Anda di halaman 1dari 12

KODE ETIK ASESOR

Sugeng Raharjo
Direktorat Sistem dan Harmonisasi Akreditasi
@2022
DIMENSI KOMPETENSI
ASESOR
(IAF MD 20:2016)

Perilaku/Etika merupakan
bagian dari persyaratan
kompetensi asesor
Behavioral/Personal Competencies
(Based on IAF MD 20 – C.3.)

• Ability to focus/concentration
• Refrains from disagreeing with other assessment team members in front of the
CAB
• Confident/self-confident/self esteem/conviction
• Conscientious
• Courteous
• Persuasive/convincing others
• Culturally sensitive/sensitive to the thoughts of others
Behavioral/Personal Competencies
(Based on IAF MD 20 – C.3.)

• Ethical/honest/integrity/trustworthy
• Good memory
• Impartial/independent/neutral/lack of prejudice or bias/fair
• Remains neutral and does not take sides during disagreements among
assessment participants
• Initiative
• Objective
Behavioral/Personal Competencies
(Based on IAF MD 20 – C.3.)

• Perseverance/diligence/persistence/conviction/assertive
• Professional
• Respectful
• Responsible
• Patience
• Perceptive
Kode Etik Personil
Komite Akreditasi Nasional
Kode Etik – Ruang Lingkup
Kode etik ini berlaku bagi seluruh personil Komite Akreditasi
Nasional (KAN), yaitu:
• Anggota Konsil KAN,
• Panitia Teknis,
• Asesor,
• Tenaga Ahli, dan
• personil pendukung lainnya.
Kode Etik - Kewajiban
• menjaga integritas dalam bersikap, bertindak dan berperilaku.
• menerapkan prinsip ketidakberpihakkan
• menyatakan setiap hubungan dengan LPK yang membahayakan
ketidakberpihakan.
• menjaga kerahasiaan.
• bertindak secara professional menjaga kredibilitas KAN.
• memelihara kompetensi yang mendukung tugas dan fungsinya
Kode Etik - Larangan
• gratifikasi
• meminta bantuan dari klien
• menyalahgunakan jabatan dan/atau kewenangan (menyalahgunakan
pengaruhnya sebagai personil KAN)
• memberitahukan, meminjamkan, mengirimkan/mentransfer, mengalihkan,
menjual/memperdagangkan seluruh atau sebagian dokumen, data atau
informasi milik KAN
• melakukan pekerjaan atau memiliki usaha/badan usaha yang memberikan
jasa layanan dalam bentuk konsultasi kepada Lembaga Penilaian
Kesesuaian
Keluhan LPK atas profesionalisme asesor
• Kontrol emosi
• “kode” buah tangan
• Interupsi pada saat audit LS ke klien (asesor witnessing)
• Laporan asesmen tidak tepat waktu
• Memaksakan opini, LPK seperti dipaksa harus mengikuti maunya
asesor
• Tidak komunikatif saat tindak lanjut NC, sehingga berlarut-larut dan
tidak closed NC-nya
Tantangan Sebagai Asesor KAN

• Integritas
• Menjaga tidak terjadi benturan kepentingan
• Menjaga kredibilitas KAN
• Meningkatkan kompetensi diri sesuai perkembangan
persyaratan akreditasi
11

Anda mungkin juga menyukai