Anda di halaman 1dari 2

ILMU SOSIAL

Ilmu sosial dan humaniora merupakan cabang ilmu untuk memahami aspek kehidupan
manusia. Kedua ilmu ini telah dikaji sejak zaman pra-Islam maupun pada masa berkembangnya
sains Islam modern.
Buku ini bercerita terkait problem di dunia pendidikan dan sains serta relasi agama dan
sains berdasarkan sejarah. Paradigma problem relasi antara sains dan agama. Ada pendapat
bahwa sains itu murni tanpa campur tangan agama. Keadaan ini menghasilkan filsafat
materialisme dan ateisme. Selanjutnya terdapat paradigma bahwa sains dan agama masih
terpisah namun keyakinan terhadap agama masih ada sehingga disebut sekularisme. Paradigma
ini meyakini ada dua kebenaran yang terpisah antara sains dan agama. Paradigma ketiga adalah
membaca dan memahami antara sains dan agama merupakan satu bagian yang terpadu atau
dikenal dengan paradigma tauhid.

Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra mengkritisi pada bagian tujuan penulisan terdapat istilah
Islamisasi. Istilah ini memunculkan pertanyaan apakah Islamisasi pengetahuan sama dengan
Islamisasi pendidikan?.
Berdasarkan buku Al Faruqi (1982), Islamisasi merupakan anjuran untuk mempelajari
ilmu pengetahuan bersamaan dengan ilmu agama. “Dalam hal ini tentu kita boleh sepakat
ataupun tidak dengan pendapat Al Faruqi. Sangat penting bagi penulis untuk mengulas secara
detail istilah tersebut. Karena Islamisasi pengetahuan dan Islamisasi pendidikan memiliki makna
yang berbeda yang dapat mengecoh pemahaman pembaca. Perlu ditelaah terkait perbedaan dan
persamaan Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Islamisasi Pendidikan (di Universitas), dan Pendidikan
Islam (di Universitas)”, tegasnya. Ia juga menekankan perlunya gambaran umum yang lebih
tepat dan jelas terkait ilmu sosial humaniora, serta landasan ontologis dan epistemologis yang
umum di semua cabang dalam ilmu sosial humaniora. Tanpa adanya gambaran umum
kesepakatan akan sulit dicapai berkaitan dengan problem keilmuannya.
Pemateri terakhir, Dr. Syamsuddin Arif menilai terdapat pengaruh hidup Barat dan nilai
filosofis Barat yang secara sadar dan tidak disadari sebenarnya sudah memasuki dan menyebar
ke sumsum cabang ilmu pengetahuan.
“Maka saya kira yang disebut dalam buku ini terkait 3 landasan sudah tepat. Menarik bagi saya
mengenai ulasan salah satu pendapat yang merupakan kritik terhadap tradisi keilmuan Barat
Modern. Buku ini mengulas klaim objektivitas, netralitas, dan kritik terhadap teori yang dianut
scientist yang mengabaikan aspek historis. Keadaan ini yang menyebabkan kita hanya
mempelajari ilmu pengetahuan secara teknis saja”, pungkasnya. (FNJ/ESP)

29 JULI 2020/
Share this entry
UII memiliki empat prodi di bawah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB)
yang banyak mengkajinya. Keempat prodi ini yaitu Ilmu Komunikasi, Psikologi, Hubungan
internasional, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Pada Selasa (28/9), diadakan bedah buku hasil
kolaborasi keempat prodi yang berjudul Ilmu Sosial dan Humaniora dalam Perspektif Islam.
Pembicara yang hadir yakni Hariz Enggar Wijaya, M.Psi, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra,
M.A., M.Phil, dan Dr. Syamsuddin Arif, MA.
Hariz Enggar Wijaya berpendapat buku setebal 170-an halaman ini isinya sederhana. “Awalnya
Dekan FPSB UII memberikan tugas kepada kami untuk mengembangkan keilmuan sehingga
lahirlah buku ini. Kami sempat mencari-cari apa judul yang dapat memayungi keempat bidang
prodi di FPSB UII”, katanya.

Anda mungkin juga menyukai