Anda di halaman 1dari 50

SAFETY IN LAND RIG

Implemantasi Aspek HSE


Pada Operasional
Pemboran

1
Jembatan Lokasi Ranca Jawa
Rusak sebelum dipakai

2
Jembatan Lokasi Ranca Jawa
Rusak sebelum dipakai

3
Rig N 80 B2/01
BENGKOK SAAT RIG DOWN DI PONDOK TENGAH

4
Rig H 40 D NAD Sumbagut
Roboh Saat Rig Down

5
Terjepit Elevator
Pada saat tutup Elevator

6
MENARA DAN MONKEY BOARD (1)
• Dilarang memotong atau mengelas badan atau
rangka menara, kecuali mendapatkan ijin
manajemen
• Laporkan kepada Rig Superintendent, bilamana
adanya rangka menara yang peot atau posisi
memuntir
• Kecuali sedang digunakan, maka perkakas, bagian
mesin atau material tidak boleh diletakkan di
monkey board
• Bila perkakas digunakan di bagian atas, penanganan
harus dilakukan untuk mencegah orang di bawah
tertimpa dan cedera
• Full body harness harus dipasang pada secara
nyaman dan aman pada anggota badan Derrickman
• Tali pengaman khusus (life line) harus tersedia dan
disangkutkan pada body harness dan diyakinkan
keduanya kondisi baik dan aman dipakai.

7
MENARA DAN MONKEY BOARD (2)
• Untuk mencegah cedera tangan karena gesekan dari
genggaman tali kawat yang berjalan cepat, Derrickman harus
hati-hati saat menggenggam tali kawat, dan hanya dilakukan
untuk mendorong traveling block menjauh dari monkey
board.
• Untuk mencegah tergelincir, jaga kebersihan lantai monkey
board.
• Bila adanya crew yang cedera, sekalipun cedera ringan,
catline atau tali hoist harus disangkutkan pada ikat pinggang
si cedera hingga menuruni tangga dan sampai ke lantai bor.
• TUGAS DERRICKMAN BERKAITAN DENGAN MONKEY BOARD
antara lain: Derrickman harus memeriksa kondisi monkey
board, dan peralatan termasuk crown block. Memeriksa
perkakas dan meterial yang berserakan di monkey board,
untuk mengetahui kerusakan, dan memeriksa pagar
pengaman.

8
CATHEAD, CATLINES DAN
RANTAI SPINNING
(sebagai informasi kalau bekerja dengan rig yg
memanfaatkan cathead)
• Putaran cathead harus diatur rendah, saat
ikatan awal dari tali dilakukan
• Hanya karyawan yang terlatih dan
ditugaskan diijinkan menggunakan tali
(catline)
• Tali yang kusut harus dilepaskan, sebelum
lilitan terpasang pada cathead
• Tali manila minimal diameter 1 ½ inci yang
boleh dipakai untuk catline
• Jaga untuk tali terus menegang, agar
lilitan tidak mengendor pada cathead dan
tidak menjerat di pekerja

9
10
11
CROWN BLOCK, TRAVELLING BLOCK,
HOOK, KELLY,DAN SELANG-SELANG (1)
• Crown Block assy harus terpasang aman, terpeliharanya kelengkapan
penutup penahan lompatan.
• Roda pada traveling block harus tertutup, untuk mencegah jari terjepit
• Drilling hook harus dilengkapi dengan pengunci untuk mencegah
kawat bermuatan dan beban yang terkait terlepas
• Tekanan pada kelly harus lebih dari tekanan maksimal yang
diperkirakan saat pengeboran. Kunci kelly harus tersedia di lantai bor.
Bila kelly disandarkan pada menara/ derrick, maka harus tersedia
ruang di lantai bor untuk anggota crew dapat berdiri saat
penenempatan kelly.
• Ujung bagian pemompaan dari selang lumpur bor harus terpasang
pada menara secara aman menggunakan kawat baja yang sesuai aman
ukurannya. Ujung swivel hari selang harus aman dirantai atau diklem
dengan kawat baja ke badan atau bagian ujung swivel. Kawat atau
rantai jangan diikatkan pada swivel gooseneck, karena gooseneck ini
bisa pecah.

12
13
14
CROWN BLOCK, TRAVELLING BLOCK,
HOOK, KELLY, DAN SELANG-SELANG (2)
• Bilamana melakukan pelumasan pada crown block,
drawwork harus dihentikan.
• Kelly harus tetap berada dalam rathole (lobangnya)
hingga hook dikait aman untuk mencegah
mengayun tidak terkendali saat pengangkatan atau
saat pemboran. Bila melakukan perbaikan swivel,
gooseneck, atau selang rotary, boleh dilakukan saat
kelly tetap dalam rathole.
• Fitting dan kawat pengaman pada selang rotary
harus diinspeksi secara tetap.
• Bilamana pemompaan dengan tekanan tinggi
dilakukan untuk awalan sirkulasi, anggota crew
harus menjauh dari selang rotary.

15
CROWN BLOCK, TRAVELLING BLOCK,
HOOK, KELLY, DAN SELANG-SELANG (3)

• Tidak boleh seorangpun diijinkan naik di atas traveling


block, kait (hook) dari traveling block, meluncur pada
pipa, cat line, atau dead line pada ketinggian manapun
• Untuk mencegah kaki tertimpa, atau tangan tergencet,
maka setiap saat Floorman harus waspada saat
menempatkan pipa tegak menyandar pada rak menara
bor; dan Driller harus terlatih dan mampu mengatur
waktu untuk menahan block saat pipa diturunkan.
Bilamana posisi pipa tidak merapat, maka Driller harus
mengangkat pipa dan anggota crew merapatkannya. Hal
ini untuk menghilangkan bahaya dengan memukul pipa
menggunakan palu besi. Penggunaan potongan pipa
besi yang didesain khusus diinjinkan. Sepatu dengan
ujung besi harus digunakan.

16
SIFAT ASAM SULFIDA (H2S)
• Tidak berwarna,beracun dan mematikan, lebih berat dari
udara, larut dalam air
• Bau menyengat seperti telur busuk
• Gas H2S dapat terbakar menghasilkan Sulfur Dioksida (SO2)
yang beracun
• Korosif pada logam
• Kosentrasi rendah bila bersentuhan kulit, mata, tenggorokan
dan saluran pernafasan dapat menimbulkan iritasi
• Dapat mematikan

17
KESELAMATAN GAS H2S
• Gas H2S diperkirakan akan muncul dari operasi kerja di stasiun produksi
dan pemboran.
• Pekerjaan pada sumur-sumur yang mengandung H2S dilengkapi H2S gas
detector, perlindungan pernafasan (SCBA), dan pemantauan secara terus
menerus.
• Awal shift diberikan safety briefing tentang alarm, SCBA, tanda-tanda, rute
jalan keluar, muster points dan petugas keadaan darurat.
• Peralatan monitor akan memberi tanda alarm pada tingkat rendah 10 ppm
dan tingkat tinggi 20 ppm.
• Bila H2S terdeteksi 10 ppm, para personil harus keluar segera dengan
menggunakan SCBA. Dalam waktu maksimum 15 menit mematikan
peralatan atau membantu personil menggunakan SCBA.
• Jangan bekerja bila H2S bocor terpapar di permukaan dengan konsentrasi
di atas 10 ppm kecuali menggunakan SCBA.
• Jangan masuk ke daerah H2S untuk membantu orang kecuali
menggunakan SCBA dan berpasangan.
18
KESELAMATAN BEKERJA
DENGAN GAS H2S
(hanya sebagai acuan)
Bila bekerja di lokasi pemboran yang
diperkirakan adanya gas H2S, maka Anda
diminta untuk mengikuti prosedur latihan H2S
oleh H2S Engineer, dan biasanya di atur sbb.:
• Tempat aman berkumpul NO 1, adalah di
dekat post security
• Tempat aman barkumpul NO 2, adalah di
dekat jalur depan portacamp

19
PENGOPERASIAN KENDARAAN (1)
• Pengendara harus memiliki SIM yang masih
berlaku, dan sesuai dengan kendaraannya
dan ma
• Larangan bagi Pengendara mengkonsumsi
minuman beralkohol, dan obat terlarang
atau yang membuat kantuk
• Periksa kendaraan dan yakinkan semua
peralatan berfungsi baik
• Pahami jalanan yang akan anda lewati, dan
buat rencana, jika jarak terlalu jauh
• Tidak boleh menyetir dalam keadaan lelah
dan mengantuk. Beristirahat sebentar untuk
menghilangkan kantuk.
• Berkendaraan secara sabar, khususnya pada
persimpangan dan turunan/ tanjakan
20
PENGOPERASIAN CRANE (1)
Operator crane:
• Tidak mengidap penyakit-penyakit yang jantung, epilepsi,
tekanan darah tinggi, diabetes, atau kondisi pisik yang
berdampak pada pengoperasian crane, dan Operator crane
tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan yang akan
mempengaruhi kelemahan mentalnya saat bekerja.
• Memiliki kemampuan dan pengalaman serta memiliki SIO
• Operator Crane harus mengecek daftar pemeriksaan
kelayakan crane sebelum pekerjaan dimulai.
• Kondisi landasan harus diperiksa untuk kelayakan sebelum
crane mobil dijalankan.
• Kaki-kaki penompang (bila ada) harus dikeluarkan pada
pengangkatan-pengangkatan yang tetap.

21
PENGOPERASIAN CRANE (2)
• Jangan gerakkan beban bilamana ada orang-orang di
sekitar lantasan beban.
• Jangan menarik beban dengan kait atau hook crane
posisi samping.
• Jangan ijinkan seseorang menumpang di atas beban
saat pengangkatan.
• Jangan meninggalkan beban yang sedang tergantung –
yakinkan beban aman berada di bawah dan lepaskan
hook dan kabel dari beban.

22
PENGOPERASIAN CRANE (3)
Rigger atau pembantu harus:
• Memeriksa alat Bantu Bantu Angkat: sling, shackle,
kait sebelum digunakan dan laporkan peralatan yang
rusak kepada Pengawas.
• Mengetahui perkiraan berat beban sebelum diikat.
• Mengetahui Beban Kerja Aman dari sling yang tertera
pada sling atau alat bantu angkat lain yang
digunakan. Jangan sampai melebihi batas maksimun.
• Menggunakan kait dan shackle yang dilengkapi
dengan pengaman yang efektif untuk memastikan
beban tidak terjatuh dengan tiba-tiba.
• Mengikat beban sesuai dengan bentuk dan berat
beban yang akan diangkat.
• Menggunakan tali pemandu (tag line) bilamana
memungkinkan untuk mengendalikan beban berayun
tidak terratur yang dapat mengenai anda sendiri,
orang lain atau peralatan sekitarnya.
23
PENGOPERASIAN CRANE (4)
• Operator crane dan rigger/ pembatu harus menggunakan alat-
alat pelindung diri yang sesuai. Pakai sarung tangan ketika
memegang tali kawat.
• Jangan memakai sling kawat yang terpelintir atau sling webbing
(tipe selendang) yang rusak.
• Pengalas yang sesuai harus digunakan untuk mencegah
kerusakan pada sling, rantai dan sebagainya, pada saat
bergesekkan dengan permukaan atau ujung yang tajam.
• Bilamana memerlukan kode-kode isyarat, hanya satu orang
yang boleh memberikan isyarat

24
PENGOPERASIAN CRANE (5)
• Personil dari bagian Pemeliharaan bertanggung jawab untuk
melakukan inspeksi secara periodik pada mekanisme dan
kelistrikan dari crane.
• Bagian Transportasi bertanggung jawab untuk melakukan
inspeksi periodik terhadap semua alat angkat; seperti tali
kawat baja, sling dan sebagainya, yang akan dipakai selama
waktu kerja tersebut.
• Operator Yang Berwenang bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan harian pada overhead crane harus
dilakukan sebelum pengoperasian unit.
• Semua sling, tali kawat baja, dll. harus ditangani, dilumasi dan
disimpan dengan benar untuk mencegah terpelintir, karat,
putusnya kawat atau dapat menimbulkan bahaya.
25
PERMIT
• Mengelas dan memotong dengan api tidak boleh dilakukan
saat well completion, drill stem testing, swabbing, atau bila
pengeboran dengan air atau gas. Bila memang memerlukan,
maka harus ada Ijin Kerja Panas yang disetujui oleh Rig
Superintendent/ Toolpusher. Sebelum pengelasan, setiap saat
harus meyakinkan lingkungan segera bebas dari uap bahann
mudah menyala/ terbakar dan minyak bumi.

26
CONTOH-CONTOH MASALAH
KESELAMATAN KELISTRIKAN

27
KESELAMATAN KELISTRIKAN (2)
• Perkakas dengan tenaga listrik harus dengan tiga kaki dan digrounding
• Sambungan kabel direkomendasikan dibuat secara mekanis.
Penyambungan dengan anyaman hanya dilakukan oleh Electrician.
• Lakukan isolasi, pelabelan dan penguncian (Lock-out & Tag-out)
terhadap pelaksanaan perbaikan peralatan listrik.
• Rambu-rambu peringatan harus dipasang pada fasilitas listrik yang
berbahaya, dan tanda-tanda pemanfaatan switch harus terpasang
• Lantai dari karet disediakan pada switch panel untuk menghindari
orang dialiri listrik
• Bila adanya barang berat diangkat menggunakan truk atau tarktor
melewati kabel bagian atas, Electrician harus ikut mengatur
mengarahkan.

28
KESELAMATAN KELISTRIKAN
• Kabel-kabel listrik yang terpasang harus
dibungkus kuat menahan gesekan atau
terbakar oleh pipa yang panas
• Kabel dari generator ke menara bor harus
ditempatkan dimana kerusakan tidak dapat
terjadi karena rig sedang beroperasi atau
karena terbentur perkakas yang berat
• Lampu-lampu dan saklar kedap gas terpasang
(khususnya di lantai bor) dan penerangan
diperlukan secukupnya
• Semua pemasangan fasilitas listrik, motor,
generator, panel harus digrounding
• Tersedianya kecukupan saklar, sehingga
mengurangi pemakaian kabel ektensi yang
terlalu panjang
29
LUMPUR PEMBORAN
• Bila mengaduk bahan kimia untuk lumpur bor, bahan kimia tersebut
harus dituang dalam air. BUKAN air yang dituang dalam bahan kimia.
Karena bila air dituang dalam bahan kimia akan beraksi dan
memercik pada pekerja, dan melukai. Goggle, topeng muka, sarung
tangan, dan apron harus dipakai.
• Tekanan tinggi saat sirkulasi menghasilkan getaran yang mempunyai
bahaya besar dalam pekerjaan penyemenan. Tidak seorangpun pada
lantai atau mendekat cementing head, kecuali mereka sesungguhnya
terlibat dalam pekerjaan penyemenan. Pipa dan selang penyemenan
harus terikat yang dapat digerakkan saat diturunkan.

30
POMPA-POMPA
• Relief valves dipelihara terpasang untuk
mencegah pompa dan pipa penyalur dibebani
tekanan berlebihan karena kesalahan katup
(valve), mata bor yang buntu, dan masalah
lainnya.
• Pengawas bagian Pompa harus meyakinkan
penggantian shear-pins (paku) dilakukan
secara benar. Dilarang menggunkan pin yang
lebih besar ukurannya.
• Harus diyakinkan tenaga ke pompa di lepas/
dikunci, sebelum pelaksanan perbaikan
komponen pompa.
• Pompa harus diinspeksi setelah perbaikan
sebelum tenaga dijalankan. Penyetelan baut
gland packing dan perlengkapan yang tidak
kuat, dapat berakibat kerusakan, biaya dan
operasi bor terhambat.
31
MESIN DAN POMPA
• Semua bagian mesin, seperti radiator atau kipas
pendingin, belting, dan bagian mesin yang bergerak
harus diyakinkan adanya pemagaran.
• Alat-alat pengendali mesin harus berfungsi dan
diperiksa secara tetap. Alarm dan perangkat
pemantau terpasang untuk over-heating, low oil
pressure, over-speeding, getaran berlebihan.
Emergency Shut Down (ESD) terpasang dan
berfungsi bila diperlukan.
• Pipa knalpot harus terpasang baik dan dilengkapi
pembalut anti percikan. Pencegah percikan (Spark
Arrestor) yakin terpasang untuk mengindari
terjadinya kebakar oleh gas dan cairan
• Muffler yang benar dipakai untuk mengurangi
kebisingan

32
TOP DRIVE
• Pemasangan rail dari Top Drive harus
sesuai dengan ukuran menara sehingga rail
tidak mengganggu dalam crew yang
bekerja. Tidak boleh ujung bawah rail
terlalu rendah, minimum 2 meter dari
lantai bor.
• Semua sambungan selang pada top Drive
harus diikat dnegan rantai pengaman.
• Semua Driller harus sudah dilatih tentang
pengoperasian Top Drive oleh Engineer
yang bertugas.
• Top Drive Engineer harus selalu
mendampingi Driller selama operasi

33
HOIST
• Saat hoist bertenaga angin dipakai, pekerja yang ditugaskan
harus mengatur satu tangannya berada di tuas (handle) gas,
dan satu tangan lainnya berada di tuas rem. Ia harus
mencegah beban naik dan turun seketika.

• Pekerjaan pada mesin, motor, drawwork, hoist, pompa,


rantai, rotary atau peralatan yang bergerak lain tidak boleh
dilakukan, kecuali sumber tenaga telah diputus dan/ atau
dikunci (lock-out) untuk mencegah terjadinya gerakan yang
tidak diduga.

34
35
PIPA TERJEPIT
• Bila ada pencabutan atau membuka pipa terjepit, atau
mencabut dengan tenaga besar, maka hanya Driller dan
anggota crew yang diperlukan yang boleh berada di lantai.

36
PENANGANAN PIPA (1)
• Sebagian besar dari kecelakaan saat penangan pipa
akibat tergencet anta dua pipa atau antara pipa
dengan benda lain. Kecelakaan sering terjadi saat
menurunkan/ menaikkan drill pipe dimana pipa
tergantung pada elevator.
• Drill Collar diamater 9 ½” atau yang lebih kecil
dapat diangkat menggunakan crane dengan sling
pada dua titik angkat, atau posisi satu titik posisi
tengah, sehingga pipa terangkat mendatar. Crane
akan menahan drill collar hingga di pintu keluar (V-
Door), dan disangkutkan pada travelling block
secara benar dan terkunci pada ujung pipa. Sling
crane tidak boleh dilepas hingga drill collar sampai
berada di lantai bor.
• Drill Collar diameter 6” dan 4” dapat diangkat
menggunakan winch.

37
PENANGANAN PIPA (2)
• Penanganan drill pipe, drill collar, casing &
tubing yang ditempatkan di atas rak, harus
diganjal.
• Saat menggelundungkan pipa dari rak pipa ke
cat walk, dilakukan oleh 2 orang, masing-
masing berada di bagian ujung pipa. Tidak perlu
adanya orang yang berada di bagian atas atau
bagian depan pipa yang sedang bergulir. Bila
pipa disimpan dalam beberapa susunan, kehati-
hatian harus diberikan untuk pipa-pipa tidak
terbongkar dan bergulir tidak terkendali yang
dapat menyebabkan orang dapat terjepit.
• Bila pipa di tempatkan pada catwalk untuk di
angkat, letakkan ganjal kayu pada bagian
terdekat dari V-Door agar catline atau tali
pengangkat dapat dipasang lebih mudah.

38
BLOW OUT PREVENTER
• BOP harus dipasang, diuji dan A TYPICAL BOP
dioperasikan menurut persyaratan STACK ARRANGEMENT

pemboran dan dicatat dalam formulir


penguji BOP.

• Semua fitting, valves dan union


dipasang atau dihubungkan ke BOP,
well casing, casing head housing,
drillpipe atau tubing harus diuji
tekanan berdasar working pressure.

• Pengujian dengan tekanan dilakukan


mingguan dan sebelum pemboran
casing shoe.
39
ELEVATOR DAN SLIP
• Elevator merupakan penyebab kecelakan nomor tiga terbesar di
pekerjaan pemboran, seperti: terjepit antara elevator dengan pipa/
objek lain, terjepit dalam gerakan mekanis, peregangan otot.
• Menggunakan elevator untuk menyentak (jarring) merupakan potensi
bahaya. Untuk ini dapat digunakan kelly.
• Gunakan ukuran dan tipe elevator yang sesuai untuk benda yang
ditangani.
• Untuk pengangan drill pipe, gunakan elevator khusus untuk drill pipe.
• TUGAS DRILLER BERKAITAN DENGAN ELEVATOR
saat pengangkatan & penurunan pipa, ia harus waspada dengan melihat
traveling block, dan elevator saat berada dekat dengan lantai kerja.
Bilamana block mendekati lantai kerja, gerakan block harus
diperlambat supaya crew dapat menjaga kabel, block, elevator, dan
hook tidak membentur jari tangan. Driller harus terus melihat hingga
petugas mengunci elevator.
40
ELEVATOR

41
ROTARY TONG (1)
• Kunci tong harus dipasang pada tool joint
dari drill pipe saat mencabut &
menurunkan atau menyambung, hingga
drill pipe terjepit dalam slip dan posisi
berhenti
• Gunakan dua konci tong untuk menahan
tool joint. Rotary tidak boleh digunakan
sebagai tenaga melepas tool joint
• Kunci penahan pada kunci tong tidak boleh
ditahan dengan tangan untuk menjaga
terpental saat membuka dan memasang
konci tong. Potongan besi untuk pin atau
ujung kunci tidak boleh digunakan
membantu ganjal gigi kunci.
42
KUNCI TONG (2)

•Pengelasan di lapangan tidak boleh dilakukan terhadap


kunci tong, elevator, rantai, atau metal rantai panas
dan/ atau high strength steel. Hal ini akan
mengakibatkan melemahnya metal/ besi.
•Bilamana pipa sedang diputar dan membutuhkan
putaran lebih dari normalnya, maka anggota crew
harus terlindung dari kemungkinan bagian kunci tong
melayang, bila kunci ada kerusakan. Untuk itu Driller
harus waspada

43
DRAWWORK DAN ROTARY (1)
• Driller atau Operator yang ditunjuk tidak boleh
meninggalkan perangkat pengendali saat drum
pengangkat sedang bekerja dan tidak boleh
meninggalkan tuas team tanpa menempatkan posisi
turun terikat
• Tuas kopling dari Rotary tidak boleh digerakkan tanpa
alasan, jika kunci tong untuk rotary sedang terpasang
seputar drill pipe, drill collar atau sesuatu bagian dari
peralatan dalam rotary.
• Anggota crew tidak boleh meletakkan kakinya di atas
rotary saat berputar
• Tali kawat pengangkat (hoist line) harus dipelihara secara
benar pada drum dan perhatian diberikan saat
menggunakan tali kawat, untuk mencegah tali saling
berimpit pada drum, yang akan berkibat beban jatuh.

44
DRAWWORK

45
ROTARY

46
DRAWWORK DAN ROTARY (2)

• Tidak boleh seorangpun berada dekat rotary table saat tali


kawat baja dan peralatan sedang turun, karena dapat
mengakibatkan kawat melilit terjepit sementara dan berakibat
tali mengencang. Jika peralatan lepas, tali kawat yang
mengendur kemungkinan orang dapat terpukul/ terjerat tali
dan cedera.
• Lubang pada ratary table dan lantai bor harus ditutup bila tidak
digunakan.

47
TALI LARI, KURSI LARI &
PELUNCURAN

• Setiap rig bor harus


dipasang tali dan kursi lari
untuk lari

• Tali lari harus terpasang


bebas dari rintangan dan
aman saat mendarat.

• Latihan harus dilakukan


minimal setiap 6 Bulan. Di
fasilitas yang disediakan.
Body harness harus
digunakan oleh Derrickman
atau Crew saat meluncur.
48
TALI LARI

Tali lari

49
50

Anda mungkin juga menyukai