Disusun oleh :
Ade Wildansyah
192200009
Ade Wildansyah
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan I Dosen Pembimbing Lapangan II
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
RINGKASAN...................................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................8
PENDAHULUAN.............................................................................................................8
A. Latar Belakang.......................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................14
PENETAPAN MASALAH..............................................................................................14
A. Minimnya Pemahaman Masyaraka.......................................................................14
B. Pengaruh Modernisasi..........................................................................................14
C. Kurangnya Dukungan Finansial dan Infrastruktur................................................14
D. Tantangan Generasional.......................................................................................14
E. Kurangnya Promosi dan Pemasaran.....................................................................14
BAB III........................................................................................................................15
METODE PELAKSANAAN.......................................................................................15
BAB IV........................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................16
A. Capaian Hasil.......................................................................................................16
B. Kendala yang Dihadapi........................................................................................17
BAB V.............................................................................................................................19
LUARAN YANG DIHASILKAN...................................................................................19
A. Pembentukan Badan Pelestarian Kesenian...........................................................19
B. Program Pendidikan Budaya................................................................................19
C. Penggalangan Dana Melalui Kerjasama...............................................................19
BAB VI............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................20
iii
LAMPIRAN.....................................................................................................................22
A. Jadwal Kegiatan...................................................................................................22
B. Foto Kegiatan.......................................................................................................28
iv
DAFTAR GAMBAR
v
RINGKASAN
vi
c. Selatan Kabupaten Purbalingga
d. Barat Desa Siremeng
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah program pengabdian kepada
masyarakat yang umumnya dijalankan oleh mahasiswa perguruan tinggi di
Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif bagi
masyarakat serta memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa
dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari di
bangku kuliah. Menurut Prof. Dr. H. A. R. Tilaar dalam bukunya "Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Sebagai Wahana Praktik Pengabdian Masyarakat Bagi
Mahasiswa" menekankan pentingnya KKN sebagai sarana bagi mahasiswa
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan memperluas
wawasan serta keterampilan mereka. (Tilaar, H. A. R. (2004). "Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Sebagai Wahana Praktik Pengabdian Masyarakat Bagi
Mahasiswa". Jakarta: Rajawali Pers.)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945) tidak secara spesifik membahas mengenai program Kuliah Kerja
Nyata (KKN). UUD 1945 merupakan konstitusi Indonesia yang mengatur
berbagai aspek kehidupan negara, termasuk hak asasi manusia, struktur
pemerintahan, kedudukan lembaga negara, dan prinsip-prinsip dasar
negara.
Namun demikian, beberapa pasal dalam UUD 1945 memberikan dasar
yang relevan terkait dengan pelaksanaan program KKN. Misalnya:
1. Pasal 31 ayat (1): "Setiap warga negara berhak atas pendidikan." Pasal
ini menegaskan hak setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan
pendidikan, yang mencakup pendidikan tinggi di perguruan tinggi.
KKN sering kali menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan
tinggi di Indonesia, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
praktis kepada mahasiswa.
8
2. Pasal 33 ayat (4): "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan." Pasal ini menekankan pentingnya
kerjasama dan kebersamaan dalam pembangunan ekonomi. Program
KKN sering kali bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam
pembangunan masyarakat melalui kegiatan bersama dan partisipatif.
Meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam UUD 1945,
implementasi program KKN di perguruan tinggi Indonesia umumnya
diatur oleh peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan atau perguruan tinggi tersebut sendiri.
Peraturan-peraturan ini biasanya mengatur prosedur, tujuan, dan
pelaksanaan program KKN sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan
tinggi dan pembangunan masyarakat.
Gombong adalah sebuah desa di kecamatan Belik, Pemalang, Jawa
Tengah, Indonesia. Desa Gombong terletak di pegunungan pada
ketinggian 1.000 hingga 1.200 m dpl, wilayah desa sebagian besar
merupakan hutan dan lahan pertanian. Pertanian desa menghasilkan
banyak sayuran. Gombong termasuk dalam wilayah pedesaan kecamatan
Belik.
Pada tahun 1900 an (menurut cerita dari Mantan Kepala Desa
Gombong Ibu Nuryati ) datanglah sekelompok orang dari kerajaan
Mataram yang bermukim di Desa Gombong, sekelomok orang tersebut
kemudian mengangkat Bpk. R. Sudiro Kramareja menjadi Bekel/Lurahdi
wilayah tersebut s/d tahun 1928, penduduk Desa Gombong kemudian
mengadakan Kodrah dengan cara memasukan biting ke dalam bumbung
dan terpilihlah Bpk. Sarnadi Atmoredjo sebagai Kepala Desa. pada tahun
1935 mengadakan kodrah lagi dan terpilihlah Bpk. Suparno Atmowidodo
s.d tahun 1989. Pemilihan Kepala Desa tahun 1989 yang terpilih adalah
adik kandung dari Bpk S. Atmowidodo yaitu Bpk. Sukarso Atmoredjo s.d
tahun 1999, pada tahun 19999pemilihan kepala desa dan yang terpilih
adalah Bpk. Yatin Sumontro beliau menjabt hingga 2 priode , dan pada
tahun 2012 mengadakan Pemilihan Kepala Desa lagi dan yang terpilih
9
adalah Ibu Hadayatun Nugrahaningsih, SH sebagai Kepala Desa-sekarang.
Peristiwa penting yang menjadi catatan sejarah:
1. Desa Gombong pada tahun 1966 mendapatkan teror dari PKI yaitu
semua sumber air diberi racun sehingga masyarakat Desa Gombong
terkena Racun dari sumber air tersebut.
2. Desa Gombong mengalami masa yang paling kritis dengan masa
paceklik yang berkepanjangan berakibat kekurangan gizi bagi
masyarakat yang menyebabkan terjangkitnya penyakit honger Oedim
(HO) /busung lapar, kejadian itu terjadi sekitar tahun 1960-1975,
namun berkat kegigihan Kepala Desa Gombong mengajak warganya
untuk menyembuhkan penyakit tersebut secara tradisional sehingga
penyakit busung lapar tersebut selama 5 tahun dapat disembuhkan.
Namun Desa Gombong juga memiliki Prestasi yang bisa dibanggakan
yaitu : pada tahun 1985 pada masa kepemimpinan Bapak S. Atmowidodo,
yang dimotori oleh 17 Kelompok tani berhasil merubah wajah Desa
Gombong sehingga mendapat penghargaan dari menteri lingkungan hidup
berupa KALPATARU.( https://gombong.desa.id/profil-desa/)
Pada tahun 1970 (menurut cerita dari Kepala Desa Gombong Ibu
Hadayatun Nugrahaningsih), perempuan tidak boleh menerima tamu pada
saat itu perempuan masih diajari menutup aurat. Pada tahun 1975 Desa
Gombong masih tertinggal dan tahun 1980-1990an sudah ada produk
batako sehingga Desa Gombong sudah mulai maju dengan bikin rumah
(Suwadaya). Pada tahun 1995, pada tahun ini generasi di Desa Gombong
terputus tidak boleh sekolah apa lagi pada saat itu perempuan tidak boleh
ada yang sekolah. Tahun 1985 Desa Gombong menerima penghargaan
perintis lingkungan dan pada tahun 2005 Desa gombong masuk peringkat
165 desa berkembang yang di teliti oleh Sarjana Muslim Perempuan
bekerja sama dengan Dinas Lingkup Lingkungan. (7 feb 2024)
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, seni
tradisional memegang peran penting dalam membentuk identitas dan
karakter masyarakat. Salah satu bentuk seni tradisional yang memiliki nilai
10
budaya tinggi adalah kesenian budaya kuda lumping. Desa Gombong,
sebagai salah satu desa di Indonesia, menjadi saksi hidup dari
keberlanjutan dan kekayaan seni kuda lumping.
Desa Gombong, terletak di wilayah yang subur dengan kehidupan
masyarakat yang masih erat dengan nilai-nilai tradisional, menjadikan
kesenian budaya kuda lumping sebagai bagian tak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Namun, seperti banyak kesenian tradisional
lainnya, kuda lumping dihadapkan pada tantangan zaman modern yang
membawa perubahan signifikan dalam pola pikir dan gaya hidup
masyarakat.
Globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan pola konsumsi
telah menyebabkan pergeseran minat masyarakat dari seni tradisional ke
bentuk hiburan modern. Hal ini mengancam keberlanjutan dan eksistensi
kesenian budaya kuda lumping di Desa Gombong. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya konkret untuk melestarikan, mempromosikan, dan
meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni kuda lumping sebagai
bagian tak tergantikan dari warisan budaya lokal.
Desa Gombong, sebuah kawasan yang kaya akan warisan budaya dan
seni tradisional, merupakan tempat yang penuh potensi untuk
dikembangkan. Salah satu kekayaan budaya yang patut dijaga dan
dilestarikan adalah kesenian budaya kuda lumping. Kuda lumping tidak
hanya menjadi hiburan, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sejarah dan
identitas lokal yang memperkaya keberagaman budaya di Indonesia. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya untuk melestarikan dan mengembangkan
seni tradisional ini agar tetap hidup dan menjadi warisan berharga bagi
generasi selanjutnya.
Laporan ini bertujuan untuk menjawab tantangan tersebut dengan
merinci faktor-faktor yang mempengaruhi apresiasi masyarakat terhadap
kesenian budaya kuda lumping, serta merancang strategi-strategi yang
dapat meningkatkan partisipasi dan pelestarian kesenian ini. Dengan
demikian, diharapkan Desa Gombong dapat tetap mempertahankan dan
11
mengembangkan kekayaan budaya lokalnya, menjadikan kesenian budaya
kuda lumping sebagai kebanggaan yang dapat dinikmati oleh generasi
sekarang dan yang akan datang.
B. Permasalahan
1. Minimnya Pemahaman Masyarakat
Sebagian besar masyarakat Desa Gombong belum sepenuhnya
memahami nilai-nilai budaya dan sejarah di balik kesenian budaya
kuda lumping. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya apresiasi dan
dukungan terhadap pelestarian tradisi tersebut.
2. Pengaruh Modernisasi
Dampak modernisasi dan perubahan gaya hidup dapat mengancam
eksistensi kesenian budaya kuda lumping. Generasi muda mungkin
kehilangan minat dan keterlibatan dalam menjaga warisan budaya
ini.
3. Kurangnya Dukungan Finansial dan Infrastruktur
Kesenian budaya memerlukan dukungan finansial dan infrastruktur
yang memadai untuk dapat berkembang. Kurangnya perhatian dari
pihak terkait, baik pemerintah maupun pihak swasta, dapat menjadi
hambatan dalam mengembangkan dan mempertahankan kesenian
budaya kuda lumping.
4. Tantangan Generasional
Kurangnya keterlibatan generasi muda dalam praktik dan
pembelajaran kesenian budaya kuda lumping dapat mengancam
kelangsungan tradisi ini. Pemindahan pengetahuan dari generasi
tua ke generasi muda menjadi sebuah tantangan yang perlu diatasi.
5. Kurangnya Promosi dan Pemasaran
Pentingnya promosi dan pemasaran kesenian budaya kuda lumping
tidak selalu terpenuhi dengan baik. Kurangnya upaya dalam hal ini
dapat membuat kesenian ini sulit dikenal di luar Desa Gombong,
membatasi potensi pendukung dan penonton.
12
C. Tujuan
1. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat
Menggali dan menyajikan informasi yang mendalam mengenai
nilai-nilai budaya, sejarah, dan makna di balik kesenian budaya
kuda lumping kepada masyarakat Desa Gombong, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan budaya
tersebut.
2. Melestarikan Tradisi Kesenian Budaya
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung pelestarian
dan keberlanjutan kesenian budaya kuda lumping. Memberikan
rekomendasi dan strategi konkrit untuk memastikan tradisi ini
dapat diwariskan secara efektif dari generasi ke generasi.
3. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat
Menggalang dukungan dan partisipasi aktif masyarakat, terutama
generasi muda, dalam praktik dan pengembangan kesenian budaya
kuda lumping. Menciptakan suasana inklusif yang memotivasi
masyarakat untuk terlibat secara nyata dalam melestarikan tradisi
ini.
4. Mengidentifikasi Sumber Daya dan Dukungan
Mengidentifikasi potensi sumber daya, baik finansial maupun
infrastruktur, yang dapat digunakan untuk mendukung
pengembangan kesenian budaya kuda lumping. Memastikan
adanya dukungan yang memadai dari pihak terkait dalam bentuk
bantuan dan fasilitas yang diperlukan.
5. Meningkatkan Promosi dan Pemasaran
Merancang strategi promosi dan pemasaran yang efektif untuk
meningkatkan visibilitas kesenian budaya kuda lumping di tingkat
lokal maupun nasional. Memastikan bahwa informasi mengenai
kesenian ini dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.
13
BAB II
PENETAPAN MASALAH
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Partisipatif
Secara aktif terlibat dalam kegiatan kesenian budaya kuda lumping
di Desa Gombong. Observasi dilakukan untuk memahami proses,
interaksi, dan konteks budaya secara langsung.
B. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak terkait, seperti
seniman kuda lumping, tokoh masyarakat, dan pemerhati budaya.
C. Dokumentasi
Dokumentasi membantu menyusun konteks historis dan
perkembangan kesenian budaya kuda lumping.
Dengan menerapkan metode pelaksanaan ini, diharapkan penelitian
dapat memberikan pemahaman mendalam tentang kesenian budaya kuda
lumping di Desa Gombong dan memberikan kontribusi positif terhadap
pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Capaian Hasil
1. Pemahaman Mendalam
Penelitian memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi
kesenian budaya kuda lumping, termasuk sejarah, makna budaya, dan
permasalahan yang dihadapi.
2. Identifikasi Permasalahan
Mengidentifikasi secara konkret permasalahan yang dihadapi
kesenian kuda lumping, seperti minimnya pemahaman masyarakat,
permasalahan finansial, dan kurangnya promosi.
3. Rekomendasi Kebijakan
Memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat, mengatasi permasalahan
finansial, dan mempromosikan kesenian kuda lumping.
4. Potensi Pengembangan
Menggarisbawahi potensi besar dan dukungan masyarakat yang
dapat dioptimalkan untuk pengembangan kesenian budaya kuda
lumping.
5. Luaran yang Dihasilkan
Memberikan luaran berupa rekomendasi kebijakan, kontribusi
terhadap pembangunan lokal, dan hasil penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak.
6. Panduan Tindakan
Memberikan saran-saran konkret untuk tindakan yang dapat
diambil oleh pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait dalam
memajukan dan melestarikan kesenian budaya kuda lumping.
16
B. Kendala yang Dihadapi
Selama penelitian mengenai kesenian budaya kuda lumping di Desa
Gombong, beberapa kendala mungkin telah dihadapi:
1. Minimnya Sumber Daya Finansial
Keterbatasan dana atau anggaran dapat menjadi kendala utama
dalam melakukan penelitian ini. Hal ini mungkin membatasi
kemampuan untuk melakukan observasi yang lebih luas atau
melibatkan lebih banyak pihak terkait.
2. Keterbatasan Waktu
Waktu yang terbatas dapat menjadi hambatan dalam
mengumpulkan data secara mendalam, terutama jika terdapat banyak
aspek yang perlu diteliti atau jika kesenian budaya tersebut memiliki
kompleksitas yang tinggi.
3. Akses Terbatas
Kesulitan dalam mendapatkan akses ke beberapa informan kunci
atau lokasi tertentu dapat mempengaruhi kelengkapan data yang
diperoleh.
4. Kurangnya Partisipasi Masyarakat
Jika masyarakat setempat kurang berpartisipasi atau tidak
bersedia berbagi informasi, hal ini dapat menyulitkan dalam memahami
dengan baik dinamika dan makna kesenian budaya kuda lumping.
5. Keterbatasan Teknologi
Jika infrastruktur teknologi di Desa Gombong terbatas, misalnya
dalam hal akses internet, hal ini bisa menjadi kendala dalam
mengumpulkan data, berkomunikasi, atau memanfaatkan teknologi
informasi.
6. Keterbatasan Literatur atau Sumber Sekunder
Jika terdapat minimnya literatur atau sumber sekunder mengenai
kesenian budaya kuda lumping, hal ini dapat menyulitkan dalam
merumuskan kerangka teoretis atau mengkonfirmasi temuan dengan
literatur yang ada.
17
7. Tantangan Interpretasi dan Kultural
Memahami konteks budaya lokal dan menerjemahkan makna
budaya dapat menjadi tantangan, terutama jika peneliti berasal dari latar
belakang yang berbeda secara kultural.
18
BAB V
19
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman masyarakat terhadap kesenian budaya kuda lumping
di Desa Gombong masih perlu ditingkatkan. Terdapat kebutuhan akan
program edukasi budaya yang dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada masyarakat, terutama generasi muda, mengenai nilai-
nilai budaya yang terkandung dalam kesenian ini
Kesenian budaya kuda lumping menghadapi sejumlah
permasalahan, seperti minimnya dukungan finansial, kurangnya promosi,
dan kurangnya partisipasi generasi muda. Untuk mengatasi tantangan ini,
diperlukan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor
swasta.
Dengan memanfaatkan semangat pelestarian dari individu dan
kelompok masyarakat, serta menggalang dukungan lebih luas, kesenian
budaya kuda lumping memiliki peluang untuk berkembang dan bertahan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan KKN ini, tentang kesenian budaya kuda
lumping di Desa Gombong, berikut adalah sejumlah saran yang dapat
dipertimbangkan untuk memajukan dan melestarikan kesenian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Penguatan Program Edukasi Budaya
Merancang dan melaksanakan program edukasi budaya yang
melibatkan sekolah-sekolahdan massyarakat setempat
2. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek pengembangan dan
pelestarian budaya
3. Pengembangan Media Sosial dan Situs Web
20
Membangun kehadiran kesenian budaya kuda lumping di media
social dengan mengunggah video pertunjukan dan menyebarkan informasi
terbaru.
4. Melibatkan Komunitas dan Tokoh Masyarakat
Membangun jaringan kerja sama yang erat dengan komunitas
Masyarakat untuk mendapatkan dukungan aktif.
Saran-saran tersebut diharapkan dapat menjadi pijakan untuk
mengambil langkah-langkah konkrit dalam memajukan kesenian budaya
kuda lumping di Desa Gombong. Dengan kolaborasi yang kuat antara
pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait, kesenian ini dapat terus
berkembang dan menjadi kebanggaan bagi seluruh komunitas.
21
LAMPIRAN
A. Jadwal Kegiatan
KALENDER KERJA
MAHASISWA STEMBI AL AZIZIYAH RANDUDONGKAL PEMALANG
KELOMPOK II DESA GOMBONG
TAHUN 2024
Desa/Kelurahan : Gombong
Kecamatan : Belik Bidang Kegiatan: Jadwal Kegiatan KKN
Kabupaten/Kota : Pemalang
Nama Kegiatan Alokasi Waktu KKN
No Februari Maret
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5
1 Pelepasan KKN Kelompok 2
2 Penerjunan KKN Kelompok 2
3 Mengikuti kegiatan penyaluran
bantuan Sosial di balai desa
gombong
4 Pemasangan Banner dan
menyiapkan Posko KKN
5 Kunjungan dan Survei ke RA
AL-AMIN Gombong
No Nama Kegiatan Alokasi Waktu KKN
Februari Maret
22
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5
6 Jatah piket dan Mengikuti
Musyawarah Desa khusus Calon
Penerimaan KPM
7 Mempelajari proses pembibitan
budidaya sayur
8 Ikut serta dalam rangka
budidaya penanaman benih
sayur kubis
9 Mengikuti Rutinan pengajian
wanita
10 Perkenalan anggota KKN
melalui Jamaah tahlil pria
11 Melaksanakan Bersih-bersih
lingkungan masjid
12 Perkenalan anggota KKN
melalui Jamaah Muslimat
13 Kunjungan Desa Wisata
Clekatakan
14 Mengunjungi Acara haflah
akbar akhirussanah Desa
Gombong Dukuh Tepus
15 Partisipasi panen sayur Kentang
bersama masyarakat
No Nama Kegiatan Alokasi Waktu KKN
Februari Maret
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5
23
16 PIN Polio di SPS
17 Piket balai Desa Gombong
18 Kunjungan Seni dan Budaya
Kesenian Desa (Kuda lumping)
19 Berpartisipasi dalam kegiatan
Haflah Akhirussanah Dukuh
Bedahan
20 Piket di Balai Desa Gombong
21 Silaturahmi ke Sekertariat
Kelompok Petani SELARAS 2
22 Rapat Musyawarah Acara
Haflah, Potongan-Gombong
23 Membantu kegiatan lomba pra-
haflah Madrasah Miftahul Ulum
24 Piket Balai Desa Gombong
25 Kunjungan ke SPS Seruni guna
melaksanakan proker kesehatan
(Cara Tepat Mencuci Tangan)
26 Kegiatan gladiresik pra-haflah
Madrasah Miftahul Ulum
27 Proses pembuatan tulisan untuk
tanda arah
No Nama Kegiatan Alokasi Waktu KKN
Februari Maret
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5
24
28 Menghadiri undangan Ketua
TPQ Bustanul Khoirot
29 Melakukan dokumentasi acara
haflah Madrasah Miftahul Ulum
30 Membantu merias para
wisudawan Madrasah Miftahul
Ulum
31 Menghias payung di Madrasah
Miftahul Ulum Gombong
32 Keperluan Dokumentasi acara
haflah Madrasah Miftahul Ulum
33 Proses penyemprotan Pilox
untuk tempat sampah organik
dan non organik
34 Jatah piket ke Baladesa
Gombong
35 Menghadiri pembubaran Panitia
haflah Madrasah Miftahul Ulum
36 Menghadiri pengajian umum
Madrasah Samsul Huda Ds.
Kandanggotong Clekatakan
37 Ziarah Kubur Makam Mbah
Citra Nggada Gombong
No Nama Kegiatan Alokasi Waktu KKN
Februari Maret
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5
25
38 Pembuatan papan arah dan
pengecetan tempat sampah
organik dan non organik
39 Mengikuti arahan pak camat
terkait program kerja KKN
40 Jatah piket ke Balaidesa
Gombong
26
47 Menghadiri undangan
pertemuan kelompok tani
Selaras II
48 Menghadiri rutinan ibu-ibu
Fatayat dan Muslimat
49 Pembuatan Laporan
50 Pembuatan Laporan
51 Pembuatan Laporan
52 Penarikan KKN
27
B. Foto Kegiatan
28
Gambar1. 3 Pelaksanaan Seni Jaran Ebeg
29
Gambar1. 5 Absensi
Gambar1. 6 Absensi
30
Gambar1. 7 Absensi
Gambar1. 8 Absensi
31
G
ambar1. 9 Absensi
32