Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS

DAMPAK KEHAMILAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL


PADA KEHAMILAN PALSU “ PSEUDOCYESIS ’’

Disusun Oleh :
1. Julita Seni Agnesia 1230023001
2. Viona Nadila C 1230023006
3. Naya Karimatul Afwa 1230023007
4. Zayda Lutfy H.M 1230023022
5. Cindy Mamik A 1230023020
6. Hikmatul Kamiliyah 1230023033

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PRODI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada tuhan YME, atas


berkat dan rahmat-nya makalah ini dapat dibuat dan disampaikan tepat pada
waktunya.

Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Psikologi
Kehamilan, Persalinan, Nifas. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan maklah ini. Kami juga
berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau
sumber informasi pengetahuan bagi pembaca.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih
sempurna. Semoga kita bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 14 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kehamilan Palsu...........................................................................5
2.2 Gejala dan Penyebab..................................................................................5
2.3 Faktor Psikologis Kehamilan Palsu............................................................6
2.4 Faktor Hormonal Kehamilan Palsu............................................................7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan,
keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan
mempengaruhi kehamilannya. Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan
dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu.
Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja
melainkan juga keluarganya, sebab keluarga menjadi bagian integral/ tak
terpisahkan dari ibu hamil. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial dan
dapat memberikan dukungan yang kuat. Pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan
janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian ibu adalah
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.
Program Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia mengalami
dua permasalahan yaitu tentang penyakit menular dan penyakit degeneratif. Ibu,
bayi baru lahir dan kesehatan anak di seluruh dunia, sekitar 830 wanita
meninggal setiap harinya karena komplikasi selama kehamilan atau persalinan
pada tahun 2015 mengurangi rasio kematian ibu global dari 216 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi lebih sedikit dari 70 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2030 SDGs akan membutuhkan tingkat
pengurangan tahunan global setidaknya 7,5% yang lebih dari tiga kali lipat
tahunan pengurangan yang dicapai antara 1990 dan 2015 sebagian besar
kematian ibu dapat dicegah sesuai kebutuhan pentingnya untuk meningkatkan
akses wanita keperawatan yang berkualitas.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa gejala dan penyebab kehamilan palsu ?
2. Apa saja faktor psikologis kehamilan palsu ?
3. Apa saja faktor hormonal kehamilan palsu ?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui tentang gejala dan penyebab kehamilan palsu
2. Agar mengetahui faktor psikologis kehamilan palsu
3. Agar mengetahui faktor hormonal kehamilan palsu

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kehamilan Palsu


Kehamilan adalah hal yang paling membuat pasangan suami istri menjadi
sangat bahagia terlebih lagi untuk pasangan yang sudah lama menantikan
kehadiran sang buah hati. Ketika seorang wanita sedang hamil, ditandai dengan
tidak terjadinya menstruasi. Namun, tahukah Anda ternyata ada loh kondisi
medis yang dinamakan kehamilan palsu.
Kehamilan palsu (pseudocyesis) adalah kondisi ketika seorang wanita
mengalami gejala dan tanda-tanda yang sangat mirip dengan kehamilan pada
umumnya. Namun sayangnya tidak terjadi kehamilan dan tidak ada janin yang
berkembang di dalam rahim seorang wanita tersebut. Sebenarnya masih belum
diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seorang wanita bisa mengalami
kehamilan palsu. Kondisi ini berkaitan dengan beberapa faktor pemicu, salah
satunya adalah faktor psikologis. Kehamilan palsu rentan terjadi pada wanita
yang mengalami depresi dan stress berat. Kebanyakan terjadi karena mereka
belum memiliki anak atau belum pernah merasakan kehamilan.
2.2 Gejala dan Penyebab Kehamilan Palsu
Kehamilan palsu, atau disebut juga pseudocyesis, bisa disebabkan oleh
faktor psikologis seperti keinginan kuat untuk hamil yang memengaruhi tubuh
secara fisik, atau gangguan hormonal dan emosional.
Gejala kehamilan palsu dapat mencakup perut buncit, pembesaran
payudara, perubahan pada siklus menstruasi, mual, muntah, dan bahkan
gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu hamil palsu. Namun, penting untuk
diingat bahwa gejala ini seringkali bersifat psikosomatik dan bukan
disebabkan oleh kehamilan aktual.
Penyebab terjadinya kehamilan palsu atau pseudocyesis belum diketahui
secara pasti. Teori yang ada menyatakan bahwa keadaan ini merupakan hasil
dari interaksi neuroendokrin dan faktor psikologis. Pada kehamilan palsu,
diperkirakan terdapat disfungsi aksis hipotalamus-pituitari-ovarium (HPO).
Pasien dengan kehamilan palsu juga diperkirakan mengalami defisit pada jalur
katekolaminergik yang terlibat dalam sekresi hormon pituitari anterior. Hal ini

5
berdampak pada kenaikan aktivitas dan sekresi gonadotropin releasing
hormone (GnRH), luteinizing hormone (LH), dan hormon prolaktin.
Gangguan hormon ini menimbulkan gejala yang serupa dengan sindroma
ovarium polikistik, seperti amenorea dan galaktorea. Sistem saraf simpatetik
juga mengalami disfungsi, sehingga menyebabkan gangguan pada saraf
abdomino-frenik. Gangguan pada saraf ini menyebabkan terjadi pembesaran
abdomen. Risiko terjadinya kehamilan palsu meningkat pada wanita infertil
yang ingin memiliki anak, wanita dengan gangguan delusi, wanita usia 20-39,
pengalaman buruk masa kecil, sexual abuse, tekanan interpersonal untuk
memiliki anak, dan takut mengalami hamil.
Gejala-gejala yang dapat timbul pada kehamilan palsu antara lain:
1. Gejala gastrointestinal: nyeri perut, kembung, mual muntah
2. Gangguan haid: amenorea, spotting
3. Tanda-tanda tidak pasti kehamilan lain: morning sickness, nyeri
payudara, payudara membesar, perut membesar, galactorrhea,
quickening, berat badan bertambah, frekuensi urin
4. Gangguan mood: hipomania, gejala depresi
2.3 Faktor Psikologis Kehamilan Palsu
Koneksi pikiran-tubuh bisa menjadi sangat kuat. Beberapa penyedia
layanan kesehatan percaya bahwa keinginan untuk hamil adalah penyebab
paling umum dari pseudocyesis. Orang mungkin memiliki keinginan yang
kuat untuk hamil sehingga tubuhnya membantu mereka percaya bahwa
mereka hamil. Kondisi lain seperti depresi akibat infertilitas atau keguguran
bisa menjadi faktor risiko kehamilan palsu.
Kehamilan palsu, juga dikenal sebagai pseudocyesis, adalah kondisi di
mana seseorang mengalami gejala-gejala kehamilan meskipun tidak ada
kehamilan yang sebenarnya terjadi. Faktor psikologis, seperti keinginan kuat
untuk hamil, perasaan kekosongan atau kebutuhan akan perhatian, serta stres
atau kecemasan yang mendalam, dapat berkontribusi pada terjadinya
kehamilan palsu. Hal ini seringkali merupakan hasil dari interaksi antara
faktor-faktor psikologis dan hormon-hormon dalam tubuh. Terapi konseling

6
atau dukungan psikologis dapat membantu individu yang mengalami
kehamilan palsu untuk mengatasi perasaan-perasaan yang mendasarinya.
Kondisi ini berkaitan dengan beberapa faktor pemicu, salah satunya adalah
faktor psikologis. Kehamilan palsu rentan terjadi pada wanita yang mengalami
depresi dan stress berat. Kebanyakan terjadi karena mereka belum memiliki
anak atau belum pernah merasakan kehamilan.
Selain karena faktor psikologis, kehamilan palsu juga terjadi karena
adanya masalah kesehatan. Wanita yang mengalami obesitas, tumor dan
kanker ovarium lebih mungkin mengalami kehamilan palsu. Dari berbagai
penyebabkan yang disebutkan, pada umumnya yang paling sering ditemui
adalah seorang perempuan sangat ingin hamil sehingga secara mental ia
meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang hamil. Keinginannya yang sangat
kuat untuk hamil sehingga secara dibawah alam sadar “membohongi” tubuh
untuk berpikir sedang dalam masa kehamilan
2.4 Faktor Hormonal Kehamilan Palsu
Kondisi medis seperti tumor rahim, menopause atau kanker dapat
menyebabkan perubahan kadar hormon seseorang. Perubahan hormonal ini
dapat menyerupai gejala kehamilan seperti terlambat haid, kelelahan, atau
penambahan berat badan. Penyedia layanan kesehatan mungkin ingin
mengesampingkan kondisi medis ini sebelum mendiagnosis pseudocyesis.
Keinginan yang kuat untuk hamil dapat berdampak langsung pada hormon dan
menimbulkan gejala kehamilan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kehamilan palsu adalah bahwa kondisi ini adalah
fenomena kompleks yang melibatkan faktor psikologis yang kuat dan interaksi
kompleks antara pikiran dan tubuh. Meskipun tidak ada kehamilan fisik yang
terjadi, gejala-gejala kehamilan palsu dapat sangat nyata bagi individu yang
mengalaminya. Dukungan psikologis dan konseling dapat membantu individu
untuk mengatasi perasaan-perasaan yang mendasari dan mengelola kondisi ini
dengan lebih baik.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswi
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita
untuk memberikan health education dalam perawatan.
3. Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut dapat
menjaga alat reproduksinya agar tidak digunakan secara bebas tanpa
mengetahui dampaknya, pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/mengetahui-dan-menangani-pseudocyesis

https://herminahospitals.com/id/articles/kehamilan-palsu-kenali-penyebab-dan-
gejalanya-ff3a561f-667b-4938-8a63-a7a1a296c9ab.amp

https://www.halodoc.com/artikel/inilah-6-hal-yang-menandakan-kehamilan-
palsu#:~:text=Namun,%20tahukah%20kamu%20ternyata%20ada,yang%20berke
mbang%20di%20dalam%20rahim

https://eprints.ums.ac.id/71219/1/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai