Anda di halaman 1dari 2

F-TP3 (1) (2)

MOH. BUSRI/JPRM
Moh. Ramli
Ketua Tim TP3 Sumenep

TP3 Sumenep Kumpulkan OPD Teknis


Bahas Tambang Ilegal Milik ASN

KOTA, Jawa Pos Radar Madura - Tambang galian C ilegal di Dusun Cemanis, Desa
Langsar, Kecamatan Saronggi menjadi sorotan. Tim Terpadu Pengawasan, Penertiban, dan
Perizinan (TP3) Sumenep melakukan rapat pembahasan masalah tersebut kemarin (5/2).
Ketua TP3 Sumenep Moh. Ramli menyampaikan, semua organisasi perangkat daerah
(OPD) teknis yang membidangi dihadirkan dalam rapat. Terutama, yang membidangi
perizinan yaitu dinas penanaman modal pelayanan terpadu satu pintu (DPMPTSP).
Kemudian, menghadirkan Satpol PP sebagai perangkat daerah yang membidangi
penegakan peraturan daerah (perda). Termasuk juga, untuk melakukan kajian tentang dampak
lingkungan, dihadirkan dinas lingkungan hidup (DLH). Serta dinas pekerjaan umum dan tata
ruang (PUTR) untuk memberikan pertimbangan tentang kesesuaian wilayah.
”Dari instansi ekternal pemkab, kami juga menghadirkan dari unsur TNI, polri dan
kejaksaan,” sebutnya.
Tidak hanya itu, rapat yang digelar atas anama TP3 Sumenep itu, juga mengundang
sejumlah pihak dari Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Saronggi. Sebab, lokasi
aktivitas tambang galian C ilegal itu, terdapat di kecamatan setempat.
”Kades Langsar juga kami undang untuk hadir ke rapat,” ujarnya.
Menurutnya, semua pelaku usaha yang ada di Kota Keris, menjadi atensi pemerintah
kabupaten (pemkab). Tidak terkecuali, para pelaku tambang galian C. Terutama, usaha yang
belum mengantongi izin, supaya segera melengkapi dokumen perizinan sesuai ketentuan.
”Sebenarnya, pemkab sangat mendorong dan membuka ruang kepada semua masyarakat
untuk membangun usaha. Tetapi, harus memenuhi ketentuan,” katanya.
Ramli menyampaikan, aktivitas tambang ilegal di Desa Langsar, sudah sering dilakukan
pembinaan. Yaitu untuk segera mengurus dan melengkapi izin. Sebelum kemudian
beroperasi.
Berbagai OPD teknis, juga telah diterjunkan secara langsung ke lapangan, untuk
mengecek lokasi. Menurutnya, pembinaan terhadap pelaku alias pengelola tambang ilegal
tersebut, sudah dilaksanakan mulai tahun 2023.
”Pemkab siap untuk melakukan pendampingan dan fasilitasi dalam proses pengajuan izin
ke provinsi. Sudah sering kami lakukan pembinaan,” tegasnya.
Kata Ramli, kewenangan menerbitkan izin tambang, bukan menjadi tanggung jawab
pemkab. Tetapi, secara penuh menjadi tugas dan fungsi pemerinta provinsi (pemprov).
Meskipun begitu, pemkab tetap membuka ruang kepada semua pelaku usaha untuk
membantu memfasilitasi.
”Dipastikan tidak sulit. Karena, sekarang sudah memakai online single submission
(OSS),” jelasnya.
Mengenai izin usaha tambang galian C di Desa Langsar yang dikelola oknum aparatur
sipil negara (ASN), Ramli tidak memberikan penjelasan panjang. Menurutnya, hal tersebut
memerlukan kajian teknis lebih spesifik di beberapa OPD.
Kata dia, semua ketentuan persyaratan perizinan sudah diatur kdalam sistem. Sehingga,
jika salah satu di antaranya tidak memenuhi ketentuan, maka akan ditolak. Begitu juga,
mengenai ketentuan ASN yang mengelola tambang.
”Bisa saja, persyaratan di salah satu OPD sudah terpenuhi, tetapi di OPD lain belum
lengkap. Maka pasti ditolak,” ujarnya.
Sebab, dalam proses pengajuan izin, memerlukan surat rekomendasi dari sejumlah OPD
teknis. Sedangkan, mengenai sanksi untuk tambang ilegal yang beroperasi di Desa Langsar,
Ramli juga memasrahkan penuh terhadap kajian masing-masing OPD.
”Itu kan teknis. Mengenai sanksi, saya pasrahkan kepada OPD teknis untuk melakukan
kajian,” tandasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Sumenep Nurus Salam mendesak, eksekutif harus bertindak
tegas menangani tambang ilegal. Terutama, yang saat ini sedang dikelola oleh oknum ASN.
Sebab, hal demikian dianggap dapat mencederai citra baik Pemkab Sumenep.
”Seharusnya, ASN dapat menjadi contoh yang baik terhadap masyarakat umum. Karena,
tentu ASN lebih mengerti. Harus ditindak tegas dan secepatnya melengkapi izin,”
pungkasnya. (bus)

Anda mungkin juga menyukai