Anda di halaman 1dari 32

1

B A B 6

Termodinamika
Kimia

KIMIA
CHEMISTRY

Departemen Kimia | ITS


2
Termodinamika Kimia

Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai


energi dan perubahanya dari suatu sistem dan lingkungan
Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi objek
pengamatan dan lingkungan adalah bagian dari alam
semesta diluar objek pengamatan.
Terdapat 4 (empat) hukum yang mendasari termodinamika
kimia, yaitu; Hukum Termodinamika ke-nol, hukum
Termodinamika ke-satu, hukum Termodinamika ke-dua,
hukum Termodinamika ke-tiga

Departemen Kimia | ITS


Energy merupakan kapasitas kerja 3

• Enargi radiasi berasal dari sinar matahari,


merupakan sumber energi primer di bumi
• Energi termal merupakan energi yang
berhubungn dengan pergerakan acak atom dan
molekul
• Energi kimia merupakan energi yang tersimpan
ikatan kimia suatu senyawa
• Energi nuklir merupakan energi yang tersimpan
pada kumpulan inti atom dan proton
• Potential energy merupakan energi yang dimiliki
benda karena posisinya

Departemen Kimia | ITS


4
Hukum ke nol Termodinamika
Bila dua sistem berada dalam keadaan kesetimbangan termal
maka kedua sistem memiliki suhu yang sama dan apabila tidak
berada pada kesetimbangan termal maka akan memiliki suhu
yang berbeda

A B C
TA TB TC

TA = TB = TC

Departemen Kimia | ITS


Aliran Panas Pada Sistem 5

dalam Keadaan Tidak


Setimbang

Jika sistem tidak dalam kesetimbangan maka akan ada aliran


panas dari sistem yang memiliki suhu lebih tinggi ke sistem
yang memiliki suhu lebih rendah.

Aliran Panas Pada


Sistem dalam Keadaan
Setimbang

Sedangkan untuk sistem yang berada dalam kesetimbangan termal,


panas hanya akan mengalir apabila sistem dikenai kerja

Departemen Kimia | ITS


6
Hukum Pertama Termodinamika
Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke
bentuk lainnya, tetapi energi tidak dapat
dimusnahkan tidak dapat dimusnahkan. Secara
matematika dirumuskan:

DEsistem + DElingkungan = 0

Bentuk lain dari Hukum Pertama Termodinamika


dirumuskan:
DE = q + w

Departemen Kimia | ITS


DE = energi dalam, sering pula lambangkan DU 7
q = kalor yang masuk atau keluar sistem. Kalor bertanda
positif jika mengalir ke dalam sistem, kalor bertanda
negatif jika mengalir ke luar sistem.
w = kerja, bertanda positif jika sistem menerima kerja dan
bertanda negatif jika sistem melakukan kerja

Pada suatu ekspansi gas, kerja didefinisikan sebagai:

w = -P DV

DV > 0
-PDV < 0
wsys < 0

Departemen Kimia | ITS


awal akhir
8

Selain kerja eskpansi, jenis-jenis kerja yang umumnya


terlibat dalam termodinamika:
• Kerja mekanis dw = f dl

• Kerja permukaan dw = y dA

• Kerja listrik dw = € dq

• Kerja grafitasi dw = mg dl

• Kerja ekspansi dw = P dv

Departemen Kimia | ITS


Gas nitrogen diekspansi dari volume 1.6 L menjadi 5.4 L
pada temperatur konstan. Hitunglah kerja yang dikerjakan9
dalam satuan Joule untuk:
(a) Sistem pada keadaan vakum
(b) Sistem pada tekanan 3.7 atm
w = -P DV

(a) DV = 5.4 L – 1.6 L = 3.8 L P = 0 atm


W = -0 atm x 3.8 L = 0 L•atm = 0 joules

(b) DV = 5.4 L – 1.6 L = 3.8 L P = 3.7 atm

w = -3.7 atm x 3.8 L = -14.1 L•atm


101.3 J = -1430 J
w = -14.1 L•atm x
Departemen Kimia | ITS 1L•atm
Enthalphi dan Hukum Pertama Termodinamika
10
DE = q + w
Pada tekanan tetap:
q = DH dan w = -PDV
DE = DH - PDV
DH = DE + PDV

Enthalpi (H) digunakan untuk menghitung panas yang


mengalir dari dalam ke luar sistem atau sebaliknya pada
tekanan tetap.melalui ungkapan:
DH = H (products) – H (reactants)

Departemen Kimia | ITS


11

Hproduk < Hreaktan Hproduk > Hreaktan


DH < 0, eksotermis DH > 0, endotermis
Departemen Kimia | ITS

6.2
Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika
13

1. Ekspansi isotermal reversibel gas ideal.


Mengingat kandungan energi internal gas ideal hanya
merupakan fungsi suhu, maka pada kondisi isotermal :
∆E =0

Sedangkan ∆ H = ∆ E + ∆ (PV)
= 0 + ∆ (n RT) = 0

Sehingga,
q=w = p
= n R T 1n

Departemen Kimia | ITS


14
2. Ekspansi isobar isotermal gas ideal.
Untuk proses ini
∆E=∆H=0
dan q = w = = p (V2 – V1)

3. Perubahan fase isobar isotermal.


Pada proses ini berlaku
q=∆H
w = = P (V2 – V1)

Departemen Kimia | ITS


Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari 15
mengenai perubahan panas pada reaksi kimia

Persamaan Termokimia Persamaan yang tidak saja


menyangkut stokiometri dan perubahan energi tetapi
juga keadaan fisika (fasa) dari pada zat-zat yang
terlibat reaksi. Misalnya (p) atau (s) menunjukkan fasa
padat, (l) atau (liq) untuk cairan (liquid) dan (g) untuk
fasa gas
Contoh:

H2O (s) H2O (l) DH = 6.01 kJ

CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (l) DH = -890.4 kJ

Departemen Kimia | ITS


Hubungan  H dan E merupakan ilmu yang 16
mempelajari mengenai perubahan panas pada reaksi
kimia

∆ H = ∆ E + ∆ ng RT
Dimana ∆ ng = ∆n untuk fasa gas

Panas reaksi sebagai fungsi suhu keterangan panas


reaksi terhadap suhu diberikan oleh:
d ( ∆ Q) = (∆ Ci) dT
Pada P konstan ∆ Q = ∆ H; ∆ Ci = ∆ Cp
Pada V konstan ∆ Q = ∆ E; ∆ Ci = ∆ Cv

Departemen Kimia | ITS


Kalor jenis (s) jumlah panas (q) yang diperlukan untuk
17
menaikan satu gram suatu zat sebesar satu derajat Celsius.

Kapasitas kalor (C) adalah jumlah panas yang diperlukan


untuk menaikan sejumlah zat dengan massa (m) tertentu
sebesar satu derajat Celsius.

C=mxs
Panas (q) yang diserap atau
dilepaskan:
q = m x s x Dt
q = C x Dt
Dt = tfinal - tinitial

Departemen Kimia | ITS


18
Berapa panas yang diberikan saat 869 g batang besi
didinginkan dari 940C sampai 50C?

Kalor jenis Fe = 0.444 J/g • 0C

Dt = tfinal – tinitial = 50C – 940C = -890C

q = msDt = 869 g x 0.444 J/g • 0C x –890C = -34,000 J

Departemen Kimia | ITS


Kalorimeter Volume-Konstan
19

qsys = qair + qbomb + qrxn


qsys = 0
qrxn = - (qair + qbomb)
qair = m x s x Dt
qbomb = Cbomb x Dt

Reaksi pada V tetap


DH = qrxn
DH ~ qrxn
Tidak ada panas masuk atau keluar
Departemen Kimia | ITS
Kalorimeter Tekanan-Konstan
20

qsys = qair + qcal + qrxn


qsys = 0
qrxn = - (qair + qcal)
qair = m x s x Dt
qcal = Ccal x Dt

Reaksi pada P tetap


DH = qrxn

Tidak ada panas masuk atau keluar


Departemen Kimia | ITS
21

Departemen Kimia | ITS


Perhitungan Termodinamika
22
Hukum Hess
Hukum Hess menyatakan
bahwa panas reaksi dapat
dihitung dengan mengetahui
keadaan awal dan keadaan
akhir sistem (Fungsi
keadaan), tidak bergantung
prosesnya.

Departemen Kimia | ITS


23

C (graphite) + 1/2O2 (g) CO (g)


CO (g) + 1/2O2 (g) CO2 (g)
C (graphite) + O2 (g) CO2 (g)

Departemen Kimia | ITS

6.6
Calculate the standard enthalpy of formation of CS2 (l)
given that: 24

C(graphite) + O2 (g) CO2 (g) DHrxn 0


= -393.5 kJ
S(rhombic) + O2 (g) SO2 (g) DHrxn
0
= -296.1 kJ
CS2(l) + 3O2 (g) CO2 (g) + 2SO2 (g) DH0rxn = -1072 kJ
1. Write the enthalpy of formation reaction for CS2

C(graphite) + 2S(rhombic) CS2 (l)


2. Add the given rxns so that the result is the desired rxn.
C(graphite) + O2 (g) CO2 (g) DHrxn
0
= -393.5 kJ
2S(rhombic) + 2O2 (g) 2SO2 (g) DHrxn0
= -296.1x2 kJ
+ CO2(g) + 2SO2 (g) CS2 (l) + 3O2 (g) DH0rxn = +1072 kJ

C(graphite) + 2S(rhombic)
Departemen Kimia | ITS CS2 (l)
6.6 DH0rxn= -393.5 + (2x-296.1) + 1072 = 86.3 kJ
Hukum Termodinamika Kedua
25

“Setiap perubahan spontan selalu disertai kenaikan entropi”

Entropi (S) = ketidakteraturan, ukuran ketidakteraturan suatu sistem

Hubungan S dan H, dinyatakan oleh

𝑇 ∆ 𝑆𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 =−(∆ 𝐻 𝑆𝐼𝑆𝑇𝐸𝑀 − 𝑇 ∆ 𝑆𝑆𝐼𝑆𝑇𝐸𝑀 )

∆ 𝐺𝑆𝐼 𝑆 𝑇𝐸𝑀

Departemen Kimia | ITS


26
Kespontanan Reaksi

Departemen Kimia | ITS


Hukum Termodinamika Ketiga
27

“Kandungan Entropi semua Kristal murni pada temperatur


nol absolut adalah nol”

Departemen Kimia | ITS


Energi Bebas dan Kesetimbangan
28

DG = DG0 + RT lnQ

R = tetapan gas (8.314 J/K•mol)

T = Temperatur absolut (K)

Q = perbandingan reaksi (reaction quotient)

Pada keadaan seimbang

DG = 0 Q=K

0 = DG0 + RT lnK
DG0 = - RT lnK
Departemen Kimia | ITS
29

DG0 < 0 DG0 > 0

Departemen Kimia | ITS


30

DG0 = - RT lnK

Departemen Kimia | ITS


31

Departemen Kimia | ITS


Referensi 32

• Brady, J.E., 1990, “General Chemistry: Principles and Structure”, 5th


Edition, New York, USA: John Wiley and Sons (WIE)
• Chang, R., 2010, “Chemistry”, 10th Edition, New York, USA: McGraw
Hill
• Petrucci, R.H., Harwood, W.S. dan Herring, F.G., 2002, “General
Chemistry: Principles and Modern Application”, 8th Edition, USA:
Prentice Hall

Departemen Kimia | ITS


33

TERIMA KASIH

Departemen Kimia | ITS

Anda mungkin juga menyukai