Anda di halaman 1dari 148

BAHAN AJAR

PERANCANGAN STRUKTUR DENGAN

midas Gen

DISUSUN OLEH:

HARYANTO YOSO WIGROHO


SISWADI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKINIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA – 2023
PENGANTAR

Dewasa ini perkembangan dibidang konstruksi sangat pesat, baik dalam hal
teknologi pelaksanaan konstruksi maupun dalam hal perangkat lunak komputer
untuk desain struktur bangunan. Prosesor yang mempunyai kemampuan
kecepatan semakin tinggi akan memudahkan para perancang struktur untuk
mendesain bangunan dengan cepat, mudah, efisien dan optimal.
Midas Gen adalah program untuk analisis struktur dan desain yang optimal
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Program telah dikembangkan sehingga
analisis dan desain struktural dapat diselesaikan secara akurat dalam waktu
sesingkat mungkin. Nama midas Gen adalah singkatan dari General structure
design. Midas Gen merupakan bagian dari Program MIDAS Family, yang telah
dikembangkan sejak tahun 1989. Program MIDAS Family adalah kelompok paket
perangkat lunak yang secara sistematis mengintegrasikan seluruh proses desain
yang umumnya ditemui dalam desain struktur.
Susunan buku ini terdiri dari tiga bab, pada bab I dibahas secara umum
tentang software Midas Gen, kemampuan yang dimiliki oleh program Midas Gen
pada graphical user interface-nya. Dibahas juga organisasi windows dan sistem
menu, yang sangat memudahkan dalam membuat model struktur, dalam meng-
edit model struktur maupun dalam mengoreksi.
Bab II dibahas model bangunan 2 dimensi, dari model struktur truss sampai
frame. Pada tutorial ini pembaca diajak untuk belajar secara cepat dalam
menguasai menu-menu yang ada pada Midas Gen. Pada bab ini pembaca diajak
untuk bersama-sama membuat model, mulai dari yang sederhana melalui wizard
maupun membuat model dengan bantuan koordinat node yang dibuat sendiri.
Pada bab ini juga diberikan contoh-contoh beban trapesium, beban segitiga, beban
titik dan beban merata pada elemen.
Bab III membahas model 3 dimensi dengan beban statik. Pada bab ini diberikan
contoh bangunan sederhana dengan material beton bertulang, cara mendesain
elemen balok dan kolom.
Bab IV membahas bangunan dengan baban dinamik. Diberikan contoh model
bangunan dengan beban dinamik respon spektrum dan beban dinamik dengan
time history.
Model struktur pada contoh menggunakan material baja maupun beton,
sehingga diharapkan pembaca telah mempelajari peraturan-peraturan yang
digunakan. Peraturan-peraturan tersebut antara lain ACI, AISC, dan peraturan
lain yang berhubungan dengan peraturan beton dan baja yang ada di Eropa dan
Canada.
Buku ini masih belum banyak membahas Midas Gen secara keseluruhan,
misalnya tentang analisis non linear, karena penulis hanya memfokuskan
penulisan untuk analisis dan perancangan (disain) bangunan gedung yang
perilakunya elastik. Namun demikian, penulis berharap semoga buku ini cukup
membantu bagi praktisi dan mahasiswa yang ingin mempelajari analisis dan
disain struktur dengan program Midas Gen.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


i
Akhirnya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi perbaikan yang perlu. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya modul ini.

Yogyakarta, Agustus 2023


Penulis,

Haryanto Yoso Wigroho Siswadi


yw.haryanto@uajy.ac.id sisiwadi@uajy.ac.id

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


ii
DAFTAR ISI

PENGANTAR …………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Umum …….……………………….………………………………………………… 1

1.2 Program midas Gen …………………………………….………………….……… 2

1.3 Pengenalan File Input/Output ….……………………...…..…………………… 3

1.4 Organisasi Windows dan Sistem Menu ….…………………………………… 6

1.5 Prefrences Setting ………….…….……………………….………..……………… 11

1.6 Sistem Koordinat …………………………….……………………..……………… 12

1.7 Properti Material dan Properti Potongan …….………………………………. 13

1.8 Beban Pada Struktur ……………………………………………………………… 16

1.9 Beban Pada Elemen dan Join Pada midas Gen ……………………………… 16

1.10 Memilih Obyek, Aktivasi/Penonaktifan ……………………………………… 20

1.11 Group ………………..……………………………………………………………… 23

1.12 Filtering Selection ……….…………………………..…………………………… 24

1.13 Activation/Deactivation Model ………………………………………………… 25

1.14 Terminologi ………………………………………………………………………… 26

BAB II MODEL BANGUNAN 2 DIMENSI

2.1 Umum ……………….………….…………….……………………………………… 27

2.2 Model Truss 2 Dimensi …………………….……………………………………… 27

2.3 Kuda-kuda Truss ………….……………………………………………….……… 45

2.4 Portal Beton Bertulang 2 D ………..…..………………………………………… 51

2.5 Portal Baja Wide-flange 2 D ………..…..………………………………………… 64

BAB III MODEL BANGUNAN 3 DIMENSI

3.1 Umum ….………….……………………….…………………………………………… 69

3.2 Bangunan Beton 3 Lantai …………………………………………..……………… 69

3.3 Bangunan Baja 3 Lantai …………………………………………..……………… 93

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


iii
BAB IV MODEL BANGUNAN DENGAN BEBAN DINAMIK

4.1 Umum ….………….……………………….…………………………………………… 107

4.2 Beban Dinamik Ragam Respons Spektrum ……..……………..……………… 107

4.3 Beban Dinamik Riwayat Waktu ……………..……..……………..……………… 127

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..………………..…………. 143

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Umum
Midas Gen adalah program untuk analisis struktur dan desain yang optimal
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Program telah dikembangkan sehingga
analisis dan desain struktural dapat diselesaikan secara akurat dalam waktu
sesingkat mungkin. Nama midas Gen adalah singkatan dari General structure
design.
Midas Gen merupakan bagian dari Program MIDAS Family, yang telah
dikembangkan sejak tahun 1989. Program MIDAS Family adalah kelompok paket
perangkat lunak yang secara sistematis mengintegrasikan seluruh proses desain
yang umumnya ditemui dalam desain struktur. Program MIDAS Family terdiri
dari kesatuan software berikut:
Tabel 1.1 Program MIDAS Family
Integrated Solution System for Bridge and
Midas Civil
Civil Engineering
Bridge Advanced Nonlinear and Detail Analysis
Midas FEA
Engineering System
General Pre-Processor for Finite Element
Midas FX+
Analysis

Geotechnical Midas GTS NX Geotechnical and Tunnel Analysis System


Engineering Soil Works Geotechnical Solutions for Practical Design
Integrated Analysis and Design System for
Midas Geb
General Structures

Building Midas Design+ Structural Engineer’s Tools


Engineering Midas Dshop Auto-Drafting Module for midas Gen
General Pre-Processor for Finite Element
Midas FX+
Analysis
Mechanical Total Solutions for True Analysis-driven
Midas NFX
Engineering Design

Midas Gen dikembangkan dalam bahasa Visual C++, bahasa pemrograman


berorientasi objek, di lingkungan Windows. Program ini sangat cepat dan dapat
dengan mudah dikuasai untuk aplikasi praktis. Dengan menggunakan GUI
(Graphic User Interface) yang dirancang dengan rumit dan fungsi Tampilan
Grafis terkini, model struktural dapat diverifikasi pada setiap langkah formasi
dan hasilnya dapat langsung ditampikan dalam format dokumen.
Selama proses pengembangan, midas Gen telah diverifikasi melalui banyak
contoh. Masing-masing fungsi telah diverifikasi dengan membandingkan hasil
dengan nilai teoritis dan output dari program serupa lainnya. Program ini telah
diterapkan ke lebih dari 5.000 proyek dan keandalan serta efektivitasnya telah
diakui.
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
1
Contoh representatif ada di Manual Verifikasi. Teori-teori terbaru membentuk
dasar untuk algoritma elemen hingga yang menentukan keakuratan hasil
analisis. Hasil yang sangat baik dicapai dibandingkan dengan program serupa
yang lain.
Midas Gen merupakan hasil kerja sama dan upaya sejumlah insinyur dan
profesor. Diharapkan para pengguna midas Gen akan takjub dengan hasil yang
memuaskan. Pengguna didorong untuk menghubungi MIDAS IT untuk
menyarankan perbaikan apa pun yang mereka rasa dapat diterapkan di versi
berikutnya.

1.2 Program midas Gen


Midas Gen adalah singkatan dari "General structure design system", yaitu,
sistem terintegrasi berbasis Windows untuk analisis struktur dan desain yang
optimal. Midas Gen, dikembangkan dalam bahasa pemrograman berorientasi
objek Visual C++, sepenuhnya memanfaatkan keunggulan dan karakteristik
operasi Windows 32bit/64bit untuk komputasi teknis.
Fungsi input/output berorientasi pada user interface yang canggih dan
intuitif serta teknik grafik komputer terkini. Program ini mepunyai fasilitas dan
produktivitas yang sangat baik untuk pemodelan dan analisis struktur skala
besar yang kompleks.
Aspek teknis dari fungsi analisis struktural yang diperlukan dalam proses
desain praktis secara substansial diperkuat. Elemen nonlinier seperti Cable,
Hook, Gap, Visco-elastic Damper, Hysteretic System, Lead Rubber Bearing
Isolator dan Friction Pendulum System Isolator kini sudah termasuk dalam
Finite Element Library, yang tentunya akan meningkatkan akurasi dan kualitas
hasil. Tahap konstruksi, sifat material yang bergantung pada waktu dan analisis
nonlinier geometris/batas adalah beberapa inklusi baru.
Peneliti internal MIDAS IT telah mengembangkan teknik pemodelan CAD yang
efisien, yang merupakan konsep yang sama sekali baru. Fungsi pemodelan
otomatis yang kuat seperti Auto Mesh Generation (tersedia sebagai modul
terpisah) dan Structure Wizard diperkenalkan. Juga Multi-Frontal Sparse
Gaussian Solver baru telah ditambahkan akhir-akhir ini, yang dapat
mempercepat analisis secara dramatis.
Standar desain terbaru diadopsi dalam modul desain. Untuk beberapa
standar diantaranya adalah ACI, AISC (ASD & LRFD), BS, Eurocodes, dll. Fungsi
Desain Optimal mempertimbangkan berbagai batasan desain dan mengarah
pada optimalisasi berat dalam desain struktur rangka baja. Hal ini merupakan
penawaran hasil yang praktis, nyaman dan akurat.
Bidang aplikasi untuk midas Gen adalah sebagai berikut:
1. Struktur Teknik Sipil: jembatan, struktur bawah tanah, tangki air,
bendungan, dll.
2. Struktur Arsitektur: gedung perkantoran, gedung tempat tinggal, gedung
komersial, gedung serbaguna yang kompleks, pabrik, struktur
maritim/lepas pantai, dll.
3. Struktur khusus: stadion, hanggar, pembangkit listrik, dll.
4. Struktur lainnya: kapal, pesawat terbang, menara saluran listrik, derek,
kapal bertekanan, dll.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


2
1.3 Pengenalan File Input/Output
Jenis-jenis file, tujuan dan proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 File Data


Files Tipe File Keterangan
fn.mgb Binary File data dasar midas Gen
Pada awal pemodelan, gunakan File>New Project.
Pada saat membuka file yang ada, gunakan File>Open
Project
fn.mgt Text File data dasar midas Gen
Jika perlu, dapat dimodifikasi menggunakan Text Editor.
Pengguna dapat mengubah data yang dihasilkan oleh midas
Gen menjadi format yang sesuai untuk S/W lainnya. File
data juga dapat digunakan untuk MGT Command Shell.
File>Export>Gen MGT File untuk membuat file dan
File>Import>Gen MGT File untuk memanggil file dengan
format yang digunakan oleh model midas Gen.
fn.wpf Text File data “beban angin” yang dihitung secara otomatis oleh
midas Gen.
Click pada Load>WindLoads>Add/
Modify Wind Load Code>Wind Load Profile untuk
membuat file ini.
fn.spf Text File data “beban statis seismik ekivalen” yang dihitung secara
otomatis oleh midas Gen.
Click pada Load>Static Seismic
Loads>Add/Modify Seismic Load Design Code>Seismic
untuk membuat file ini.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


3
Tabel 1.3 File Output Analisis
Files Tipe File Keterangan
fn.ga1 Binary File data yang diperoleh dari proses analisis statis/dinamis.
File dihasilkan secara otomatis oleh Analysis>Perform
Analysis.
fn.ga2 Binary Hasil analisis yang dihasilkan untuk setiap langkah waktu
dari analisis riwayat waktu dan analisis panas hidrasi.
File dihasilkan secara otomatis oleh Analysis>Perform
Analysis.
fn.ga4 Binary File semua data analisis yang dihasilkan dalam proses
analisis nonlinier geometrik.
File dihasilkan secara otomatis oleh Analysis>Perform
Analysis.
fn.ga5 Binary File semua data analisis yang dihasilkan dalam proses
analisis pushover.
File dihasilkan secara otomatis oleh Design>Perform
Pushover Analysis.
fn.ga6 Binary File semua data analisis yang dihasilkan dalam proses
analisis tahap konstruksi.
File dihasilkan secara otomatis oleh Analysis>Perform
Analysis.
fn.an1 Text File yang berisi hasil analisis struktur (reaksi, perpindahan,
gaya elemen, tegangan, dll) yang telah diatur sesuai
keinginan pengguna.
File ini berguna untuk memverifikasi hasil analisis dan
menyiapkan lembar perhitungan.
File dihasilkan secara otomatis oleh Results>Combinations
or Envelope
fn.out Text Semua jenis pesan atau data terkait yang dihasilkan selama
proses analisis struktural.
File dihasilkan secara otomatis oleh Analysis>Perform
Analysis.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


4
Tabel 1.4 File Desain Output
Files Tipe File Keterangan
fn.gd1 Binary Desain elemen rangka baja dan semua data terkait.
File dihasilkan secara otomatis oleh Design>Steel Code
Check
fn.gd2 Binary Desain elemen RC (beton bertulang) dan semua data terkait.
File dihasilkan secara otomatis oleh Design>Concrete Code
Design (or Concrete Code Check).
fn.gd4 Binary Desain pondasi dan semua data terkait.
File dihasilkan secara otomatis oleh Design>Footing Design.
fn.gd4 Binary Desain elemen SRC dan semua data terkait.
File dihasilkan secara otomatis oleh Design>SRC Code
Check.
fn.acs Text File data yang berisi ringkasan hasil desain komponen
struktur baja dan perhitungan detailnya.
Klik atau di kotak dialog hasil desain
setelah desain.
fn.rcs Text File data yang berisi ringkasan hasil desain komponen
struktur beton bertulang dan perhitungan detailnya.
Klik atau di kotak dialog hasil desain
setelah desain.
fn.src Text File data yang berisi ringkasan hasil desain komponen
struktur baja/beton bertulang komposit dan detail
perhitungannya.
Klik atau di kotak dialog hasil desain
setelah desain.

Tabel 1.5 File Graphic


Files Tipe File Keterangan
fn.color Binary File data warna midas Gen.
Klik pada Color dan Print Color tabs di
View>Display Option.
fn.emf Binary File data grafik model dari window dalam format EMF
(Enhanced Meta File).
File dihasilkan secara otomatis oleh Files>Windows Meta
File.
fn.bmp Binary File data grafik model dari window dalam format BMP
(Bitmap).
File dihasilkan secara otomatis oleh Files>Windows Bitmap
File.
fn.mgf Binary File data grafis yang dihasilkan oleh Editor Grafis midas Gen.
File dihasilkan secara otomatis oleh fungsi Save fungsi dari
Tools>Graphic Editor.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


5
Tabel 1.6 File Transfer Data
Files Tipe File Keterangan
Fn.mgt Text File teks dari midas Gen
Fn.dxf Text File AutoCAD DXF yang kompatibel dengan data midas Gen
Fn.s2k Text File data dari SAP2000 yang kompatibel dengan data midas
Gen

Tabel 1.7 File Lainnya


Files Tipe File Keterangan
fn.bak Binary File data cadangan midas Gen.
Pilih Buat File Cadangan di Tools>Preferences untuk
membuat file secara otomatis saat menyimpan data model
yang sedang berlangsung.
fn.bom Text File data berat setiap elemen termasuk dalam pemodelan dan
bill of material.
File dihasilkan secara otomatis oleh Tools>Bill of Material.
fn.sgs Text File data seismik yang dihasilkan oleh modul pembangkitan
respon spektrum dan percepatan seismik pada midas Gen.
File dihasilkan menggunakan Tools>Seismic Data
Generator.
fn.spd Text File data respon spektrum yang diperlukan untuk analisis
respon spektrum.
File yang dihasilkan oleh Load>Response Spectrum
Analysis Data>Response Spectrum Functions.
fn.thd Text File data Time Forcing Function yang diperlukan untuk
analisis riwayat waktu.
File dihasilkan oleh Load>Time History Analysis Data>
Time Forcing Functions.
fn.bog Binary File yang berisi data yang dimasukkan dalam kotak dialog
Batch Output Generation.
Di antara fitur pemeriksaan hasil analisis menu Results,
tombol pada kotak dialog Batch Output Generation,
akan menghasilkan file, yang dapat diakses dengan tombol
.

1.4 Organisasi Windows dan Sistem Menu


Sistem Menu midas Gen memungkinkan akses mudah ke semua fungsi yang
terkait dengan seluruh proses input, output, dan analisis serta meminimalkan
gerakan mouse.
Tab Works di Tree Menu mensistematisasikan seluruh proses desain, yang
memungkinkan pengguna untuk meninjau status input secara sekilas sementara
kemampuan pemodelan tipe Drag & Drop memungkinkan kita untuk dengan
mudah memodifikasi data selama proses pemodelan.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


6
Organisasi lembar kerja midas Gen dan sistem Menu ditunjukkan pada
gambar 1.1, dan dijelaskan sebagai berikut:

A. Main Menu
Perintah dan tombol shortcut untuk semua fungsi yang diperlukan untuk
menjalankan midas Gen sudah ada diprogram.
Tabel 1.8 Main Menu
Menu Keterangan
File File, cetak, transfer data, dan fungsi terkait.
View Metode presentasi visual dan fungsi manipulasi, fungsi seleksi,
fungsi Aktivasi/Deaktivasi, dll.
Structure Input data model dan pembuatan grid, grup, dll secara otomatis.
Node/Element Menggambar node dan elemen.
Properties Menentukan material, properti potongan, sifat inelastis dll.
Boundary Menentukan dukungan, dukungan pegas, links, release dukungan,
offset, dll.
Load Menentukan semua jenis beban statis, beban dinamis, beban
termal, pembangkitan fungsi otomatis, dll.
Analysis Manentukan semua jenis data kontrol yang diperlukan untuk proses
analisis dan fungsi eksekusi analisis.
Results Menentukan kombinasi beban, plot hasil analisis (reaksi,
perpindahan, gaya batang, tegangan, mode getaran, mode tekuk,
dll.), fungsi verifikasi dan analisis, dll.
Pushover Analisis pushover untuk desain seismik
Design Desain baja struktural, komposit, beton dan footings sesuai code,
dll.
Query Fungsi verifikasi status untuk node, elemen, dan data terkait.
Tools Pegaturan sistem unit dan preferensi, MGT Command Shell,
hitungan bill of material, ekstraksi data seismik, Sectional Property
Calculator, General Section Designer, dll.

B. Tree Menu
Seluruh prosedur pemodelan mulai dari pemasukan data hingga analisis,
desain, dan persiapan perhitungan diatur secara sistematis. Seorang ahli
maupun pemula dapat bekerja secara efisien tanpa membuat kesalahan dengan
mengakses kotak dialog terkait, yang memberikan panduan prosedural. Works
Tree memungkinkan pengguna untuk melihat sekilas status input dari data
model saat ini, yang dapat direvisi dengan kemampuan Drag & Drop, seperti
pada gambar 1.2.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


7
Gambar 1.1 Organisasi lembar kerja dan sistem Menu midas Gen

Gambar 1.2 Kemampuan Drag & Drop dari tab Works Tree

C. Context Menu
Untuk meminimalkan gerakan fisik mouse, cukup klik kanan mouse, midas
Gen secara otomatis memilih sistem menu, yang menawarkan fungsi terkait atau
fungsi yang sering digunakan sesuai keinginan pengguna.
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
8
D. Model Window
Lembar kerja (working window) berkaitan dengan pemodelan, interpretasi
hasil analisis dan desain melalui GUI (Graphic User Interface) midas Gen. Model
Window dapat menampilkan beberapa windows secara bersamaan di layar.
Karena setiap windows beroperasi secara independen, sistem koordinat
pengguna yang berbeda dapat diatur ke masing-masing windows untuk
membuat model. Selain itu, setiap windows berbagi database yang sama dan
dengan demikian, pekerjaan yang dilakukan di-windows akan memperbarui
windows lain secara bersamaan.
Model Window dapat mewakili bentuk model umum serta bentuk yang
dihasilkan oleh fitur terkini seperti garis tersembunyi, penghilangan permukaan
tersembunyi, bayangan, pencahayaan, dispersi nada warna, dll. Hasil model,
analisis, dan desain dapat ditampilkan dalam tampilan render. Status input
model atau setiap jenis analisis dan hasil desain dapat diverifikasi secara visual
dengan "walking through or flying over" interior struktur menggunakan Walk
Through Effect.

D. Tabel Window
Tabel Windows menampilkan semua jenis entri data, hasil analisis dan desain
dalam format Spread Sheet. Berbagai macam modifikasi data, input tambahan,
kompilasi, pengaturan untuk karakteristik yang berbeda dan kemampuan
pencarian disediakan di Tabel Windows. Hal ini memungkinkan transfer dengan
database umum S/W atau Excel. Contoh Tabel Window diberikan pada gambar
1.3.

Gambar 1.3 Pertukaran data dengan Microsoft Excel

E. Message Window
Message Window menampilkan semua jenis informasi yang diperlukan untuk
pemodelan, peringatan, dan pesan kesalahan.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


9
F. Status Bar
Status Bar menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan semua jenis sistem
koordinat, konversi sistem unit, filter pemilihan, kueri cepat, snap elemen, dll.,
yang dapat meningkatkan efisiensi kerja.

G. Toolbar dan Icon Menu


Icon Menu membantu pengguna memilih dengan cepat fungsi yang sering
digunakan di midas Gen. Setiap icon dikelompokkan kembali dengan ikon
tujuan serupa di berbagai Toolbar. Setiap Toolbar dapat dengan mudah
dipindah-pindahkan dengan mouse ke posisi yang diinginkan pada layar. Mereka
dapat diedit agar muncul secara selektif di layar atau dimodifikasi dengan
menggunakan Tools>Customize. Untuk informasi lebih lanjut tentang ikon apa
pun di Toolbar, tempatkan kursor mouse pada ikon yang dimaksud maka akan
ditampilkan deskripsi secara singkat. Toolbars dan Status Tabs ditunjukkan
pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Posisi default dari Toolbars dan Status Tabs

Gambar 1.5 Dialog box dari Tools>Custumize


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
10
1.5 Preferences Setting
Dalam praktiknya, ada beragam kondisi kerja dan bentuk entri data. midas
Gen dirancang untuk beroperasi secara bersamaan di bawah sistem unit
tertentu atau kombinasi dari beberapa jenis sistem unit. Misalnya, satuan “m”
untuk data geometri dan satuan “mm” untuk data penampang dapat digunakan
dalam model yang sama. Sistem satuan “SI” yang digunakan dalam proses entri
data dapat diubah menjadi sistem satuan “Imperial” untuk hasil analisis dan
desain.
Sistem unit termal memerlukan sistem unit yang konsisten untuk data.
Satuan momen, tegangan atau modulus elastisitas yang menggabungkan satuan
panjang dan satuan gaya secara otomatis disesuaikan oleh program sesuai
dengan jenis panjang dan satuan gaya yang dipilih oleh pengguna.
Pengguna dapat menggunakan Tools>Unit System atau fungsi konversi
sistem satuan dari Status Bar yang terletak di bagian bawah layar untuk
menetapkan atau mengubah sistem satuan.

Gambar 1.6 Dialog box dari Unit System Setting

Pada umumnya setiap proyek adalah unik. Ukuran dan karakteristik material
dari suatu struktur berbeda satu sama lain, dan lebih mudah untuk
menentukan lingkungan pemodelan terlebih dahulu saat memulai proyek baru.
Sebagai skala struktur menjadi jelas selama tahap awal dari sebuah proyek
baru, dimungkinkan untuk menetapkan jarak grid menggunakan Grid terlebih
dahulu. Ini akan menghindari penyesuaian dimensi layar tambahan dan rumit.
Tools>Preferences pada midas Gen memungkinkan pengaturan data dasar
yang diperlukan untuk menjalankan program terlebih dahulu.
Ketika fungsi Preferensi dipilih, kotak dialog yang ditunjukkan pada gambar
1.7 akan ditampilkan. Pilih entitas yang diinginkan dari Tree Menu di sisi kiri
dan masukkan data yang diperlukan.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


11
Gambar 1.7 Dialog box dari Preferences

1.6 Sistem Koordinat


Koordinat adalah dasar untuk membuat model struktur, khususnya elemen
frame, baik untuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Pertama akan
dikenalkan sistem koordinat lokal dan global, dan hal-hal yang berhubungan
dengan sistem koordinat tersebut, misalnya beban, property elemen dan
sebagainya. Kemudian dibahas mengenai joint dan derajad kebebasan atau DOF
(Degree of Freedom), yang diantaranya bagaimana menentukan dukungan,
massa, beban dan sebagainya.
Setiap pemodelan struktur digunakan sistem koordinat yang berbeda untuk
menentukan joint, arah beban, displacements, gaya dalam dan tegangan.
Pengetahuan tentang sistem koordinat ini sangat penting bagi pengguna, karena
untuk menentukan model dan menginterpretasikan hasil-hasil keluaran dari
program, pengguna harus memahami sistem koordinat ini.
Semua sistem koordinat pada model ditentukan dengan mematuhi satu
sistem koordinat global X-Y-Z dengan aturan tangan kanan. Setiap bagian dari
model misalnya joint, elemen atau constraint, masing-masing mempunyai sistem
koordinat lokal x-y-z. Semua sistem koordinat ditunjukkan dengan sumbu tiga
dimensi, menggunakan aturan tangan kanan dan menggunakan sistem
Cartesian (segi-empat).
Sistem koordinat yang digunakan pada midas Gen adalah sebagai berikut:
1. Sistem Koordinat Global (GCS = Global Coordinate System)
2. Sistem Koordinat Elemen (ECS = Element Coordinate System)
3. Sistem Koordinat Lokal Node (NCS = Node local Coordinate System)
GCS menggunakan sumbu X, Y dan Z dari Sistem Koordinat Cartesian
Konvensional dengan aturan tangan kanan. Sumbu dilambangkan dengan huruf
kapital (X, Y, Z). Data nodal dan sebagian besar entri data yang terkait dengan
node, perpindahan nodal, dan reaksi nodal ada di GCS. GCS dijelaskan pada
gambar 1.8.
GCS digunakan untuk data geometrik struktur. Titik Referensi secara
otomatis diatur ke koordinat X=0, Y=0 dan Z=0. Pada midas Gen, karena arah
vertikal layar diatur sejajar dengan arah Z dari sistem koordinat global, akan
lebih mudah untuk menyesuaikan arah vertikal struktur (arah yang berlawanan
dengan arah gravitasi) dengan GCS arah Z.
ECS menggunakan sumbu x, y dan z dari Sistem Koordinat Cartesian
Konvensional dengan aturan tangan kanan. Sumbu dilambangkan dengan huruf
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
12
kecil. (x, y, z). Gaya internal elemen, tegangan, dan sebagian besar entri data
yang terkait dengan elemen ada di ECS.
NCS digunakan untuk menetapkan Kondisi Dukungan Miring pada node
tertentu. NCS menggunakan sumbu x, y dan z dari Sistem Koordinat Cartesian
Konvensional dengan aturan tangan kanan. Sumbu dilambangkan dengan notasi
x, y dan z. Setelah Sumbu Lokal Node ditentukan pada koordinat node, kondisi
batas berikut “forced displacements” dapat diberikan sesuai dengan koordinat
node, sehingga pengguna dapat menentukan:
a. Dukungan
b. Dukungan spring
c. Dukungan General spring
d. Surface Spring Supports
e. Specified Displacements of Supports

Gambar 1.8 Sistem Koordinat Global (GCS)

(a) Sumbu ECS (elemen) (b) Sumbu ECS diputar


Gambar 1.9 Sistem Koordinat Elemen (ECS) pada midas Gen

1.7 Properti Material dan Properti Potongan


Properti elemen pada frame merupakan satu kesatuan data material dan
properti geometrik yang menggambarkan potongan penampang dari satu atau
beberapa elemen frame. Data potongan penampang ini ditentukan tersendiri dari
elemen frame, dan potongan ini akan digunakan untuk masing-masing elemen.
Properti potongan ditentukan terhadap sistem koordinat lokal yang mengikuti
aturan tertentu. Arah sumbu lokal-x ialah sepanjang sumbu elemen, dan sumbu

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


13
lokal-x ini merupakan garis normal dari bidang potongan elemen, yang bertemu
pada kedua garis netral potongan. Sumbu lokal-y dan sumbu lokal-z sejajar
dengan bidang potongan elemen, pada midas Gen arah sumbu lokal-z searah
dengan tinggi potongan atau merupakan sumbu minor, dan arah sumbu lokal-y
searah dengan lebar potongan atau merupakan sumbu mayor. Seperti
ditunjukkan pada gambar 1.9(a).

A. Properti Material
Properti material yang akan digunakan untuk penampang ditentukan
sebelum potongan penampang ditentukan. Properti material yang akan
digunakan ini meliputi:
1. Modulus elastisitas E untuk kekakuan aksial dan lentur
2. Modulus geser G untuk kekakuan torsi dan kekakuan geser melintang, yang
dihitumg dari modulus elastis E dan angka Poisson ν.
3. Berat sendiri per-unit volume W untuk menghitung beban berat sendiri
struktur dan massa M
4. Koefisien thermal C, yang digunakan untuk menghitung pengaruh suhu

Gambar 1.10 Contoh properti material pada midas Gen

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


14
B. Properti Potongan
Properti geometrik elemen frame terdiri 6 macam, bersama-sama dengan
properti material, properti geometrik ini digunakan untuk menentukan kekakuan
potongan sebagai berikut:
1. Potongan penampang A, digunakan untuk menentukan kekakuan aksial
potongan yang dinyatakan dengan AE
2. Momen inersia Iz, terhadap sumbu lokal-z untuk lentur pada bidang z-y, dan
momen inersia Iy terhadap sumbu lokal-y untuk lentur pada bidang x-z.
Hubungan kekakuan lentur dan potongan penampang dinyatakan dengan EIz
dan EIy
3. Konstanta torsi yang dinyatakan dengan J
4. Shear area ASy dan ASz untuk transfer geser pada bidang x-y dan x-z.
Hubungan kekakuan geser potongan dinyatakan dengan GAsy dan Gasz

Gambar 1.11 Contoh properti potongan pada midas Gen

Pada program midas Gen disediakan penampang potongan yang dapat dipilih
sesuai yang diingikan pengguna. Beberapa penampang yang tersedia antara lain.
Beberapa bentuk penampang pada midas Gen, seperti penampang siku (L),
C, I, T, Box, Pipa, siku ganda, kanal ganda, segi-empat solid, lingkaran solid,

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


15
octagonal, cold form C, penampang Z, U, dan bentuk T terbalik, seperti
ditunjukkan pada gambar 1.11.

1.8 Beban Pada Struktur


Beban yang bekerja pada struktur ada beberapa macam, diantaranya ialah
bebeban statis, beban dinamis, settlement, temperatur/prestress, construction
satge, beban bergerak dan heat of hydration. Beban yang bekerja pada elemen
struktur dapat ditentukan seperti gambar 1.10.

Gambar 1.10 Beban yang disediakan midas Gen


Secara singkat beban-beban tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Beban statis pada midas Gen ini dapat ditentukan, misalnya berat sendiri,
beban mati, beban hidup, beban displacement, massa, beban angin, beban
gempa dan beban tekanan tanah. Beban statis dapat dikerjakan pada elemen
(frame) atau pada permukaan (untuk wall atau pelat).
2. Beban dinamik pada midas Gen disediakan dengan data respon spektrum
dan time history.
3. Beban settlement pada midas Gen ada settlemen group, pre composite
section, load sequence for non linear.
4. Beban temperatur/prestress pada midas Gen terdiri dari element temperatur,
temperatur gradient, beam section temperatur dan beban prsetress dengan
beberapa pilihan lintasan tendon.
5. Beban Construction Stage pada midas Gen.
6. Beban Moving Loads pda midas Gen disediakan sesuai code seperti AASHTO,
Canada, Eurocode, British Standard dan sebagainya.
7. Beban Heat of Hydration pada midas Gen disediakan seperti Convection
Boundary, Prescribed Temperatrure, Heat Saource, Pipe Cooling.

1.9 Beban Elemen dan Join Pada midas Gen


Midas Gen menyediakan tipe beban yang dapat dikerjakan pada elemen
frame. Beban-beban tersebut dikerjakan pada elemen/batang atau pada join.
Beban yang dikerjakan pada join arahnya sumbu global, sedang beban yang
dikerjakan pada elemen arahnya dapat arah sumbu global atau sumbu
elemen/lokal.
Pada gambar 1.11(a) dapat dilihat bahwa beban terpusat P yang arahnya
sejajar dengan sumbu GCS/global Z, sedang pada gambar 1.11(b) beban
terpusat P yang arahnya sumbu ECS/lokal x. Hasil input beban 1.12(a) untuk
arah GCS dan gambar 1.12(b) untuk arah ECS.
Pada gambar 1.12 diberikan contoh input untuk beban trapesium, baik arah
sumbu global GCS maupun arah sumbu lokal ECS. Perlu diketahui bahwa arah
sumbu-x adalah searah sumbu i-j elemen, sumbu-y adalah sumbu mayor dan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


16
sumbu-z adalah sumbu minor dari elemen. Dengan node i awal elemen dan node
j akhir dari elemen.

(a) Arah GCS (global) (b) Arah ECS (elemen/lokal)

(c) Hasil input arah GCS - Z (d) Hasil input arah ECS - x
Gambar 1.11 Input beban terpusat atau “concentrated loads”

Pada gambar 1.13 diberikan contoh untuk input beban momen. Arah momen
terhadap sumbu-x ECS/lokal adalah momen torsi pada elemen. Beban momen
dapat juga diberikan arah terhadap sumbu-y atau sumbu-z.
Pada gambar 1.14 diberikan contoh beban tekanan (“pressure”), beban ini
arahnya hanya pada sumbu-y lokal/ECS atau sumbu mayor. Gambar 1.14(a)
contoh beban tekanan merata, sedang gambar 1.14(b) contoh beban tekanan
bentuk trapesium.
Untuk beban join/node arah yang dapat diberikan adalah GCS atau sumbu
global. Beban join/node dapat diberikan dalam bentuk gaya Fx, Fy dan Fz dan
momen Mx, My dan Mz seperti ditunjukkan pada gambar 1.15.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


17
(a) Arah GCS (global) (b) Arah ECS (elemen/lokal)

(c) Hasil input arah GCS - Z (d) Hasil input arah ECS - z
Gambar 1.12 Input beban trapesium

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


18
Gambar 1.13 Tipe beban yang disediakan midas Gen

(a) Beban Merata (b) Beban Trapesium


Gambar 1.14 Beban pressure

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


19
Gambar 1.15 Beban join/node

1.10 Memilih Obyek, Aktivasi/Penonaktifan


Fungsi Seleksi sangat penting dan sangat diperlukan untuk keseluruhan
tugas menghasilkan model. Ini memungkinkan duplikasi node dan/atau elemen,
dengan atau tanpa atribut yang sama seperti pembebanan atau
boundary/kondisi batas, aktivasi bagian khusus, verifikasi data input dan
output, dan lainnya. Fungsi pemilihan pada midas Gen adalah sebagai berikut:

Gambar 1.16 Fungsi pemilihan obyek pada midas Gen

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


20
Masing-masing fungsi pemilihan tersebut dijelaskan secara singkat sebagai
berikut.
1. Select Single, adalah memilih obyek dengan mengklik mouse sekali pada
obyek. Untuk membatalkan pilihan entitas yang dipilih, klik sekali lagi. Fitur
Select Window dapat dilakukan dengan klik mouse kiri drag kekanan arah
diagonal. Obyek yang masuk pada kotak akan terpilih.
2. Select Window, adalah memilih obyek dengan klik kotak sudut diagonal
yang berisi obyek dengan kursor mouse untuk memilih atau membatalkan
pilihan node atau elemen yang diinginkan. Saat menetapkan kotak, pilih
hanya simpul dan elemen yang sepenuhnya ada di dalam kotak dengan ‘drag’
kursor mouse dari kiri ke kanan. Saat menetapkan kotak, pilih semua obyek
yang ada di dalam kotak atau obyek yang terpotong batas kotak dengan ‘drag’
kursor mouse dari kanan ke kiri.
3. Select Polygon, adalah memilih atau membatalkan pilihan node dan/atau
elemen yang diinginkan dengan mengklik sudut poligon yang berisi entitas
yang relevan secara berurutan dengan kursor mouse. Saat mengklik sudut
terakhir, klik kiri mouse dua kali. Obyek yang ada di dalam poligon yang
menghubungkan sudut akhir dan titik awal dibuat, semuanya akan dipilih.
4. Select Intersect, adalah memilih atau membatalkan pilihan elemen dengan
melintasi serangkaian garis yang memotong elemen yang diinginkan dengan
kursor mouse di Model Window. Saat mengklik titik terakhir dari baris
terakhir, klik kiri mouse dua kali untuk mengakhiri proses seleksi.
5. Select Plane, adalah memilih dengan menetapkan bidang tertentu, pilih atau
batalkan pilihan semua node dan/atau elemen yang terdapat dalam bidang
tersebut. Perhatikan metode berikut untuk memilih bidang:
a. 3 Titik, dengan menentukan 3 titik yang terletak pada bidang yang
diinginkan.
b. Bidang XY, menentukan bidang yang sejajar dengan bidang XY, dengan
menentukan koordinat Z bidang yang diinginkan.
c. Bidang XZ, menentukan bidang yang sejajar dengan bidang X-Z, dengan
menentukan koordinat Y dari bidang yang diinginkan.
d. Bidang YZ, menentukan bidang yang sejajar dengan bidang Y-Z, dengan
menentukan koordinat X bidang yang diinginkan.

Gambar 1.17 Memilih bidang dengan 3 titik


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
21
6. Select Volume, adalah untuk menetapkan volume heksagonal tertentu,
memilih dan/atau membatalkan pilihan semua node dan elemen yang
terdapat dalam volume. Perhatikan metode berikut untuk memilih volume
heksagonal:
a. 2 points, pilih dua titik sudut diagonal dari volume heksagonal yang
diinginkan.
b. XYZ Limit, masukkan koordinat rentang volume heksagonal yang
diinginkan untuk setiap sumbu.

Gambar 1.17 Memilih volume


7. Select All, adalah untuk memilih semua obyek.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


22
8. Select Identity, adalah untuk memilih obyek yang diinginkan dengan
identitas fisik atau geometris, yaitu, pilih node atau elemen dengan atribut,
tipe, atau grup yang identik. Obyek dapat dipilih oleh masing-masing identitas
secara terpisah atau multi-identitas secara bersamaan. Identitas fisik atau
geometris tersebut antara lain:
a. Tipe elemen
b. Material
c. Properti potongan elemen
d. Thicknes untuk slab, dinding geser
e. Nama bidang
f. Story
g. Supports atau dukungan
h. Beam End Release
i. Wall ID
j. Structure Group
k. Boundary Group
l. Load Group
9. Select Previous, adalah untuk memilih obyek yang sebelumnya pernah
dipilih.
10. Select Recent Entities, adalah untuk memilih model yang paling baru
dihasilkan selama latihan pemodelan.

1.11 Group
Midas Gen memungkinkan kita untuk mendefinisikan Structure Group
dengan mengelompokkan node dan elemen dan Boundary Group dan Load
Group untuk kondisi batas dan beban yang dikaitkan dengan node dan elemen.
Ketiga group tersebut selanjutnya digunakan dalam kombinasi untuk
mendefinisikan tahap konstruksi.

Gambar 1.18 Pemilihan elemen menggunakan Tree Menu

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


23
Pertama, tetapkan nama grup struktur dan tentukan node dan elemen yang
relevan dengan berbagai fungsi Select. Menggunakan Drag & Drop di bawah tab
Group dari Tree Menu, dapat ditetapkan node dan elemen yang relevan dengan
nama grup yang sesuai. Secara khusus, ini sangat berguna untuk memodelkan
struktur kompleks dengan memilih dan mengaktifkan grup tertentu tanpa proses
pemilihan yang berulang.
Untuk menentukan dengan mudah ditunjukkan pada gambar 1.18 dan
gambar 1.19.

Gambar 1.19 Merubah properti potongan dengan cara Drag & Drop dari tab
Works Tree

1.12 Filtering Selection


Filtering Selection adalah memilih elemen garis secara selektif berdasarkan
orientasi arah elemen sambil menerapkan fitur Graphical Selection atau
Specified Selection. Ketika obyek yang diinginkan dipilih oleh Graphical
Selection, hanya elemen garis yang memenuhi Filtering Condition yang dipilih
saat menentukan arah sumbu atau bidang dari bidang pemilihan filter yang
diilustrasikan dengan pada gambar 1.20.
Untuk menerapkan Specified Selection, tentukan entitas yang diinginkan dan
klik tombol Filtering ( ), yang diilustrasikan dengan pada gambar 1.20, untuk
memilih elemen yang memenuhi kondisi Filtering di antara elemen garis yang
dipilih.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


24
Gambar 1.20 Filtering Selection

1.13 Activation/Deactivation Model


Tombol Aktif /Tidak aktif digunakan untuk mengaktifkan sebagian atau
menonaktifkan bagian tertentu dari suatu struktur. Aktif mewakili keadaan
dimana tugas pemodelan diizinkan. Tugas pemodelan seperti pemilihan,
penambahan dan modifikasi tidak diperbolehkan untuk bagian yang tidak aktif.
Kecuali jika fungsi ini sengaja dipanggil, model total selalu dalam keadaan aktif.
Objek Tidak Aktif di bawah tab Draw pada View>Display Option
memungkinkan bagian yang tidak aktif muncul atau tidak tampil di layar.
Fungsi ini dapat digunakan secara efektif untuk pemodelan yang kompleks,
misalnya struktur dengan skala besar atau tugas pasca-pemrosesan.
Misalnya, dengan hanya mengaktifkan dari bagian sebuah bangunan atau
jembatan di layar, tugas pemodelan menjadi jauh lebih mudah dikerjakan.
Fungsi ini sangat menyederhanakan tugas seperti menambahkan atau
memodifikasi node atau elemen, menafsirkan hasil analisis dengan aktivasi
selektif dari tipe elemen tertentu, bagian atau tipe atribut, dll. Untuk analisis
gaya batang maksimum atau minimum akan membutuhkan lebih sedikit usaha.
Fungsi Active/Inactive digunakan berhubungan dengan fungsi Selection.
Setelah memilih bagian yang diinginkan, aktifkan atau nonaktifkan pilihan yang
relevan dengan menggunakan fungsi yang diuraikan di bawah ini.
1. Active, hanya bagian yang dipilih yang aktif (tampil di layar), sementara
bagian yang tersisa tidak aktif (tidak tampil di layar).
2. Inactive, menon-aktifkan hanya bagian yang dipilih sementara bagian yang
tidak dipilih diaktifkan.
3. Inverse Active, membalikkan bagian aktif menjadi tidak aktif dan bagian
tidak aktif dan menjadi aktif.
4. Active All, mengubah semua node dan elemen dalam keadaan tidak aktif
menjadi keadaan aktif.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


25
5. Active Identity, mengktifkan obyek yang ditetapkan pada bidang x-y UCS
saat ini yang berisi keaslian, particular story, nama bidang atau Group, dll.
6. Active Previous, mngembalikan ke status aktif atau tidak aktif sebelumnya.

Gambar 1.21 Contoh Active/Inactive pada midas Gen

1.14 Terminolgi
Istilah-istilah pada buku ini, yang sering digunakan dalam ilmu teknik sipil
dan komputer yang berasal dari bahasa asing, sengaja tidak diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia, karena artinya mungkin akan menjadi lain. Misalnya
windows tidak diterjemahkan menjadi jendela, displacements tidak
diterjemahkan menjadi perpindahan/deformasi. Kata-kata file, directory, hard
disk, default, node/joint, dead loads, live loads, property, restraint, constraint,
release dan lain sebagainya tetap digunakan seperti kata aslinya.
Untuk istilah operasi penggunaan mouse pada buku ini dijelaskan sebagai
berikut.
1. Klik, adalah “klik kiri” pada maouse.
2. Klik kanan, maksudnya “klik kanan” pada mouse.
3. Click and drag, maksudnya tekan “klik” pada obyek sambil diseret/drag.
4. Drag and drop, maksudnya tekan “klik” pada obyek sambil diseret/drag
kemudian ditaruh ke obyek/window yang lain.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


26
II. MODEL BANGUNAN 2 DIMENSI

2.1 Umum
Untuk menggambar model dengan program midas Gen dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara yang disediakan pada program midas Gen antara
lain:
a. Dengan menggunakan Base Structure atau Wizard yang ada pada
programnya.
b. Dengan bantuan node/join bantu.
c. Dengan impor model dari file *.DXF dari AutoCAD, ETABS, SAP2000, Tekla,
Revit dan sebagainya.

Dari ketiga cara tersebut yang paling mudah ialah cara yang pertama, namun
dengan cara pertama ini pengguna (user) tidak leluasa menentukan bentuk
modelnya.
Dengan menggunakan cara kedua pengguna dapat lebih leluasa membuat
bentuk model, hanya diperlukan kecermatan dalam menentukan koordinat join
pada model.
Pada cara yang ketiga pengguna bisa leluasa mengambarkan model, hanya
diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggambar dengan program
AutoCAD. Jika layout/denah arsitektur agak rumit, dapat menggunakan cara
yang ketiga ini

2.2 Model Truss 2 Dimensi


Pada gambar 2.1 adalah model rangka batang (truss) jembatan baja
menggunakan profil siku ganda (2L) yang ada pada data base AISC10 (SI). Beban
terdiri dari berat sendiri SW, kemudian beban mati SIDL dan beban hidup LL pada
masing-masing join seperti pada gambar. Material baja digunakan mutu BJ-37,
dimensi profil seperti pada gambar. Beban pada struktur adalah berat sendiri
(SW), beban mati SIDL = 50 kN, dan beban beban hidup LL = 200 kN. Model ini
akan dibuat menggunakan Base Structure. Langkah-langkah untuk membuat
model ini dijelaskan seperti berikut.

Gambar 2.1. Model Truss Jembatan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


27
Gambar 2.2 Menentukan preferences
1. Dipilih menu Tools>Preferences seperti gambar 2.2, kemudian akan muncul
dialog box seperti gambar 2.2. Dipilih code yang sesuai seperti gambar 2.2,
kemudian di-klik OK.

(a) Memilih Base Structure (b) Menentukan dimensi


Gambar 2.3 Menentukan Generate Roof Truss
2. Dipilih menu Structure>Base Structure>Truss seperti gambar 2.3(a). Di-
isikan L = 20 m, H1 = 4 m dan Number of Panels = 10 seperti gambar 2.3(b).
Kemudian di-klik Apply. Pada layar akan tampil seperti gambar 2.4.
3. Untuk menampilkan nomor join/node dan nomor elemen dilakukan dengan
melakukan klik toolbar (yang ditunjuk pada gambar 2.5), maka akan
ditampilkan dialog box seperti gambar 2.6. Kemudian dipilih dengan men-

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


28
centang pada Node, Node Number dan Elemen Number seperti pada gambar
2.6(a) dan gambar 2.6(b). Nomor node dan nomor elemen akan ditampilkan
seperti pada gambar 2.7.

Gambar 2.4 Model Truss dari Base Structure

Gambar 2.5 Model Generate dari Roof Truss

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


29
(a) Tab pilihan node/join (b) Tab pilihan elemen
Gambar 2.6 Dialog box untuk menampilkan nomor node dan elemen

Gambar 2.7 Tampilan nomor node dan elemen


4. Geometri struktur pada gambar 2.7 perlu di-edit. Elemen 11 dan elemen 20
perlu dihapus, kemudian chord atas dan bawah perlu digabung, sesuai dengan
model pada gambar 2.1. Untuk menghapus elemen/node, dilakukan dengan
memilih elemen/node dengan menu View>Select>Window kemudian di-klik
dan di-tarik dari kanan arah diagonal ke-kiri melewati elemen dan node,
seperti ditunjukkan pada gambar 2.8. Jika elemen/node sudah dipilih, maka

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


30
elemen/node akan berubah warna, kemudian untuk menghapus elemen/node
di-tekan tombol Delete pada keyboard.

(a) Memilih node 12 dan elemenen 11 (b) Memilih node 22 dan elemenen 20
Gambar 2.8 Menu MatProp
5. Dipilih elemen 1-2, 5-6, 9-10, 12-13 dan 16-17. Setelah elemen/node beubah
warna dipilih menu Node/Elemen>Merge, pada Tree Menu sebelah kiri layar
akan ditampilkan seperti gambar 2.9. Untuk menggabung elemen di-klik pada
Apply. Elemen 1-2, 5-6 dan yang lainnya akan digabung. Kemudian langkah
ini dilakuan juga untuk elemen 3-4, 7-8, 14-15 dab 18-19. Hasil dari
menggabung elemen ditunjukkan seperti gambar 2.10.

Gambar 2.9 Dialog box untuk menggabung elemen

Gambar 2.10 Hasil menggabung elemen chord atas dan bawah

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


31
6. Menggunakan toolbar Display ( ) ditampilkan Elemen Type Name, maka
akan tampil tipe elemen seperti pada gambar 2.11. Tampak bahwa chord atas
dan bawah tipe elemen-nya BEAM, sedang elemen yang diagonal TRUSS.
Elemen BEAM ini harus diganti menjadi elemen TRUSS. Hal ini dilakukan
dengan memilih semua elemen BEAM, cara memilih seperti yang telah
dijelaskan didepan. Setelah elemen BEAM dipilih, dengan menu
Node/Element>Change Parameter, akan ditampilkan dialog box seperti
gambar 2.12, dipilih Elemen Type, From: General beam/Tapered Beam – To:
Truss seperti ditunjukkan pada gambar 2.12, kemudian di-klik pada Apply.
Tipe elemen BEAM akan berubah menjadi TRUSS.

Gambar 2.11 Tipe element pada model

Gambar 2.12 Hasil akhir model setelah dilakukan modifikasi

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


32
7. Untuk menentukan material digunakan Properties>Material Properties.
Akan ditampilkan dialog box seperti pada gambar 2.13(a). Dipilih tab Material,
kemudian Add, akan tampil dialog box seperti gambar 2.13(b). Steel Standard:
dipilih JIS dan DB: SS400 seperti gambar 1.13(b), properti ini nanti dapat
diganti sesuai dengan yang di-inginkan pengguna pada saat desain.

(a) Data maetrial (b) Properti material baja


Gambar 2.13 Menentukan Properti Material
8. Untuk menentukan dukungan sendi, dipilih node 1, kemudian dipilih menu
Boundary>Define Supports, maka akan tampil dialog box seperti gambar
2.14. Dipilih D-All, sehingga semua Dx, Dy dan Dz akan centang seperti
ditunjukkan pada gambar 2.14(a). Kemudian di-klik Apply.

(a) Menetukan dukungan sendi (b) Menentukan dukungan rol


Gambar 2.14 Menentukan dukungan sendi
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
33
Untuk menentukan dukungan rol, dipilih node 11, kemudian dipilih menu
Boundary>Define Supports, maka akan tampil dialog box seperti gambar
2.14. Dicentang hanya pada Dy dan Dz seperti ditunjukkan gambar 2.14(b).
Kemudian di-klik Apply.
Setelah dukungan ditentukan, model akan tampil seperti gambar 2.15.

Gambar 2.15 Tampilan dukungan awal


Dukungan dapat ditampilkan seperti gambar 2.17 dengan menu Display,
seperti gambar 2.16. Dipilih tab Boundary dan Support by Direction.
Kemudian di-klik Apply, maka dukungan akan ditampilkan seperti gambar
2.17.

Gambar 2.16 Dialog box Display untuk tampilan dukungan

Gambar 2.17 Tampilan dukungan setelah di atur


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
34
9. Menentukan properti material dengan menu Properties>Material Properties,
akan ditampilkan dialog box seperti gambar 2.18(a), kemudian di-klik pada
Add, kemudian akan tampil dialog box seperti gambar 2.18(b). Di isikan data
seperti gambar 2.18(b). Untuk mengisikan data properti dapat dilakukan
dengan memilih dulu Standard dan DB nya, setelah muncul properti
kemudian bartu diubah seperti gambar 2.18(b).

(a) Dialog box Properties (b) Material properties


Gambar 2.18 Menentukan properti material

10. Menentukan properti potongan/”section property”, dilakukan dengan memilih


menu Properties>Section Properties. Seperti ditampilkan pada gambar
2.20(a). Di klik pada Add, maka akan tampil dialog box seperti gambar 2.20(b).
Dipilih tab DB/User, pada DB dipilih AISC10(SI), kemudian dipilih profil
Double Angle, kemudian pada Sect. Name dipilih 2L152x152x15.9x19. Pada
properti potongan akan tampil dimensi B =152mm, H =152mm, tw=tf= 25.4mm
dan C=19mm. Notasi B, H, C, tw, tf dan C dijelaskan seperti gambar 2.19.
Dimensi C adalah tebal pelat sambung atau pelat simpul. Kemudian di-klik
Apply, dipilih lagi profil 2L127x127x12.7x19, kemudian di-klik OK.

Gambar 2.19 Data properti potongan siku ganda


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
35
(a) Menentukan properti potongan (b) Memilih properti potongan
Gambar 2.20 Menentukan properti potongan/”section property”

11. Dipilih elemen “chord” atas, “chord” bawah, elemen diagonal paling kiri dan
paling kanan, kemudian pada window Tree Menu>Works di-klik Section
2L152x19 kemudian di-drag ke window model seperti gambar 2.21. Setelah
itu dipilih elemen diagonal yang tengah, dari window Tree Menu>Works di-
klik Section 2L127x19 kemudian di-drag ke window model. Hasil
menentukan/mengubah properti elemen ini dapat dilihat pada gambar 2.22.

drag

Gambar 2.21 Menentukan/mengubah properti elemen

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


36
Gambar 2.22 Hasil menentukan/mengubah properti elemen
12. Untuk menentukan beban digunakan menu Loads dan dipilih .
Kemudian dipilih toolbar Static Loads Cases, akan tampil dialog box seperti
gambar 2.23. Pada Name ditulis SW, pada Type dipilih Dead, pada
Discription ditulis Berat Sendiri. Di-klik Add. Kemudian ditambahkan Load
Cases SIDL untuk beban mati dan LL untuk beban hidup seperti pada gambar
2.23. Kemudian di-klik pada Close.

Gambar 2.23 Menentukan Load Cases


13. Untuk menentukan berat sendiri digunakan menu Loads>Selft Weight, pada
Tree Menu akan tampil dialog box seperti gambar 2.24(a). Load Case Name
dipilih SW, pada Z di-isikan −1, kemudian di-klik Add.
14. Untuk menentukan beban SIDL, dipilih join/node 3, 5, 7 dan 9. Menggunakan
menu Loads>Nodal Loads, pada Tree Menu akan tampil dialog box seperti
gambar 2.24(b). Load Case Name dipilih SIDL, pada Z di-isikan −50, kemudian
di-klik Add.
15. Untuk menentukan beban LL, dipilih join/node 3, 5, 7 dan 9. Menggunakan
menu Loads>Nodal Loads, pada Tree Menu dipilih LL, pada Z di-isikan −200,
kemudian di-klik Add. Setelah langkah ke 15 dan 16 dikerjakan, untuk
menampilan beban dapat dilakukan dengan toolbar Display, kemudian dipilih
tab Load, dan Case Selection dipilih SIDL atau LL kemudian dicentang pada
Nodal Load dan di-klik Apply.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


37
(a) Menentukan berat sendiri (b) Menentukan beban SIDL
Gambar 2. 24 Menentukan berat sendiri dan SIDL

(a) Tampilan beban SIDL

(b) Tampilan beban LL


Gambar 2.25 Tampilan beban SIDL dan LL pada model

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


38
16. Setelah data beban sudah diberikan pada model, sebelum dilakukan analysis,
secara umum perlu di cek beberapa hal sebagai berikut:
a. Intersect Elemen, untuk mengontrol elemen apakah benar-benar bertemu.
Pilih semua elemen, kemudian menggunakan menu Node/Element>
Intersect>Apply.
b. Merge nodes, apakah node/join yang free/bebas sudah tergabung. Pilih
semua elemen, kemudian menggunakan menu Node/Element>Merger
Nodes>Apply.
c. Delete Free Nodes, mengahapus node yang bebas. Pilih semua elemen,
kemudian menggunakan menu Node/Element>Delete>Apply.
d. Check Duplicate Elements, apakah ada elemen yang terduplikasi.
Menggunakan menu Structure/Check/Duplicate Elements.
17. Sebelum dilakukan analisis, karena model adalah 2D pada bidang X-Z, maka
perlu ditentukan bidangnya dulu. Menggunakan menu Structure>Structure
Type akan ditampilkan dialog box sepertigambar 2.26. Pada Structure Type
dipilih X-Z Plane, kemudian di-klik OK.

Gambar 2.26 Menentukan bidang X-Z model

18. Untuk analisis digunakan menu Analysis>Perform Analysis. Ditunggu


sampai analisis selesai, kemudian di cek pada Massage Window apakah ada
ERROR atau WARNING. Jika ada ERROR atau WARNING perlu di cek model
strukturnya dulu.
19. Untuk melihat hasil analisis dapat digunakan menu Result. Misalnya untuk
mengetahui besar reaksi, digunakan Result>Reactions>Reactions
Forces/Moments, pada Tree Menu akan tampil dialog box seperti gambar
2.27(a). Hasil reaksi ditunjukkan pada gambar 2.27(b).
20. Untuk melihat gaya elemen digunakan menu Result>Forces>Truss Forces,
karena elemen pada model adalah truss. Pada Tree Menu akan tampil dialog
box seperti gambar 2.28. Hasil gaya-gaya batang ditunjukkan pada gambar
2.28.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


39
(a) Load Case reaksi (b) Tampilan reaksi
Gambar 2.27 Tampilan reaksi dukungan

Gambar 2.28 Tampilan gaya elemen truss


21. Untuk menampilkan deformasi digunakan menu Result>Deformations>
Deformed Shape. Pada Tree Menu akan tampil dialog box sperti gambar 2.29,
kemudian dipilih Load Case, Components dan type of Display seperti yang di-
inginkan pengguna.
22. Untuk melakukan desain, lebih dahulu ditentukan material dan code yang
digunakan. Diubah dulu unit (di kanan bawah alayar) yang digunakan
menggunakan N dan mm. Dengan menu Design>Steel Design>Modify Steel
Material, akan tampil dialog box seperti gambar 2.30. Di-klik pada BJ-37
kemudian pada Tensile Strenght (Fu) di-isikan 370 (N/mm2) dan pada Yield
Strength (Fy) disikan 240 (N/mm2), kemudian di-klik Modify.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


40
Gambar 2.29 Tampilan deformasi dan nilai/value dari deformasi

Gambar 2.30 Menentukan tegangan material baja


23. Sebelum Design perlu dilakukan kombinasi beban terlebih dahulu melalui
menu Result>Load Combination, akan ditampilkan dialog box seperti gambar
2.31. Dipilih tab Steel Design, dipilih Auto Generation, maka akan tampil
dialog box seperti gambar 2.32. Dipilih Design Code: AISC(15th)-LRFD16,
kemudian di-klik OK. Kombinasi beban secara otomatis akan ditampilkan
seperti gambar 2.31. Kemudian di-klik OK.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


41
Gambar 2.31 Menentukan kombinasi beban

Gambar 2.32 Memilih kombinasi beban secara otomatis.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


42
24. Untuk desain digunakan menu Design>Perform Batch Design, akan
ditampilkan dialog box sepeti gambar 2.33. Kemudian di-centang pada Steel
Code Checking, kemudian di-klik Run. Ditunggu sampai selesai proses
desain. Setelah selesai proses desain akan tampil dialog box sperti gambar
2.34.

Gambar 2.33 Menentukan desain untuk baja/steel

Gambar 2.34 Hasil desain struktur baja

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


43
25. Hasil desain dapat dilihat detailnya dengan men-centang pada salah satu
elemen (di bawah SEL), kemudian di-klik Graphic…, maka akan ditampilkan
Preview Window seperti gambar 2.34. Tampilan ini berupa informasi properti
elemen, material, gaya, tegangan dan sebagainya.

Gambar 2.34 Pilihan menampilkan deformasi


26. Untuk menampilkan hasil desain secara keseluruhan, dapat digunakan menu
Design>Steel/Cold Formed Steel Design>Steel Design, maka pada Tree
Menu akan ditampilkan dialog box seperti pada gambar 2.35, pada Load
Cases/Combination dipilih ALL COMBINATION, pada Type of Display di
centang pada Contour, Legend dan Values. Value/nilai pada tampilan hasil
desian ini merupakan rasio Pn/Pc, ialah gaya yang terjadi dibanding dengan
kapasitas profil. Jika nilai Pn/Pc > 1 maka pada Preview Window akan ada
pesan N.G dan tampilan konturnya berwarna merah. Warna pada Legend
(sebelah kanan layar) memberi tanda besarnya rasio Pn/Pc, semakin ke arah
warna merah semakin tinggi rasionya.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


44
Gambar 2.35 Tampilan hasil desain keseluruhan

2.3 Kuda-kuda Truss


Model struktur kuda-kuda seperti gambar 2.36 direncanakan modelnya
dengan menggunakan midas Gen dengan bantuan node/join. Profil siku ganda
(2L) yang digunakan seperti pada gambar menggunakan user define, material baja
dengan Fy = 240 MPa dan Fu = 370 MPa. Beban yang bekerja adalah beban sendiri
(SW) beban mati SIDL = 7 kN dan beban hidup LL = 1 kN.

Gambar 2.36 Kuda-kuda baja siku


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
45
Langkah-langkah untuk membuat model dijelaskan sebagai berikut.
1. Dipilih unit dalam N dan mm, kemudian ditentukan properti material seperti
gambar 2.37 dan kemudian properti potongan seperti pada gambar 2.38.

Gambar 2.37 Menentukan properti material

(a) Menentukan profil 2L60x8 (b) Menentukan profil 2L50x8


Gambar 2.38 Menentukan properti potongan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


46
2. Ditentukan koordinat node/join yang pokok dahulu seperti tabel 2.1. Nanti
setelah elemen digambar dibagi sesuai geometri pda gambar 2.36.
Tabel 2.1 Kordinat node pokok
Node X Y Z
Node dukungan kiri -6.00 0.00 0.00
Node tengah “chord” bawah 0.00 0.00 4.20
Node dukunagn kanan 6.00 0.00 0.00
Node ujung kiri “chord” atas -8.00 0.00 0.60
Node tengah “chord” atas 0.00 0.00 6.20
Node ujung kanan “chord” atas 8.00 0.00 0.60

3. Unit diubah dalam kN dan m, pada dialog box Tree Menu dipilih Tables, pada
Nodes di double-clicks, akan tampil tabel koordinat. Pada tabel koordinat di-
isikan data seperti pada tabel 2.1. Setelah selesai dipilih window MIDAS/Gen.
Akan ditampilkan node seperti pada gambar 2.40.

Gambar 2.39 Menentukan tabel koordinat


4. Untuk menggambar elemen “chord” atas dan bawah kuda-kuda digunakan
menu Node/Element>Create Elements. Pada Tree Menu tampil dialog box
seperti gambar 2.41, pada Element Type dipilih Truss, Name dipilih 2L60x8,
kemudian digambarkan elemen dari node 1 ke 2, dari node 2 ke 3, dari node 4
ke 5 dan dari node 5 ke 6. Hasil gambar ditunjukkan pada gambar 2.41
5. “Chord” atas kuda-kuda akan dibagi menjadi 4 elemen. Dipilih “chord” atas
kuda-kuda seperti gambar 2.42. Kemudian menggunakan menu
Node/Elemen>Divide, pada Tree Menu dipilih tab Elemen, pada Elemen Type
dipilih Frame, Equal Distance, pada Number of Divisions x di-isi 4, lalu di-
klik Apply. “Chord” atas sudah dibagi menjadi 4 elemen, untuk membagi
“chord” bawah menjadi 3 elemen, dilakukan dengan cara yang sama dengan
Number of Divisions x di-isi 3. Hasilnya ditunjukkan pada gambar 2.43.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


47
Gambar 2.40 Tampilan node dari langkah 3

Gambar 2.41 Menggambar elemen “chord” atas dan bawah kuda-kuda

Gambar 2.42 Memilih “chord” atas kuda-kuda

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


48
Gambar 2.43 Hasil pembagian “chord” atas dan bawah kuda-kuda

6. Untuk menggambar elemen diagonal dan vertikal digunakan menu Node/


Element>Create Elements. Pada Tree Menu Element Type dipilih Truss,
Name dipilih 2L50x8, kemudian digambarkan elemen dari kiri ke kanan
untuk elemen diagonal, dan dari bawah ke atas untuk elemen vertikal. Hasil
gambar ditunjukkan pada gambar 2.44.

Gambar 2.44 Penggambaran geometri model kuda-kuda


7. Untuk menentukan dukungan dan beban langkahnya sama seperti yang
dijelaskan pada bab 2.2. Hasil input beban SIDL dan LL ditunjukkan pada
gambar 2.45 dan 2.46.
8. Setelah beban dikerjakan dan dilakukan analisis dan desain, hasilnya secara
grafis ditunjukkan pada gambar 2.47 sampai gambar 2.49.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


49
Gambar 2.45 Beban SIDL pada kuda-kuda

Gambar 2.46 Beban LL pada kuda-kuda

Gambar 2.47 Deformasi Dx akibat beban SIDL

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


50
Gambar 2.48 Gaya batang akibat beban SIDL

Gambar 2.49 Rasio Pn/Pc hasil output desain truss

2.4 Portal Beton Bertulang 2D


Portal beton bertulang seperti gambar 2.50 material dari beton dengan kuat
tekan fc’ = 25 MPa, baja tulangan lentur fyl = 420 MPa dan baja tulangan geser
fys= 280 MPa. Untuk tulangan lentur kolom digunakan diameter 22 mm, sengkang
10 mm, untuk tulangan lentur balok digunakan diameter 19 mm, sengkang 10
mm.
Beban untuk perancangan terdiri dari berat sendiri dan beban mati (SIDL),
beban hidup (LL) dan beban gempa arah X (Ex). Semua beban diberikan seperti
pada gambar 2.50. Kombinasi beban sesuai dengan SNI 2847-2019 beton yang
berlaku.
Langkah-langkah untuk membuat model dijelaskan seperti berikut.
1. Dipilih menu New Project, kemudian ditentukan code yang digunakan melalui
menu Tools>Preferences, dan dipilih seperti pada gambar 2.51. Design Code
untuk beton dipilih ACI318-19, rebar menggunakan SNI(RC) dipilih BJTS420A
dan untuk rebar SRC dipilih Grade 280. Beban pada struktur ialah berat

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


51
sendiri SW, beban SIDL (q1 = 25 kN/m, q2 = 15 kN/m), beban DL (q1 = 15 kN/m,
q2 = 10 kN/m),

Gambar 2.50 Portal beton 2 dimensi

Gambar 2.51 Menentukan code yang digunaklan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


52
2. Menggunakan menu Properties>Material Properties ditentukan material
beton seperti gambar 5.52. Concrete Stantard dipilih SNI(RC), DB dipilih fc25,
kemudian di-klik OK.

Gambar 2.52 Menentukan mutu beton


3. Properti potongan ditentukan melalui menu Properties>Section Properties>
Add…, akan ditampilkan dialog box seperti gambar 2.53(a). Dipilih tab
DB/User dipilih Solid Rectangle, pada Name ditulis K50x70, dipilih User,
kemudian pada H di-isi 0.7 dan pada B di-isi 0.5, kemudian di-klik Apply.
4. Untuk kolom K50x60, balok B35x55, B35x40, B30x55 dan B30x40 ditentukan
seperti pada langkah ke 3 tersebut.
5. Melalui menu Tools>Customize>Tree Menu 2, maka disebelah kanan layar
akan ditampilkan window Tree Menu 2. Dipilih tab Works, maka di window
akan ada informasi tentang Material dan Section yang sudah ditentukan,
seperti pada gambar 2.53(b). Warna biru menunjukkan properti belum
digunakan pada model, jika sudah digunakan properti berwarna hitam.
6. Untuk menggambar geometri digunakan menu Structure>Base Structure>
Frame, akan ditampilkan dialog box seperti gambar 2.54. Pada Distance
sebelah kiri di-isi 8, Repeat 1, kemudian di-klik pada Add X-Coord., maka
koordinat X=0 dan X=8 akan ditambahkan. Pada Distance sebelah kiri di-isi
lagi dengan 3, Repeat 1, kemudian di-klik pada Add X-Coord., di-isi lagi 8,
Repeat 1, kemudian di-klik pada Add X-Coord. Koordinat untuk X sudah ada
4, ialah X=0, X=8, X=11 dan X=19.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


53
7. Untuk koordinat Z, pada Distance sebelah kanan di-isi 5, Repeat 1, kemudian
di-klik pada Add Z-Coord., maka koordinat Z=0 dan Z=5 akan ditambahkan.
Pada Distance sebelah kiri di-isi lagi dengan 4, Repeat 4, kemudian di-klik
pada Add Z-Coord.. Koordinat untuk Z sudah ada 6, ialah Z=0, Z=5, Z=9,
Z=13, Z=17 dan Z=21. Untuk menampilkan ukuran di centang pada Show
Dimension. Tampilan lengkapnya seperti gambar 2.54.

(a) Menentukan properti potongan (b) Tampilan Tree Menu 2


Gambar 2.53 Menentukan properti potongan dan tampilan Works

(a) Menentukan node (b) Menentukan frame


Gambar 2.54 Menentukan node dan frame
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
54
8. Untuk menentukan elemen dipilih tab Edit, kemudian dipilih Generate
Frame, kemudian dipilih Apply, maka geometri model akan digambar seperti
pada gambar 2.55(a). Geometri ini masih perlu di sesuaikan, karena elemen 1,
2 dan 3 itu seharusnya tidak ada. Untuk menghapus elemen 1, 2 dan 3 dipilih
elemen tersebut, kemudian ditekan tombol Delete pada keyboard.

(a) Elemen hasil generate (b) Elemen yang sudah dihapus


Gambar 2.55 Tampilan geometri frame

(a) Elemen hasil generate (b) Elemen sudah disesuiakan


Gambar 2.56 Menyesuaikan properti potongan
9. Geomteri elemen hasil generate pada gambar 2.56(a) perlu disesuaikan seperti
pada gambar 2.50. Dipilih balok bentang 8m lantai 2, 3, 4, kemudian dari
window Tree Menu 2 pada Works dipilih Section B35x55 kemudian di-drag ke
model. Untuk elemen balok dan kolom yang lain yang belum sesuai, dilakukan
dengan langkah yang sama.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


55
10. Untuk menentukan dukungan dipilih node paling bawah, dengan menu
Boundary>Define Supports, pada Tree Menu dicentang D-All dan R-All
untuk dukungan jepit, seperti ditunjukkan gambar 2.57(a). Kemudian di-klik
Apply dan Close.

(a) Menentukan dukungan jepit (b) Tampilam dukungan jepit


Gambar 2.57 Menentukan dukungan jepit
11. Menentukan Load Case dengan menu Load>Static Load Cases, akan
ditampilkan dialog box seperti gambar 2.58(a). Pada Name di-isi SW, pada
Type dipilih Dead Load (D), pada Discription di-isi Berat Sendiri. Kemudian
di-klik Add. Langkah ini diulang untuk menentukan load case SIDL, LL dan
Ex, yang lengkapnya ditunjukkan pada gambar 2.58(b).
.

(a) Menentukan SW (b) Load Case lengkap


Gambar 2.58 Menentukan Load Case
12. Menentukan berat sendiri menggunakan menu Load>Self Weight, pada Tree
Menu di-isikan beban arah Z=−1, kemudian di-klik Add dan OK.
13. Untuk menetukan beban trapesium SIDL q1 dipilih dahulu balok yang
dibebani q1, seperti gambar 2.59(a), kemudian menggunakan menu
Load>Element, akan tampil dialog box seperti gambar 2.59. Pada Load Case
Name dipilih SIDL, pada Options dipilih Add, pada Load Type dipilih
Trapezoidal Loads, pada Direction dipilih Global Z, pada Projection dipilih
No. Untuk menentukan beban trapesium, pada ujung kiri (node-i) beban 0,
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
56
umumnya pada jarak seperempat bentang (0,25) diberi beban q1, pada jarak
tiga-perempat bentan (0,75) beban q1, dan pada ujung kanan (node-j)
bebannya 0. Untuk menentukan beban ini pada Value dipilih Relatif
(maksudnya jaraknya menggunakan rasio dari bentang balok), kemudian di-
isikan pada x1=0, W1=0, x2=0.25, W2=−25 , x3=0.75, W3=−25 , x4=1, W4=0,
seperti pada gambar 2.59(b). Kemudian klik-Apply.

(a) Memilih balok dengan beban q1 (b) Beban Trapesium


Gambar 2.59 Menentukan beban SIDL trapsium q1.

14. Untuk menetukan beban segitiga SIDL q1 dipilih dahulu balok yang dibebani,
pada Tree Menu di-isikan pada x1=0, W1=0, x2=0.5, W2=−25 , x3=1, W3=0 ,
x4=0, W4=0, kemudian klik-Apply. Untuk menentukan beban q2 dilakukan
dengan cara yang sama, dengan menyesuaikan isian beban-nya.
15. Untuk menetukan beban trapesium LL q1 dipilih dahulu balok yang dibebani
LL q1, seperti pada langkah 13 Pada Load Case Name dipilih DL, dan untuk
isian yang lain dapat dilakukan seperti yang dijelaskan pada langkah 13 dan
14.
16. Beban gempa ditentukan dengan memilih node 5 lebih dulu yang akan
dibebani, kemudian menggunakan menu Load>Nodal Loads, akan tampil
dialog box seperti gambar 2.60. Pada Load Case Name dipilih Ex, pada
Options dipilih Add, pada FX di-isi 15, kemudian di-klik Apply. Untuk beban
gempa pada node 9, 13, 17 dan 21 dilakukan dengan cara yang sama dengan
nilai beban sesuai yang di-inginkan. Setelah beban gempa selesai ditentukan
semua, hasilnya ditunjukkan pada gambar 2.61.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


57
Gambar 2.60 Menentukan beban gempa Ex pada node

Gambar 2.61 Hasil input beban gempa

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


58
17. Melakukan analisis, sebelumnya perlu di cek strukturnya seperti yang telah
dijelaskan pada bab 2.2 langkah 16. Kemudian dilakukan analisis melalui
menu Analysis>Perform Analysis, ditunggu sampai selesai prosesnya. Jika
tidak ada kesalahan dan warning, maka pada Message Window akan tampil
seperti pada gambar 2.62.

Gambar 2.62 Tampilan Message Window

Setelah analisis selesai, dapat ditampilkan deformasi, reaksi dukungan dan


gaya-gaya pada elemen seperti pada gambar 2.63.

(a) Reaksi dukungan (b) Deformasi akibat beban Ex

(c) Diagram SFD (Fz) (d) Diagram momen (My)


Gambar 2.63 Tampilan hasil analisis

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


59
18. Melalui menu Design>RC Design>Modify Concrete Materials, ditentukan
Name of Main Rebar: BJTS420 pada Fy di-isi 420, Name of Sub-Rebar:
BJTS280 pada Fys di-isi 280, seperti pada gambar 2.64. Kemudian di-klik
pada fc-25, lalu Modify lalu Close.

Gambar 2.64 Menentukan mutu beton dan tulangan


19. Untuk menentukan diameter tulangan balok dan kolom, dilakukan melalui
menu Design>RC Design>Design Criteria for Rebars, akan tampil dialog box
seperti gambar 2.65. Pada For Beam Design dipilih Main Rebar D19, Stirups
D10 dan Side Bar D10, pada dT di-isi 50 mm, dB 50 mm. Pada For Column
Design dipilih Main Rebar D22, Ties/Spirals D10 do 50 mm, untuk yang lain
sementara tidak diubah.

Gambar 2.65 Menentukan diameter tulangan/rebar


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
60
20. Untuk melakukan desain, sebelumnya perlu dilakukan kombinasi beban
dengan menu Result>Load Combination, dipilih Concrete Design, kemudian
dipilih Auto Generation, Design Code dipilih ACI318-14, kemudian di-klik OK.
Kombinasi beban seperti ditunjukkan pada gambar 2.66.

Gambar 2.66 Auto Generation kombinasi beban


21. Melalui menu Design>Perform Batch Design dicentang pada Concrete Beam
Design dan Concrete Column Design, seperti gambar 2.67, kemudian di-klik
Run. Ditunggu sampai prosesnya selesai. Hasil desain ditunjukkan seperti
pada gambar 2.68 sampai gambar 2.70.

Gambar 2.67 Pilihan desain untuk beton

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


61
Gambar 2.68 Tampilan detail hasil desain kolom beton

Gambar 2.69 Tampilan detail hasil desain balok beton

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


62
Gambar 2.70 Tampilan hasil desain beton

22. Untuk menampilkan tulangan seperti pada gambar 2.70 digunakan menu
Design>Concrete Design>Concrete Design. Pada Tree menu akan tampil
dialog box sperti gambar 2.71. Dipilih Concrete Design Result, pada Ratio by
Components dipilih Combined, pada Type of Display dipilih Reinforcement,
Rebar. Pada Display dicentang Beam, Column, kemudian di-klik Apply.

Gambar 2.71 Pilihan tampilan design


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
63
2.5 Portal Baja Wide-flange 2D
Portal baja seperti pada gambar 2.72, geometri dan beban sama dengan portal
beton pada bab 2.4. Material digunakan baja St-37 dengan Fy = 240 MPa dan Fu
= 370 MPa. Elemen balok dan kolom yang digunakan, diberikan seperti gambar
2.72. Sebagai catatan, elemen kolom biasanya menggunakan profil H, ialah profil
yang tingi dan lebarnya sama, sedangkan elemen balok menggunakan profil I atau
W, profil yang tinginya 2 kali lebarnya.
Untuk membuat model dengan midas Gen, dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut.

Gambar 2.72 Portal baja 2 dimensi


1. Model pada bab 2.4 dibuka, kemudian di-save dengan nama file lain, misalnya
Frame_02. Pada Tree Menu 2, sebelah kanan layar, dipilih tab Works, maka
akan tampil dialog box seperti pada gambar 2.73(a). Pada gambar 2.73(a) dapat
dilihat informasi tentang Structures, jumlah node 24 dan jumlah elemen 35.
Informasi Properties, Material 1 yaitu fc-25, dan Section ada 6.
2. Melalui menu Properties ditambahkan Material Properties baja dengan nama
St-37 seperti gambar 2.74(a). Ditambahkan juga Section untuk profilw WF,
dengan memilih tab Section, kemudian di-klik Add, dipilih I-Section, pada DB
dipilih JIS, kemudian pada Section Name dipilih profil H350x350x12/19,
pada Name di-isi H350 saja biar tampilannya pada layar nanti tidak terlalu

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


64
panjang, kemudian di-klik Apply. Untuk profil H yang lain dilakukan dengan
langkah sama, jika ada profil yang dimensi awalnya sama, dipilih yang pertama.
Pilihan profil W (pada gambar 2.72) pada Sect. Name adalah I, misalnya W200,
pada Sect. Name dipilih I 200x100x7/10, pada Name di-isi W200 sesuai
dengan gambar 2.72. Untuk menambah section W600 dilakukan dengan cara
sama. Setelah semua section ditambahkan, tampilan di Tree menu 2 seperti
pada gambar 2.73(b). Warna biru artinya material/section belum digunakan.

(a) Informasi properties awal (b) Informasi penambahan properties


Gambar 2.73 Informasi Properties dan Section

(a) Menentukan material baja (b) Menambah section baja


Gambar 2.74 Menambah material dan section
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
65
3. Untuk mengubah properti potongan, dipilih balok bentang 8 m, dari Tree
Menu 2 di-klik Section: W600 di-drag ke window model. Properti potongan
balok akan berubah. Untuk elemen yang lain dilakukan dengan cara yang
sama. Sehingga properti potongan semua elemen akan berubah seperti gambar
2.75. Setelah langkah ini dilakukan, informasi pada Tree Menu 2/Works,
semua section baja berwarna hitam, sedangkan semua section beton berwaran
biru.

Gambar 2.75 Mengganti properti potongan/section

4. Tampilan pada Tree Menu 2/Works untuk Material St-37 masih biru, sedang
fc-25 hitam. Ini artinya model masih menggunakan material beton, sehingga
pada waktu desain nanti pasti ada kesalahan. Untuk material beton fc-25
menjadi baja St-37, dipilih semua elemen, kemudian di-klik St-37 di-drag ke
window model. Sekarang tampilan pada Tree Menu 2/Works untuk Material
St-37 hitam, sedang fc-25 biru.
5. Model sudah selesai di-edit, tinggal dilakukan Analysis dan Design. Hasil
analisis dan desain model ditunjukkan pada gambar 2.76 sampai gambar 2.7*.
Untuk desain kombinasi beban perlu disesuaikan dengan code yang
digunakan. Misalnya akan digunakan code AISC, maka pada Load
Combination dapat di-generate menggunakan menu Result>Load
Combination>Steel Design>Auto Generation, dipilih AISC(14th)-LRFD10,
kemudian di-klik OK, lalu Close.
6. Melalui menu Design>Steel Design>Modify Steel Material, di-klik pada St-
37 kemudian pada Code dipilih None, di-isikan Name: St-37, Fu = 370 MPa
dan Fy = 240 MPa, kemudian di-klik Modify. Perlu diingat untuk
menggunakan unit/satuan yang benar.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


66
Gambar 2.76 Hasil desain kolom baja H

Gambar 2.77 Hasil desain balok baja W/I

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


67
Gambar 2.78 Hasil desain properti kolom dan balok baja

Gambar 2.79 Hasil desain rasio tegangan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


68
III. MODEL BANGUNAN 3 DIMENSI

3.1 Umum
Untuk merancang struktur sedapat mungkin modelnya mendekati dengan
kenyataan. Hal ini diperlukan pengalaman, keakuratan dan logika dalam
memahami gambar arsitektur. Sebaiknya perlu untuk selalu konfirmasi dengan
arsiteknya, sehingga hasil akhir dari perancangan dapat memuaskan semua pihak
yang terkait. Beberapa pihak terkait yang dimaksud adalah owner (pemilik),
arsitek, mekanikal elektrikal dan yang lain.
Dalam rancangan struktur tiga dimensi beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam membuat model ialah.
1. Layout kolom, balok, tinggi antar lantai, fungsi lantai, fungsi bangunan
2. Untuk bangunan yang layout-nya sederhana, yang elemen baloknya saling
tegak lurus, dapat dibuat grid bantu untuk menentukan koordinat join.
Pada bangunan yang layout-nya rumit, dengan elemen balok yang tidak
saling tegak lurus, akan lebih mudah jika layout digambar menggunakan
software AutoCAD, Act IntelliCAD, Revit dan lain-lain kemudian di-impor ke
Midas Gen. File yang di-import dengan format *.DXF.

3.2 Bangunan Beton 3 Lantai


Bangunan 3 lantai seperti gambar 3.1 material dari beton bertulang, mutu
bahan, diameter tulangan dan dimensi diberikan pada gambar.
Langkah-langkah untuk membuat model dijelaskan sebagai berikut.

Membuat file project


1. File>New Project
2. Menentukan unit satuan yang akan digunakan dengan memilih menu
Tools>Unit System. Dipilih satuan pada Dialog Box seperti pada gambar 3.2,
kemudian di-klik OK.
3. Dari menu Tools>Preferences dipilih Design Code, Rebar Material Code,
Material DB (Data Base) yang sesuai pada Dialog Box seperti pada gambar 3.3,
kemudian di-klik OK.
4. Menyimpan file project dengan nama BETON_3LT. File project akan disimpan
dengan format *.mgb
Membuat properti material, penampang potongan elemen, dan tebal pelat
5. Dari menu Properties>Material Properties akan muncul Dialog Box baru
untuk menampilkan Material/Section/Thickness yang akan didefinisikan.
Dari Tab Material dipilih Add seperti pada gambar 3.4
6. Dari dialog box Material Data dipilih Type of Design Concrete, Concrete
Standard SNI (RC), DB fc25 seperti pada gambar 3.5, kemudian di-klik Apply
jika akan menambahkan material yang lain lagi.
7. Untuk memasukkan data material yang lainnya, dilakukan dengan memilih
Type of Design yang sesuai seperti langkah 5 tersebut. Apabila sudah tidak
ada data material yang akan ditambahkan maka di-klik Cancel.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


69
Gambar 3.1 Model struktur 3 lantai

Gambar 3.2 Unit System


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
70
Gambar 3.3 Design Code

Gambar 3.4 Dialog Box Properties

8. Dipilih tab Section pada Dialog Box Properties kemudian di-klik Add, untuk
menentukan potongan elemen yang akan digunakan. Di-klik I-Section maka
akan ditampilkan pilihan potongan penampang yang dapat. Dipilih Solid
Rectangle untuk mendefinisikan potongan penampang untuk kolom dan
balok beton dipilih seperti pada gambar 3.5(a).
9. Diisikan nama K40x60, dimensi H=0.6 dan B=0.4, kemudian di-klik Apply
seperti pada gambar 3.5(b).
Catatan:
1) untuk penulisan dimensi penampang menggunakan tanda titik (.)
2) perlu diperperhatikan juga satuan yang ada di belakang dimensi.

10. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama K40x40, dimensi H = 0.4 dan
B = 0.4, kemudian di-klik Apply
11. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama B30x40, dimensi H = 0.4 dan
B = 0.3, kemudian di-klik Apply
12. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama B30x50, dimensi H = 0.5 dan
B = 0.3, kemudian di-klik Apply
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
71
Gambar 3.4 Material Data

(a) Pilihan Section (b) Section Data


Gambar 3.5 Section Data

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


72
13. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama K30x55, dimensi H = 0.55 dan
B = 0.3, kemudian di-klik Apply
14. Setelah semua potongan penampang didefinisikan seperti terlihat pada
gambar 3.6, kemudian di-klik Cancel.

Gambar 3.6 Section Properties

(a) Menentukan pelat lantai (b) Menentukan pelat atap


Gambar 3.7 Menentukan pelat

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


73
15. Dipilih tab Thickness untuk mendefinisikan property pelat, dengan mengisi
dialog box seperti pada gambar 3.7, kemudian di-klik Apply.
16. Setelah semua data pelat dimasukkan ke Thickness Data, kemudian klik
Cancel dan Close pada dialog box Properties.
17. Sebagai control untuk input data yang sudah dilakukan dapat dilihat pada
Tree Menu>Works seperti pada gambar 3.8.

Gambar 3.7 Tree Menu yang berisikan data yang sudah diisikan

Menggambar model struktur 3 Dimensi


1. Untuk menggambar model bangunan gedung 3 dimensi langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat koordinat sesuai layout kolom. Dari menu
Node/Element>Create Node dipilih Tab Node pada Tree Menu. Kemudian
dipilih Create Node dengan menekan tombol elipsis atau tanda (…) di sebelah
kanan Create Node tersebut, sehingga muncul tab baru (Nodes) pada layer
utama seperti pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Tab Nodes

2. Untuk mengisi nodes tersebut, dapat dilakukan dengan memasukkan data


koordinat (global) X, Y dan Z satu persatu atau dapat juga dilakukan dengan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


74
copy dari data koordinat yang sudah disiapkan pada file Excel. Isian koordinat
seperti pada gambar 3.9, kemudian di-klik Apply.

Gambar 3.9 Tabel Koordinat

Tampilan titik koordinat kolom dapat dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Titik koordinat kolom

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


75
3. Setelah koordinat kolom tersedia, maka dapat dilakukan untuk penggambaran
elemen balok dengan memilih Create Elements, Element Type, Material,
dan Section pada Work Tree, seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Work Tree untuk penggambaran elemen

4. Pada elevasi 0.00 (sumbu Z = 0) seharusnya tidak ada balok, maka elemen
balok tersebut dipindah ke elevasi +4.50 m. Untuk memindah elemen balok
tersebut digunakan menu Node/Element>Translate, dipilih semua elemen
balok dan diisikan data Equal distance: 0, 0, 4.5, dan diberi tanda [ √ ] di
bagian Delete Free Nodes seperti pada gambar 3.12(a), kemudian klik Apply.
Catatan: untuk memilih elemen balok sebaiknya tampilan (view) dari sisi depan
(bidang XZ).
5. Kolom digambarkan dari menu Node/Element>Extrude, dan diisikan data dx,
dy, dz: 0, 0, −4.5 seperti pada gambar 3.12(b). Tanda minus (−) di depan nilai
dz karena penggambaran kolom berada di bawah balok. Dipilih semua elemen
dan node, kemudian klik Apply. Gambar kolom seperti pada gambar 3.13.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


76
Catatan: diberi tanda [ √ ] pada Reverse I-J karena penggambaran kolom dari
elevasi +4.50m ke elevasi 0.00, sehingga ujung I pada elemen kolom berada di
ujung bawah kolom.

(a) Translate element (b) Extrude (penggambaran kolom)


Gambar 3.12 Work tree element

Gambar 3.13 Hasil extrude elemen kolom

6. Untuk menggambar elemen pelat dapat dilakukan dari Work Tree


Element>Create elements kemudian Element Type dipilih Plate,
menentukan material dan memilih Thickness yang akan digunakan seperti
ditunjukkan pada gambar 3.14. Penggambaran dengan klik pada node
ujung-ujung pelat.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


77
Gambar 3.14 Penggambaran pelat

7. Balok anak (secondary beam) dapat digambarkan atau dibuat dengan


melakukan duplikasi/copy dari balok yang sudah ada (sejajar dengan
rencana balok anak). Untuk melakukan duplikasi balok menggunakan
menu Node/Element>Translate. Dipilih balok yang akan diduplikasi,
kemudian pilih Tab Element>Translate Element. Pilih Copy, dan isikan
Equal Distance dx, dy, dz: 0, 3, 0 dan beri tanda [ √ ] di bagian Intersect
Node, Element, Copy Node Attributes, serta Copy Element Attributes
seperti terlihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Penggambaran balok anak

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


78
8. Setelah balok anak tergambar sesuai rencana, maka dilakukan release pada
ujung-ujung elemen balok anak tersebut. Tujuannya adalah agar tumpuan
balok anak menjadi tumpuan sederhana (sendi), sehingga tidak
menimbulkan torsi pada balok penumpu (balok induk). Untuk melakukan
release pada elemen dapat dilakukan dengan menggunakan menu
Node/Element>Translate kemudian dipilih Tab Boundary kemudian
dipilih Beam End Release. Beri tanda [ √ ] pada My dan Mz, kemudian
isikan nilainya 0 pada i-node dan j-none. Isian selengkapnya seperti pada
Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Release pada elemen balok

9. Dipilih elemen pelat lantai yang akan dibagi, kemudian dari menu
Node/Element>Translate>Element dipilih Divide Elements. Dipilih
Element Type Planar, Equal Distance dan isikan Number of Divisions x: 1
dan Number of Divisions y: 2 seperti pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 Membagi pelat lantai


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
79
10. Menentukan tipe beban gravitasi/statik dari menu Load>Static Load
Cases. Beban mati akibat berat sendiri elemen struktur SW (Self Weight),
beban mati tambahan selain berat struktur SIDL (Superimpose Dead Load),
dan beban hidup LIVE (Live Load)

Gambar 3.18 Tipe beban gravitasi/statik

11. Menentukan arah beban dari menu Load>Static Loads>Load. Dipilih Self
Weight, load case name SW isikan X = 0, Y = 0 dan Z = -1 kemudian klik
Add, seperti pada Gambar 3.19

Gambar 3.19 Arah Self Weight

12. Mendefiniskan beban pelat dari menu Load>Pressure Loads>Define


Pressure Load Type. Isikan data seperti pada Gambar 3.20. Name : Lantai,
Description: Beban Lantai
Pilih Element Type : Plate/Plane Stress (Face)
Load Case : SIDL
Loads : Uniform
P1 : -1.38 (tanda minus menunjukkan arah beban ke bawah)
Ulangi untuk Load Case: LIVE dengan intensitas -2.0 kN/m2
13. Langkah 12 diulang untuk menentukan beban atap,
Name : Atap, Description: Beban Atap
Load Case : SIDL

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


80
Loads : Uniform
P1 : -0.80 (tanda minus menunjukkan arah beban ke bawah)
Ulangi untuk Load Case: LIVE dengan intensitas -1.0 kN/m2
Kemudian Add, hasilnya seperti gambar 3.20. Lalu Close.

Gambar 3.20 Menentukan beban pelat

14. Untuk menentukan beban dinding, dipilih balok yang akan dibebani dinding
3.50 kN/m; seperti gambar 3.21. Menggunakan menu Load>Element pilih
Tab Load dari Tree Menu. Pilih Element Beam Loads, Load Case Name
SIDL, pada Direction pilih Global Z, pada w di-isikan -7,5, kemudian Apply.
15. Ulangi langkah 13 menentukan untuk beban dinding setinggi 1m, dengan
memasukkan beban arah ke bawah sebesar 2,5 kN/m. Untuk balok tangga
dapat dilakukan dengan cara sama, hanya perlu diperhatikan ada 2 beban,
yaitu beban SIDL dan beban LIVE.
16. Pilih semua pelat, kemudian menggunakan menu Node/Element>Divide,
pada Element Type pilih Plannar, Number of Division x: 2, Number of
Division y: 2, klik Apply.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


81
17. Untuk menentukan beban pada pelat lantai pada Tree Menu 2 pilih tab
Works, klik Properties, kemudian klik Thickness, lalu Double Klik pada
P120. Kemudian menggunakan menu Load>Pressure Loads>Assign
Pressure Loads, pada Tree Menu Pilih Load Type, kemudian pada Load
Type Name pilih Lantai, pada Direction pilih Global Z. kemudian klik Aplly.

Gambar 3.21 Pemilihan dinding dengan beban 7.50 kN/m’

Gambar 3.22 Memilih node untuk menentukan dukungan


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
82
18. Untuk menggambar balok dan pelat lantai 3 dan 4 digunakan menu
Structure>Control Data>Building Generation, pada Number Copies isikan
3, pada Distance(Global Z) isikan 4, kemudian klik Add, pada Copy Node
Attributes, Copy Element Attributes, Copy Building Attributes semua di
√. Pilih semua node dan elemen kemudian Apply.
19. Untuk menentukan dukungan (boundary), pilih node paling bawah seperti
gambar 3.22. Menggunakan menu Boundary>Define Supports, pada D-
ALL dan R-ALL di √ (untuk dukungan jepit), kemudian Apply.
20. Balok dan pelat atap di-activate, pilih balok yang ada beban-nya, baik SIDL
maupun LL. Menggunakan menu Load>Element, pada Load Case Name pilih
SIDL, pada Options pilih Delete, kemudian Apply. Langkah ini diulangi
untuk menghapus beban LIVE.
21. Balok dan pelat lantai 2, 3 dan 4 di-activate, pilih pelat pada lubang tangga
seperti gambar 3.23, kemudian tekan tombol Delete pada keyboard.

Gambar 3.23 Memilih pelat pada lubang tangga

Gambar 3.24 Memilih pelat pada lubang tangga


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
83
22. Untuk menmgubah properti pelat atap, dipilih dan di-activate balok dan
pelat atap, pilih pelat saja, kemudian dari Tree Menu 2 Thickness P100 di-
drag ke lembar kerja.
23. Untuk menentukan beban pelat atap. Pilih semua pelat atap, menggunakan
menu Load>Pressure Loads>Assign Pressure Load, pada Tree Menu pilih
Load Type, Load Type Name pilih Atap, pada Options pilih Replace, pada
Direction pilih Global Z. Kemudian Apply.
24. Untuk me-generate tingkat digunakan menu Structure>Control
Data>Story akan ditampilkan dialog box seperti gambar 3.25. Klik pada
Auto Generate Story Data. Kemudian Close.

Gambar 3.25 Generate tingkat

Stetelah semua langkah tersebut selesai, struktur dapat dilakukan analisis,


menggunakan menu Analysis>Perform Analysis, tunggu beberapa saat jika tidak
ada kesalahan atau kekurangan data maka analisis sukses. Setelah analisis
sukses dapat dilhat output dari hasil analisis, seperti deformasi, gaya-gaya
masing-masing elemen.
Untuk mengetahui hasil deformasi digunakan menu Results>Deformation>
Deformed Shape, seperti ditunjukkan pada gambar 3.26. Untuk mengetahui hasil
reaksi digunakan menu Results>Reaction, seperti ditunjukkan pada gambar
3.27, dan untuk mengetahui hasil diagram gaya-gaya pada elemen digunakan
menu Results>Forces>Beam Diagram, seperti ditunjukkan pada gambar 3.28.
Setelah hasil output dari deformasi, reaksi dan gaya-gaya pada elemen dirasa
tidak ada kesalahan, langkah selanjutnya men-disain elemen balok dan kolom.
Pada model ini digunakan material beton, maka kita beri kombinasi pembebanan
sesuai dengan peraturan atau code yang digunakan.
Melalui menu Results>Load Combination, pilih tab Concrete Design,
kemudian klik Auto Generation, Design Code pilih ACI318-19, klik OK, Close.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


84
Gambar 3.26 Hasil deformasi

Gambar 3.27 Hasil reaksi dukungan

Gambar 3.28 Diagram momen My


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
85
Gambar 3.29 Diagram gaya geser

(a) Load Combination (b) Code yang digunakan


Gambar 3.30 Menentukan kombinasi beban

Dari menu Design>RC Design>Modify Concrete Materials, akan tampil dialog


box seperti gambar 3.31. Klik pada Beton fc25, kemuidan pada Code pilih
SNI(RC), Grade of Main Rebar: BJTS 420A, Grade of Sub-Rebar: BJTS 280,
kemudian Modify, lalu Close.
Dari menu Design>RC Design>Design Criteria for Rebar, akan tampil dialog
box seperti gambar 3.32. Untuk For Beam Design, pada Main Rebar isikan D22,
Stirrups: D10, Side Bar: D13, DT dan DB masing-masing 0.05. Untuk For Column

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


86
Design, pada Main Rebar isikan D22, Ties/Spirals: D10, do: 0.05 seperti pada
gambar 3.32. Kemudian OK.

Gambar 3.31 Mengganti material beton bertulang

Gambar 3.32 Data tulangan balok dan kolom


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
87
Melalui menu Design>Perform Batch Design, akan tampil dialog box seperti
gambar 3.33, beri tanda √ pada Concrete Beam Design dan Concrete Column
Design. Kemudian klik Run. Hasil analisis seperti gambar 3.34, jika di klik pada
Graphic akan tampil seperti gambar 3.35 dan gambar 3.36.

Gambar 3.33 Analisis balok dan kolom beton

(a) Hasil disain kolom (b) Hasil disain balok


Gambar 3.34 Analisis balok dan kolom beton

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


88
Gambar 3.35 Detail hasil disain kolom

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


89
Gambar 3.36 Detail hasil disain balok

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


90
Untuk menampilkan bagan penulangan pilih menu Design>Concrete Design>
Concrete Design, seperti gambar 3.37. Pada Tree Menu untuk Load
Cases/Combination pilih ALL COMBINATION. Pada Type of Display pilih
Reinforcement, lalu Rebar, kemudian geser ke bawah klik Apply. Hasilnya
seperti ditunjukkan gambar 3.38.

Gambar 3.37 Menampilkan bagan penulangan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


91
(a) Hasil analisis penulangan portal melintang

(b) Hasil analisis penulangan portal memanjang


Gambar 3.38 Tampilan penulangan balok dan kolom

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


92
3.3 Bangunan Baja 3 Lantai
Bangunan 3 lantai seperti gambar 3.39 material dari baja, mutu bahan dan
dimensi profil baja yang digunakan diberikan pada gambar. Untuk menentukan
sistem unit, properti material, properti penampang dan menggambar model
dilakukan seperti yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu.

Gambar 3.39 Data bangunan baja 3 lantai

1. Menggunakan Frame Wizard, melalui menu Structure>Base Structure>


Frame, akan ditampilkan menu seperti gambar 3.40. Pilih tab Input, pada X
Coord, Distance di-isi 4, Repeat 5, klik Add X-Coord. Pada Z Coord, Distance
di-isi 8, Repeat 1, klik Add Z-Coord, ulangi isikan pada Distance di-isi 4, Repeat
1, klik Add Z-Coord.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


93
2. Pilih tab Edit, klik Genertae Frame, pada Material klik tombol titik 3 dikanan,
dari dialog box Properties pilih tab Material, kemudian Add dan isikan seperti
gambar 3.41. Untuk profil baja pilih SS400 dan untuk beton fc’ 25.

(a) Menentukan node (b) Menentukan elemen balok


Gambar 3.40 Menggambar elemen

Gambar 3.41 Menentukan material baja dan beton


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
94
3. Pilih tab Section, kemudian isikan data seperti gambar 3.43.

Gambar 3.43 Menentukan properti penampang

4. Pilih tab Thickness, kemudian isikan data sepert gambar 3.44. Kemuidan
Close, akan kembali ke dialog box Frame Wizard.

Gambar 3.42 Menentukan pelat

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


95
5. Dari dialog box Frame Wizard, pada Section pilih I 300x150x8/13, pada
Beta Ang. pilih 90 Deg. Kemudian pilih tab Insert, pada Insert Poini isikan
0,0,4.5 (maksudnya ketinggan lantai 2 adalah 4.50 m) dan pada Alpha
isikan -90, seperti gambar 4.43(b), kemudian Apply, lalu Close. Balok akan
digambar seperti pada gambar 3.44.

(a) Menentukan section balok (b) Menentukan denah balok


Gambar 3.43 Menggambar denah balok melalui Frame Wizard

Gambar 3.44 Elemen balok pada lantai 2.


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
96
6. Dengan menu Node/Element>Extrude, pada Tree Menu isikan data seperti
pada gambar 3.45. Pada Reverse I-J di √, kemudian pada sction pilih
H300x300x10/15, Beta Angle di-isi 90, pada dx,dy,dz: 0,0,-4.5, klik Apply.

Gambar 3.45 Menggambar kolom

Gambar 3.46 Hasil penggambaran kolom lantai 1

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


97
7. Untuk menggambar pelat digunakan menu Node/Element>Create
Elelemts, pada Tree Menu Elelement Type pilih Plate, Material: fc25,
Thickness: P130, kemudian di-klik pada ke-4 sudut pelat.
8. Properti balok dan kolom disesuaikan dengan gambar 3.39. Pilih balok B2,
kemudian dari Menu Tree 2 tab Works di-drag properties I-250. Pilih balok
B1, kemudian dari Menu Tree 2 tab Works di-drag properties I-600. Pilih
kolom K2, kemudian dari Menu Tree 2 tab Works di-drag properties H-200.
9. Dari menu Load>Static Loads>Statitc Load Cases dietentukan beban-
beban seperti gambar 3.47(a). Tentukan beban berat sendiri SW seperti
gambar 3.47(b).

(a) Menentukan Load Cases (b) Menentukan SW


Gambar 3.47 Menentukan Load Cases dan berat sendiri

10. Untuk menentukan beban dinding pada balok dipilih balok yang dibebani
dinding seperti gambar 3.48, dengan menu Load>Static Loads>Element,
pada Load Case: SIDL, Direction: Global Z, pada w di-isikan -6.0.
11. Untuk menentukan beban railing pada balok dipilih balok yang dibebani
Railing, dengan menu Load>Static Loads>Element, pada Load Case: SIDL,
Direction: Global Z, pada w di-isikan -1.5.
12. Untuk menentukan beban tangga pada balok dilakukan dengan cara sama
seperti langkah 10. Disini beban tangga ada SIDL sebesar 25 KkN/m’ dan
beban LIVE sebesar 12 kN/m’.
13. Beban pelat ditentukan dengan menu Load>Static Loads>Pressure
Loads>Define Pressure Load seperti pada gambar 3.49. Untuk pelat lantai
SIDL: -1.80 dan LIVE:-3.00, sedang pelat atap SIDL: -0.80 dan LIVE:-1.00.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


98
14. Pilih semua pelat lantai, kemudian gunakan menu Load>Static Loads>
Pressure Loads>Assign Pressure Loads, dari Tree Menu pada Type pilih
Load Type, Load Type Name pilih LANTAI, Options pilih Add, Direction pilih
Gloabal Z, klik Apply.

Gambar 3.48 Memilih balok yang dibebani dinding

Gambar 3.49 Menentukan beban pelat lantai dan pelat atap

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


99
15. Menggunakan menu Structure>Control Data>Buliding Generation, pada
Tree Menu akan tampil seperti gambar 3.50. Pada Number of Copies isikan
3, Distance(Global Z): 3.75, kemudian Add. Pilih semua elemen balok, pelat
dan kolom, kemudian klik Apply. Balok, pelat dan kolom lantai 3 sampai
atap sudah digambarkan.

Gambar 3.50 Generate tingkat 3 dan 4

16. Aktifkan balok, pelat dan kolom atap. Pilih semua pelat, pada Tree Menu 2
di-drag P100 ke lembar kerja. Untuk mengganti beban pelat atap, pilih
pelat atap, kemudian dari menu Load>Static Loads>Pressure Loads>
Assign Pressure Loads, dari Tree Menu pada Type pilih Load Type, Load
Type Name pilih ATAP, Options pilih Add, Direction pilih Gloabal Z, klik
Apply.
17. Untuk menghapus beban balok atap, pilih semua balok atap, kemudian
melalui menu Load>Static Loads> Element, pada Load Case: SIDL, pada
Options pilih Delete. Ulangi untuk menghapus Load Case: LIVE.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


100
18. Untuk menghapus pelat pada lubang tangga aktifkan Lantai 2, 3 dan 4,
kemudian pilih pelat pada lubang tangga, lalu tekan tombol Delete pada
keyboard.
19. Pilih node pada dukungan, dengan menu Boundary>Define Supports, pada
Tree Menu √ pada D-ALL dan R-ALL, kemudian Apply untuk menentukan
dukungan jepit, seperti gambar 3.51.

Gambar 3.51 Menentukan dukungan jepit

Setelah semua data diberikan lalu dilakukan analisis, hasilnya seperti


diberikan pada gambar 3.52 sampai 3.53.

(a) Reaksi dukungan (b) Diagram momen My


Gambar 3.52 Reaksi dan diagram momen My
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
101
(a) Diagram gaya aksial (b) Diagram gaya geser Fyz
Gambar 3.53 Diagram gaya aksial dan gaya geser

Setelah hasil analisis dirasakan wajar dan tidak ada kesalahan, kemudian
dilakukan disain profil bajanya, seperti langkah-langkah berikut .
1. Menentukan kombinasi beban melalui menu Results>Load Combination,pilih
tab Steel Design, klik pada Auto Generation, pada Design Code pilih
AISC(15th)-LRFD16. Kemudian Close.
2. Menggunakan menu Design>Steel Design>Modify Steel Material, akan
ditampilkan dialog box seperti pada gambar 3.54. Klik pada SS400, kemudian
klik Modify, kemudian klik Close.

Gambar 3.54 Memodifikasi material baja


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
102
3. Melalui menu Design>Perform Batch Design, akan tampil dialog box
seperti gambar 3.55. Beri √ pada Steel Code Checking, lalu Run. Hasil
desain profil baja ditunjukkan pada gambar 3.55. Di bawah SEL beri √
untuk profil H-300, kemudian klik Graphic maka akan ditampilkan hasil
disain kolom H-300 seperti gambar 3.56. Untuk melihat hasil disain elemen
yang lain dapat dilakukan dengan memberi √ pada profil yang diinginkan,
seperti ditunjukkan pada gambar 3.57 adalah hasil disin balok I-600 .
4. Melalui menu Design>Steel/Cold Form Steel Design, dari Tree Menu, pada
Load Cases Combination pilih ALL COMBIANTION, pada Type of Display
pilih Code Checking Ratio, kemudian Apply. Akan ditampilkan rasio
tegangan seperti gambar 3.58.

Gambar 3.55 Hasil desain baja profil

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


103
Gambar 3.56 Hasil disain kolom H-300

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


104
Gambar 3.57 Hasil disain balok I-600

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


105
(a) Rasio tegangan portal melintang

(b) Rasio tegangan portal memanjang


Gambar 3.58 Rasio tegangan pada elemen balok dan kolom

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


106
IV. MODEL BANGUNAN DENGAN BEBAN DINAMIK

4.1 Umum
Beban dinamik yaitu beban yang besarnya (intensitasnya) berubah-ubah
menurut waktu, sehingga dapat dikatakan besarnya beban merupakan fungsi
waktu, yang bekerja hanya untuk rentang waktu tertentu saja. Macam beban
dinamik antara lain: beban berulang (periodik), beban kejut dan beban acak
(random).
Pada beberapa bangunan 3 dimensi yang bentuknya tidak beraturan,
disyaratkan menggunakan analisis beban dinamik. Hal ini agar model bangunan
dapat direncanakan dengan baik, sesuai kondisi yang mendekati sebenarnya.
Ada dua metode analisis dinamik pada bangunan yaitu analisis ragam respons
spektrum (Response Spectrum Analysis) dan analisis respon riwayat waktu (Time
Histories Analysis).

4.2 Beban Dinamik Ragam Respons Spektrum


Analisis ragam respons spektrum (Response Spectrum Analysis) adalah suatu
cara analisis dinamik struktur dimana pada suatu model matematik dari struktur
diberlakukan suatu spektrum respons gempa rencana dan berdasarkan hal itu
ditentukan respons spektrum terhadap gempa rencana tersebut melalui
superposisi dari respons masing-masing ragamnya.
Contoh model bangunan dengan beban dinamik respon spektrum diberikan
seperti pada gambar 4.2. Pada gambar 4.2 material dari beton bertulang, mutu
bahan, diameter tulangan dan dimensi diberikan pada gambar. Data respon
spektrum pada kota Cilacap seperti pada gambar 4.2.
Langkah-langkah untuk membuat model dijelaskan sebagai berikut.
Membuat file project
1. File>New Project
2. Menentukan unit satuan yang akan digunakan dengan memilih menu
Tools>Unit System. Dipilih satuan pada Dialog Box seperti pada gambar 4.1,
kemudian di-klik OK.

Gambar 4.1 Unit System

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


107
Gambar 4.2 Model struktur 6 lantai

3. Dari menu Tools>Preferences dipilih Design Code, Rebar Material Code,


Material DB (Data Base) yang sesuai pada Dialog Box seperti pada gambar 4.3,
kemudian di-klik OK.
4. Menyimpan file project dengan nama BANG_6RS. File project akan disimpan
dengan format *.mgb

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


108
Gambar 4.3 Design Code

Membuat properti material, penampang potongan elemen, dan tebal pelat


1. Dari menu Properties>Material Properties akan muncul Dialog Box baru
untuk menampilkan Material/Section/Thickness yang akan didefinisikan.
Dari Tab Material dipilih Add seperti pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Dialog Box Properties

2. Dari dialog box Material Data dipilih Type of Design Concrete, Concrete
Standard SNI (RC), DB fc25 seperti pada gambar 4.5, kemudian di-klik Apply
jika akan menambahkan material yang lain lagi.
3. Untuk memasukkan data material yang lainnya, dilakukan dengan memilih
Type of Design yang sesuai seperti langkah 1 tersebut.
Apabila sudah tidak ada data material yang akan ditambahkan maka di-klik
Cancel pada Dialog Box Material Data
4. Dipilih Tab Section pada Dialog Box Properties kemudian di-klik Add, untuk
menentukan potongan elemen yang akan digunakan. Di-klik I-Section maka
akan ditampilkan pilihan potongan penampang yang dapat. Dipilih Solid
Rectangle untuk mendefinisikan potongan penampang untuk kolom dan
balok beton dipilih seperti pada gambar 4.5(a).
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
109
Gambar 4.4 Material Data
5. Diisikan pada name K40x60, dimensi H = 0.6 dan B = 0.4, kemudian di-klik
Apply seperti pada gambar 4.5(b).
Catatan: 1) untuk penulisan dimensi penampang menggunakan tanda titik (.),
2) perlu diperperhatikan juga satuan yang ada di belakang dimensi.

(a) Pilihan Section (b) Section Data


Gambar 4.5 Section Data
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
110
6. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama K40x50, dimensi H = 0.5 dan B
= 0.4, kemudian di-klik Apply
7. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama B25x40, dimensi H = 0.4 dan B
= 0.25, kemudian di-klik Apply
8. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama B25x30, dimensi H = 0.3 dan B
= 0.25, kemudian di-klik Apply
9. Langkah 5 diulangi untuk mengisikan nama B20x30, dimensi H = 0.3 dan B
= 0.2, kemudian di-klik Apply
10. Setelah semua potongan penampang didefinisikan seperti terlihat pada
gambar 4.6, kemudian di-klik Cancel.

Gambar 4.6 Section Properties


11. Dipilih Tab Thickness untuk mendefinisikan property pelat, dengan mengisi
dialog box seperti pada gambar 4.7, di-isikan pada Name P130, In-plane &
Out-plane 0.13, kemudian di-klik Apply.

Gambar 4.7 Thicknes data


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
111
12. Setelah semua data pelat dimasukkan ke Thickness Data, kemudian klik
Cancel dan Close pada dialog box Properties.
13. Sebagai control untuk input data yang sudah dilakukan dapat dilihat pada
Tree Menu>Works seperti pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tree Menu yang berisikan data yang sudah diisikan

Menggambar model struktur 3 Dimensi


1. Untuk menggambar model bangunan gedung 3 dimensi langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat koordinat sesuai layout kolom. Dari menu
Node/Element>Create Node dipilih Tab Node pada Tree Menu. Kemudian
dipilih Create Node dengan menekan tombol elipsis atau tanda (…) di sebelah
kanan Create Node tersebut, sehingga muncul tab baru (Nodes) pada layer
utama seperti pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tab Nodes

2. Untuk mengisi nodes tersebut, dapat dilakukan dengan memasukkan data


koordinat (global) X, Y dan Z satu persatu atau dapat juga dilakukan dengan
copy dari data koordinat yang sudah disiapkan pada file Excel. Isian koordinat
seperti pada gambar 4.9, kemudian di-klik Apply.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


112
Gambar 4.9 Tabel Koordinat

Tampilan titik koordinat kolom dapat dilihat pada gambar 4.10

Gambar 4.10 Titik koordinat kolom

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


113
3. Setelah koordinat kolom tersedia, maka dapat dilakukan untuk penggambaran
elemen balok dengan memilih Create Elements, Element Type, Material,
dan Section pada Work Tree, seperti pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Work Tree untuk penggambaran elemen

4. Pada elevasi 0.00 (sumbu Z = 0) seharusnya tidak ada balok, maka elemen
balok tersebut dipindah ke elevasi +4.30 m. Untuk memindah elemen balok
tersebut digunakan menu Node/Element>Translate, dipilih semua elemen
balok dan diisikan data Equal distance: 0, 0, 4.3, dan diberi tanda [ √ ] di
bagian Delete Free Nodes seperti pada gambar 4.12(a), kemudian klik Apply.
Catatan: untuk memilih elemen balok sebaiknya tampilan (view) dari sisi depan
(bidang XZ).
5. Kolom digambarkan dari menu Node/Element>Extrude, dan diisikan data
dx, dy, dz: 0, 0, −4.3, pada Beta Angle di ganti 90 (karena sumbu kuat kolom
arah sb-global X) seperti pada gambar 4.12(b). Tanda minus (−) di depan nilai
dz karena penggambaran kolom berada di bawah balok. Dipilih semua elemen
dan node, kemudian klik Apply. Gambar kolom seperti pada gambar 4.13.
Catatan: diberi tanda [ √ ] pada Reverse I-J karena penggambaran kolom dari
elevasi +4.30m ke elevasi 0.00, sehingga ujung I pada elemen kolom berada di
ujung bawah kolom.
6. Untuk menggambar elemen pelat dapat dilakukan dari Work Tree
Element>Create elements kemudian Element Type dipilih Plate,
menentukan material dan memilih Thickness yang akan digunakan seperti
ditunjukkan pada gambar 4.14(a). Penggambaran dengan klik pada node
ujung-ujung pelat.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


114
(a) Translate element (b) Extrude (penggambaran kolom)
Gambar 4.12 Work tree element

Gambar 4.13 Hasil extrude elemen kolom (dilihat dari depan)

7. Pelat lantai kemudian dibagi, dipilih elemen pelat lantai yang akan dibagi,
kemudian dari menu Node/Element>Translate>Element dipilih Divide
Elements. Dipilih Element Type Planar, Equal Distance dan isikan Number of
Divisions x: 2 dan Number of Divisions y: 2 seperti pada Gambar 4.15.
8. Menentukan tipe beban gravitasi/statik dari menu Load>Static Load Cases.
Beban mati akibat berat sendiri elemen struktur SW (Self Weight), beban mati
tambahan selain berat struktur SIDL (Superimpose Dead Load), dan beban
hidup LIVE (Live Load)
9. Menentukan arah beban dari menu Load>Static Loads>Load. Dipilih Self
Weight, load case name SW isikan X = 0, Y = 0 dan Z = -1 kemudian klik Add,
seperti pada Gambar 4.17
10. Mendefiniskan beban pelat dari menu Load>Pressure Loads>Define Pressure
Load Type. Isikan data seperti pada Gambar 4.18. Name :Floor, Description :
Beban lantai

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


115
Pilih Element Type : Plate/Plane Stress (Face)
Load Case : SIDL
Loads : Uniform
P1 : -1.8 (tanda minus menunjukkan arah beban ke bawah)
Ulangi untuk Load Case: LIVE dengan intensitas -2.5 kN/m2
Kemudian di-klik Add

(a) Menggambar pelat (b) Hasil penggambaran pelat


Gambar 4.14 Penggambaran pelat

Gambar 4.15 Pembagian pelat

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


116
Gambar 4.16 Menentukan beban gravitasi

Gambar 4.17 Menentukan arah beban berat sendiri (SW)


11. Langkah 10 diulang untuk menentukan beban pelat atap
Load Case : SIDL
Loads : Uniform
P1 : -0.8 (tanda minus menunjukkan arah beban ke bawah)
Ulangi untuk Load Case: LIVE dengan intensitas -1.0 kN/m2
Kemudian di-klik Add, kemudian di-klik Close
Menentukan beban pada pelat lantai yang dipilih dengan menggunakan menu
Load>Pressure Loads>Assign Pressure Loads. Pilih Load Type, kemudian
pilih Load Type Name: Floor pada work tree menu. Scroll ke bawah pada
Direction pilih Global Z. Pada work tree menu 2 pilih tab Works, klik
Structures, dan pilih pelat yang diinginkan.
Scroll ke bawah pada work tree menu sampai terlihat tombol aplly kemudian
klik Apply, seperti pada Gambar 4.19.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


117
Gambar 4.18 Beban pelat lantai

Gambar 4.19 Pembebanan pelat lantai

12. Mendefinisikan beban dinding pada balok dengan menggunakan menu


Load>Element pilih Tab Load dari Tree Menu. Pilih Element Beam Loads,
Load Case Name SIDL, Load Group Name: Default.
Pilih balok yang akan dibebani masukkan beban terbagi rata arah ke bawah
sebesar -6 kN/m. Pada saat input diberikan tanda minus karena arah ke
bawah. Beban dinding pada balok seperti pada Gambar 4.20.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


118
Ulangi untuk beban pada balok tangga, dengan memasukkan beban arah ke
bawah sebesar -20 kN/m. Kemudian ulangi untuk menentukan beban hidup
(LIVE) balok tangga sebesar -10 kN/m.

Gambar 4.20 Beban dinding pada balok

13. Untuk menggambar lantai 2 dansetereusnya dipilih semua balok, kolom dan
pelat lantai seperti gambar 4.21. Menggunakan menu Node/Element>
Translate, pada Tree Menu dipilih Copy, Equal Distance di-isikan 0,0,3.5
Number of Times 1, pada Copy Node Attributes dan Copy Element Attributes
diberi √ kemudian di-klik Apply.

Gambar 4.21 Memilih pelat, balok dan kolom


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
119
14. Untuk menggambar kolom pada lantai 2, dipilih node yang ada kolomnya.
Menggunakan menu Node/Element>Extrude digambarkan kolom lantai 2.
Dibawah lantai 2 ada node yang tidak digunakan, maka kita dihapus. Pilih
node seperti gambar 4.22, kemudian tekan tombol Delete pada keyboard.

Gambar 4.22 Memilih node dibawah balok lantai 2

Gambar 4.23 Copy balok dan lantai 2

15. Untuk menggambar balok, pelat dan kolom lantai 3 samapai atap, digunakan
menu Node/Element> Translate, pada Tree Menu dipilih Copy, Equal

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


120
Distance di-isikan 0,0,3.5. Number of Times di-isikan 4, pada Copy Node
Attributes dan Copy Element Attributes diberi √ kemudian di-klik Apply.
16. Pada lantai Atap di-inactivate, pelat lantai pada ruang tangga dipilih lalu
dihapus dengan menekan tombol Delete pada keyboard.
17. Pelat Atap di-Activate, dipilih semua pelat, kemudian pada Menu Tree 2 pada
tab Works ditarik P100 ke lembar kerja. Pelat P100 dipilih semua, kemudian
beban diganti dengan SIDL = - 0.8 kN/m2 dan LIVE = -1.0 kN/m2.
18. Dipilih semua balok pada atap, kemudian beban SIDL dan LIVE semua
dihapus. Kemudian Activate All.
19. Dipilih kolom lantai 4 sampai 6, kemudian pada Menu Tree 2 pada tab Works
ditarik K40x50 ke lembar kerja. Semua kolom lantai 4 sampai 6 menjadi
K40x50.
20. Dipilih semua node pada lantai dasar, kemudian ditentukan Boundary semua
dukungan jepit seperti gambar 4.24.

Gambar 4.24 Menentukan dukungan jepit

Menentukan Beban Respon Spektrum


1. Menentukan massa bangunan, melalui menu Load>Static Loads>Loads to
Masses pada Mass Direction dipilih X,Y, pada Load Case: dipilih SW Scale
Factor : 1, kemudian di-klik Add. Diulang untuk Load Case: SIDL, Scale Factor
: 1, kemudian di-klik Add. Diulang lagi untuk Load Case: LIVE Scale Factor :
0.30, kemudian di-klik Add dan OK. Hasilnya seperti gambar 4.25.
2. Pada menu Structure>Control Data>Story di-klik pada Auto Generate Story
Data… akan ditampilkan seperti gambar 4.26
3. Untuk menentukan data respon spektrum digunakan menu Load>RS
Functions, akan ditampilkan dialog box seperti gambar 4.27(a), kemudian di-
klik pada Add. Kemudian klik pada Design Spectrum, pada Design Spectrum
dipilih IBC2012(ASCE7-10). Kemudian di-isikan data seperti gambar 4.27(b),
pada Function Name di-isi Cilacap, yang lain di-isikan sesuai default-nya,

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


121
kemudian klik OK, maka akan ditampilkan grafik respon spektrum seperti
gambar 4.28.

Gambar 4.25 Menentukan massa bangunan

Gambar 4.26 Hasil Generate Story Data


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
122
(a) Menambah data respon spektrum (b) Data respon spektrum

Gambar 4.27 Mennetukan data respon spektrum

Gambar 4.28 Grafik respon spektrum

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


123
4. Untuk menentukan Load Cases respon spektrum pilih menu Load>RS Load
Cases, pada Load Case Name di-isi RS-X, Directiob X-Y, Excitation Angle 0,
Scale factor 9.81, kemudian pada Function Name di-klik Cilacap, kemudian
di-klik pada Eigenvalue Analysis Control isikan Number of Frequencies 18.
5. Ulang langkah 4, pada Load Case Name di-isi RS-Y, Directiob X-Y, Excitation
Angle 90, Scale factor 9.81, pada Function Name di-klik Cilacap, kemudian
di-klik pada Eigenvalue Analysis Control isikan Number of Frequencies 18.
Kemudian Close.
6. Setelah semua data respon spektrum selesai, dapat dilakuan Analysis.
Hasilnya diberikan seperti gambar 4.29 sampai 4.33.

Gambar 4.29 Hasil analisis mode 1

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


124
Gambar 4.30 Hasil analisis mode 3

Gambar 4.31 Hasil analisis mode 7


Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
125
Gambar 4.32 Hasil analisis respons spektrum arah X (RS-X)

Gambar 4.33 Hasil analisis respons spektrum arah Y (RS-Y)

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


126
4.3 Beban Dinamik Riwayat Waktu
Analisis respons riwayat waktu (Time Histories Analysis) adalah suatu cara
analisis dimana model matematik dari struktur dikenakan riwayat waktu dari
gempa-gempa hasil pencatatan atau dari gempa-gempa tiruan, untuk menentukan
riwayat waktu dari respons struktur.

Gambar 4.34 Bangunan 6 lantai beban riwayat waktu

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


127
Contoh membuat model bangunan dengan beban dinamik riwayat waktu
diberikan seperti pada gambar 4.34.
Langkah-langkah untuk membuat model dijelaskan sebagai berikut.
Membuat file project
1. File>New Project
2. Menentukan unit satuan yang akan digunakan dengan memilih menu
Tools>Unit System. Dipilih satuan pada Dialog Box seperti pada gambar 4.1,
kemudian di-klik OK.

Gambar 4.35 Unit System


3. Dari menu Tools>Preferences dipilih Design Code, Rebar Material Code,
Material DB (Data Base) yang sesuai pada Dialog Box seperti pada gambar
4.36, kemudian di-klik OK.
4. Menyimpan file project dengan nama BAJA_6TH. File project akan disimpan
dengan format *.mgb

Membuat properti material, properti elemen, properti pelat


1. Dari menu Properties>Material Properties akan muncul Dialog Box baru
untuk menampilkan Material/Section/Thickness yang akan didefinisikan.
Dari Tab Material dipilih Add seperti pada gambar 4.37. Pada Name di-isikan
Baja_SS400, pada Standard pilih JIS(S), pada DB pilih SS400, kemudian klik
Add.
2. Ulangi langkah 1 Pada Name di-isikan Beton_fc’25, pada Standard pilih
SNI(RC), pada DB pilih fc25, kemudian klik OK, maka akan tampil seperti
gambar 4.38, kita mempunyai material baja dan beton.
3. Klik pada tab Section, kemudian Add, pilih I-Section, pada DB pilih JIS,
kemudian pilih H700x300x13/24 kemudian klik Apply. Langkah ini diulang
untuk menentukan profil H588x300x12/20, H200x200x8/12, I600x190x13/
25 dan I250x125x10/16 seperti gambar 4.39.
4. Klik pada tab Thicknes, kemudian Add, pilih I-Section, pada Name di-isi
P140, pada In-plane & Out-of-plane di-isi 0.14. Langkah ini diulang untuk
pelat tebal 120mm, pada Name di-isi P120, pada In-plane & Out-of-plane di-
isi 0.12. Kemudian di-klik OK, dan Close. Dapat dilihat di Tree Menu 2 pada
tab Works kita punya 2 material, 5 sction dan 2 Thickness.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


128
Gambar 4.36 Design Code

(a) Properti baja (b) Properti beton


Gambar 4.37 Properti baja dan beton

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


129
Gambar 4.38 Properti material

(a) Profil H untuk kolom (b) Profil I untuk balok


Gambar 4.39 Menentukan profil H untuk kolom dan I untuk balok

Menggambar Model
1. Melalui menu Node/Element>Create Nodes, di-klik pada titik 3 sebelah kanan
Create Nodes. Berikan data koordinat seperti pada gambar 4.40.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


130
Gambar 4.40 Data koordinat node

2. Elemen balok dan kolom digambar seperti pada gambar 4.41. Untuk
menggambar kolom digunakan Extrude.

(a) Mengambar balok (b) Menggambar kolom lantai 1


Gambar 4.41 Menggambar balok dan kolom
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
131
3. Pelat digambar menggunakan menu Node/Element, pada Tree Menu Element
Type pilih Plate, pada Material pilih Beton_fc’25, Thickned 0.1400(P140).
Kemudian klik pada ke empat sudut kolom.
4. Untuk kolom lajur paling kanan digunakan H-200, maka dipilih kolom lajur
paling kanan, kemudian drag section H-200 ke lembar kerja seperti gambar
4.42. Maka kolom pada lajur kanan properti menjadi H-200.

Gambar 4.42 Mengganti properti kolom lajur paling kanan

Gambar 4.43 Menentukan Load Case

5. Untuk menentukan berat sendiri (SW) digunakan menu Load>Static


Loads>Self Weight. Pada Tree Menu di Load Case Name di-klik pada titik 3,

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


132
kemudian ditentukan Load Case seperti pada gambar 4.43, kemudian Close.
Pada Load Case Name dipilh SW, kemudian pada Z di-idikan -1, lalu Add.
6. Untuk menentukan beban pada balok dipilih balok yang akan dibebani
dinding 5.0 kN/m’ seperti pada gambar 4.44(a). Menggunakan menu
Load>Static Loads>Element, pada Load Case Name pilih SIDL, Direction pilih
Global Z, pada w di-isikan -5.0, kemudian Apply.

(a) Balok beban 5.0 kN/m’ (b) Balok Beban 1.0 kN/m’
Gambar 4.44 Menentukan beban dinding pada balok

7. Untuk menentukan beban pada balok dipilih balok yang akan dibebani
dinding 1.0 kN/m’ seperti pada gambar 4.44(b). Menggunakan menu
Load>Static Loads>Element, pada Load Case Name pilih SIDL, Direction pilih
Global Z, pada w di-isikan -1.0, kemudian Apply.
8. Langkah 6 diulang untuk menentukan beban pada balok yang dibebani
tangga, baik untuk beban SIDL dan beban LIVE.
9. Untuk menggambar balok dan pelat lantai 3, dipilih balok dan pelat lantai 2,
kemudian menggunakan menu Node/Element> Translate, pada Mode pilih
Copy, pada Equal Distance ketik: 0,0,3.75. Pada Number of Times isikan 1,
pada Copy Node Attributes dan Copy Element Attributes diberi √. Kemudian
semua elemen balok, kolom dan pelat dipilih, lalu di-klik Apply.
10. Untuk menggambar kolom lantai 3, balok dan pelat lantai 3 di-inactivate.
Menggunakan menu Node/Element>Extrude, pada Material pilih Baja
_SS400, pada section pilih H-700, pada Equal Distance ketik: 0,0,3.75. Pada
Number of Times isikan 1, lalu di-klik Apply. Pilih node dibawah lantai 2
seperti pada gambar 4.45, kemudian dihapus menggunakan tombol Delete di
keyboard. Untuk mengubah properti kolom lajur paling dilakukan seperti pada
langkah 4.
11. Untuk menggambar kolom, balok dan pelat lantai 4 sampai atap, dipilih balok,
kolom, pelat lantai 3. Menggunakan menu Node/ Element>Translate, pada
Mode pilih Copy, pada Equal Distance ketik: 0,0,3.75. Pada Number of Times
isikan 4, pada Copy Node Attributes dan Copy Element Attributes diberi √.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


133
Kemudian semua elemen balok, kolom dan pelat pada lantai 3 dipilih, lalu di-
klik Apply.

Gambar 4.45 Memilih node di bawah lantai 2

Gambar 4.46 Hasil copy balok, kolom pelat

12. Untuk menentukan dukungan dipilih node paling bawah, kemudian dengan
menu Boundary>Define Support diberi √ pada D-ALL dan R-ALL untuk
dukungan jepit, kemudian di-klik Apply.
13. Kolom pada lantai 4, 5 dan 6 pada jalur kiri dan tengah diubah properti
menjadi H-400. Dipilih kolom pada jalur kiri dan tengah seperti gambar 4.47,
kemudian pada Menu Tree 2 drag section H-400 ke lembar kerja, seperti
langkah 4.
14. Activate balok dan pelat atap kemudian pilih semua pelat seperti gambar 4.47,
drag Thickness P120 ke lembar kerja, maka properti pelat atap akan menjadi
P120.

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


134
Gambar 4.47 Mengganti properti pelat atap

15. Pilih pelat dan balok atap lalu di-inactive kan. Pilih pelat pada lubang tangga,
kemudian di Delete dari lantai 2 sampai lantai 6.
16. Aktifkan pelat dan balok Atap, pilih balok yang ada beban SIDL, kemudian
pada Options pilih Delete, klik Apply. Ulangi untuk menghapus beban LIVE
pada balok tangga.
17. Untuk membagi pelat lantai pilih semua pelat lantai dengan double klik pada
Thicnes: P140 di Menu Tree 2. Menggunakan menu Node/Element>Divide,
pilih tab Element, Element Type pilih Planar, Number of Divisions x isikan 2,
Number of Divisions y isikan 2, kemudian Apply.
18. Ulangi langkah 17 untuk membagi pelat atap.

Gambar 4.48 Menghapus beban balok atap

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


135
19. Untuk menentukan beban pelat digunakan menu Load>Pressure Loads>
Define Pressure Load Type, tentukan beban pelat lantai dan pelat atap seperti
gambar 4.49

Gambar 4.49 Menentukan beban pelat lantai dan atap

20. Pilih pelat lantai dengan double klik pada Thicnes: P140 di Menu Tree 2.
Dengan menu Load>Pressure Load>Assign Presure Load, pada Type pilih
Load Type, pada Load Type Name pilih Lantai, pada Direction pilih Global Z.
kemudian klik Apply.
21. Ulangi langkah 20 untuk beban pelat atap. Pilih pelat atap dengan double klik
pada Thicnes: P120 di Menu Tree 2. Dengan menu Load>Pressure
Load>Assign Presure Load, pada Type pilih Load Type, pada Load Type Name
pilih Atap, pada Direction pilih Global Z. kemudian klik Apply.
22. Untuk men-generate data lantai, digunakan menu Structure>Control Data>
Story, lalu pilih Auto Generate Story Data, kemudian Close.
Langkah di atas adalah membuat model lengkap dengan beban gravitasinya.
Selanjutnya ditentukan beban dinamik dengan beban time history dengan langkah
sebagai berikut.
1. Ditentukan massa bangunan dengan menu Structure>Structure Type beri √
pada Convert Selft-weight into Masses klik Covert to X,Y, kemudian OK.
2. Pada menu Load>Static Load>Load to Masses, pada Mass Direction pilih x,y.
Pada Load Case pilih SIDL, Scale Factor isikan 1 kemudian klik Add. Ulangi

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


136
untuk Load Case pilih LIVE, Scale Factor isikan 0.3. Kemudian klik Add, lalu
OK. Hasil seperti gambar 4.50.

Gambar 4.50 Menentukan massa bangunan

3. Menentukan Load Case beban time history menggunakan menu Load>


Dynamic Loads>Load Cases, klik Add, pada Name isikan THX, pada End Time
isikan 20, Time Increment: 0.01, Step Number Increment for Output: 10, pada
Damping Ratio for All Modes: 0.05 seperti gambar 4.51(a). Kemudian Apply.

(a) Time History arah X (b) Time Hisrtory arah Y


Gambar 4.51 Menentukan Load Case time history
Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)
137
4. Ulangi langkah 3 pada Name isikan THY, pada End Time isikan 20, Time
Increment: 0.01, Step Number Increment for Output: 10, pada Damping Ratio
for All Modes: 0.05 seperti gambar 4.51(a). Kemudian Ok.
5. Menentukan fungsi time history menggunakan menu Load> Dynamic Loads>
Time History Functions. Akan muncul dialog box seperti gambar 4.52, pada
Function Name isikan El_Centro, klik Earthquake, pada Earthquake pilih
1940, El Centro, 270 Deg, klik Ok, kemudian Close.

Gambar 4.52 Fungsi gempa El Centro

6. Menentukan ground acceleretation, dengan menu Load> Dynamic Loads>


Ground Acceleration. Pada Tree Menu akan muncul seperti gambar 4.53,
pada Time History Load Case Name pilih THX. Pada Function of Direction-X->
Function Name : El_Centro, Scale Factor: 1, Arrival Time: 0, Angle of
Horizontal Ground Acc. : 0. Kemudian klik Add.
7. Ulang langkah 5 untuk menentukan arah Y, pada Time History Load Case
Name pilih THY. Pada Function of Direction-Y->Function Name : El_Centro,
Scale Factor: 1, Arrival Time: 0, Angle of Horizontal Ground Acc. : 90.
Kemudian kilik Add, dan Close.
8. Menentukan eigenvalue melalui menu Analysis>Eigenvalue, akan tampil
dialog box seperti gambar 4.54. Pilih Eigen Vectors>Subspace Iteration, pada
Number of Frequencies isikan 18, pada Number Iteration: 20, pada Subspace
Dimension: 1 dan pada Convergence Tolerance: 1e-10. Kemudian klik OK.
Model struktur sudah selesai dan siap untuk dilakukan analsis, hasil output
time history ditampilkan pada gambar 4.56 sampai 4.60. Menggunakan menu
Results>T.H Results>Force Diagram (Beam/Wall/Truss/General Link), maka akan

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


138
dapat dilihat diagram gaya pada detik yang di-inginkan. Jika digunakan animasi
data untuk Increment di-isikan 0.5 atau lebih, untuk mempercepat proses. Jika
di-isi lebih kecil biasanya prosesnya lama dan kadang komputer jadi hang.

(a) Ground Acc arah Sb-X (b) Ground Acc arah Sb-Y
Gambar 4.53 Menentukan ground acceleration

000

Gambar 4.54 Menentukan Eigen

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


139
Gambar 4.55 Data untuk animasi

Gambar 4.56 Momen Sb-y pada step 0.1

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


140
(a) Momen Sb-y pada step 1.0 (b) Momen Sb-y pada step 1.5

(c) Momen Sb-y pada step 2.1 (d) Momen Sb-y pada step 7.0
Gambar 4.57 Hasil Time History arah sumbu-X (THX)

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


141
Gambar 4.58 Momen Sb-z pada step 0.1 dari time history arah sumbu Y (THY)

Gambar 4.59 Momen Sb-z pada step 2.0 dari time history arah sumbu Y (THY)

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


142
DAFTAR PUSTAKA

----------------, MIDAS Family Programs, MIDAS IT Co., Ltd.

----------------, SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk


Strutkur Bangunan Gedung dan Nongedung, Badan Standardisasi
Nasional, 2019

----------------, SNI 1727:2020 Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait


untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain, Badan Standardisasi
Nasional, 2020

----------------, SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja


Struktural, Badan Standardisasi Nasional, 2020

----------------, SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan


Gedung dan Penjelasan, Badan Standardisasi Nasional, 2019

Wigroho, H.Y., Analisis & Perancangan Struktur Frame Menggunakan SAP2000


Versi 7.42, Andi Offset, Yogyakarta, 2001

Modul Perancangan Struktur dengan MIDAS – Haryanto YW & Siswadi (2023)


143

Anda mungkin juga menyukai