Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

PESANTREN RAMADHAN

1445 H

TINGKAT SMA/SMK/SLB

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2024 M / 1445 H

PANDUAN PELAKSANAAN
PESANTREN RAMADHAN 1445 H/2024 M
TINGKAT SMA DAN SMK SE- SUMATERA BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Selain
menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga meningkatkan kualitas dan kuantitas amal
ibadahnya baik, fardhu maupun sunnah. Karena itu, Ramadhan juga berfungsi sebagai
bulan pendidikan (syahr al-tarbiyah) karena mendidik ruhaniyah umat agar menjadi
pribadi yang bertakwa.
Suasana masyarakat religius di bulan Ramadhan menjadi lingkungan ideal dalam
mendidik spiritualitas keagamaan dan karakter remaja. Maka kehadiran Ramadhan
menjadi momen penting untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan yang bertujuan
mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa serta berakhlak, sebagaimana
amanah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sadar akan pentingnya mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan di bulan
Ramadhan, Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah menetapkan Peraturan Gubernur
Provinsi Sumatera Barat Nomor 48 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah Pada Bulan Ramadhan. Pada pasal 4 disebutkan
bahwa pembelajaran di bulan Ramadhan tetap dilaksanakan, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Pada tahun 2024 ini, akhir pembelajaran semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024
bertepatan di bulan Ramadhan 1445 H H. Oleh karena itu, pembelajaran di bulan
Ramadhan 1445 H dapat dilaksanakan dengan mengoptimalkan pembelajaran agama
yang di SMA dan SMK.
Optimalisasi pembelajaran agama di bulan Ramadhan untuk peserta didik tingkat
SMA dan SMK se Provinsi Sumatera Barat penting dilakukan untuk mendidik remaja
muslim yang berkarakter. Tanpa penguatan pendidikan agama, pribadi yang beriman dan
bertakwa serta berakhlak mulia mustahil dapat terwujud. Di sisi lain, pembelajaran agama
yang bersifat konseptual hanya melahirkan generasi yang “tahu” ajaran agama, tetapi
sulit mengamalkannya.
Oleh karena itu, pembelajaran agama di bulan Ramadhan tidak sekedar
memahami ajaran agama secara konseptual, tetapi lebih dari itu mampu menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam secara praktis. Hal itu sangat memungkinkan dapat dilakukan
dengan keberkahan Ramadhan dan dukungan dari orang tua, para guru dan masyarakat
sekitar.
Panduan pelaksanaan pembelajaran pada bulan Ramadhan 1445 Hini sengaja
disusun sebagai pedoman bagi sekolah untuk menerapkan pembelajaran di bulan
Ramadhan, baik berkenaan dengan materi, metode hingga evaluasi yang harus
diterapkan. Dengan perencanaan yang matang, dukungan warga sekolah dan stakeholder,
diharapkan pembelajaran di bulan Ramadhan efektif dilakukan dalam meningkatkan
kualitas keberagamaan dan karakter peserta didik.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
4. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
6. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah;
7. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
8. Peraturan Gubernur Sumatera Barat, nomor 73 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Sekolah/Madrasah Di Sumatera Barat; dan
9. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 48 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran di Sekolah dan Madrasah Pada Bulan
Ramadhan.

C. Nama Kegiatan
Pelaksanaan Pembelajaran di bulan Ramadhan 1445 H ini disebut “Pesantren
Ramadhan SMA/SMK/SLB Sumatera Barat Tahun 1445 H/ 2024 M”.

D. Tujuan
Secara umum, tujuan Pesantren Ramadhan adalah:
1. Untuk memenuhi minggu efektif pembelajaran selama bulan Ramadhan;
2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Agama peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari;
3. Menanamkan rasa cinta masjid/rumah ibadah dalam usaha peningkatan ibadah
pada bulan Ramadhan dan menjadikan masjid/rumah ibadah sebagai sentral
aktivitas masyarakat dalam upaya memakmurkan masjid/rumah ibadah; dan
4. Membangun sikap dan karakter berdasarkan nilai-nilai agama, budaya bangsa
dan budaya lokal.
5. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan madrasah, pemuka masyarakat
terhadap aktivitas peserta didik selama bulan Ramadhan;
6. Menumbuhkan kesadaran peserta didik/generasi muda untuk tidak melakukan
perbuatan tercela/terlarang menurut ajaran agama, hukum, dan budaya lokal;
dan
7. Meningkatkan suasana kebersamaan, keserderhanaan, persaudaraan dan
kekeluargaan yang mendalam sesama peserta didik, dan peserta didik dengan
anggota masyarakat lainnya.
Adapun secara khusus, tujuan disusunnya panduan Pesantren Ramadhan ini
adalah sebagai panduan bagi sekolah (SMA/SMK/SLB) untuk menerapkan Pesantren
Ramadhan 1445 H di sekolah masing-masing.
E. Hasil yang diharapkan
Melalui Pesantren Ramadhan, diharapkan:
1. Kualitas iman dan ibadah peserta didik meningkat;
2. Pengamalan ibadah peserta didik semakin terampil;
3. Wawasan dan pemahaman peserta didik tentang konsep ajaran Islam bertambah
luas;
4. Hafal beberapa ayat pilihan dan surat pendek pilihan secara tartil;
5. Peserta didik gemar memakmurkan masjid/mushalla; dan
6. Karakter peserta didik membudaya di sekolah sesuai dengan ajaran Islam.

F. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dari kegiatan ini adalah peserta didik tingkat SMA,
SMK dan SLB, baik negeri maupun swasta yang beragama Islam di lingkungan Provinsi
Sumatera Barat.
BAB II
PELAKSANAAN

A. BENTUK PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1445 H di Tahun 2024 M ini dilaksanakan di
Masjid/Mushalla di tempat domisili siswa (untuk SLB teknis dan konsep pelaksanaan
diserahkan ke MGMP SLB) sesuai jadwal yang ditetapkan dan khusus Kepulauan
Mentawai mekanismenya diserahkan kepada Cabang Dinas dan tetap berkoordinas
dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Adapun proses pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan Tadarus
2. Pengajian ke Islaman
3. Sholat Berjamaah
4. Dzikir dan Doa
5. Praktek (Shalat Fardhu dan Shalat Jenazah)
6. Diskusi tentang Pemantapan Pemahaman ke agamaan, tokoh Sumatera Barat
(Pra Kemerdekaan, Kemerdekaan dan Paska Kemerdekaan) dan penerapan
nilai-Nilai karakter dan Nilai-Nilai ABS SBK)

Setiap hari, pembelajaran Ramadhan dimulai dengan pembiasaan baik


(mengucapkan salam, shalat dhuha, shalat berjamaah, zikir dan sebagainya), materi yang
bersifat konseptual dan praktis serta menghafal Al Quran. Pembelajaran dilakukan secara
klasikal, setiap kelas dibimbing oleh narasumber dan didampingi oleh instruktur. Setiap
peserta didik juga dibimbing secara khusus oleh instruktur atau mentor dalam kelompok
kecil.
Selain itu, pembelajaran Ramadhan juga melibatkan keterlibatan masyarakat
dalam mendidik sikap keberagamaan peserta didik. Sekolah akan berkoordinasi dengan
orang tua peserta didik agar melakukan pengawasan terhadap pembinaan ibadah dan
akhlak peserta didik, khususnya pelaksanaan shalat berjamaah (Zuhur, Ashar, Maghrib,
Isya dan Shubuh) serta qiyamullail. Dengan begitu pembelajaran Ramadhan tidak saja
berlangsung di sekolah saja, tetapi mengoptimalkan peran serta tripusat pendidikan.
Buku panduan ini diharapkan menjadi pedoman bagi sekolah untuk menerapkan
pembelajaran Ramadhan dan sekolah dapat mengembangkannya sesuai dengan
kebutuhan.

B. MATERI KEGIATAN, PROGRAM DAN PESERTA


Materi dalam pembelajaran Ramadhan 1445 H ini antara lain:
1. Materi Pesantren Ramadhan 1445 H terdiri dari :
a. Penguatan konsep,
yaitu materi yang berisi peningkatan pengetahuan dan pemaham peserta didik
tentang Agama, Bela Negara, adat, budaya dan Kesehatan untuk menunjang
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari yang terintegrasi dengan nilai-nilai ABS
SBK yaitu:
1) Hal-hal yang merusak aqidah dan bahaya yang ditimbulkannya (Syirik,
perdukunan, dan ramalan)
2) Tafsir Surat Ad dhuha dan peneriaman nya dalam kehidupan sehari-hari
3) Hikmah dan Keutamaan Shalat Fardhu
4) Rukun dan Syarat serta bacaan shalat Jenazah
5) Bahaya LGBT dan penanggulannya
6) Adab pergaulan di era digital dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
7) Keutamaan Meneladani kepahlawanan dan kesuksesan Muhammad Al Fatih
dalam menaklukan Konstatinopel
8) Bahaya Rokok dan Gedget terhadap kesehatan Fisik dan mental.
9) Bela Negara; (Sejarah PDRI sebagai penyelamat NKRI, Islam dan Bela Negara)
10) Keutamaan kepahlawanan dan kesuksesan Tuanku Imam Bonjol, Rahmah EL
Yunusiyah, dan Rohana Qudus dalam melawan Penjajah
11) Penanaman nilai-nilai anti Korupsi dalam kehidupan sehari-hari

b. Penguatan praktik, yaitu:


Praktik yang diutamakan
1) Praktik Shalat (gerakan & bacaan)
2) Praktik Dzikir dan Do’a
Praktik yang menjadi Tambahan
3) Praktik Penyelenggaraan Jenazah
4) Praktik Ceramah

2. Program
a. Tahfizh Al Quran
Setiap hari, siswa diminta menghafal dan menyetor hafalannya ke guru pembina.
Siswa wajib menghafal Juz 30. Bagi siswa yang sudah hafal, bisa melanjutkan ke juz 1,
dan seterusnya.
Adapun materi Tahfizh Al Quran yang wajib diuji pada pertemuan terakhir
adalah:
Kelas X : surat An Naba’
Kelas XI : Surat An Naziaat
Kelas XII : Surat As Sajadah

b. Program khusus
a. Bimbingan Kelompok Kecil/Mentoring, yaitu setiap guru membimbing 10-15
orang peserta didik. Setiap guru menjadi instruktur atau mentor bagi peserta
didik. bimbingan kelompok kecil (mentoring) selama 30 menit, di antara agendanya
adalah:
1) Tilawah bergiliran
2) Pengumpulan infaq/sedekah
3) Tausiyah (setiap peserta didik menyampaikan tausiyah secara bergantian
setiap harinya)
4) Evaluasi ibadah harian
Kegiatan mentoring bersama guru pembina kelompok juga dilakukan tadarus
setiap pagi (pukul 08.00-09.00) sesudah shalat dhuha.
c. Program Pembiasaan
Program pembiasaan, yaitu kegiatan yang dikondisikan selama pembelajaran
Ramadhan 1445 H di sekolah, di antaranya:
a. Tilawah (membaca) dan Tahfiz (menghafal) Al Quran;
b. Shalat fardhu berjamaah, khususnya shalat zhuhur di sekolah, sedangkan shalat
fardhu lainnya dilaksanakan di masjid/mushalla sesuai domisili peserta didik
masing-masing;
c. Shalat sunat, seperti dhuha, tahyatul masjid, dan rawatib (untuk qiyamul lail
dilaksanakan di masjid/mushalla sesuai domisili masing-masing);
d. Tadarus, membaca Al Quran;
e. Membaca ayat-ayat Al Quran setiap membuka pembelajaran;
f. Zikir, khususnya sesudah shalat, setiap memulai pembelajaran, zikir pagi hari,
dan zikir sore hari;
g. Doa, sesudah shalat, memulai pembelajaran, dan mengakhiri pembelajaran;
h. Infaq dan berbagi ta’jil
i. Mengucapkan assalamu’alaikum setiap bertemu; dan
j. Membersihkan masjid dan lingkungan sekolah.
Adapun jadwal dan silabus dilampirkan pada panduan ini.
d. Program Syiar
1. Lomba Tahfizh
2. Lomba Video Kreatif ( Perjalanan Pesantren Ramadhan, testimoni, kegiatan unik
selama pesantren Ramadhan maksimal 3 menit)
3. PESERTA
Peserta dalam pesantren Ramadhan 1445 H ini adalah :
a. Kelas X ( Peserta didik yang beragama Islam)
b. Kelas XI ( Peserta didik yang beragama Islam)
c. Kelas XII ( Peserta didik yang beragama Islam)

C. METODE
1. Metode pembelajaran pada pesantren Ramadhan dilakukan bukan melalui metode
caramah (komunikasi satu arah) saja, tetapi dilakukan seperti pembelajaran di
sekolah yang berpusat pada siswa (student learning centre). Hal ini penting karena
pembelajaran di pesantren Ramadhan merupakan jam efektif dari pembelajaran di
sekolah. Secara substansi, siswa diajak belajar, bukan hanya mendengar.
2. Metode pembelajaran yang diterapkan bersifat active learning dengan menerapkan
model-model pembelajaran, seperti problem based learning, discovery/inquiry, project
based learning, cooperative learning, dan sebagainya.
3. Pendekatan yang digunakan, di antaranya: bilm hikmah, bil mauizah bu jedal dan
sebagainya.

D. JADWAL DAN TEMPAT KEGIATAN PESANTREN RAMADHAN 1445 H H


1. Jadwal Kegiatan

1) Pencanangan Pesantren Ramadhan 1445 H/ 2024 M dilaksanakan pada hari Rabu


tanggal 6 Maret 2024, di Masjid Raya secara Off Line dan On Line. Melibatkan
OPD terkait.
2) Pesantren Ramadhan 1445 H/2024 M berlangsung selama 15 hari dari tanggal 15
Maret 2024 s.d 5 April 2024 (Senin-Jumat)
3) Pesantren Ramadhan 1445 H/ 2024 M dibuka pada hari Rabu, 6 Maret 2024 jam
08.00 WIB di Istana Gubernur
4) Waktu pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1445 H dilaksanakan dari jam 08.00 WIB
sampai dengan 12.30
5) Soal Penilaian di buat oleh Narasumber dan diserahkan ke
/Intruktur/Pembimbing sebanyak 5 soal beserta kunci.
6) Pelaksanaan program syiar hari Kamis tanggal 2 April 2024
7) Pelaksanaan Penilaian tertulis pada hari Jumat, tanggal 3 April 2024
8) Pelaksanaan Penilaian Praktek pada hari Sabtu tanggal 4April 2024 dilakukan oleh
Instruktur/Pembimbing
9) Penutupan dilaksanakan tangggal 5 April 2024

2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pesantren Ramadhan 1445 H/ 2024 M dilaksanakan di Masjid
/Mushalla tempat domisili Peserta Didik

E. Pengelola Pembelajaran
Pembelajaran di bulan Ramadhan di sekolah, secara langsung dikelola kepala
sekolah dengan menetapkan tenaga instruktur/Pembina, narasumber dan kepanitiaan.
Sekolah menyusun Rencana Kegiatan Pesantren Ramadhan 1445 H dan Program
Peningkatan keImanan dan keTaqwaan siswa. Memaksimalkan peran guru yang ada
disekolah dan dapat memanfaatkan guru yang ada disekitar sekolah. Berikut penjelasan
peran dan fungsinya masing-masing.
1. Ketua pesantren Ramadhan, yaitu salah seorang guru yang ditunjuk untuk
bertanggung jawab penuh terhadap proses pembelajaran. Instruktur ditunjuk
langsung oleh Kepala Sekolah (penanggungjawab kegiatan). Di antara tugas ketua
pesantren adalah:
a. Mengkoordinir dan memberi arahan pada seluruh orang tua asuh dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Dalam hal ini, perlu briefing secara berkala
dengan tim pengelola Pesantren Ramadhan.
b. Memastikan proses pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya.
c. Secara substansi menguasai seluruh materi sehingga ia mampu membimbing
“pendalaman materi”, khususnya pada materi-materi yang dianggap sulit
dimengerti oleh siswa. Hal ini oci dilakukan di kelas besar, misalnya setelah shalat
zhuhur berjamaah di masjid/mushalla sekolah.
d. Pengambil kebijakan tentang kasus siswa yang telah diserahkan oleh orang tua
asuhnya.
e. Melaporkan kegiatan secara tertulis kepada kepala SMA/SMK/SLB

2. Guru yang berperan sebagai instruktur sekaligus pembimbing bagi sekelompok siswa
dari hari pertama hingga akhir. Instruktur sebagai mentor yang membimbing siswa
dalam Bimbingan Kelompok Kecil atau mentoring. Teknisnya, semua siswa dibagi
berdasarkan jumlah guru/instruktur sehingga menghasilkan kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari guru dan peserta didik. Di antara tugas instruktur/orang tua
asuh adalah:
a. Mengontrol perilaku dan ibadah (shalat shubuh, zhuhur, ashar, isya dan tarawih-
witir berjamaah) siswa dalam kelompoknya dari hari pertama hingga kegiatan
berakhir pada jadwal yang telah ditentukan.
b. Menjalankan fungsi BK (Bimbingan Konseling) dalam menangani kasus,
memahami kondisi psikis anak sekaligus sebagai motivator bagi siswa dalam
kelompoknya.
c. Membantu proses penilaian terhadap siswa dalam kelompoknya, terutama
penilaian diri (afektif) siswa.
d. Membimbing tadarus siswa.
e. Menerima setoran hafalan ayat Al Quran (namun jika sekolah menyiapkan guru
tahfizh secara khusus, maka peran instruktur/pembimbing hanya mengawasi dan
mendampingi saja).

3. Narasumber menyampaikan materi yang telah ditetapkan oleh sekolah. Narasumber


merupakan pendidik yang kompeten menyampaikan materi kepada peserta didik di
kelas, Pemateri berasal dari guru di sekolah bersangkutan atau dihadirkan dari luar,
seperti ulama, tokoh masyarakat, kelompok cedikia, dan sebagainya. Di antara
tugasnya adalah:
a. Menyampaikan materi sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan sekolah.
b. Mengembangkan materi ajar.
c. Menerapkan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan dan
Islami.
d. Mengevaluasi kompetensi peserta didik.
4. Panitia, yaitu orang yang membantu dan memfasilitasi terselenggaranya kegiatan
pesantren Ramadhan. Di antara tugasnya adalah:
a. Menyiapkan alat atau sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan
pesantren Ramadhan.
b. Membantu kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh guru dan/atau siswa
dalam kesuksesan pelaksanaan Pesantren Ramadhan.
c. Mensosialisasikan kegiatan kepada masyarakat sekitar dan menerima pendaftaran
siswa yang akan mengikuti pesantren Ramadhan.
Keempat komponen tersebut saling bantu-membantu dan merupakan satu
kesatuan yang terkait antara satu sama lain. Sebaiknya tidak terjadi rangkap peran.
Namun, jika kekurangan tenaga, seseorang bisa merangkap peran sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan.

F. Pendanaan Pesantren Ramadhan 1445


Adapun sumber dana pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1445 H diambil dari :
1. Dana Komite
2. Dana BOS
3. Infak Siswa
4. Donatur
5. Sumber Dana lain yang tidak bertentangan dengan undang-undang.

G. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat


Pembelajaran pada bulan Ramadhan mengintegrasikan peran orang tua, sekolah
dan masyarakat. Namun, peserta didik diminta untuk aktif dalam kegiatan Ramadhan di
tempat tinggal/domisili masing-masing, terutama mendirikan shalat malam, seperti
tarawih dan tadarus di masjid/mushalla.
Untuk melibatkan orang tua dan masyarakat, sekolah menyiapkan buku agenda
Ramadhan yang berisi tentang catatan aktivitas ibadah dan catatan ringkasan tausiyah
tarawih. Peserta didik mengisi agenda tersebut setiap hari dan dibuktikan oleh
tandatangan dari orang tua dan pengurus masjid/mushalla. Dengan begitu, peserta didik
diminta aktif melaksanakan ibadah malam (qiyamullail) seperti shalat isya berjamaah,
tarawih, shalat shubuh berjamaah, dan tadarus di masjid/mushalla terdekat.
Oleh karena itu, sekolah berkoordinasi dengan orang tua dan pengurus
masjid/mushalla di tempat tinggal peserta didik dengan mengundang atau mengirimkan
surat kepada mereka agar memperhatikan dan menandatangani buku agenda Ramadhan
yang telah disediakan.
H. Penilaian
1. Setelah bulan Ramadhan, peserta didik diberikan sertifikat dengan mencantumkan
nilai sebagai hasil belajar peserta didik. Diberikan setelah bulan Ramadhan karena
penilaian mencakup aktivitas peserta didik selama sebulan.
2. Penilaian yang dilakukan mencakup tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotor.
3. Penilaian ranah afektif dilakukan dengan menilai aspek sikap spiritual dan sikap
sosial, sebagaimana yang dikembangkan dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian. Adapun skor penilaian sikap spiritual dan sosial adalah
sebagai berikut:
a. Sikap Spiritual, sosial yang dinilai:
1) Ibadah fardhu
2) Ibadah sosial
1) Instrument yang digunakan untuk menilai sikap spiritual ini
menggunakan buku agenda Ramadhan. Selama di sekolah, seperti
dhuha dan shalat zhuhur berjamaah, penilaian dilakukan langsung oleh
guru pendamping, sedangkan ibadah fardhu dan sunnat di luar sekolah
(masjid atau rumah) dinilai oleh peserta didik itu sendiri yang
ditandatangani oleh orang tua dan pengurus masjid/mushalla setiap
harinya.
2) Teknis pengisian buku agenda Ramadhan dijelaskan tersendiri di
lembaran awal buku agenda Ramadhan tersebut.

b. Sikap sosial yang dinilai adalah:


1) Jujur
2) Disiplin
3) Tanggung jawab
4) Santun
5) Peduli
6) Percaya diri
Teknik penilaian sikap sosial dilakukan dengan teknik observasi dengan
instrument jurnal. Dalam hal ini, pengamatan guru dilakukan pada enam
sikap di atas.
Nilai sikap spiritual dan sosial, masing-masing tersendiri dengan empat
predikat, yaitu:
A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang (tidak lulus)
4. Penilaian ranah kognitif dilakukan dengan tes tulis pada Penilaian akhir denga
jadwal yang telah ditetapkan. Peserta didik akan menyelesaikan tes tulis yang
sesuai dengan materi yang telah mereka pelajari.
5. Penilaian ranah psikomotor dilakukan dengan tes unjuk kerja atau praktik yang
terdiri dari:
1) Praktik ibadah (shalat jenazah dan shalat jamaah)
2) Tahfizh Al Quran, dengan menekankan kefasihan bacaan dan jumlah hafalan
Penilaian praktik ibadah dilakukan pada jadwal yang sudah ditentukan.
Sedangkan Tahfizh Al Quran dapat dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
6. Kategori penilaian kognitif dan psikomotor bersifat kuantitatif dengan rentang 0-
100, standar minimal (KKM) 75 dengan rentang nilai dan predikat:
93 – 100 : Sangat Baik
84 – 92 : Baik
75 – 83 : Cukup
<75 : Kurang
7. Contoh Penilaian:
Nama : ……………….
Kelas : ……………….
Sekolah : ……………….
a. Sikap

Sikap Nilai Predikat


Sikap Spiritual 90 A
Sikap Sosial 85 B
b. Koginitif
No Materi Nilai Predikat
1 Materi 1 87
2 Materi 2 87
3 Materi 3 87
4 Materi 4 90
5 Materi 5 90
... .....
Jumlah
Rata-rata
c. Psikomotor
N Sikap Nilai Predikat
o
1 Praktik shalat 90 A
2 Tahfizh Al Quran 92 A
Jumlah
Rata-rata
I. Peserta
Adapun yang menjadi peserta dalam pembelajaran bulan Ramadhan 1445 Hadalah
peserta didik yang beragama Islam baik kelas X dan XI tingkat SMA dan SMK yang ada di
Provinsi Sumatera Barat, baik sekolah negeri maupun swasta.
J. Lain-lain
1. Pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1445 H dilaporkan secara berkala per hari
kepada Cabang Dinas masing-masing dan untuk Kota Padang melaporkan ke
Kepala bidang masing-masing.
2. Semua guru terlibat aktif dalam kegiatan Pesantren Ramadhan dengan peran yang
ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
3. Urutan penyajian materi (pengetahuan/kognitif), dapat dilakukan sesuai dengan
jadwal terlampir, atau disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
4. Narasumber dapat menggunakan pendidik yang ada di sekolah baik guru agama,
guru lain yang kompeten, atau mendatangkan narasumber dari luar sekolah.
5. Sekolah dapat merancang pengembangan kegiatan yang mendukung pesantren
Ramadhan di luar jadwal yang telah disusun seperti terlampir.
6. Diharapkan sekolah memberi reward kepada peserta didik, dalam banyak kategori,
baik di bidang kognitif, psikomorik, maupun afektif.
BAB III
PENUTUP

Pembelajaran pada bulan Ramadhan 1445 H merupakan kegiatan tahun pertama


yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat tingkat SMA dan SMK
serta SLB. Adanya kegiatan yang berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat, nomor
73 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran di Sekolah dan
Madrasah Pada Bulan Ramadhan ini menunjukkan bentuk keseriusan dan usaha nyata
dari pemerintah terhadap peningkatan kualitas keberagamaan dan pendidikan akhlak
peserta didik, khususnya tingkat remaja.
Pembelajaran bulan Ramadhan 1445 H tidak hanya melibatkan warga sekolah,
tetapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat sehingga tripusat pendidikan dapat
dilaksanakan secara integral dan holistik. Pemahaman konsep materi PAI akan dilakukan
di sekolah, namun pembiasaan ibadah dan akhlak dikondisikan di sekolah dan
masyarakat melalui masjid/mushalla. Dalam hal ini, peran sekolah sangat strategis yang
akan menjembatani antara orang tua, sekolah dan masyarakat untuk membimbing
karakter peserta didik.
Oleh karena itu, dukungan warga sekolah secara utuh menjadi keniscayaan
dengan tetap mengedepankan keteladanan, keikhlasan dan kesungguhan. Kegiatan
pembelajaran mesti diyakini sebagai bagian dari ibadah dan setiap ibadah yang dilakukan
di bulan Ramadhan niscaya akan menghasilkan kebaikan yang berlipat ganda.

Anda mungkin juga menyukai