Anda di halaman 1dari 38

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET

DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA


2023

BUMI DAN JAGAT RAYA


Untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

BAHAN AJAR
GEOGRAFI

UNTUK
SMA/MA

X
JAGAT RAYA DAN TATA SURYA

OLEH:

MIMIN
A1P121052

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………i
IDENTITAS PENULIS…………………………………………………………………….……ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…………………iii
JAGAT RAYA DAN TATA SURYA…………………………………………………………..….1
PETA KONSEP………………………………………………………………………..…………2
A. Jagat Raya (The Universe)………………………………………………………….…....3
1. Pengertian Jagat Raya………………………………………………………...……….3
2. Teori Terbentuknya Jagat Raya……………………………………………….………..3
3. Anggota Jagat raya…………………………………………………………….………5

B. Tata Surya…………………………………………………………………………….…..8
a. Proes Terjadinya Tata Surya…………………………………………………….…..9
b. Anggota Tata Surya……………………………………………………………...….12
c. Gerakan Planet Mengelilingi Matahari……………………………………………18
1. Matahari……………………………………………………………………….....12
2. Planet………………………………………………………………………..……19
3. Satelit…………………………………………………………………………….25
4. Asteroid…………………………………………………………………..………25
5. Meteoroid, Meteor, Meteorit…………………………………………….……….25
6. Komet……………………………………………………………………/………26

C. Sejarah Pembentukan Bumi……………………………………………………………27


1. Struktur Bumi……………………………………………………………..………..27
2. Teori Terbentuknya Bumi……………………………………………….………….30
a. Teori Kontraksi……………………………………………………….…………..31
b. Teori Dua Benua………………………………………………………………….31
c. Teori Pengapungan Benua…………………………………/…………………….31
d. Teori Konveksi…………………………………………………………………...32
e. Teori Lempeng Tektonik…………….…………………………………………...32
RANGKUMAN…………...………………………………………………………………..34
REFERENSI…………………..……………………………………………………………35

iii
JAGAT RAYA DAN TATA
B SURYA

Kata Kunci: Tata surya (solar galaksi, dan planet

A. Jagat Raya (The Universe)


B. Tata Surya (The Solar System)
C. Seajarah Pembentukan Bumi

Sumber: Tirto.id

Gambar 1: Bumi dan Jagat Raya

Kehidupan manusia di permukaan Bumi tidak dapat dipisahkan dari proses


alam di langit, maka banyak ilmu pengetahuan yang berbasis kebumian seperti geologi,
klimatologi, hidrologi, dan geografi berkepentingan terhadap informasi dan hasil
kajian astronomi dan atau kosmografi.
Pada saat Anda menerawang ke langit di waktu malam hari, Anda akan melihat
bulan dan bintang-bintang yang bertaburan di langit tidak terhitung jumlahnya. Bulan
dan bintang merupakan sebagian kecil benda-benda yang terdapat di ruang angkasa.
Masih banyak lagi benda-benda lain yang berada di ruang angkasa yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pernahkah muncul pertanyaan dalam diri Anda,
mengapa bintang tersebut dapat bersinar dengan terang?
Dewasa ini, negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Rusia telah
menciptakan satelit-satelit ruang angkasa serta telah berhasil mengirimkan para pendiri
untuk menjelajahi ruang angkasa. Hasil dari penjelajahan tersebut dipublikasikan di
bumi sebagai kajian dari ilmu pengetahuan. Hal tersebut mempermudah seseorang
dalam mempelajari jagat raya dan isinya.
Dalam bahan ajar ini akan diuraikan mengenai kajian jagat raya dan teori
pembentukannya, tata surya, dan planet-planet dalam sistem tata surya, serta sejarah
pembentukan bumi sebagai tempat hidup bagi manusia.

1
PETA KONSEP
Struktur  Penampang
Bumi Bumi
 Kerak Bumi

Bumi Meliputi

 Teori
Kontraksi
Teori  Teori Dua
Terbentuknya Benua
Bumi  Teori Konveksi
 Teori Lempeng
Tektonik
Bumi dan Jagat
Raya
 Matahari
 Planet
Tata  Satelit
Surya  Asteroid
 Meteoroid,
Meteor, Meteorit
 Komet

 Galaksi Elips
 Galaksi Spiral
Jagat raya Galaksi
 Galaksi Tidak
Beraturan

Teori  Teori Ledakan besar


Terbentuknya  Teori Mengembang
dan Memampat

2
A. Jagat Raya (The Universe)
1. Pengertian Jagat Raya
Jagat raya atau alam semesta (the universe)
merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri
atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya
Horison tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat
Teori Big Bang adalah
diketahui dengan jelas.
teori ilmiah yang
dominan mengenai asal Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor,
usul penciptaan alam asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari
semesta. Menurut teori
Big Bang, alam semesta materi di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di
tercipta antara 10 dan Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada
20 milyar tahun yang
lalu dari sebuah ledakan di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama sekali
kosmik yang belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena
menghamburkan materi
tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
ke segala arah.
manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih
The Big Bang theory is
the dominant scien fic sangat terbatas.
theory about the origin Seperti diketahu Bumi tempat tinggal manusia
of the universe
According to the Big merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu
Bang, the universe was planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari
created some me
sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang
between 10 billion and
20 billion years ago dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima
from a cosmic explosion
Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi
that hurled ma#er in all
direc ons. berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya
galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan,
jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya
ini.
2. Teori Terbentuknya Jagat Raya

3
Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya telah
melahirkan asumsi dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut.

a. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)


Menurut Teori Ledakan Besar, jagat raya
berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar
dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami
ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi
pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-
bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental
menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun
kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut
membentuk kelompok-kelompok yang dikenal Sumber: persada.uad.ac.id
sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya. Gambar 2: Salah satu teori pembentukan jagat
raya adalah teori Ledakan Besar (The Big Bang
Theory)

b. Teori Mengembang dan Memampat (The


Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori
ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya
terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang
diawali dengan massa ekspansi (mengembang) yang
disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada
tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi. Tahap ini
diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah
Sumber: www. Siswapedia.com
terbentuk akan meredup kemudian memampat Gambar 3: Teori Mengembang dan
Memampat
didahului dengan keluarnya pancaran panas yang
sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka tahap

4
berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian
pada akhirnya memampat lagi.
3. Anggota Jagat Raya
1. Galaksi (The Galaxy)
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk
suatu sistem, terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang
berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa
lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya
secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai
suatu sistem yang terdiri atas bintang-bintang, gas, dan
Sumber:
www.sukabumiupdate.com debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya
Gambar 4: Galaksi Spiral NGC 6956 tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya
terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran, warna,
dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya galaksi dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral, elips, dan tidak
beraturan. Pembagian tipe iniberdasarkan bentuk atau
penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para
Sumber: www.infoastronomy.org astronom sejauh ini komposisinya sekitar 75% galaksi
Gambar 5: Galaksi Elips
spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan.
Namun, ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang
paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya
yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah
galaksi elips. Jika diambil volume ruang angkasa yang
sama, orang akan menemukan lebih banyak galaksi elips

Sumber: www.meteorologiaenred.com

Gambar 6: Galaksi Tidak Beraturan

5
daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak
yang redup sehingga teramat sulit untuk diamati.

2. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas
sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat besar, yang sangat panas,
dan menyala-nyala. Bintang-bintang dapat digolongkan sesuai spectrumnya, yaitu
garis cahaya terkuat yang dipancarkannya. Dikenal terdapat tujuh golongan
bintang, yakni golongan O, B, A, F, G, K, dan M.
 Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus terpanas diantara
bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara 30.2730C hingga
60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil, hanya 0,003% diantara
bintang- bintang yang ada. Bintang ini berwarna biru.
 Bintang golongan B, memiliki suhu permukaan antara 10.2730C hingga
30.2730C. Bintang ini berwarna biru keputihan, dengan populasi sekitar
0,13%.
 Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara 7.7730C hingga
10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya hanya 0,63%
diantara bintang-bintang.
 Bintang golongan F, memiliki suhu permukaan antara 6.2730C hingga
7.7730C. Bintang ini berwarna putih kekuningan, dengan populasi 3,1%
diantara bintang-bintang.
 Bintang golongan G, memiliki suhu permukaan antara 5.2730C hingga
6.2730C. Bintang ini ditandai dengan ion kalsium tunggal yang kuat
dengan warna kuning. Populasinya adalah 8%.
 Bintang golongan K, memiliki suhu permukaan antara 3.7730C hingga
5.2730C, ditandai dengan warna jingga memiliki populasi tergolong besar
yakni 13% diantara bintang-bintang.

6
 Bintang golongan M, merupakan bintang tertua dan sekaligus terdingin.
 Bintang ini memiliki suhu permukaan lebih kecil daripada 3.7730C.
Bintang ini ditandai dengan warna merah, dengan populasi yang terbesar
yakni 78% diantara bintang-bintang.

Sumber: poidonus.web.app
Gambar 7: Klasifikasi bintang berdasarkan spektrum

Informasi lain yang dianggap penting adalah


tentang bintang ganda. Bintang ganda adalah dua bintang
atau lebih yang saling berinteraksi. Jika massa bintang
satu jauh lebih besar dari bintang pasangannya, bintang
pasangannya akan berevolusi mengitari bintang yang
paling besar. Namun, jika massa kedua bintang hampir
sama, bintang itu akan saling mengitari. Menurut jarak
antarkeduanya, bintang ganda ada yang disebut ganda
visual, ganda astrometri, dan ganda spektroskop.

7
Tabel 1: Bintang-Bintang Terdekat

No Nama Jarak (Tahun Cahaya) Paralaks (Busur de-k)

1 Proxima Centauri 4,2 0,728


2 Alrijil A 4,3 0,751
3 Alrijir B 4,3 0,751
4 Barnard 6,0 0,545
5 Wolf 359 8,1 0,402
6 Lalande 21185 8,2 0,398
7 Sirius A 8,7 0,375
8 Sirius B 8,7 0,375
9 Alkaffaljidhina (UV Cen-) A 9,0 0,369
10 UV Cen- B 9,0 0,369
11 Ross 154 9,3 0,351
12 Ross 248 10,3 0,316
13 Epsilon Eridani 10,8 0,303
Sumber: Yani, 2018

B. Tata Surya
Tata Surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang
yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-
objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit
berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Matahari, planet-planet, satelit, Meteor, asteroid, dan komet merupakan


anggota dari tata surya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian
dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars), sabuk asteroid, empat planet bagian luar
(Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper
dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak
sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

8
a. Proses Terjadinya Tata Surya
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi
beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
1. Teori Nebula atau Hipotesis Kabut (Kant dan Laplace)
Teori kabut atau nebula dikemukakan oleh dua ahli. Kedua ahli tersebut
tidak melakukan komunikasi untuk mengemukakan teori nebula, namun
secara kebetulan memiliki kemiripan. Ahli pertama bernama Immanuel Kant
(1749-1827) dari Jerman dan yang kedua Piere Simon de Laplace (1796) dari
Prancis.
Immanuel Kant mengusulkan
hipotesis tentang terjadinya tata surya yang
diawali dari gumpalan kabut nebula yang
berputar perlahan-lahan. Walaupun perlahan
tetapi karena daalm waktu yang sangat lama
maka nebula menjadi menyusut hingga
membentuk sebuah cakram yang menebal di
bagian tengahnya. Di pusat cakram semakin
memadat dan menjelma menjadi Matahari.
Penyusutan terus berlangsung dan putaran
cakram juga semakin cepat. Bagian tepi
cakram terlepas dan “menciprat” keluar Sumber: wordpress.com

membentuk gumpalan- gumpalan yang Gambar 8: Teori Nebula atau Hipotesis


Kabut
memadat menjadi planet-planet yang
mengitari Matahari.
Piere simon de Laplace juga mengemukakan pendapatnya tentang tata
surya yang berasal dari kabut panas yang berpilin. Awalnya pilinan kabut
membentuk bulatan bola besar. Perlahan tetapi pasti, ukuran bola menjadi
kecil karena adanya daya pemepatan. Seiring dengan pengecilan bola,

9
semakin cepat pusarannya dan bentuknya tidak lagi bulat tetapi menjadi pipih.
Antara kutub bola tersebut semakin mendekat sementara bagian ekuatornya
justru melebar. Karena pilinan masa gas semakin kencang sebagian cakram
terlepas dan menjadi planet dan satelit-satelitnya sedangkan bagian inti kabut
tetap berbentuk bulat dan berpijar yang disebut dengan Matahari.

2. Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)


Hipotesis planetisimal dikemukakan oleh
Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton,
astronom Amerika. Hipotesis planetisimal
mengatakan bahwa matahari telah ada
sebelumnya sebagai salah satu dari bintang-
bintang yang ada.
Thomas C. Chamberlin
Pada suatu masa, ada sebuah bintang
berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya terjadilah pasang naik pada permukaan matahari maupun
bintang itu. Sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu
bintang itu menjauh, sebagian
massa matahari jatuh kembali
ke permukaan matahari dan
sebagian lainnya terhambur ke
ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang
dinamakan planetisimal yang
kemudian menjadi planet-
Sumber: bp.blogspot.com
planet dan benda angkasa
Gambar 9: ilustrasi teori planetesimal
lainnya dan beredar pada orbit
masng-masing.

10
3. Hipotesis Pasang Surut Gas (Jeans dan
Jeffreys)
Hipotesis pasang surut bintang pertama
kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun
1917. Astronom Inggris Sir James Jeans dan
Harold Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa
tata surya, pada awalnya hanya matahari saja
tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan
Sumber: www.kompas.com
anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian
Gamabr 10: Pasang surut gas
dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh
pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke
dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah
besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi
matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan
yang disebut planet.

4. Hipotesis Ledakan Bintang / Bintang Kembar (Lyttleton)


Hipotesis bintang kembar awalnya
dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada
tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa
dahulunya Tata Surya berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
Sumber: www.kompas.com
kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi
Gambar 11: Ledakakan
bintang yang tidak meledak dan mulai bintang kembar

mengelilinginya. Teori bintang kembar juga


dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.

11
5. Hipotesis Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari
awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan
karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur,
sehingga terbentuklah piringan seperti cakram.
Inti cakram yang menggelembung
menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya
berubah menjadi planet planet. Ahli astronomi
lainnya yang mengemukakan teori awan debu
antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat
dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya,
tata surya berawal dari matahari yang berputar
dengan cepat dengan piringan gas di Sumber: www.harapanrakyat.com

Gambar 12: Hipotesis Awan Debu


sekelingnya yang kemudian membentuk planet-
planet yang beredar mengelilingi matahari.

b. Anggota Tata Surya


1. Matahari
Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak
rata-rata sekitar 150 juta kilometer (93.026.724 mil) yang berbentuk seperti
bola raksasa dengan diameter 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama
dengan 109 kali diameter bumi. Matahari terbentuk dari gas hidrogen
(74%) dan helium (25%). Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi,
nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium.
Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.
Matahari termasuk bintang berwarna kuning (Bintang golongan G) yang
berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya termasuk

12
8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet,
dan debu angkasa berputar mengelilingi matahari.
Nicolas Copernicus adalah orang
pertama yang mengemukakan teori bahwa
matahari adalah pusat peredaran tata surya
di abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan
oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa
lainnya. Teori yang kemudian dikenal
dengan nama ini mematahkan teori
geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) Sumber: wikipedia.org

yang dikemukakan oleh Ptolemy dan telah Gambar 13: Matahari

bertahan sejak abad ke dua sebelum


masehi.
Matahari tergolong bintang tipe G, dengan ciri memiliki suhu
permukaan sekitar 6.0000C dan umumnya bertahan selama 10 juta tahun.
Matahari diperkirakan berusia sekitar 7 juta tahun lagi, sebelum hidrogen
di intinya habis. Bila hal tersebut terjadi, matahari akan berekspansi
menjadi bintang raksasa berwarna merah yang dingin dan 'memakan'
planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum
akhirnya kembali menjadi bintang kerdil berwarna putih kembali.
Matahari memiliki gaya gravitasi sebanding dengan 28 kali gravitasi
di Bumi. Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100
kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan matahari beratnya akan terasa
seperti 2.800 kg. Gravitasi matahari memungkinkannya menarik semua
komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu bentuk bola
sempurna. Gravitasi matahari jugalah yang menahan planet-planet yang
mengelilinginya tetap berada pada orbit masing-masing. Pengaruh dari
gravitasi matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya.

13
Sama halnya dengan Bumi, Matahari juga berotasi pada sumbunya selama
sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini
pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi
bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu
orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan
September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret.
a. Struktur Matahari
Matahari memiliki 6 lapisan yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Lapisan-lapisan tersebut diantaranya adalah : inti matahari,
zona radioaktif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam
(interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari
matahari.
1. Inti Matahari
Inti matahari adalah area terdalam dari matahari dan
merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium
menjadi hidrogen. Reaksi fusi nuklir (termonuklir) ini diperoleh
dari energi panas di dalam inti sehingga menyebabkan pergerakan
elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang
lain. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan
neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan
seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di bumi. Energi
tersebut dibawa keluar dari matahari melalui radiasi. Inti matahari
memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat
Fahrenheit). Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya
memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron,
proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan
meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar.
2. Zona Radiatif

14
Zona ini adalah daerah yang menyelubungi inti matahari.
Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini
sebelum diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar. Kepadatan
zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian
dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan
densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak
memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
3. Zona Konvektif
Zona ini adalah lapisan di mana suhu mulai menurun.
Suhunya sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit).
Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti
matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki
suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan
terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara
radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari
membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona
konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan
terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer
yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi.
Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan
bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif
yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh"
kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian
kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan
adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi
seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab
itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the

15
boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona
konvektif dalam waktu beberapa minggu.
4. Fotosfer
Fotosfer merupakan permukaan matahari yang meliputi
wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat
Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi
matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi
tersebut diobservasi sebagai sinar matahari di bumi, 8 menit setelah
meninggalkan matahari.
5. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari
kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang
begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana
matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer
akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling
matahari.Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya
kandungan helium di sana.
6. Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini
berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana
karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian matahari yang
lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk
mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling matahari. Lapisan
korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam matahari
dengan rata- rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa
bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
b. Ciri-Ciri Matahari
Beberapa ciri khas yang dimiliki matahari diantaranya adalah:

16
1. Lidah Matahari (Prominensa)
Lidah api di matahari atau juga disebut prominensa
merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang
mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk
loop (putaran). Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada
matahari dan bergerak keluar menuju korona matahari. Jika korona
merupakan gas-gas ionized yang sangat panas, dinamakan plasma,

Sumber: www.google.com
yang tidak begitu memperlihatkan sinarnya, prominensa berisikan
Gambar 14: Prominensa plasma yang lebih dingin.

2. Bintik Matahari (Spot)


Bintik matahari adalah granula-granula cembung kecil yang
ditemukan di bagian fotosfer matahari dengan jumlah yang tak
terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan magnet
matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat
lebih besar daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang
gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih
terang disebut penumbra. Warna bintik matahari terlihat lebih gelap
karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di daerah
umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan di daerah penumbra
adalah 3.500°C.
3. Angin Matahari
Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan
(yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar
matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar
400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-
5 hari. Angin matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi
tinggi dan proton, yang mampu melepaskan diri dari gravitasi

17
sebuah bintang karena energi termalnya yang sangat tinggi. Banyak
fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk badai
geomagnetik, aurora (cahaya utara), sebagai penyebab mengapa
arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta formasi bintang-
bintang jauh.
4. Badai Matahari
Badai matahari adalah ledakan besar di atmosfer matahari
yang dapat melepaskan energi sebesar 6 × 1025 joule. Istilah ini
juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain. Badai
matahari mempengaruhi semua lapisan atmosfer matahari
(fotosfer, korona dan kromosfer). Kebanyakan badai terjadi di
wilayah aktif disekitar bintik matahari. Sinar X dan radiasi
ultraviolet yang dikeluarkan oleh badai matahari dapat
mempengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio.
c. Gerakan Planet Mengelilingi Matahari
1. Hukum Kepler
Johanes Kepler seorang berkebangsaan Jerman sependapat
dengan Galilei. Kepler berhasil menyusun 3 hukum yang terkenal
dengan nama “Tiga Hukum Kepler” yang kemudian menjadi dasar-
dasar ilmu kinematika. 3 Hukum Kepler:
 Hukum Kepler I
Lintasan planet mengelilingi matahari berbentuk
elips dimana matahari berada pada salah satu titik
fokusnya (bukan pada pusatnya).
Dalam satu kali orbit, gaya tarik menarik tidak selalu
sama sehingga terdapat jarak terjauh dengan matahari
(aphelium) sehingga mempunyai gaya tarik lemah, dan

18
jarak terdekat dengan matahari (perihelium) yang berakibat
gaya tarik matahari terhadap planet menjadi kuat.
 Hukum Kepler II
Garis yang menghubungkan planet dan matahari
selama revolusi planet, melewati bidang yang sama
luasnya dalam jangka waktu yang sama.
Suatu planet berada paling dekat dengan matahari,
gerakannya paling cepat. Begitu pula sebaliknya.
Luas a = Luas b = Luas c (catatan: waktu tempuh sama)
 Hukum Kepler III
Kuadrat waktu revolusi planet-planet berbanding lurus
dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet dari matahari.
P2 / J3 = Konstan
P : waktu revolusi
J : jarak antara planet tersebut dengan matahari

2. Hukum Titius-Bode
Hukum Titius-Bode (1766) berbunyi:
“Jarak antara planet-planet dan matahari merupakan deret ukur:
0, 3, 6, 12, 24, 48 dan seterusnya (dengan mengecualikan suku
pertama) dengan perbandingan dua, kemudian tiap-tiap suku
ditambah dengan 4.
3. Hukum Newton
“Dua buah benda tarik-menarik dengan kekuatan berbanding
lurus dengan hasil perbanyakan kedua massanya dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda itu.”
2. Planet

19
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat
tata surya (matahari). Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri
namun dapat memantulkan cahaya. Planet bergerak dengan arah yang
sama mengelilingi matahari, tetapi dengan lintasan dan jarak terhadap
matahari yang berbeda-beda, lintasan planet merupakan bidang yang
berbentuk elips. Kebanyakan planet mempunyai satelit (pengiring) seperti
bulan sebagai satelit bumi. Planet yang tidak mempunyai satelit
(pengiring) yaitu merkurius dan venus. 8 Planet yang termasuk dalam
anggota tata surya adalah sebagai berikut:
1. Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari. Jarak antar
merkurius dengan matahari tidak tetap, kadang menempati jarak
terdekat, kadang juga berada pada jarak terjauh dengan matahari. Jarak
rata-rata dengan matahari adalah 0,39 AU. Secara fisik, diameter
Merkurius mencapai 4.879 km. Waktu yang digunakan untuk
melakukan satu kali putaran pada porosnya (periode rotasi) adalah 58,6
hari.

Volume merkurius adalah sekitar


0,055 kali massa Bumi. Bentuk planet ini mirip Bulan, dengan
permukaan berupa lapisan tipis silikat. Komposisi pembentuk planet
ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.
2. Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari. Venus
memiliki jarak terhadap matahari tidak tetap. Jarak rata-rata antara
Venus dengan matahari adalah 108 juta km.

20
Diameter Venus mencapai 12.100 km, sedangkan massanya
sekitar 0,815 kali massa bumi. Periode rotasinya adalah 243,2 hari,
sedangkan periode revolusinya adalah 225 hari. Bentuk planet ini mirip
Bumi dengan permukaan berupa awan tebal dengan suhu permukaan
4800C. Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur
berat lain.
3. Bumi
Bumi adalah planet terdekat ketiga matahari. Jarak rata-rata
Bumi dengan Matahari adalah 150 juta km. Diameter bumi adalah
12.760 km. Periode rotasinya adalah 24 jam, sedangkan periode
revolusinya 365,25 hari. Bumi terdiri dari tiga bagian: udara, air, dan
bagian padat (atmosfer, hidrosfer, dan litosfer).

21
Udara yang mengelilingi Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21%
oksigen, dan 1% gas-gas lain. Air di Bumi hampir 96% tersusun dari
hidrogen dan oksigen. Bagian gunung berapi, batuan endapan, dan
batuan metamorfik serta tanah. Bumi memiliki 1 buah satelit yakni
bulan.
4. Mars
Mars merupakan planet keempat dalam urutan tata surya. Jarak
rata-rata dari matahari adalah 1,52 AU atau 228 juta km.

Diameter Mars mencapai 6.780 km, sedangkan massanya 0,11


kali massa bumi. Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan periode
revolusinya adalah 687 hari. Bentuk planet ini mirip Bumi dengan
atmosfer mengandung CO, sedikit N, Ar, CO, Ne, Kr, dan Xe. Jumlah
satelit Mars adalah 2 buah yaitu Phobos dan Deimos.
5. Jupiter
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya. Mempunyai jarak
rata-rata dari matahari 5,2 AU atau 778,3 juta km. Diameternya 14.980
km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasinya 9,8
jam, sedangkan periode revolusinya adalah 11,86 tahun.

22
Atmosfer Jupiter mengandung 20 hidrogen (H), helium (He), metana
(CH), amonia (NH ). Jupiter memiliki 66 satelit, juga mempunyai
empat cincin.
6. Saturnus
Saturnus adalah planet terdekat keenam setelah Jupiter.

Jarak rata-rata dari matahari adalah 9,54 AU atau 1.429,4 juta


km. Diameternya mencapai 120.540 km dan memiliki massa 59,2 kali
dari massa bumi. Periode rotasi nya 10,7 jam, sedangkan periode
revolusinya adalah 29,5 tahun. Saturnus merupakan satu-satunya
planet yang memiliki cincin yang khas, berjumlah lebih dari 1000 buah
namun tampak seperti satu kesatuan. Atmosfer mengandung helium
(He). Planet ini memiliki 62 satelit.
7. Uranus

23
Uranus memiliki jarak rata-rata dengan matahari 19,18 AU atau 2.875
juta km.

Diameternya 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa bumi.


Periode rotasinya 17,25 jam, sedangkan periode revolusinya 84 tahun.
Bentuk planet ini mirip dengan bulan dengan permukaan berwarna
hijau dan biru, dibungkus atmosfer yang mengandung hidrogen (H),
helium (He), metana (CH ), dan etana. Uranus memiliki 27 satelit dan
18 buah cincin.
8. Neptunus
Neptunus memiliki jarak rata-rata dari matahari 30,1 AU atau
4.450 juta km. Diameternya 49.530 km dan memiliki massa 17,2 kali
massa bumi. Periode rotasinya 16,1 jam, Sedangkan periode
revolusinya 164,8 tahun.

Bentuk planet ini mirip dengan


bulan dengan permukaan terdapat lapisan silikat. Planet Neptunus
memiliki 13 buah satelit.

24
3. Satelit
Satelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil
daripada planet, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet,
kemudian bersama-sama dengan planet, berputar mengelilingi matahari.
Satelit melakukan tiga gerakan, yaitu berputar pada porosnya, berevolusi
mengelilingi planet, dan berevolusi bersama planet mengelilingi matahari.
Satelit ada dua macam yaitu :
 Satelit Alamiah
Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan
manusia, misalnya bulan sebagai satelit alamiah bumi.
 Satelit Buatan
Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke
orbit bumi, baik yang berawak maupun yang tidak berawak.
4. Asteroid
Asteroid atau Planetoid adalah batu-batuan yang bergerak mengelilingi
Matahari, tetapi ukurannya sangat kecil untuk digolongkan sebagai planet,
sehingga Asteroid disebut Planetoid atau planet kerdil. Sebagian besar
Asteroid menempati sabuk utama yang berada di antara orbit Mars dengan
Jupiter. Ada dua teori asal mula asteroid :
 Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan
Jupiter meledak karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk
asteroid-asteroid.
 Asteroid terbentuk pada awal terbentuknya tata surya, terdapat
cukup banyak partikel di antara Mars dan Jupiter yang
membentuk batu-batu berkelompok.
5. Meteoroid, Meteor, Meteorit
Meteoroid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa
yang berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tercecer,

25
atau pecahan benda langit lain. Meteor atau bintang beralih adalah benda
langit yang sangat kecil yang terdiri atas debu, pasir, atau kersik langit yang
bergerak mengelilingi Matahari seperti planet. Timbulnya jalur cahaya di
langit, karena meteor bergerak dengan cepat ketika memasuki atmosfer
bumi sehingga menjadi panas dan terbakar yang pada akhirnya menyala.
Meteorit atau batu bintang beralih adalah meteor yang berukuran sangat
besar sehingga tidak terbakar habis saat memasuki atmosfer.
6. Komet
Komet adalah benda langit yang diselimuti awan dan gas sehingga tampak
seperti bintang berekor ketika mendekati matahari. Bagian-bagian komet.
 Kepala komet
Kepala komet terdiri dari Inti komet (nucleus) dan rambut (Cuma).
Kepala komet merupakan pusat sinar atau cahaya sekaligus pusat
energi bagi komet.
 Ekor komet
Ekor komet dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu ekor gas
(yang lurus terhadap kepala), ekor debu (yang arahnya
menyamping terhadap kepala komet), dan ekor ion (bagian ekor
komet yang tidak beraturan arahnya).

26
Arah ekor komet selalu menjauh dari matahari, karena ekor komet
terdorong oleh radiasi matahari dan angin matahari
C. Sejarah Pembentukan Bumi
Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000
juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih
dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu,
dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan,
debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena
pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola
besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu
permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi
kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan
bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi
sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.
1. Struktur Bumi
a. Kerak Bumi

27
Kerak bumi berasal dari batuan yang terdiri atas berbagai jenis mineral.
Batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe dasar, yaitu batuan
gunungapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik.
1) Batuan gunungapi (secara harfiah berarti batuan yang dihasilkan
dari api). Dahulu merupakan lelehan yang panas sekali, yang
kemudian memadat di permukaan bumi, seperti batuan basalt.
Batuan ini merupakan asal mula berbagai batuan kerak bumi.
Batuan gunungapi disebut juga dengan batuan beku.
2) Batuan endapan berasal dari bermacam-macam butiran batu yang
bergerak dan menyebar karena pengaruh angin, air, atau penyebab
lain. Batuan ini terletak di atas lahan atau dasar laut, yang secara
bertahap saling bertindihan dan melekat. Batuan endapan
membentuk beberapa lapisan yang tebalnya bermacam-macam,
mulai dari beberapa sentimeter sampai dengan beribu-ribu meter.
Lapisan-lapisan ini membentuk sebagian besar lapisan kerak bumi.
Di antara batuan ini yang terpenting adalah batu pasir, batu kapur,
dan batu serpih.
3) Batuan metamorfik terbentuk dari hasil batuan gunungapi dan
batuan endapan yang berubah dalam waktu yang berabad-abad.
Berbagai faktor yang berperan dalam proses metamorfisme atau
pembentukan batuan berubah bentuk adalah tekanan, panas,
adanya air, dan berbagai perubahan kimia dan lamanya waktu
berproses. Partikel-partikel batuan asli berubah menjadi berbagai
susunan baru. Dengan cara ini, mineral baru dapat tercipta.
Kadang-kadang batuan berubah bentuk masih menunjukkan sifat
aslinya, dan kadang-kadang dapat berbentuk batuan yang baru
sama sekali. Contoh batuan metamorfik, antara lain marmer, batu

28
tulis, dan gneiss granit. Marmer berasal dari batu kapur, batu tulis
dari serpih, sedangkan gneiss granit dari bermacam granit.

Lapisan atas kerak bumi di daerah daratan biasanya dilapisi


tanah. Tanah terdiri atas partikel batuan yang banyak mengandung zat
organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba.
Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang
karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak langsung berasal
dari tanaman.

b. Penampang Bumi dan Lapisan-Lapisannya


Setelah Bumi ini terbentuk dari massa gas seperti telah dikemukakan
melalui hipotesis tentang terbentuknya bumi, lambat laun mengalami
proses pendinginan sehingga bagian terluarnya menjadi keras. Adapun
bagian dalamnya masih tetap, yaitu berupa massa zat yang panas dalam
keadaan lunak.
Sepanjang proses pendinginan yang berlangsung dalam jangka waktu
jutaan tahun, zat-zat pembentuk bumi terdiri atas berbagai jenis sifat kimia
dan fisikanya sempat memisahkan diri sesuai dengan perbedaan sifat-sifat
tersebut. Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa
batuan-batuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi
memiliki komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.
Pada dasarnya Planet Bumi memiliki struktur utama sebagai berikut.
1) Litosfer (Lapisan Batuan Pembentuk Kulit Bumi atau Crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere
(sphaira) berarti bulatan (lapisan). Dengan demikian, litosfer
diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian
lain litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih
kurang 66 km tersusun atas batuan penyusun kulit bumi. Karena

29
merupakan bagian paling keras seperti kerak maka disebut juga
kerak bumi.
2) Astenosfer (Lapisan Selubung atau Mantle)
Astenosfer adalah lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan
ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar
dengan suhu sekitar 3.000° C. Astenosfer merupakan campuran
dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu
tinggi.
3) Barisfer (Lapisan Inti Bumi atau Core)
Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi
paling dalam tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan
ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian,
yaitu inti luar dan inti dalam.
a) Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian
luar. Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi
dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar
dengan suhu sekitar 3.9000 C.
b) Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan
dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam
tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi,
yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan
padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3.
2. Teori Terbentuknya Bumi
Kulit bumi dari waktu ke waktu mengalami perubahan, hal ini kemudian
menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan
perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang, dan prediksi pada masa
yang akan datang. Teori-teori mengenai terbentuknya kulit bumi yang
dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.

30
a. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia
FOKUS
menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut
 Litosfer
disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian per-
 Astenosfer
 Barisfer mukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.
 Niccolum Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de
 Ferrum
Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami
pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi
yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk
pegunungan dan lembah-lembah.
b. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua
benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan
Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian
bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-
pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi
Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi
Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali
pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
c. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.
Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha
besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-
pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut.
Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua
tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh
bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan

31
Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di
kedua daerah tersebut.
d. Teori Konveksi (Convection Theory)
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan
Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz,
dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan
FOKUS berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di
 Laurasia atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai
 Gondwana
 Pangea
ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava
 Mid ocean tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga
ridge
menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid
oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di
permukaan bumi.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang
membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan
semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge
ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari
lapisan di bawah kulit bumi.
e. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson.
Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa
lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud
cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu
bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan
astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

32
a) Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng
tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa
tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng
benua dan lempeng dasar samudra.
Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng
FOKUS tektonik benua dan benua disebut zona konvergen. Contohnya
 Konvergensi
tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia
 Divergensi
Sesar yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda
 Mendatar Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan
Zona
puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan
 subduksi
lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya
jalur Pegunungan Alpen.
Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan
lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction
zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan
lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan
terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes.
b) Divergensi, yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng
tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng
Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen
(zona sebar pisah).
c) Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan
(berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan
antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika
Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas
yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San
Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika

33
Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng
tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).

34
REFERENSI

Hartono. (2009) Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas /Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Yani, Ahmad. (2018) Pengantar Kosmografi Memahami Proses di Langit yang
Berpengaruh Terhadap Kehidupan di Bumi.Yogyakarta: Ombak

35

Anda mungkin juga menyukai