Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM DASAR ELEKTRO
UNIT 5
FLIP-FLOP
TD-41
Agung Boynanda 3332230071
Muchlis Rochimin 3332230068
Fariz Dwi Rendragraha 3332230067

Penilaian Praktikum
No Penilaian Bobot Nilai
1 Pemahaman /40
2 Keaktifan /40
3 Penyelesaian Masalah /20
Total Nilai /100

Penilaian Laporan
No Penilaian Bobot Nilai
1 Pengambilan Data dan Hasil /20
2 Analisis Data /50
3 Post-Test /10
4 Tugas Modul /10
5 Kesesuaian Format /10
Total Nilai /100

Selasa, 21 November 2023

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
1. Pendahuluan
Saat ini, kita tengah menyaksikan kemajuan teknologi yang mengalami perkembangan pesat. Peran utama teknologi
digital menjadi sangat penting dalam menciptakan perubahan dan kemajuan masyarakat menuju era digital. Hingga saat ini,
teknologi digital telah menyebabkan transformasi yang besar dalam gaya hidup, dunia kerja, dan interaksi sosial kita. Oleh karena
itu, penting untuk merenungkan makna mendasar dari teknologi digital guna memahami dampaknya yang sangat besar. [1]–[3]
Flip-flop adalah salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam teknik digital . Flip-flop adalah rangkian logika
yang bersifat sekuensial dan kombinasional, sekuensial artinya memiliki memori dan dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya dan
masukan bersamaan, sedangkan kombinasional bereaksi pada masukan saat ini saja. Sebagai elemen memori sederhana, flip-flop
mampu menyimpan satu bit data pada suatu waktu. Flip-flop sendiri memiliki banyak jenis diantaranya adalah, D flip-flop, JK
flip-flop, dan RS flip-flop, yang masing-masing memiliki ciri khas serta aplikasi spesifik dalam rangkaian digital. [4], [5]
Selain flip-flop, ada juga multivibrator yang juga memiliki peran yang krusial dalam rangkaian teknik digital.
Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan (membangkitkan) keluaran berupa gelombang pulse dengan
dua keadaan stabil yang bergantian. Multivibrator memiliki beberapa jenis yaitu astabil, monostabil, dan bistabil. Astabil artinya
menghasilkan keluaran tanpa keadaan stabil, monostabil artinya memiliki satu keadaan stabil dan dapat beralih antara keadaan
stabil dan tidak stabil, sedangakan bistabil memiliki dua keadaan stabil dan tetap dalam satu keadaan hingga masukan tertentu
menyebabkan perubahan. Pada praktikum unit 5 kali ini, akan dilakukan pengujian terhadap rangkaian flip-flop dan multivibrator
untuk mengetahui sifat, kegunaan dan prinsip kerja rangkaiannya. [4]

2. Pengambilan Data dan Hasil


Pada praktikum unit 5 Flip-Flop di lab JTE, diperoleh data dan hasil sebagai berikut:

2.1. Multivibrator Bistabil


Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel dari multivibrator bistabil :

Gambar 2.1. Gambar Rangkaian multivibrator bistabil.

C1 Q Q
0 1
1 0
0 1
1 0
Tabel 2.1 Multivibrator bistabil.

1
2.2. RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND
Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND:

Gambar 2.2. Gambar Rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND.

R S Q Q
0 1 1 0
0 0 1 1
1 1 0 1
1 0 0 1
Tabel 2.2. RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND.

2.3. RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR


Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel dari RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR:

Gambar 2.3. Gambar Rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR.

R S Q Q
0 1 1 0
0 0 1 0
1 1 0 0
1 0 0 1
Tabel 2.3. RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR.

2
2.4. JK Master Slave Flip-Flop
Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel dari JK Master Slave Flip-Flop:

Gambar 2.4. Gambar Rangkaian JK Master Slave Flip-Flop.

J K C1 Q Q Kondisi
1 1 0 1 Toggle

1 1 1 0 Toggle

1 1 0 1 Toggle

0 0 0 1 Latch

0 0 0 1 Latch

0 0 0 1 Latch

1 0 1 0 Reset

1 0 1 0 Latch

1 0 1 0 Latch

0 1 0 1 Set

0 1 0 1 Latch

Tabel 2.4. JK Master Slave Flip-Flop.

2.5. D Flip-Flop
Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel dari D Flip-Flop:

Gambar 2.5. Gambar Rangkaian D Flip-Flop.

3
S R I/O C1 Q Q
1 0 X 0 1

0 1 X 1 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 0

1 1 0 0 1

1 1 0 0 1

1 1 1 1 0

1 1 0 0 1

Tabel 2.5. D Flip-Flop.

2.6. T Flip-Flop
Berikut adalah gambar rangkaian dan tabel dari T Flip-Flop:

Gambar 2.6. Gambar Rangkaian T Flip-Flop.

C1 Q Q
0 1

1 0

0 1

1 0

Tabel 2.6. T Flip-Flop.

3. Analisis Data
Pada Analisis Percobaan yang dilakukan di laboratorium dasar elektro pada Selasa, 21 November 2023. Berdasarkan
pada percobaan langsung dengan alat yang digunakan pada Praktikum Teknik Digital Unit 5 Flip-Flop, percobaan dilakukan
dengan menganalisis rangkaian beserta tabel dari rangkaian Multivibrator Bistabil, RS Flip-Flop dengan gerbang NAND dan
gerbang NOR, JK Master Slave Flip-Flop, D Flip-Flop, dan T Flip-Flop. Dari 6 buah percobaan tersebut, berikut adalah analisis
data yang diperoleh:

3.1. Multivibrator Bistabil


Pada gambar 2.1. dapat diamati bentuk dari rangkaian multivibrator bistabil menggunakan flip-flop JK. Dimana rangkaian
tersebut memiliki masukan clock C1, dan memiliki dua buah keluaran yaitu Q dan Q̅ . Dapat diamati pada tabel 2.1 dimana tabel
tersebut adalah tabel dari hasil uji rangkaian multivibrator bistabil menggunakan flip-flop JK. Pada tabel tersebut dapat diamati
bahwa keluarannya akan terus berbolak-balik saat diberi clock C1.

4
3.2. RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND
Pada gambar 2.2. dapat diamati bentuk dari rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND. Sesuai dengan namanya,
pada rangkaian RS flip-flop terdapat R dan S sebagai pengatur untuk menentukan hasil keluarannya yang berupa Q dan Q̅ . Pada
rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND menggunakan prinsip aktif low. Dapat diamati pada tabel 2.2 dimana tabel
tersebut adalah tabel dari hasil uji rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND. Pada tabel tersebut dapat diamati bahwa
keluarannya dipengaruhi oleh R dan S. Berikut adalah penjelasannya:

R=0 dan S=1 , maka akan terjadikondisi set


(Dapat diamati pada baris 1)

R=0 dan S=0 , maka akan terjadi kondisi racing


(Dapat diamati pada baris 2)

R=1dan S=1 ,maka akan terjadi kondisi latch


(Dapat diamati pada baris 3)

R=1dan S=0 , maka akan terjadikondisi reset


(Dapat diamati pada baris 4)
Pada kondisi set, adalah kondisi awal dimana keluaran Q dan Q̅ akan selalu berlawanan. Pada kondisi latch, adalah menyimpan
data (data akan sama dengan data keluaran sebelumnya). Sedangkan pada kondisi reset, adalah kondisi dimana hasil keluarannya
adalah kebalikan dari keluaran data sebelumnya. Pada rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND juga terdapat kondisi
racing (balapan), dimana pada kondisi ini baik Q ataupun Q̅ akan sama-sama menghasilkan keluaran 1, ini berbanding terbalik
dengan prinsip flip-flop, yang mana Q dan Q̅ harus selalu berlawanan. Karena RS Flip-Flop dengan Gerbang NAND adalah
rangkaian aktif low, maka kondisi racing bisa terjadi saat R dan S sama-sama 0 (rendah).

3.3. RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR


Pada gambar 2.3. dapat diamati bentuk dari rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR. Sesuai dengan namanya,
pada rangkaian RS flip-flop terdapat R dan S sebagai pengatur untuk menentukan hasil keluarannya yang berupa Q dan Q̅ . Pada
rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR menggunakan prinsip aktif high.Dapat diamati pada tabel 2.3. dimana tabel
tersebut adalah tabel dari hasil uji rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR. Pada tabel tersebut dapat diamati bahwa
keluarannya dipengaruhi oleh R dan S. Berikut adalah penjelasannya:

R=0 dan S=1 , maka akan terjadikondisi set


(Dapat diamati pada baris 1)

R=0 dan S=0 , maka akan terjadi kondisi latch


(Dapat diamati pada baris 2)

R=1dan S=1 ,maka akan terjadi kondisi racing


(Dapat diamati pada baris 3)

R=1dan S=0 , maka akan terjadikondisi reset


(Dapat diamati pada baris 4)
Pada kondisi set, adalah kondisi awal dimana keluaran Q dan Q̅ akan selalu berlawanan. Pada kondisi latch, adalah menyimpan
data (data akan sama dengan data keluaran sebelumnya). Sedangkan pada kondisi reset, adalah kondisi dimana hasil keluarannya
adalah kebalikan dari keluaran data sebelumnya. Pada rangkaian RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR juga terdapat kondisi racing
(balapan), dimana pada kondisi ini baik Q ataupun Q̅ akan sama-sama menghasilkan keluaran 0, ini berbanding terbalik dengan
prinsip flip-flop, yang mana Q dan Q̅ harus selalu berlawanan. Karena RS Flip-Flop dengan Gerbang NOR adalah rangkaian aktif
high, maka kondisi racing bisa terjadi saat R dan S sama-sama 1 (tinggi).

3.4. JK Master Slave Flip-Flop


Pada gambar 2.4. dapat diamati bentuk dari rangkaian JK Master Slave Flip-Flop. Sesuai dengan namanya, pada
rangkaian JK Master Slave flip-flop terdapat J dan K sebagai pengatur untuk menentukan hasil keluarannya yang berupa Q dan Q̅ .
Terdapat kelebihan pada rangkaian JK Master Slave Flip-Flop, yaitu tidak memiliki kondisi racing. Dengan begitu rangakaian ini
adalah rangkaian yang sangat efektif. Dapat diamati pada tabel 2.4. dimana tabel tersebut adalah tabel dari hasil uji rangkaian JK
Master Slave Flip-Flop. Pada tabel tersebut dapat diamati bahwa keluarannya dipengaruhi oleh J dan K. Dengan begitu saat
diberikan clock C1 maka akan menghasilkan keluaran dengan beberapa jenis kondisi. Berikut adalah penjelasannya:

5
J=1 dan K =1, maka setiap diberi clock akan terjadi kondisi toggle
( Dapat diamati pada baris1 sampai 3 )
J=0 dan K =0 , maka setiap diberi clock akan terjadi kondisi latch
(Dapat diamati pada baris 4 sampai 6)

J=1 dan K =0 , clock pertama kondisi akan reset , dan clock selanjutnya akan terjadi kondisi latch
(Dapat diamati pada baris 7 sampai 9)

J=0 dan K =1 , clock pertama kondisi akan set , dan clock selanjutnya akan terjadi kondisi latch
(Dapat diamati pada baris 10 sampai 11)

Kondisi toggle adalah kondisi dimana keluaran akan menjadi kebalikan dari data keluaran sebelumnya. Kondisi latch adalah
kondisi dimana keluaran akan sama dengan data keluaran sebelumnya.

3.5. D Flip-Flop
Pada gambar 2.5. dapat diamati bentuk dari rangkaian D Flip-Flop. Sesuai dengan namanya, D berarti data, dengan
begitu rangkaian ini berfungsi untuk menyimpan data. Pada rangkaian ini terdapat I/O sebagai pengatur untuk menentukan hasil
keluarannya yang berupa Q dan Q̅ . Dapat diamati pada tabel 2.5 . dimana tabel tersebut adalah tabel dari hasil uji rangkaian D
Flip-Flop. Pada tabel tersebut dapat diamati bahwa keluarannya dipengaruhi oleh I/O. Dengan begitu saat diberikan clock C1
maka akan menghasilkan keluaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan I/O yang diberikan. Berikut adalah penjelasannya:

S=0 dan R=1 ataupun sebaliknya , maka rangkaiantidak akan berkerja


(Dapat diamati pada baris 1dan 2)

S=1dan R=1 ,maka rangkaian akan berkerja( karena D flip−flop adalah aktif high)
(Dapat diamati pada baris 3 sampai 8)

I /O=1 , makaQ=1dan Q=0


(Dapat diamati pada baris 3 , 4 dan 7)

I /O=0 , makaQ=0 dan Q=1


(Dapat diamati pada baris 5 ,6 dan8)
3.6. T Flip-Flop
Pada gambar 2.6. dapat diamati bentuk dari rangkaian T Flip-Flop. Sesuai dengan namanya, T berarti toggle, dengan
begitu rangkaian ini berfungsi untuk membolak-balik (flip-flop) data dari keluaran sebelumnya. Pada rangkaian hanya terdapat
clock untuk menentukan hasil keluarannya yang berupa Q dan Q̅ . Dapat diamati pada tabel 2.6. dimana tabel tersebut adalah tabel
dari hasil uji rangkaian T Flip-Flop. Pada tabel tersebut dapat diamati bahwa keluarannya dipengaruhi oleh clock. Dengan begitu
saat diberikan clock C1 maka akan menghasilkan keluaran yang dapat berubah-ubah.

4. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Teknik digital unit 5 flip-flop kali ini yaitu. flip-flop merupakan salah satu bagian
penting dari teknologi digital, yang berfungsi seperti memori sederhana dengan jenis-jenis tertentu seperti D flip-flop, JK flip-flop,
dan RS flip-flop. Selain itu, ada juga multivibrator, seperti astabil, monostabil, dan bistabil, yang berperan dalam membuat
gelombang pulse. Pada praktikum unit 5, Pengujian dilakukan pada rangkaian flip-flop dan multivibrator untuk memahami cara
kerja dan kegunaannya. Dengan memahami hal ini, kita dapat menggunakan teknologi digital dengan lebih baik sehingga dapat
membantu dalam kehidupan sehari-hari dan pekerjaan kita.

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] P. : Herlambang and S. Pramono, “SISTEM DIGITAL,” 2001.

[2] J. Jumingin, A. Atina, P. L. Toruan, G. Pranata, and H. Prasetio, “Pembuatan Rangkaian Elektronika yang
Bermanfaat dalam Kehidupan Sehari-hari bagi Pelajar Kelas XII,” JPPM (Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat), vol. 6, no. 2, p. 377, Sep. 2022, doi: 10.30595/jppm.v6i2.10433.

[3] I. P. Rahmadiyah and M. Sondang, “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER ELEKTRONIKA DIGITAL
UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR.”

[4] F. Shodiq Hidayatulloh and I. Asto Buditjahjanto, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Flash PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA FLASH PADA KOMPETENSI DASAR
MENERAPKAN MACAM-MACAM RANGKAIAN FLIP-FLOP MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI
SMKN 2 SURABAYA.”

[5] N. Azizah, A. Supriatin, J. Annovasho, and H. Yuliani, “Analisis Instrumen Pemahaman tentang Flip-flop pada
Mata Kuliah Elektronika Dasar bagi Mahasiswa Pendidikan Fisika.”

7
LAMPIRAN A POST-TEST

A-1
LAMPIRAN B TUGAS MODUL

1. Jelaskan yang dimaksud kondisi Racing pada Flip-Flop!


Jawab :
Kondisi Racing pada Flip-Flop adalah kondisi ketika input menyebabkan kondisi outputnya bergantian seccara cepat. Racing pada
flip-flop terjadi saat dua input diberikan pada saat yang bersamaan, membuat keadaan dalam flip-flop menjadi tidak pasti. Ini bisa
terjadi jika perubahan input terlalu cepat atau dekat dengan waktu clock, menghasilkan output yang sulit diprediksi. Untuk
menghindari racing, perlu diterapkan teknik desain yang memperhatikan waktu setup dan hold, serta memastikan perubahan input
tidak terlalu cepat.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek bouncing dan cara menanggulanginya!
Jawab:
Efek bouncing merujuk pada serangkaian pulsa tajam yang muncul saat kontak saklar mekanik belum sepenuhnya terhubung atau
terputus. Untuk mengatasi efek bouncing, solusinya adalah dengan menerapkan rangkaian RC yang bertujuan untuk menstabilkan
perubahan tegangan dengan cepat.

3. Apakah keuntungan dan kerugian menggunakan JFF Master Slave?


Jawab :
 Kelebihan J-K Flip-Flop tipe Master-Slave adalah dapat menerima input apa pun tanpa kondisi terlarang.
 Kekurangannya termasuk kompleksitas rangkaian yang sulit dimengerti dan risiko terjadinya efek bouncing pada saat
sinyal berubah, menyebabkan ketidakpastian pada keluaran flip-flop.

4. Buatlah rangkaian yang setara dengan 1 buah TFF hanya menggunakan JKFF!
Jawab :

B-1

Anda mungkin juga menyukai