kuesioner ini digunakan untuk penelitian ilmiah (skripsi),


sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri studi di Fakultas Agama Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Makassar,
saya mengharap jawaban yang diberikan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Kerahasiaan identitas bapak/ibu/Saudara/i akan tetap
terjaga sesuai dengan kode etik yang berlaku.

Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan hal yang sangat berharga bagi


peneliti oleh karena itu atas bantuannya penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat Penulis,

Nurul Maghfira
NIM : 10525104516
KUESIONER ANALISIS STRATEGI DAN PENDISTRIBUSIAN DANA
ZAKAT,INFAK DAN SEDEKAH DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BAITUL MAAL
HIDAYATULLAH BULUKUMBA

Identitas Pelaku Usaha

Nomor Kuesioner :

Nama Lengkap :

Umur :

Nama Usaha dan Jenis Usaha :

Agama : Islam/ Non-Islam

Jenis Kelamin : L/ P

Perkiraan nilai asset :

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada


pada kolom sebelah kiri dengan memberikan tanda centang () pada salah satu
angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban.

Keterangan pilihan jawaban :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)


No Alternatif Jawaban
Daftar Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Pemerataan (X1)
1 Pembagian zakat harus merata

2 Tingkat pemerataan zakat lebih ditingkatkan

3 Pendistribusian zakat harus berdasarkan


skala prioritas dengan memperhatikan
prinsip pemerataan, keadilan dan
kewilayahan

Perencanaaan (X2)
4 Dalam pengelolaan zakat ada perencanaan

5 Dengan adanya perencanaan akan jelas


pengelolaan zakat dan terorganisir
6 Pendayagunaan zakat dilakukan untuk hal-
hal sesuai yang disebutkan oleh kementrian
Agama Republik Indonesia
Seleksi (X3)
7 Proses pemilihan dari sekelompok mustahik
yang paling memenuhi kriteria

8 BMH Bulukumba melaksanakan proses


seleksi dengan profesional
9 Kelengkapan administrasi menjadi
keharusan dalam proses seleksi
Pengelola (X4)
10 Pengurus harus maksimal agar pengelolaan
zakat efektif
11 Selalu mempertanggung jawabkan dana dari
masyarakat dan pemerintah sesuai tujuan
12 Pegawai BMH Bulukumba penuh dengan
keikhlasan dalam melayani masyarakat
Amil (X5)
13 Bersikap adil dan jujur dalam mengelolah
zakat

14 Melakukan penyaluran zakat secara merata


kepada yang berhak menerimanya
15 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang hukum zakat.
Muzakki(X6)
16 Perlu adanya kesadaran tentang kewajiban
bayar zakat
17 Membayar zakat ketika mencapai haul

18 Pengumpulan zakat,infak dan shadaqah


dilakukan dengan cara menerima atau
mengambil dari muzakki
Agama (Y1)
19 Pada saat anda membayar zakat,sudah
sesuaikah dengan niatan anda sendiri
20 Dengan membayar zakat mampu
memecahkan permasalahan ekonomi,
khususnya masyarakat menengah kebawah
21 Membayar zakat merupakan ibadah yang
wajib dilaksanakan, dimana membayar zakat
setara dengan mengerjakan shalat
Keilmuan (Y2)
22 Zakat apabila dikelola dengan professional
merupakan salah satu instrument yang dapat
mengentaskan kemiskinan
23 Jika terjadi kelalaian dan penyimpangan
terhadap pengelola zakat,infaq dan shodaqah
harus diberikan sanksi
24 Pendayagunaan zakat harus tepat sasaran
kedelapan asnaf
Harta (Y3)
25 Harta yang dizakatkan adalah harta pribadi

26 Sumber harta harus halal


27 Menurut anda, dengan bekerja sama dengan
pelanggan tetap akan membantu
meningkatkan pemasaran produk anda
ALGORITMA

BOOTSTRAPPING
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai