Pada suatu pagi di sebuah desa yang asri, ibu ibu sedang berbelanja sembari
bergurau seperti biasanya, hingga suatu pertanyaan muncul
Bu Liya : Eh Ibu ibu, setelah ini mau masuk musim pilkades ya? Kira kira siapa yang
bakal maju lawan pak Rafif ya, periode kemarin kubu dia sangat kuat.
Bu Retno : Iya bu, saya kemarin tanya suami saya, katanya si belum ada omongan
siapa yang bakal jadi lawan pak Rafif
Bu Nafta : Ibu ibu saya pamit dulu ya
Bu Liya : Loh sudah selesai bu belanjanya? Cepat sekali
Bu Nafta : Iya bu, belanja cuma sedikit yang kemarin masi banyak
Semua menganguk paham, obrolan ibu ibu itu masi berlanjut, Bu Nafta bergegas
pulang ke rumah dan mencari suaminya…
Puspa : Bapak! Puspa tidak mau bapak terjerumus dalam hal seperti itu, Puspa tidak
setuju!
Pak Rahmat : Puspa, duduk dulu kita bicarakan ini baik baik
Puspa pun duduk mengikuti arahan sang ayah
Pak Rahmat : Puspa, tujuan bapak ini baik, bapak hanya ingin memajukan desa ini
kamu tau sendiri kan semenjak di pimpin pak Rafif desa ini mengalami kemunduran
karena banyaknya Korupsi, bahkan warga desa kita saja tidak sadar akan hal itu
Puspa : Tapi resikonya terlalu besar pak, Puspa takut bapak kenapa kenapa
Pak Rahmat : Kita punya Allah puspa, bapak yakin Allah akan selalu melindungi kita
satu keluarga, boleh ya Nduk?
Puspa menghela napas berat dan menjawab pertanyaan dari pak rahmat
Puspa : Iya pak, boleh.
Beberapa hari setelah perbincangan itu, pengumuman tentang siapa yang akan
menjadi lawan Pak Rafif untuk maju di pemilihan kepala desa kali ini sudah ramai di
perbincangkan.
(Warkop)
Faisal : Pak katanya Pak Rahmat mau nyalon jadi kades ya? Wah apa gak mualaf
semua warga desa ini
Ahmad : Hahaha bukan begitu, mungkin beliau memiliki tujuan lain
Ahmad : kamu ini selalu berfikiran buruk
Faisal : Loh saya berbicara Fakta
Faisal sebenarnya adalah pesuruh Pak Rafif ia bertanya seperti itu untuk
memastikan kebenaran berita tersebut, setelah memastikan berita itu benar ia
bergegas menuju rumah pak Rafif untuk memberikan informasi
Pak Rafif sedang bersantai di teras rumahnya, menikmati secangkir kopi dan sebuah
cerutu
Pak Rafif : Ada apa Sal, saya sudah tau kalau lawan saya Rahmat
Faisal : Lalu kita harus bagaimana Pak, dia lawan yang sepadan, dia tokoh agama
yang di segani banyak orang di desa ini
Pak Rafif : Dia itu miskin, mana bisa dia kampanye besar besaran seperti kita, tenang
saja saya sudah pumya rencana ( meneguk kopi )
Pak Rafif : Cari info sebanyak banyaknya tentang dia, kita mulai persaingan ini
Faisal pergi meninggalkan kediaman Pak Rafif dan mulai berburu informasi
hari hari berlalu, kampanye mulai dilakukan oleh kedua calon kades tersebut, Pak
Rafif memulai blusukan dengan mendatangi ibu ibu yang sedang berbelanja
Pak Rafif : Selamat Pagi Ibu ibu desa Mangun, rajin sekali ini pagi pagi sudah belanja
Ibu 1 : Walah pak, ya tentu saja kalau gak begini nanti anak anak di rumah ndak
makan
Pak Rafif : Belanja saja yang banyak bu, biar saya yang bayar ini sebagai hadiah ibu
ibu sudah rajin
(Ibu ibu kegirangan)
Faisal : Jangan lupa pilih nomor 1 ya bu, biar ibu ibu sering dapet gratisan kaya gini
Ibu ibu : Wah!! Siap pak rafif
Pak Rahmad : Selamet Sore Bapak Bapak, besok pagi kita bersih bersih got sekitar
ya,dikarenakan musim hujan takut akan terjadi banjir jika got terlalu banyak sampah.
Bapak bapak : Siap pakk
Besoknya Pakk Rahmad dan bapak bapak mulai gotong royong membersihkan got.
Setiap Hari Pak Rahmad dan Pak Rafif fokus untuk mengambil hati para warga untuk
memilih diri mereka
Faisal : Bapak Bapak Ibu Ibu Ini ada sedikit rejeki dari Pak Rafif Jangan lupa pilih
nomor 1 ya….
Kubu Pak Rafif sering bagi bagi kepada warga agar memilihnya
Lain hal nya pak Rahmad,beliau hanya membaur pada tetangganya dan membantu
selagi beliau bisa.
Puspa : Pak semangat ya apapun yang terjadi bapak gak boleh putus asa
Pak Rahmad : Iya nak
Disisi lain
Nana : Pa gimana kalo papa kalah tahun ini?
Pak Rafif : Udah kamu tenang aja papa pasti menang, nanti kalau papa menang kamu
boleh liburan ke Bali
Pemilihan kepala berjalan dengan lancar tiba saatnya hitungan pemilihan…..
Panitia : 1….2….2…2..2..2.2..2.1…1..1…1.1.1.1.1.1.1.1.1.1..1.1.1.1…
setelah kemenangan itu, pemerintahan Pak Rafif berjalan seperti biasanya , namum
tiba saat nya bu Dewi menagih janji pak Rafif
Bu dewi : Rafif buka pintu mu, mana uang yang kau janjikan padaku
Bu Dewi : Kau kira aku akan diam saja Rafif?! Buka pintu ini atau ajudanku akan
hancurkan tulang tulang mu
Bu Dewi : Bakar rumah ini, sebarkan pada warga atas kecurangannya saat
perhitungan suara
(scene kecurangan, suap, dan masuk penjara)
Tidak ada jawaban, uang yang Pak Rafif janjikan sudah ia gunakan untuk berfoya
foya dengan anak kesayangannya .
Suap dan korupsi merupakan hal yang sudah menjadi budaya di indonesia, bahkan
tidak bisa di pungkiri bahwa suap dan korupsi merupakan hal yang sudah di wajarkan
oleh masyarakat. Terkadang kejujuran dan ke ikhlasan kalah dengan uang, hal ini
biasanya di sebabkan oleh kebiasaan suap dan korupsi yang sudah tertanam sejak
kita kecil. Maka dari itu marilah kita bersama sama menghilangkan kebiasaan
tersebut dan berhenti melakukan suap dan korupsi baik secara sengaja maupun
tidak karena hal tersebut akan merugikan kita jika kita melakukannya