Anda di halaman 1dari 34

6.

5 Analisis Grafik Fungsi


Gambar-6.5.1 memperlihatkan ilustrasi geometri (grafis) untuk fungsi : naik, turun, dan konstan.

f(x2) f(x1) f(x1) f(x2)

f(x1) f(x2)

x1 x2 x1 x2 x1 x2
f fungsi naik f fungsi turun f fungsi konstan

Gambar-6.5.1.
Gambar-6.5.1 memperlihatkan ilustrasi geometri (grafis) untuk fungsi : naik, turun, dan konstan.

f(x2) f(x1) f(x1) f(x2)

f(x1) f(x2)

x1 x2 x1 x2 x1 x2
f fungsi naik f fungsi turun f fungsi konstan

Gambar-6.5.1.

Definisi-6.5.1. Misalkan fungsi f terdefinisi pada suatu selang I, dan titik-titik 𝑥1 dan 𝑥2 berada di I, maka :
(1) f dikatakan naik pada I, jika 𝑓(𝑥1) < 𝑓(𝑥2) untuk 𝑥1 < 𝑥2 .
(2) f dikatakan turun pada I, jika 𝑓(𝑥1) > 𝑓(𝑥2) untuk 𝑥1 < 𝑥2 .
(3) f dikatakan konstan pada I, jika 𝑓 𝑥1 = 𝑓(𝑥2) untuk semua 𝑥1 dan 𝑥2 di I.
Teorema-6.5.2. Misalkan fungsi f kontinu pada selang tertutup [a,b], dan dapat diturunkan pada selang
terbuka (a,b), maka :
(1) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk setiap x di (a,b), maka f naik pada [a,b].
(2) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk setiap x di (a,b), maka f turun pada [a,b].
(3) Jika 𝑓 ′ 𝑥 = 0 untuk setiap x di (a,b), maka f konstan pada [a,b].
Teorema-6.5.2. Misalkan fungsi f kontinu pada selang tertutup [a,b], dan dapat diturunkan pada selang
terbuka (a,b), maka :
(1) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk setiap x di (a,b), maka f naik pada [a,b].
(2) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk setiap x di (a,b), maka f turun pada [a,b].
(3) Jika 𝑓 ′ 𝑥 = 0 untuk setiap x di (a,b), maka f konstan pada [a,b].

Contoh-6.5.1. Dapatkan selang tempat fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 2 naik, dan selang tempat fungsi tersebut turun.
Teorema-6.5.2. Misalkan fungsi f kontinu pada selang tertutup [a,b], dan dapat diturunkan pada selang
terbuka (a,b), maka :
(1) Jika 𝑓′(𝑥) > 0 untuk setiap x di (a,b), maka f naik pada [a,b].
(2) Jika 𝑓′(𝑥) < 0 untuk setiap x di (a,b), maka f turun pada [a,b].
(3) Jika 𝑓 ′ 𝑥 = 0 untuk setiap x di (a,b), maka f konstan pada [a,b].

Contoh-6.5.1. Dapatkan selang tempat fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 2 naik, dan selang tempat fungsi tersebut turun.
Pemecahan.
Pada grafik y = f(x) yang ditunjukkan dalam Gambar-6.5.2 terlihat bahwa f turun untuk 𝑥 ≤ 2 dan naik untuk
𝑥 ≥ 2. Untuk memastikan hal tersebut, dapat diperiksa nilai 𝑓′ .
y Turunan f adalah
𝑓 ′ 𝑥 = 2𝑥 − 4 = 2 𝑥 − 4
sehingga diperoleh
𝑓′(𝑥) < 0 jika 𝑥 < 2
2
𝑓′(𝑥) > 0 jika 𝑥 > 2
2
karena f (polinomial) kontinu dimana-mana, berarti dapat disimpulkan
f turun pada (−∞, 2]
x

-2 f naik pada [2, +∞)


Gambar-6.5.2. dan hasil ini sesuai dengan grafik pada Gambar-6.5.2.
Contoh-6.5.2. Pada Gambar-6.5.3 dibawah ini, diberikan grafik dari 𝑓 𝑥 = 3𝑥 4 + 4𝑥 3 − 12𝑥 2 + 2 .
(a) Berdasarkan grafik pada Gambar-6.5.3, perkirakan selang-selang dimana f naik atau turun.
(b) Gunakan Teorema-6.5.2 untuk memastikan bahwa dugaan pada bagian (a) adalah benar.
y

20

-2 2 x

-30

Gambar-6.5.3.
Contoh-6.5.2. Pada Gambar-6.5.3 dibawah ini, diberikan grafik dari 𝑓 𝑥 = 3𝑥 4 + 4𝑥 3 − 12𝑥 2 + 2 .
(a) Berdasarkan grafik pada Gambar-6.5.3, perkirakan selang-selang dimana f naik atau turun.
(b) Gunakan Teorema-6.5.2 untuk memastikan bahwa dugaan pada bagian (a) adalah benar.

y Pemecahan.
(a) Dari grafik pada Gambar-6.5.3 dapat diperkirakan bahwa f turun
jika 𝑥 ≤ −2, naik jika −2 ≤ 𝑥 ≤ 0, turun jika 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, dan
20 naik jika 𝑥 ≥ 1.

-2 2 x

-30

Gambar-6.5.3.
Contoh-6.5.2. Pada Gambar-6.5.3 dibawah ini, diberikan grafik dari 𝑓 𝑥 = 3𝑥 4 + 4𝑥 3 − 12𝑥 2 + 2 .
(a) Berdasarkan grafik pada Gambar-6.5.3, perkirakan selang-selang dimana f naik atau turun.
(b) Gunakan Teorema-6.5.2 untuk memastikan bahwa dugaan pada bagian (a) adalah benar.

y Pemecahan.
(a) Dari grafik pada Gambar-6.5.3 dapat diperkirakan bahwa f turun
jika 𝑥 ≤ −2, naik jika −2 ≤ 𝑥 ≤ 0, turun jika 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, dan
20
naik jika 𝑥 ≥ 1.
(b) Turunan f terhadap x adalah

𝑓 ′ 𝑥 = 12𝑥 3 + 12𝑥 2 − 24𝑥 = 12𝑥(𝑥 − 1)(𝑥 + 2)

-2 2 x Tanda-tanda dari 𝑓′(𝑥) dapat dibuat dalam bentuk tabel, dengan


menggunakan titik-titik uji dari masing-masing selang. Hasilnya
diberikan dalam tabel berikut ini

Selang 12𝑥(𝑥 − 1)(𝑥 + 2) 𝑓′(𝑥) Hasil


𝑥 < −2 (-) (-) (-) - f turun pada −∞, 2
-30 −2 < 𝑥 < 0 (-) (+) (-) + f naik pada [-2,0]
0<𝑥<1 (+) (+) (-) - f turun pada [0,1]
Gambar-6.5.3. 1<𝑥 (+) (+) (+) + f naik pada [1, +∞)
Daerah Kecekungan
f cekung keatas f cekung kebawah

Δy2

Δy2

Δy1

x1 x2 x3 x1 x2 x3
Δy2 > Δy1, f fungsi naik dan f > 0 Δy2 < Δy1, f fungsi turun dan f < 0
Gambar-6.5.4.
f cekung keatas f cekung kebawah

Δy2

Δy2

Δy1

x1 x2 x3 x1 x2 x3
Δy2 > Δy1, f fungsi naik dan f > 0 Δy2 < Δy1, f fungsi turun dan f < 0
Gambar-6.5.4.

Definisi-6.5.3. Suatu fungsi f yang mempunyai turunan pada suatu selang terbuka I, dikatakan cekung keatas
pada selang I jika 𝑓′ naik pada I; dan f dikatakan cekung kebawah pada selang I jika 𝑓′
turun pada I.
f cekung keatas f cekung kebawah

Δy2

Δy2

Δy1

x1 x2 x3 x1 x2 x3
Δy2 > Δy1, f fungsi naik dan f > 0 Δy2 < Δy1, f fungsi turun dan f < 0

Gambar-6.5.4.

Definisi-6.5.3. Suatu fungsi f yang mempunyai turunan pada suatu selang terbuka I, dikatakan cekung keatas
pada selang I jika 𝑓′ naik pada I; dan f dikatakan cekung kebawah pada selang I jika 𝑓′
turun pada I.

Teorema-6.5.4. Misalkan f suatu fungsi yang mempunyai turunan ke-dua pada selang terbuka I, maka :
(1) Jika 𝑓′′(𝑥) > 0 untuk setiap x di I, maka f cekung keatas pada selang I.
(2) Jika 𝑓′′(𝑥) < 0 untuk setiap x di I, maka f cekung kebawah pada selang I.
Contoh-6.5.3. Perhatikan masalah daerah kecekungan dari kurva fungsi berikut.
(a) Untuk fungsi 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 + 2𝑥 − 1, dapat diperoleh bahwa 𝑓 ′′ 𝑥 = 6 > 0 , sehingga dapat dipastikan
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung keatas pada selang −∞, +∞ .
(b) Sedangkan untuk 𝑓 𝑥 = −𝑥 3, diperoleh 𝑓 ′′ 𝑥 = −6𝑥 yang berakibat : 𝑓 ′′ 𝑥 > 0 untuk 𝑥 < 0 dan
𝑓 ′′ 𝑥 < 0 untuk 𝑥 > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung ke atas pada selang
(−∞, 0] dan cekung ke bawah pada selang 0, +∞ .
Contoh-6.5.3. Perhatikan masalah daerah kecekungan dari kurva fungsi berikut.
(a) Untuk fungsi 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 + 2𝑥 − 1, dapat diperoleh bahwa 𝑓 ′′ 𝑥 = 6 > 0 , sehingga dapat dipastikan
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung keatas pada selang −∞, +∞ .
(b) Sedangkan untuk 𝑓 𝑥 = −𝑥 3, diperoleh 𝑓 ′′ 𝑥 = −6𝑥 yang berakibat : 𝑓 ′′ 𝑥 > 0 untuk 𝑥 < 0 dan
𝑓 ′′ 𝑥 < 0 untuk 𝑥 > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung ke atas pada selang
(−∞, 0] dan cekung ke bawah pada selang 0, +∞ .

Definisi-6.5.5. Misalkan f suatu fungsi kontinu pada selang terbuka yang memuat 𝑥0. Jika f berubah
kecekungan di titik 𝑥0, 𝑓 𝑥0 , maka dikatakan f mempunyai titik belok di 𝑥0.
Contoh-6.5.3. Perhatikan masalah daerah kecekungan dari kurva fungsi berikut.
(a) Untuk fungsi 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 + 2𝑥 − 1, dapat diperoleh bahwa 𝑓 ′′ 𝑥 = 6 > 0 , sehingga dapat dipastikan
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung keatas pada selang −∞, +∞ .
(b) Sedangkan untuk 𝑓 𝑥 = −𝑥 3, diperoleh 𝑓 ′′ 𝑥 = −6𝑥 yang berakibat : 𝑓 ′′ 𝑥 > 0 untuk 𝑥 < 0 dan
𝑓 ′′ 𝑥 < 0 untuk 𝑥 > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) cekung ke atas pada selang
(−∞, 0] dan cekung ke bawah pada selang 0, +∞ .

Definisi-6.5.5. Misalkan f suatu fungsi kontinu pada selang terbuka yang memuat 𝑥0. Jika f berubah
kecekungan di titik 𝑥0, 𝑓 𝑥0 , maka dikatakan f mempunyai titik belok di 𝑥0.

Contoh-6.5.4. Pada Gambar-6.5.5 berikut ini diberikan grafik dari fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 3𝑥 2 + 1.


y
2 Gunakan turunan pertama dan turunan kedua untuk menentukan

x
selang-selang dimana f naik, turun, cekung ke atas, atau cekung
-1 2
ke bawah. Dapatkan pula titik-titik beloknya dan pastikan hasil

-2
yang didapat sesuai dengan grafik di samping ini.

Gambar-6.5.5.
Pemecahan.
Turunan pertama dari f adalah 𝑓 ′(𝑥) = 3𝑥 2 − 6𝑥 = 3𝑥 𝑥 − 2
Uji tanda untuk turunan pertama diberikan dalam tabel berikut

Selang 𝑓 ′(𝑥) Simpulan


−∞, 0 + f naik pada −∞, 0
0,2 - f turun pada [0,2]
[2, +∞) + f naik pada [2, +∞)
Pemecahan.
Turunan pertama dari f adalah 𝑓 ′(𝑥) = 3𝑥 2 − 6𝑥 = 3𝑥 𝑥 − 2
Uji tanda untuk turunan pertama diberikan dalam tabel berikut

Selang 𝑓 ′(𝑥) Simpulan


−∞, 0 + f naik pada −∞, 0
0,2 - f turun pada [0,2]
[2, +∞) + f naik pada [2, +∞)

Turunan ke-dua dari f adalah 𝑓 ′′(𝑥) = 6𝑥 − 6 = 6 𝑥 − 1


Uji tanda untuk turunan ke-dua diberikan dalam tabel berikut

Selang 𝑓′′(𝑥) Simpulan


−∞, 1 - f cekung ke atas pada −∞, 1
[1, +∞) + f cekung ke bawah pada [1, +∞)
Pemecahan.
Turunan pertama dari f adalah 𝑓 ′(𝑥) = 3𝑥 2 − 6𝑥 = 3𝑥 𝑥 − 2
Uji tanda untuk turunan pertama diberikan dalam tabel berikut

Selang 𝑓 ′(𝑥) Simpulan


−∞, 0 + f naik pada −∞, 0
0,2 - f turun pada [0,2]
[2, +∞) + f naik pada [2, +∞)

Turunan ke-dua dari f adalah 𝑓 ′′(𝑥) = 6𝑥 − 6 = 6 𝑥 − 1


Uji tanda untuk turunan ke-dua diberikan dalam tabel berikut

Selang 𝑓′′(𝑥) Simpulan


−∞, 1 - f cekung ke atas pada −∞, 1
[1, +∞) + f cekung ke bawah pada [1, +∞)

Dari tabel ke-dua tampak bahwa 𝑓 ′′(𝑥) berubah tanda dari (-) ke (+), yang berarti ada perubahan kecekungan
di x = 1. Dengan demikian, titik 1, 𝑓(1) = (1, −1) adalah titik belok. Hasil-hasil tersebut sesuai dengan
grafik yang diberikan.
Titik Ekstrim
Titik tertinggi Titik
maksimum relatif Gambar-6.5.6 memperlihatkan grafik fungsi yang naik-turun
pada suatu selang, dan memuat beberapa titik istimewa,
yaitu :
(i) satu titik tertinggi,
(ii) satu titik terendah,
(iii) beberapa titik yang relatif lebih tinggi dari titik-titik di
sekitarnya, dan
Titik
minimum relatif
(iv) beberapa titik yang relatif lebih rendah dari titik-titik
Titik terendah
Gambar-6.5.6. disekitarnya.
Titik tertinggi Titik
maksimum relatif Gambar-6.5.6 memperlihatkan grafik fungsi yang naik-turun
pada suatu selang, dan memuat beberapa titik istimewa,
yaitu :
(i) satu titik tertinggi,
(ii) satu titik terendah,
(iii) beberapa titik yang relatif lebih tinggi dari titik-titik di
sekitarnya, dan
Titik
minimum relatif
(iv) beberapa titik yang relatif lebih rendah dari titik-titik
Titik terendah
Gambar-6.5.6. disekitarnya.

Definisi-6.5.6. Fungsi f dikatakan mempunyai maksimum relatif di 𝑥0 jika 𝑓(𝑥0) ≥ 𝑓 𝑥 untuk semua x di
dalam suatu selang terbuka yang memuat 𝑥0. Fungsi f dikatakan mempunyai minimum relatif
di 𝑥0 jika 𝑓(𝑥0) ≤ 𝑓 𝑥 untuk semua x di dalam suatu selang terbuka yang memuat 𝑥0.
Titik tertinggi Titik Gambar-6.5.6 memperlihatkan grafik fungsi yang naik-turun
maksimum relatif
pada suatu selang, dan memuat beberapa titik istimewa,
yaitu :
(i) satu titik tertinggi,
(ii) satu titik terendah,
(iii) beberapa titik yang relatif lebih tinggi dari titik-titik di
sekitarnya, dan
Titik (iv) beberapa titik yang relatif lebih rendah dari titik-titik
minimum relatif
Titik terendah disekitarnya.
Gambar-6.5.6.

Definisi-6.5.6. Fungsi f dikatakan mempunyai maksimum relatif di 𝑥0 jika 𝑓(𝑥0) ≥ 𝑓 𝑥 untuk semua x di
dalam suatu selang terbuka yang memuat 𝑥0. Fungsi f dikatakan mempunyai minimum relatif
di 𝑥0 jika 𝑓(𝑥0) ≤ 𝑓 𝑥 untuk semua x di dalam suatu selang terbuka yang memuat 𝑥0.

Nilai maksimum atau minimum juga disebut ekstremum. Jika suatu fungsi f tidak mempunyai maksimum maupun
minimum relatif di 𝑥0, maka dikatakan f tidak mempunyai ekstremum relatif di 𝑥0.
Contoh-6.5.5. Dari Gambar-6.5.7 dapat dilihat bahwa :
(1) 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 mempunyai minimum relatif di x = 0, tetapi tidak mempunyai maksimum relatif.
(2) 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 tidak mempunyai ekstrema relatif.
(3) 𝑓 𝑥 = 1 + 3𝑥 − 𝑥 3 mempunyai minimum relatif di x = -1 dan mempunyai maksimum relatif di x = 1.
(4) 𝑓 𝑥 = 13𝑥4 − 49𝑥 3 − 43𝑥2 mempunyai minimum relatif di x = -1 dan di x = 2, dan mempunyai maksimum
relatif di x = 0.

y y y y

-1 -1 2

x x 1 x x

𝑦 = 𝑥2 𝑦 = 𝑥3 𝑦 = 1 + 3𝑥 − 𝑥 3 𝑦 = 13𝑥4 − 49𝑥 3 − 43𝑥2

Gambar-6.5.7.
y Gambar-6.5.8 menunjukkan kurva 𝑦 = 𝑓 𝑥 untuk suatu fungsi f
yang kontinu. Perhatikan bahwa f mempunyai ekstrema relatif di
𝑦=𝑓 𝑥 titik-titik : 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, 𝑥4 dan 𝑥5. Di titik-titik 𝑥2, 𝑥3 dan 𝑥5 kurva
𝑦 = 𝑓 𝑥 mempunyai garis singgung horisontal atau 𝑓 ′(𝑥𝑘 ) = 0,
untuk k = 2, 3, 5. Sedangkan di titik-titik 𝑥1 dan 𝑥4 fungsi 𝑓 tidak
mempunyai turunan.
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 Secara umum, titik dalam domain tempat f mempunyai garis
x
singgung horisontal atau f tidak mempunyai turunan disebut titik
Gambar-6.5.8. kritis. Titik kritis x dengan 𝑓 ′(𝑥) = 0 disebut titik stasioner.
y Gambar-6.5.8 menunjukkan kurva 𝑦 = 𝑓 𝑥 untuk suatu fungsi f
yang kontinu. Perhatikan bahwa f mempunyai ekstrema relatif di
𝑦=𝑓 𝑥
titik-titik : 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, 𝑥4 dan 𝑥5. Di titik-titik 𝑥2, 𝑥3 dan 𝑥5 kurva
𝑦 = 𝑓 𝑥 mempunyai garis singgung horisontal atau 𝑓 ′(𝑥𝑘 ) = 0,
untuk k = 2, 3, 5. Sedangkan di titik-titik 𝑥1 dan 𝑥4 fungsi 𝑓 tidak
mempunyai turunan.
x
Secara umum, titik dalam domain tempat f mempunyai garis
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
singgung horisontal atau f tidak mempunyai turunan disebut titik
Gambar-6.5.8. kritis. Titik kritis x dengan 𝑓 ′(𝑥) = 0 disebut titik stasioner.

Teorema-6.5.7. Misalkan f suatu fungsi yang terdefinisi pada selang terbuka yang memuat 𝑥0.
Jika f mempunyai ekstemum relatif di 𝑥 = 𝑥0, maka :
(i) 𝑥 = 𝑥0 adalah titik kritis dari f, yaitu 𝑓 ′ 𝑥0 = 0 atau
(ii) f tidak mempunyai turunan di 𝑥 = 𝑥0.
y Gambar-6.5.8 menunjukkan kurva 𝑦 = 𝑓 𝑥 untuk suatu fungsi f
yang kontinu. Perhatikan bahwa f mempunyai ekstrema relatif di
𝑦=𝑓 𝑥
titik-titik : 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, 𝑥4 dan 𝑥5. Di titik-titik 𝑥2, 𝑥3 dan 𝑥5 kurva
𝑦 = 𝑓 𝑥 mempunyai garis singgung horisontal atau 𝑓 ′(𝑥𝑘 ) = 0,
untuk k = 2, 3, 5. Sedangkan di titik-titik 𝑥1 dan 𝑥4 fungsi 𝑓 tidak
mempunyai turunan.
x
Secara umum, titik dalam domain tempat f mempunyai garis
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 singgung horisontal atau f tidak mempunyai turunan disebut titik
Gambar-6.5.8. kritis. Titik kritis x dengan 𝑓 ′(𝑥) = 0 disebut titik stasioner.

Teorema-6.5.7. Misalkan f suatu fungsi yang terdefinisi pada selang terbuka yang memuat 𝑥0.
Jika f mempunyai ekstemum relatif di 𝑥 = 𝑥0, maka :
(i) 𝑥 = 𝑥0 adalah titik kritis dari f, yaitu 𝑓 ′ 𝑥0 = 0 atau
(ii) f tidak mempunyai turunan di 𝑥 = 𝑥0.

Contoh-6.5.6. Dapatkan semua titik kritis (jika ada) dari fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 3𝑥 2 − 9𝑥 + 10.
Pemecahan.
Fungsi f merupakan polinomial, sehingga dapat diturunkan dimana-mana. Dengan demikian titik kritis yang ada
adalah titik stasioner. Untuk mendapatkan titik-titik stasionernya harus diselesaikan 𝑓 ′(𝑥) = 0, yaitu :
𝑓 ′ 𝑥 = 3𝑥 2 − 6𝑥 − 9 = 3 𝑥 − 3 𝑥 + 1 = 0
yang menghasilkan x = -1 dan x = 3. Jadi titik-titik kritis dari f terjadi di x = -1 dan di x = 3.
Pemecahan.
Fungsi f merupakan polinomial, sehingga dapat diturunkan dimana-mana. Dengan demikian titik kritis yang ada
adalah titik stasioner. Untuk mendapatkan titik-titik stasionernya harus diselesaikan 𝑓 ′(𝑥) = 0, yaitu :
𝑓 ′ 𝑥 = 3𝑥 2 − 6𝑥 − 9 = 3 𝑥 − 3 𝑥 + 1 = 0
yang menghasilkan x = -1 dan x = 3. Jadi titik-titik kritis dari f terjadi di x = -1 dan di x = 3.

Teorema-6.5.8. (Uji Turunan Pertama) Misalkan f fungsi kontinyu di titik kritis 𝑥0.
(1) Jika 𝑓 ′ 𝑥 > 0 pada suatu selang terbuka yang direntang dari 𝑥0 ke kiri, dan 𝑓 ′ 𝑥 < 0
pada suatu selang terbuka yang direntang dari 𝑥0 ke kanan, maka f mempunyai
maksimum relatif di 𝑥0.
(2) Jika 𝑓 ′ 𝑥 < 0 pada suatu selang terbuka yang direntang dari 𝑥0 ke kiri, dan 𝑓 ′ 𝑥 > 0
pada suatu selang terbuka yang direntang dari 𝑥0 ke kanan, maka f mempunyai minimum
relatif di 𝑥0.
(3) Jika 𝑓 ′ 𝑥 bertanda sama pada suatu selang terbuka yang direntang dari 𝑥0 ke kiri dan ke
kanan, maka f tidak mempunyai ekstremum relatif di 𝑥0.
Contoh-6.5.7. Pada Contoh-6.5.6 telah ditunjukkan bahwa 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 3𝑥 2 − 9𝑥 + 10 mempunyai titik kritis
di x = -1 dan di x = 3 yang semuanya berupa titik stasioner. Dengan menguji tanda-tanda dari 𝑓′ 𝑥 = 3(𝑥 −

Selang 3 𝑥−3 𝑥+1 𝑓′ 𝑥


−∞, −1 3(-)(-) +
−1,3 3(-)(+) -
3, +∞ 3(+)(+) +
Contoh-6.5.7. Pada Contoh-6.5.6 telah ditunjukkan bahwa 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 3𝑥 2 − 9𝑥 + 10 mempunyai titik kritis
di x = -1 dan di x = 3 yang semuanya berupa titik stasioner. Dengan menguji tanda-tanda dari 𝑓′ 𝑥 = 3(𝑥 −

Selang 3 𝑥−3 𝑥+1 𝑓′ 𝑥


−∞, −1 3(-)(-) +
−1,3 3(-)(+) -
3, +∞ 3(+)(+) +

Teorema-6.5.9. (Uji Turunan Kedua) Misalkan f fungsi yang dapat diturunkan dua kali di titik 𝑥0.
(1) Jika 𝑓 ′ 𝑥0 = 0 dan 𝑓 ′′ 𝑥0 > 0, maka f mempunyai minimum relatif di 𝑥0.
(2) Jika 𝑓 ′ 𝑥0 = 0 dan 𝑓 ′′ 𝑥0 < 0, maka f mempunyai maksimum relatif di 𝑥0.
(3) Jika 𝑓 ′ 𝑥0 = 0 dan 𝑓 ′′ 𝑥0 = 0, maka belum dapat disimpulkan ; terdapat
kemungkinan f mempunyai : minimum relatif atau maksimum relatif, atau bukan
keduanya di 𝑥0.
4 1
Contoh-6.5.8. Dapatkan ekstrema relatif dari 𝑓 𝑥 = 3 𝑥 3 − 5 𝑥 5, grafik diperlihatkan pada Gambar-6.5.9.
y

-2 x
2

Gambar-6.5.9.
4 1
Contoh-6.5.8. Dapatkan ekstrema relatif dari 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 𝑥 5, grafik diperlihatkan pada Gambar-6.5.9.
3 5
y Pemecahan.
Turunan-turunan dari f adalah
𝑓 ′ 𝑥 = 4𝑥 2 − 𝑥 4 = 𝑥 2 4 − 𝑥 2 = 𝑥 2 2 − 𝑥 2 + 𝑥
-2 x 𝑓 ′′ 𝑥 = 8𝑥 − 4𝑥 3 = 4𝑥 2 − 𝑥 2
2 Karena f berupa polinomial, ekstrema terjadi dititik stasioner yang
diperoleh dari penyelesaian dari 𝑓 ′ 𝑥 = 0, yaitu x = -2, x = 0 dan
x = 2.
Selanjutnya untuk menentukan jenis ekstrema dilakukan uji turunan ke-dua
dari f.
Gambar-6.5.9.
4 1
Contoh-6.5.8. Dapatkan ekstrema relatif dari 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 − 𝑥 5, grafik diperlihatkan pada Gambar-6.5.9.
3 5
y Pemecahan.
Turunan-turunan dari f adalah
𝑓 ′ 𝑥 = 4𝑥 2 − 𝑥 4 = 𝑥 2 4 − 𝑥 2 = 𝑥 2 2 − 𝑥 2 + 𝑥
-2 x 𝑓 ′′ 𝑥 = 8𝑥 − 4𝑥 3 = 4𝑥 2 − 𝑥 2
2 Karena f berupa polinomial, ekstrema terjadi dititik stasioner yang
diperoleh dari penyelesaian dari 𝑓 ′ 𝑥 = 0, yaitu x = -2, x = 0 dan
x = 2.
Selanjutnya untuk menentukan jenis ekstrema dilakukan uji turunan ke-dua
dari f.
Gambar-6.5.9.

Titik Stasioner 𝟒𝒙 𝟐 − 𝒙𝟐 𝒇′′(𝒙) Uji turunan ke-dua


x = -2 16 + f maksimum relatif
x=0 0 0 belum bisa disimpulkan
x=2 -16 - f minimum relatif
Karena belum ada simpulan, untuk x = 0 dilakukan uji lagi dengan turunan pertama, dan dibuat tabel berikut

Selang 𝒙𝟐 𝟐 − 𝒙 𝟐 + 𝒙 𝒇′(𝒙)
−2 < 𝑥 < 0 (+)(+)(+) +
0<𝑥<2 (+)(+)(+) +
Karena belum ada simpulan, untuk x = 0 dilakukan uji lagi dengan turunan pertama, dan dibuat tabel berikut

Selang 𝒙𝟐 𝟐 − 𝒙 𝟐 + 𝒙 𝒇′(𝒙)
−2 < 𝑥 < 0 (+)(+)(+) +
0<𝑥<2 (+)(+)(+) +

Karena tidak ada perubahan tanda untuk 𝑓′(𝑥) sebelum dan setelah x = 0, berarti tidak ada maksimum maupun
minimum relatif di x = 0. Hasil-hasil ini sesuai dengan grafik 𝑓(𝑥) dalam Gambar-6.5.9.
Cukup Sampai disini materi diferensiasi

Selamat berdiskusi
Dan
Mengerjakan soal latihan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai