Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SEPTIANA INTAN SARI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041597634

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216/ METODE PENELITIAN SOSIAL

Kode/Nama UPBJJ :17/JAMBI

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. .Editing Data
Editing data merupakan proses melengkapi dan merapikan data yang telah dikumpulkan dalam
kuesioner. Editing kuesioner digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah diperoleh tetapi
belum dituliskan pada tempat yang telah disediakan dalam kuesioner. Kegiatan editing diperlukan
karena pada waktu pencatatan hasil wawancara belum dituliskan pada tempatnya atau adanya catatan
informasi lain yang diperlukan. Sebagai contoh, pada waktu wawancara diperoleh data tentang
kuantitas produksi dalam satuan "karung/keranjang", sementara dalam definisi dan pengukuran
variabel telah ditetapkan dengan satuan berat "kuintal". Sehingga peneliti atau pewawancara
(enumerator) harus mencari informasi tambahan tentang konversi dari satuan karung menjadi
kuantitas satuan berat kuintal. Pencatatan konversi tersebut selanjutnya dipergunakan sebagai dasar
untuk mengedit data kuantitas produksi, yakni dari satuan lokal menjadi satuan nasional.

Pemeriksaan data atau editing dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner dengan
memperhatikan hal-hal meliputi: kelengkapan pengisian jawaban, kejelasan tulisan, kejelasan makna
jawaban, serta kesesuaian antar jawaban. Proses editing merupakan proses dimana peneliti
melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses
klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan
menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan
adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses
analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis. Hal ini berkaitan dengan apakah
data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil
analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan
digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat digunakan
untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut.

2.Coding Data
Coding adalah suatu proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner,
yakni sebagai pengganti substansi pertanyaan. Pembuatan kode dimaksudkan untuk
menyederhanakan judul kolom dalam proses entry data (memasukkan atau tabulasi data). Oleh
karena itu, agar penelitian tidak kehilangan informasi lengkap substansi pertanyaan diperlukan buku
kode (code book). Buku kode merupakan suatu dokumen yang menggambarkan lokasi variabel dan
deskripsi lengkap dari setiap kode. Secara esensial, buku kode mempunyai dua fungsi yaitu secara
primer, sebagai pemandu proses pembuatan kode dan memandu peneliti untuk mencari lokasi
variabel dan interpretasi kode dalam file data selama proses analisis. Dalam pemberian angka kode
bisa diurutkan sesuai dengan urutan awal sesi, yakni dengan memberikan kode digit pertama sesuai
dengan urutan sesi Angka (numeric) kode juga bisa diurutkan sesuai dengan urutan awal nomor
pertanyaan, yaitu tanpa memberikan angka kode digit pertama. Kode yang didasarkan pada urutan
nomor pertanyaan mempunyai kelemahan yaitu bila terjadi kesalahan dalam proses pemberian kode
pengecekan harus dirunut dari pertanyaan awal. Hal tersebut tidak terjadi bila didasarkan pada urutan
pertanyaan dari setiap sesi.

Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat
pada saat entry data. Entry data adalah transfer coding data dari kuesioner ke software. Pengkodean
data dilakukan untuk memberikan kode yang spesifik pada respon jawaban responden untuk
memudahkan proses pencatatan data. Pemberian kode pada data adalah menterjemahkan data
kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya adalah untuk dapat dipindahkan
ke dalam folder. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih
mudah mentransfer ke dalam komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan
data untuk digunakan sebagai sarana analisa.

3. Entry Data dan Cleaning Data


Entry data adalah suatu proses pengisian data pada tabel data dasar (based data); baik dari hasil
pencatatan pada waktu wawancara maupun data sekunder. Istilah entry data juga dikenal dengan
tabulasi data; yakni pemindahan data dari kuesioner ke tabel. Kunci utama pada kegiatan ini adalah
rancangan (design) tabel dasar khususnya dalam penetapan kolom. Pada penelitian yang mencakup
banyak variabel dan pertanyaan maupun pernyataan, diperlukan jumlah kolom yang memadai dengan
mempertimbangkan kemudahan dalam proses entry maupun dalam membaca hasil entry.

Sementara itu, data cleaning adalah proses untuk membersihkan dari kesalahan pengisian data karena
kesalahan pada waktu proses entry atau tabulasi data. Sebagai contoh untuk data skala nominal, kode
angka "1" untuk jenis kelamin responden laki-laki dan kode angka "2" untuk perempuan; namun
dalam sel tabel terdapat angka "7". Kesalahan tersebut akan mempengaruhi hasil analisis. Kesalahan
pengisian data dari skala interval atau rasio yang sering terjadi adalah terlalu banyak angka "0" bila
dibandingkan dengan angka yang berada pada kuesioner.
2. Analisis Satu Variabel (Univariat Analysis)
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable
penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan
nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya. Demikian juga
penyebaran penyakit-penyakit yang ada di daerahtertentu, distribusi pemakaian jenis kontrasepsi,
distribusi kasus malnutrisi pada anak balita, dan sebagainya.
Contoh:
Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Berobat TB
Analisis Dua Variabel (Bivariat Analysis)
Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap
variabel dan dapat dilanjutkan dengan anlisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini dilakukan beberapa
tahap, antara lain:
(1) Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan distribusi silang antara dua variabel
yang bersangkutan.
(2) Analisis dari hasil uji statistik (chi square, z test, t test dan sebagainya). Melihat dari hasil uji
statistik ini akan dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak
bermakna. Dari hasil uji statistik ini dapat terjadi misalnya antara dua variabel tersebut secara
persentase berhubungan tetapi secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna.
(3) Analisis keeratan hubungan antara dua variabel, dengan melihat Odd Ratio (OR). Besar
kecilnya nilai OR menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji.
Contoh :
Distribusi Responden Berdasarkan Umur ddan Kepatuhan Berobat TB
Analisis Banyak Variabel (Multivariat Analysis)
Analisis bivariate hanya akan menghasilkan hubungan antara dua variabel yang bersangkutan
( variabel independen dengan variabel dependen). Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu
variabel independen terhadap satu variabel dependen, harus dilanjutkan lagi dengan melakukan
analisis multivariat. Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan
kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan menggunakan
teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa variable terhadap variabel –
(variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Dalam analisis multivariate dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Model terakhir terjadi
apabila semua variabel independendengan dependen sudah tidak mempunyai nilai p.0,05.
Contoh :
Hubungan Antara Pengetahuan, Umur, Pendidikan Dengan Kepatuhan Berobat TB

VARIABLE P QR 95% CI

Lower Upper

Pengetahuan 0,000 19,305 4,34


Umur 0,008 11,747 2,22 84,92
Pendidikan 0,000 13,804 3,28 212,61
58,05
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa :
- Responden yang mempunyai pengetahuan tinggi berpeluang 19,03 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah
- Responden yang berumur muda berpeluang 11,747 kali patuh patuh berobat dibandingkan
dengan responden yang berumur lebih tua
- Responden yang berpendidikan tinggi berpeluang 13,804 kali patuh berobat dibandingkan
dengan responden yang berpendidikan rendah.
Dari ketiga variabel independen tersebut maka variabel pengetahuan adalah variabel yang paling
dominan berhubungan dengan kepatuhan berobat dengan OR 19,305.
Hal ini berarti bahwa responden yang mempunyai pengetahuan TB yang tinggi berpeluang 19 kali
untuk patuh berobat dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan TB yang rendah, setelah
dikontrol variabel pendidikan dan umur.

Klasifikasi Teknik-Teknik Analisis Multivariat

Teknik analisis multivariat secara dasar diklasifikasi menjadi dua, yaitu analisis dependensi dan
analisis interdependensi.

4.3.3.1 Analisis dependensi


berfungsi untuk menerangkan atau memprediski variable (variable) tergantung dengan menggunakan
dua atau lebih variable bebas. Yang termasuk dalam klasifikasi ini ialah analisis regresi linear
berganda, analisis diskriminan, analisis varian multivariate (MANOVA), dan analisis korelasi
kanonikal.
Metode dependensi diklasifikasikan didasarkan pada jumlah variable tergantung, misalnya satu atau
lebih dan skala pengukuran bersifat metrik atau non metrik. Jika variable tergantung hanya satu dan
pengukurannya bersifat metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis regresi berganda. Jika
variable tergantung hanya satu dan pengukurannya bersifat non-metrik, maka teknik analisisnya
digunakan analisis diskriminan. Jika variable tergantung lebih dari satu dan pengukurannya bersifat
metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis multivariate varian. Jika variable tergantung lebih
dari satu dan pengukurannya bersifat non-metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis
conjoint. Jika variable tergantung dan bebas lebih dari satu dan pengukurannya bersifat metrik atau
non metrik, maka teknik analisisnya digunakan analisis korelasi kanonikal.

(1) Analisis Regresi Linear Berganda


Yang dimaksud dengan analisis regresi linear berganda ialah suatu analisis asosiasi yang digunakan
secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variable bebas terhadap satu variable
tergantung dengan skala interval. Pada dasarnya teknik analisis ini merupakan kepanjangan dari
teknik analisis regresi linear sederhana. Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang
harus dipenuhi diantaranya ialah:
· Data harus berskala interval.
· Variabel bebas terdiri lebih dari dua variable.
· Variabel tergantung terdiri dari satu variable.
· Hubungan antar variable bersifat linier. Artinya semua variable bebas mempengaruhi
variable tergantung. Pengertian ini secara teknis disebut bersifat rekursif, maksudnya pengaruh
bersifat searah dari variable-variabel X ke Y Tidak boleh terjadi sebaliknya atau juga saling
berpengaruh secara timbal balik (reciprocal).
· Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variable bebas tidak boleh
berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah, misalnya 0,01.
· Tidak boleh terjadi otokorelasi. Akan terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson
sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1 – 4.
· Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka dipergunakan simpangan
baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka Standard Error of
Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard Deviation). Jika
angka Standard Error of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard Deviation), maka model
dianggap selaras.
· Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi
layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 (dengan presisi 5%) atau
0,01 (dengan presisi 1%)
(2) Analisis Diskriminan
Yang dimaksud dengan analisis diskriminan ialah suatu teknik statistik yang yang digunakan untuk
memprediksi probabilitas obyek-obyek yang menjadi milik dua atau lebih kategori yang benar-benar
berbeda yang terdapat dalam satu variable tergantung didasarkan pada beberapa variable bebas.

Analisis diskriminan digunakan untuk membuat satu model prediksi keanggotaan kelompok
didasarkan pada karakteristik-karakteristik yang diobservasi untuk masing-masing kasus. Prosedur
ini akan menghasilkan fungsi diskriminan yang didasarkan pada kombinasi-kombinasi linier yang
berasal dari variabel-variabel prediktor atau bebas yang dapat menghasilkan perbedaan paling baik
antara kelompok-kelompok yang dianalisis. Semua fungsi dibuat dari sampel semua kasus bagi
keanggotaan kelompok yang sudah diketahui. Fungsi-fungsi tersebut dapat diaplikasikan untuk
kasus-kasus baru yang mempunyai pengukuran untuk semua variabel bebas tetapi mempunyai
keanggotaan kelompok yang belum diketahui.

Tujuan utama menggunakan analisis diskriminan ialah melihat kombinasi linier. Artinya untuk
mempelajari arah perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu kelompok sehingga diketemukan
adanya kombinasi linier dalam semua variable bebas. Kombinasi linier ini terlihat dalam fungsi
diskriminan, yaitu perbedaan-perbedaan dalam rata-rata kelompok. Jika menggunakan teknik ini,
pada praktiknya peneliti mempunyai tugas pokok untuk menurunkan koefesien-koefesien fungsi
diskriminan (garis lurus).

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya ialah:
· Variabel tergantung hanya satu dan bersifat non-metrik, artinya data harus kategorikal dan
berskala nominal.
· Variabel bebas terdiri lebih dari dua variable dan berskala interval.
· Semua kasus harus independent
· Semua variabel prediktor sebaiknya mempunyai distribusi normal multivariat, dan matrices
variance-covariance dalam kelompok harus sama untuk semua kelompok
· Keanggotaan kelompok diasumsikan ekseklusif, maksudnya tidak satupun kasus yang
termasuk dalam kelompok lebih dari satu. dan exhaustive secara kolektif, maksudnya semua kasus
merupakan anggota satu kelompok
(3) Analisis Korelasi Kanonikal
Analisis korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan tingkatan
asosiasi linear antara dua perangkat variable, dimana masing-masing perangkat terdiri dari beberapa
variable. Sebenarnya analisis korelasi kanonikal merupakan perpanjangan dari analisis regresi linear
berganda yang berfokus pada hubungan antara dua perangkat variable yang berskala interval. Fungsi
utama teknik ini ialah untuk melihat hubungan linieritas antara variable-variabel kriteria (variable-
variabel tergantung) dengan beberapa variable bebas yang berfungsi sebagai predictor. Sebagai
contoh seorang peneliti ingin mengkaji korelasi antara seperangkat variable dalam perilaku
berbelanja sebagai kriteria dan beberapa variable mengenai personalitas sebagai predictor.
Tujuan analisis ini ialah peneliti ingin mengetahui bagaimana beberapa karakteristik personalitas
tersebut mempengaruhi perilaku berbelanja, misalnya pembuatan daftar belanja, jumlah toko yang
dikunjungi, dan frekuensi belanja dalam satu minggu.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya ialah:
· Variabel bebas terdiri dari lebih dari dua variable yang berskala interval.
· Variabel tergantung terdiri dari lebih dari dua variable yang berskala interval.
· Hubungan antar variabel bebas dan tergantung bersifat linier. Artinya semua variabel bebas
mempengaruhi secara searah terhadap semua variable tergantung, misalnya korelasi antara variable-
variabel bebas personalitas yang digunakan sebagai predictor dengan variable-variabel tergantung
yang digunakan sebagai kriteria bersifat searah. Jika nilai variabel variable personalitas besar, maka
nilai variable-variabel perilaku berbelanja harus besar juga. Jika terjadi variabel variable personalitas
besar bernilai besar sedang nilai variable-variabel perilaku berbelanja menjadi mengecil, maka hal ini
berlawanan dengan asumsi linieritas. Tidak boleh terjadi multikolinieritas pada masing-masing
kelompok variabel bebas dan variabel tergantung yang akan dikorelasikan.

3. Alasan memilih metode kualitatif


Sale, et al. (2002) menyatakan bahwa penggunaan metode dipengaruhi oleh dan mewakili
paradigma yang merefleksikan sudut pandang atas realitas. Lebih lanjut, Kasinath (2013)
mengemukakan ada tiga alasan untuk menggunakan metode kualitatif, yaitu (a) pandangan peneliti
terhadap fenomena di dunia (a researcher’s view of the world), (b) jenis pertanyaan penelitian (nature
of the research question), dan (c) alasan praktis berhubungan dengan sifat metode kualitatif (practical
reasons associated with the nature of qualitative methods).
Sementara itu, menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), pemilihan penggunaan metode
kualitatif dalam hal tujuan penelitiannya adalah untuk memahami bagaimana suatu komunitas atau
individu-individu dalam menerima isu tertentu. Dalam hal ini, sangat penting bagi peneliti yang
menggunakan metode kualitatif untuk memastikan kualitas dari proses penelitian, sebab peneliti
tersebut akan menginterpretasi data yang telah dikumpulkannya.
Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif
mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian kualitatif
tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti untuk mendapatkan gambaran/penjelasan, tetapi juga
membantu untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dalam (Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam
penelitian kualitatif, peneliti perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait
permasalahan yang akan ditelitinya.
Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang baik,
antara lain:
a. peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat.
b. Peneliti membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari pendekatan kualitatif.
c. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.
d. Peneliti memulai penelitian dengan satu fokus.
e. Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam pengumpulan data, analisis data,
dan penulisan laporan.
f. Peneliti menganalisis data menggunakan pemisahan analisis dalam beberapa level.
g. Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman yang sama.
E. Proses penelitian dengan pendekatan kualitatif
Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian
(research questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan metode
pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat dinamis, artinya selalu
terbuka untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian selama proses analisisnya
(Srivastava, A. & Thomson, S.B., 2009).
Dalam hal pengumpulan data, Gill et. al. (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi pustaka,
dan interview (individual atau grup). Namun demikian, yang paling popular adalah menggunakan
metode interview dan focus group discussion (FGD). Selanjutnya data yang berhasil dikumpulkan,
dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam penelitian tersebut.
Untuk analisis data sendiri, terdapat empat permasalahan yang ditemui dalam menganalisis
data (Li & Seal, 2007), yaitu:
a. not knowing where to begin analyzing a large amount of material or how to relate
research questions to data.
b. ambiguous definition of coding categories
c. reporting or recording of data, often involving the omission of line numbers in
transcripts or the names of speakers.
d. inaccurate or overinterpretation of data.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi permasalahan dalam analisis data, Li & Seal (2007) memberikan
lima strategi dalam analisis data, yaitu:
a. connecting, was characterized by the need to establish a rigorous and valid
connection between statements made by the researcher and the actual data.
b. Separating, was characterized by the need to separate participants’ categories
(emic analysis) from researchers categories (etic analysis) and from the views of
other authors.
c. Contrasting, was characterized by advice on adopting a systematic approach to
identify regular features or differences across settings.
d. Quantifying, was characterized by advice about counting or establishing the size of
selection of data needed to sustain arguments.
e. Deleting, was charactized by advice to get rid of irrelevant materials.

F. Kesimpulan
Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh
karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas suatu
fenomena yang lebih komprehensif. Penelitian kualitatif yang memperhatikan humanisme atau
individu manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa semua akibat dari
perbuatan manusia terpengaruh pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal tersebut seperti
kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.
Selanjutnya, masing-masing pendekatan metode penelitian (kuantitatif dan kualitatif)
memiliki keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, pemilihan metode penelitian juga tergantung
pada fenomena yang ingin diteliti.

4. Sistematika Laporan Penelitian Kualitatif

A. Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi Daftar
Tabel Daftar
Gambar Daftar
Lampiran
Daftar Lainnya

B. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Permasalahan
b. Perumusan Masalah dan Pembatasan Permasalahan
c. Tujuan, dan Manfaat Penelitian
d. Tinjauan Penelitian Sejenis
e. Tinjauan Pustaka
f. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Berisi deskripsi subjek penelitian. Subbab ini bisa terdiri dari berbagai subbab tergantung peneliti
ingin menguraikan bagian-bagian apa saja.

BAB III METODE PENELITIAN


a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
c. Subjek Penelitian
d. Teknik Pemilihan Informan
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Analisis Data
g. Teknik Keabsahan Data

BAB IV TEMUAN DATA


Berisi tentang temuan data penelitian. Subbab ini dapat terdiri dari berbagai subbab tergantung
penulis/peneliti ingin menguraikan bagian-bagain apa saja pada BAB ini.

BAB V PEMBAHASAN (ANALISIS DATA)


Berisi analisis data dari hasil temuan penelitian. Subbab ini dapat terdiri dari berbagai subbab
tergantung penulis/peneliti ingin menguraikan bagian-bagain apa saja pada BAB ini.

BAB VI PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran (Rekomendasi)

C. Bagian Akhir

DaftarPustaka
Lampiran-lampiran
Riwayat hidup peneliti

Anda mungkin juga menyukai