Ahmad Sisjufri M 1, Dinas Yudha Kusuma 2 1 Dokter Umum, RSUD Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara 2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RSUD Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara
PENDAHULUAN ILUSTRASI KASUS KESIMPULAN
Setelah ditetapkan sebagai Seorang laki-laki, 42 tahun, datang dengan keluhan sesak napas Berdasarkan kasus tersebut, pandemi oleh WHO sejak Maret sejak 1 hari SMRS disertai batuk kering dan demam. Pasien dengan setelah diberikan terapi yang 2020, Covid-19 saat ini telah riwayat SIDA putus ARV, riwayat TB Paru tuntas OAT, riwayat sifilis. optimal ditemukan prognosis Riwayat vaksin covid-19 tiga kali. Pemeriksaan fisik didapatkan: TD: dan respons klinis yang baik menjadi penyebab kematian pada ko-infeksi Covid-19 dan nomor 12 di dunia. Saat ini 120/65 mmHg, nadi 120x/m, respirasi 30x/m, suhu 39,5 C, SpO2 HIV. Diperlukan studi dengan terdapat sekitar 40 juta orang 98% dengan NRM 10 lpm. Pemeriksaan paru ditemukan rhonki sampel yang lebih besar dengan HIV-AIDS (ODHA) di basah kasar di basal paru kanan. Hasil laboratorium darah rutin dan untuk mengetahui dampak seluruh dunia. Pasien dengan AGD dalam batas normal, TCM SARS-CoV-2 positif, anti-HIV dan ko-infeksi HIV pada pasien sistem imun yang lemah seperti anti-sifilis reaktif. Tidak tersedia pemeriksaan CD4+ dan viral load. Covid-19. ODHA diperkirakan memliki Foto thorax menunjukkan infiltrate di perihilar kanan dan ground risiko tinggi untuk mengalami glass opacity di kedua lapang paru. Pasien diberikan terapi oksigen, Gambar 1. Foto Thorax komplikasi dan kematian terkait a Covid-19. cairan kristaloid, Remdesivir, Dexamethasone, Drip Heparin, Cotrimoxazole, dan Penicillin G REFERENSI Benzatin dosis tunggal. Setelah enam hari perawatan, pasien mengalami perbaikan klinis 1. Heidary M, et al. COVID-19 in HIV- kemudian dipulangkan dan dianjurkan untuk isolasi mandiri selama 10 hari. Dua minggu positive patients: A systematic review kemudian pasien kontrol sudah tidak ada keluhan dan dimulai pemberian ARV. of case reports and case series. J Clin
DISKUSI Lab Anal. 2022;36:e24308
2. Cooper TJ, et al. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) outcomes in Pasien dengan ko-infeksi Covid-19 dan HIV diprediksi memiliki luaran klinis yang buruk. Namun pada pasien ini ditemukan respons HIV/AIDS patients: a systematic review. HIV Medicine. 2020; 21:567-577 klinis yang baik setelah diberikan terapi suplementasi oksigen, antivirus, steroid, dan antikoagulan, meskipun pasien tidak 3. Vizcarra P, et al. Description of COVID- mengonsumsi ARV. Dalam sebuah studi oleh Vizcarra dkk, dilaporkan tidak ada perbedaan respons klinis signifikan antara pasien 19 in HIV-infected individuals: a single- centre, prospective cohort. Lancet HIV. dengan CD4+ >200 maupun <200 sel/mm3. Beberapa studi juga menemukan Ko-infeksi HIV dan SARS-CoV-2 tampaknya tidak 2020; 7: e554–64 memperburuk respons klinis. Sebagian besar angka kematian karena Covid-19 terjadi pada pasien dengan komorbid hipertensi, DM, 4. Gatechompol S, et al. COVID‑19 and HIV infection co‑pandemics and their penyakit kardiovaskular, dan yang berusia >60 tahun. Respons imun yang berlebihan dan badai sitokin memegang peran penting impact: a review of the literature. AIDS dalam patogenesis keparahan infeksi Covid-19. Status imun yang lemah mungkin dapat menjelaskan mengapa morbiditas dan Res Ther. 2021; 18:28 5. Burhan H, et al. Pedoman Tatalaksana mortalitas infeksi Covid-19 pada pasien HIV tidak lebih tinggi dibanding pasien tanpa HIV. Pada pasien ini, riwayat vaksin Covid-19 COVID-19 Edisi 4. PDPI, PERKI, PAPDI, sebanyak 3 kali mungkin juga mempengaruhi respons klinis yang baik. PERDATIN, IDAI; 2022