Anda di halaman 1dari 10

PEMIKIRAN TASAWUF ABD’ AL-SHAMAD AL-PALIMBANI

Ami Aprilianda : 1731010003

Aini Fionita Dewi : 1831010126

Zahrotunnisa : 1731010063

Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung

Abstrak

Semakain berkembangnya peradaban Islam di Nusantara membuat para


pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah (Arab dan Persia) semakin
tertarik untuk menyebarkan ajaran agama Islam ditanah Nusantara, terutama di
daerah Sumatra. Banyak yang dari mereka menetap dan berdagang di sekitar
pesisir pantai sambil menyebarkan ajaran agama Islam dengan metode
bermacam-macam, seperti melalui metode pendidikan, metode perkawinan,
kesenian, dan lain-lain. Islam dapat menyebar dengan pesatnya di wilayah
Palembang dan Kerajaan Sriwijaya ketika menjelang runtuhnya Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-14. Di daerah Palembang sendiri, muncul seorang
pemikir agama islam yang sangat berpengaruh, yaitu Abdussamad al-Palembani.
Kajian tentang pemikiran Al-Palimbani dalam penelitian ini adalah pemikiran
tasawuf beliau yang mengarah pada tasawuf sunni. Ia sangat giat dalam
menyebarkan ajaran Neo-sufisme. Ia ahli dalam memahami tasawuf Al-
Ghazali.al-Palimbani dalam menguraikan permasalahan ajaran wujudiyah
didasarkan pada terjemahan Ihya Ulimuddin karya Imam Ghazali. Untuk
mengetahui lebih mendalam lagi mengenai tokoh muslim tersebut patutlah kita
kaji secara lebih mendalan tentangnya, baik tentang latar belakang asal usul
beliau, pendidikan yang pernah dijalaninya, karya-karyanya, dan hal-hal yang
lain yang menyangkut tentang Abdussamad al- Palembani. Abdussamad al-
Palembani dikenal sebagai pemikir ke Islaman abad 17.

Kata Kunci: Abdussamad al-Palembani, Wujudiyah

1
PENDAHULUAN delapan kitab yang sebagian besar
bertema Sufisme.1
Tokoh Islam Nusantara yang
cukup relevan dalam kajian ini Jika kita meneliti peristiwa-
adalah Syaikh Abdus Shamad Al- peristiwa yang terjadi sepanjang
Palimbani, Ulama Sufi yang sejarah kemanusiaan, maka kita tidak
dilahirkan di Palembang pada tahun dapat menafikan peran
1150 H atau 1737 M. Ia juga seorang intelektualisme di dalamnya. Al-
intelektual Muslim yang menganut Palimbānī melalui pemikiran-
corak pemikiran Neo-Sufisme / pemikirannya, ia mencoba untuk
Tasawuf Akhlaqi yang berorientasi mendamaikan antara tasawuf falsafi
pada gagasan Imam Al-Ghazali, dengan tasawuf sunni. Ia
sederet nama para Ulama Nusantara membandingkan pemikiran-
juga menjadi pengikut corak itu pemikiran Al-Ghazālī dengan
seperti Nuruddin Ar-Raniri, Abd Ar- pemikiran-pemikiran Inbu Arabi.
Rauf As-Sinkili, Syihabuddin bin Sekilas nampak bahwa neo-
Abdullah Muhammad, dll. sufisme yang di kembangkan oleh
Martin Van Bruinessen, Al-Palimbānī mencoba untuk
seorang antropolog dan orientalis mendamaikan pemikiran keduanya.
asal Belanda menyebut Syaikh Ia membandingkan antara fana’-nya
Abdus Shamad Al-Palimbani Al-Ghazālī dengan waḥdat al-wujȗd-
merupakan Ulama paling terpelajar nya Ibnu ‘Arabi, ia juga
di sepanjang sejarah Nusantara, membandingkan pemikiran Al-
sehingga ia cukup populer diangkat Ghazālī dan Ibnu ‘Arabi mengenai
sebagai objek kajian dalam lingkup ruh.2
penulisan maupun perhelatan-
perhelatan ilmiah. Sebagai seorang
1
Syaikh Abdus Shamad Al-
pengusung Sufisme yang palimbani and Hidayatus Salikin, ‘Analisis
Etika Ilmu Pengetahuan Dalam Kitab
berlandaskan Syariat serta menolak
Hidayatus Salikin Karangan Al-Palimbani
ajaran-ajaran kontroversial bersifat Abad Ke-18 Analysis of Ethics in Knowledge
in 18’, 9.1 (2020), 125–34.
Panteistik, Syaikh Abdus Shamad 2
A Latar Belakang Masalah, ‘BAB I’,
telah menghasilkan setidaknya 2001, 1–19.
http://digilib.uinsby.ac.id/10985/

2
A. Biografi Abd’ al-Shamad al- ditentukan secara pasti, didapatkan
Palimbani juga beberapa perbedaan nama
Ulama asal Palembang ini kunyah (ayah) dari Al-Palimbani,
diyakini bernama lengkap Abdus keterangan dari Tarikh Salasilah
Shamad bin Abdul Jalil Al-Jawi Al- Negeri Kedah masih terlalu sering
Palimbani. Tetapi sumber-sumber diambil sebagai sumber utama dalam
Arab menyebutnya dengan Sayyid menjelaskan silsilah Syaikh Abdus
Abdus Shamad bin Abdurrahman Al- Shamad. Perbedaan nama kunyah ini
Jawi. Menurut Tarikh Salasilah merupakan hal yang cukup krusial
Negeri Kedah, Syaikh Abdus dalam pengkajian riwayat Syaikh
Shamad dilahirkan sekitar 1116 H / Abdus Shamad.
1704 M. Dalam kajian yang populer
Dalam perkembangan
ditemukan tentang silsilah beliau,
selanjutnya, perbedaan nama kunyah
dikatakan bahwa ayahnya adalah
dari Syaikh Abdus Shamad itu
Abdul Jalil bin Abdul Wahab bin
sebenarnya perlu dibenahi lagi. Salah
Ahmad Al-Madani, seorang ulama
satu ahli dalam bidang kajian ini
Sufi di San’a (Yaman) dan pernah
ialah Mal An Abdullah seorang
menjabat sebagai mufti besar di
akademisi UIN Raden Fatah
Kerajaan Kedah, tetapi kemudian
Palembang, ia berhasil meluruskan
menikah dengan wanita Palembang,
kerancuan yang ada seputar silsilah
Raden Ranti.
Syaikh Abdus Shamad dalam
Sebelum itu, Ayah Abdus penelitian terbarunya. Dalam artikel
Shamad pernah melakukan yang ia tulis dalam surat kabar
perjalanan ke India dan Jawa, Sumatera Ekspres, Mal An
kemudian menetap di Palembang menerangkan bahwa untuk waktu
lalu menikahi saudari perempuan yang lama, informasi yang sampai
Sultan Mahmud Badaruddin I kepada umum tentang waktu lahir
tersebut. Ayahnya sempat menjabat dan ayah Syaikh Abdus Shamad
sebagai kepala penjaga Istana Kuto semata berdasarkan perkiraan.
Cerancangan pada masa Sultan Ternyata informasi tersebut keliru.
Mahmud Badaruddin I. Selain Untunglah di Palembang ada
tanggal lahir yang tidak bisa manuskrip tentang manaqibnya yang

3
berjudul Faydh Al-Ihsani, yang sekarang. Ayahnya Abdurrahman
sekarang dikoleksi oleh Kemas H. menjabat sebagai kepala Penjaga
Andi Syarifuddin. Berdasarkan Istana Kuto Cerancangan. Ia tidak
manaqib itu dapat dipastikan bahwa dapat mengenali wajah ibundanya
Syaikh Abdus Shamad dilahirkan di karena ibunya berpulang ke
Palembang pada tahun 1150 H atau Rahmatullah saat usianya satu tahun,
1737 M. Ayahnya bernama Abdur sebagaimana tertulis dalam Faidhal
Rahman. Ihsani: “Dan adalah dahulu dari pada
sampai umurnya setahun maka lalu
Ditilik dari sumber lain,
ibunya ke Rahmatullah Taala, maka
Abdur Rahman ternyata anak Syaikh
jadi ia yatim di dalam rabbani amat
Abdul Jalil bin Abdul Wahab bin
mudahnya dan tolong inayah
Ahmad Al-Mahdali, mufti
memelihara akan dia.4
Kesultanan Keddah. Ibu Abdur
Rahman tercatat bernama Raden Karya-karya Abd’ al-Shamad al-
Ranti, anak perempuan dari Pangeran Palimbani
a) Zuhrat al-Murid Fi Bayan
Purbaya, yang tidak lain adalah putra Kalimat al-Tauhid
tertua dari Muhammad Mansur, b) Nasihat al-Muslimin wa
Tadzkirat al-Mu’minin fi Fadail
Sultan Palembang yang memerintah
al-Jihad fi Sabilillah wa Karamat
pada 1706-1714. Dengan demikian, al-Mujahidin fi Sabilillah
dari jalur nenek perempuannya, c) Tuhfat al-Raghibin fi Bayan
Haqiqah al-Imam al-Mu’minin
Syaikh Abdus Shamad adalah bagian wa ma Yufsiduhu fi Riddah al-
dari kerabat utama Keraton Murtaddin
d) Al-Urwah al-Wusqa wa-Silsilatu
Palembang yang garis nasabnya
Uli al-Ittiqa
terhubung lurus dengan Sultan.3 e) Hidayat al-Salikin fi Suluk
Maslak al-Muttaqin
Abdussomad al-Palimbani f) Ratib Abd’ al-Shamad
lahir dalam lingkungan Keraton Kuto g) Sair al-Salikin ila ‘Ibadati Rabb
al-Alamin
Cerancangan, salah satu Keraton
Kesultanan Palembang Darussalam,
4
Tujuan Dakwah and Kalimatut
letaknya di daerah 17 dan 20 Ilir Tauhid, ‘PEMIKIRAN SYEKH ABDUSSOMAD
AL-PALIMBANI DALAM KITAB FAIDHAL
3
Arafah Pramasto, ‘BELAKANG IHSANI ( TINJAUAN TERHADAP TUJUAN
PEDAGOGI , SERTA KARYA-KARYANYA DAKWAH ) Choiriyah Fakultas Dakwah Dan
[ Jurnal Tsaqofah & Tarikh ]’, January, 2020 Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang’,
<https://doi.org/10.29300/ttjksi.v4i2.2473>. 1819, 41–59.

4
h) Zad al-Muttaqin fi Tauhid Rabb Semenanjung Malaya, Sumatera
al-Alamin5 Utara, Selat Malaka, Selat Sunda
B. Kondisi Sosial Palembang pada
masa ‘Abd Shamad al-Palimbani kesemuanya masuk lingkungan

Sebelum kedatangan Islam kekuasaan Sriwijaya.

penduduk Nusantara telah memeluk Kerajaan Sriwijaya telah


agama Hindu-Buddha. Agama dikenal pula oleh kalangan
Hindu-Buddha merupakan agama masyarakat dunia. Kerajaan
yang dibawa oleh pedagang India. Sriwijaya juga dikenal sebagai
Para pedagang tersebut mampu kerajaan maritim yang kokoh,
menyebarkan agama Hindu-Buddha sebagai pusat kegiatan perdagangan
di kepulauan Nusantara sehingga internasional, kegiatan penelitian
berdiri kerajaan Buddha terbesar di keagamaan. Pada akhir abad ke-8
Asia Tenggara, yaitu Kerajaan Sriwijaya dikenal karena
Sriwijaya di Sumatera Selatan yang perkembangan ilmu agama
wilayah kekuasaannya meliputi Budhanya Meskipun kegiatan
Jawa, Sumatera dan Melayu. intelektual dan spiritual diperkirakan

Kerajaan Sriwijaya merupakan telah berlangsung sebelum abad itu,

salah satu kerajaan besar di karena menurut catatan musafir Cina

Nusantara setelah kerajaan Majapahit I Ching, ia telah singgah di Sriwijaya

dan kerajaan Mataram. Pada masa untuk mempelajari bahasa

kejayaanya, wilayah kekuasaan Sansekerta dan menekuni agama

kerajaan Sriwijaya tersebar mulai Budha pada abad ke-7. Karena pada

dari sebagian besar pulau Jawa dan masa Kerajaan Sriwijaya inilah

Sumatera hingga ke Semenanjung terdapat Universitas Nalanda yang

Malaya. Selama beberapa abad terkenal memiliki reputasi dunia

Sriwijaya sebagai pelabuhan, pusat dalam Budhisme yang selalu ramai

perdagangan, dan pusat kekuasaan, dikunjungi cendekiawan dan

menguasai pelayaran dan mahasiswa dari Asia.

perdagangan di bagian barat Menurut Hasan Muarif


Indonesia. Sebagian dari Ambary, pada permulaan abad ke-7
5
Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara, M di Palembang sudah ada
ed. by Irfan Fahmi (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2006).hlm 109-110 masyarakat muslim yang oleh

5
penguasa Kerajaan Sriwijaya telah penghubung jaringan perdagangan
diterima dengan baik dan dapat pusat-pusat perniagaan. Yang ketika
menjalankan ibadah menurut agama pada masa Hindia Belanda mendapat
Islam. Hal ini merupakan julukan “de grootste handelstad van
konsekuensi dari interaksi antara Sumatra” (kota komersial terbesar di
penduduk Sriwijaya dengan kaum Sumatera).6
Muslimin Timur Tengah yang sudah Sehingga Palembang menjadi
berlangsung sejak masa awal amat signifikan untuk disebut. Hal
kelahiran Islam. Meskipun Sriwijaya ini karena sejak zaman dulu
merupakan pusat keilmuan Buddha Palembang merupakan salah satu
terkemuka di Nusantara, ia pusat pemikiran Islam di Sumatera
merupakan kerajaan yang yang telah menghasilkan
kosmopolitan. Penduduk Muslim cendikiawan muslim tingkat dunia,
tetap dihargai hak-haknya sebagai yang penting disebutkan disini yaitu
warga kerajaan sehingga sebagian Syaikh ‘Abd al-Samad al-Jawi al-
dari mereka tidak hanya berperan Falimbani yang sejak dahulu dan
dalam bidang perdagangan tetapi sampai sekarang pengaruhnya masih
juga dalam hubungan diplomatik dan diperbincangkan dalam wacana
politik kerajaan. Sejumlah warga perkembangan Islam.7
Muslim telah dikirim oleh
Dengan Pengaruh neo-sufisme
Pemerintah Sriwijaya sebagai duta
di Nusantara menjadi bukti nyata
kerajaan, baik ke Negeri Cina
bahwa tasawuf tidak hanya masalah
maupun ke Arabia.
spiritual saja. Tasawuf juga harus
Pada abad ke-10 para berkontribusi dalam urusan
pedagang muslim dari Timur mengenai duniawi. Gerakan ini
Tengah, terutama Arab dan Persia, menjadi gerakan perlawanan dalam
sudah datang ke Palembang. Dalam masalah keagamaan untuk melawan
beberapa kesempatan, mereka
dimanfaatkan para penguasa 6
Biografi Abd and others, ‘Bab Iii
Biografi ‘abd Al–ş Amad Al- Palimbānī’,
Sriwijaya sebagai utusan dalam misi 1998, 60–84.
7
Kiagus Chaidir, ‘Zahrat Al-Murid Fi
diplomatik Luar Negeri. Palembang
Bayan Kalimat Al-Tawhid Karya Syaikh Abdu
sudah lama dikenal sebagai jembatan Al-Shamad Al-Falimbani ( Sebuah Kajian
Filologi )’, 14 (2016), 6–9.

6
kaum misionaris yang menyebarkan membagi golongan faham
agama selain Islam di Nusantara. wujudiyah menjadi dua. Yaitu
Neo- sufisme juga menjadi golongan wujudiyah yang sesat
gebarakan baru dalam ajaran Islam di dan golongan wuudiyah yang tak
Nusantara yang memadukan antara sesat.
syariat dengan kesufian.8
Al-Palimbani dalam
C. Pemikiran Tasawuf Abd’ Shamad menguraikan permasalahan ajaran
al-Palimbani Tentang Faham
Wahdat Al-Wujud wujudiyah didasarkan pada
terjemahan Ihya’ Ulumuddin
Ajaran wujudiyah yang
karya Imam Ghazali. Dalam
menjadi polemik di Aceh telah
menguraikan permasalahan itu,
menjadikan khasanah intelektual
Al-Palimbani membagi empat
di Indonesia semakin menarik.
tahapan dalam bertauhid.
Perdebatan antara kaum ortodoks
Pertama, ketika seseorang
dengan kaum heterodoks
mengucapkan la ilaha illallah,
mejadikan para ulama selanjutnya
maka ia masuk dalam golongan
memberikan pandangan-
yang bertauhid, karena kita tidak
pandangannya mengenai polemik
mengetahui isi hatinya selain
ajaran wujudiyah Al-Palimbani
ucapannya, maka ia disebut
merupakan ulama yang hidup
sebagai orang munafik. Kedua,
setelah polemik ajaran wujudiyah.
tauhid orang awam yang
Oleh karena itu, ia juga
mengucapkan kalimat itu menurut
mengkritik mengenai ajaran
Al-Palimbani, ini merupakan
tersebut. Kritikan yang
ushul al-din yang dianut oleh
dilancarkan oleh Al-Palimbani
ulama Asy’ariyyah dan
tidak seperti yang dilakukan oleh
Maturidiyyah. Menurut Chatib,
Nuruddin dan Abdurrauf.
orang awam di sini adalah para
Namun, ia hanya fukaha dan ulama-ulama kalam.
menguraikan pendapatnya sebatas Ketiga, adalah tauhid bagi orang
muqarrabinang menyaksikan
8
Xvii Dan and others, ‘LPPM
( Lembaga Penelitian Dan Pengabdian tauhid itu sendiri secara kasyf
Masyarakat ) Al-Munqidz : Jurnal Kajian
melalui cahaya kebenaran. Dan di
Keislaman’, 3.3 (2020), 309–25.

7
sinilah posisi hamba-hamba Allah mengenai al-Samman. Dia
yang selalu mendekatkan diri. menyesal dan kemudian ia
Tauhid ini nampknya merupakan memutuskan kembali lagi ke
tauhid yang menjadi tujuan orang Madinah untuk benar-benar
sufi. Keempat, merupakan tauhid berguru pada al-Samman. Selain
tertinggi, yaitu bahwa seorang belajar kepada muridnya, tentu
melihat hanya satu wujud. saja Abdus Shomad juga belajar
Menurut Alwi Sihab, tauhid ini pada al-Samman langsung. Abdus
disebut musyahadah, kesaksian Shomad termasuk murid yang
tauhid orang-orang shiddiqin atau aktif. Sehingga Abdus Shomad
dalam tradisi tasawuf disebut diangkat menjadi khalifah al-
fana’ dalam tauhid.9 Samman di negeri Mekkah.

Tasawuf, merupakan bidang Tarekat sammaniyah adalah


spesialisasi al-Palimbani. tarekat pertama yang mendapat
Meskipun perjalanan tasawuf pengkiut massal di Nusantara.
yang diberikan di Masjidilharam Tarekat Sammaniyah ini telah ada
itu kalau benar bahwa kurikulum di Aceh sejak abad ke-16,
yang dipakai ketika itu seperti sehingga pada akhirnya diadopsi
yang ditemukan oleh Snouck menjadi kesenian Aceh. Ratib
Hurgronje pada akhir abat Samman menjadi jenis tari yang
berikutnya, hanya saja tasawuf al- diberi nama tari Seudati. Namun
Ghozali saja, namu ia dapat setelah itu, hampir tidak ada lagi
menyebut sekitar seratus judul hubungan tari Seudati dengan
kitab tasawuf dan Tarekat Sammaniyah. Syekh
mengklarifikasikannya.10 Abdus Shomad al-Palimbani
menguraikan syarat bagi setiap
Setelah ia menempuh
orang yang ingin mengikuti
pendidikan tasawuf di Madinah
tarekat ini, yaitu :
al-Palimbani kembali ke Mekkah,
Abdus Shomad membaca risalah a) Bertakwa kepada Allah SWT.
9
B A B Iv, Pemikiran Tasawuf, and dengan sebenar-benar takwa.
A B D Al, ‘Bab Iv Pemikiran Tasawuf ‘abd Al -
ş Amad Al-Palimb’, 85–115.
10
Mulyati.

8
b) Menyiapkan diri dengan nyata bahwa tasawuf tidak hanya
senjata zikir. masalah spiritual saja. Tasawuf
c) Tunduk secara total kepada juga harus berkontribusi dalam
Syekh seperti mayat di urusan mengenai duniawi. Gerakan
hadapan petugas yang ini menjadi gerakan perlawanan
memandikan. dalam masalah keagamaan untuk
d) Bertekad bulat untuk tetap melawan kaum misionaris yang
dalam tarekat hingga akhir menyebarkan agama selain Islam di
hayatnya. Nusantara. Neo- sufisme juga
e) Harus memiliki kawan dalam menjadi gebarakan baru dalam
menjalankan ibadah secara ajaran Islam di Nusantara yang
bersama- sama, membaca memadukan antara syariat dengan
wirid bersama, dan tolong- kesufian.
menolong demi kebaikan.11 Pada masa al-Palimbani
D. Kesimpulan tersebut Ajaran wujudiyah yang
Sebelum kedatangan Islam menjadi polemik di Aceh telah
penduduk Nusantara telah memeluk menjadikan khasanah intelektual di
agama Hindu-Buddha. Agama Indonesia semakin menarik.
Hindu-Buddha merupakan agama Perdebatan antara kaum
yang dibawa oleh pedagang India. ortodoks dengan kaum heterodoks
Para pedagang tersebut mampu mejadikan para ulama selanjutnya
menyebarkan agama Hindu-Buddha memberikan pandangan-
di kepulauan Nusantara sehingga pandangannya mengenai polemik
berdiri kerajaan Buddha terbesar di ajaran wujudiyah Al-Palimbani
Asia Tenggara, yaitu Kerajaan merupakan ulama yang hidup
Sriwijaya di Sumatera Selatan yang setelah polemik ajaran wujudiyah.
wilayah kekuasaannya meliputi Al-Palimbani dalam menguraikan
Jawa, Sumatera dan Melayu. permasalahan ajaran wujudiyah
Dengan Pengaruh neo- didasarkan pada terjemahan Ihya’
sufisme di Nusantara menjadi bukti Ulumuddin karya Imam Ghazali.
11
M Yanuar Anoseputra, ‘NILAI-
NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM DAFTAR PUSTAKA
PEMIKIRAN SYEKH ABDUS SHAMAD AL-
PALIMBANI’, 2016.

9
Abd, Biografi, A L Ş Amad, A TUJUAN DAKWAH )
Sejarah Hidup, Abd Al- Ş, Choiriyah Fakultas Dakwah
Abdul Jalil, Abdul Wahid, and Dan Komunikasi UIN Raden
others, ‘Bab Iii Biografi ‘abd Fatah Palembang’, 1819, 41–59
Al–ş Amad Al- Palimbānī’,
Dan, Xvii, Xviii Studi, Pemikiran
1998, 60–84
Azyumardi, Jl Kemerdekaan,
Al-palimbani, Syaikh Abdus Barat No, Universitas Islam,
Shamad, and Hidayatus Salikin, and others, ‘LPPM ( Lembaga
‘Analisis Etika Ilmu Penelitian Dan Pengabdian
Pengetahuan Dalam Kitab Masyarakat ) Al-Munqidz :
Hidayatus Salikin Karangan Al- Jurnal Kajian Keislaman’, 3.3
Palimbani Abad Ke-18 Analysis (2020), 309–25
of Ethics in Knowledge in 18’,
Iv, B A B, Pemikiran Tasawuf, and
9.1 (2020), 125–34
A B D Al, ‘Bab Iv Pemikiran
Anoseputra, M Yanuar, ‘NILAI- Tasawuf ‘abd Al - ş Amad Al-
NILAI PENDIDIKAN ISLAM Palimb’, 85–115
DALAM PEMIKIRAN
Masalah, A Latar Belakang, ‘BAB
SYEKH ABDUS SHAMAD
I’, 2001, 1–19
AL-PALIMBANI’, 2016
Mulyati, Sri, Tasawuf Nusantara, ed.
Chaidir, Kiagus, ‘Zahrat Al-Murid Fi
by Irfan Fahmi (Jakarta:
Bayan Kalimat Al-Tawhid
Prenadamedia Group, 2006)
Karya Syaikh Abdu Al-Shamad
Al-Falimbani ( Sebuah Kajian Pramasto, Arafah, ‘BELAKANG
Filologi )’, 14 (2016), 6–9 PEDAGOGI , SERTA
KARYA-KARYANYA [ Jurnal
Dakwah, Tujuan, and Kalimatut
Tsaqofah & Tarikh ]’, January,
Tauhid, ‘PEMIKIRAN SYEKH
2020
ABDUSSOMAD AL-
<https://doi.org/10.29300/ttjksi.
PALIMBANI DALAM KITAB
v4i2.2473>
FAIDHAL IHSANI
( TINJAUAN TERHADAP

10

Anda mungkin juga menyukai