Anda di halaman 1dari 6

Laporan Diskusi Kelompok

TEORI SOSIOLOGI KLASIK

Dosen Pengampu:

Dr. Jendrius, M.Si

Tugas III

“POKOK POKOK PIKIRAN AUGUSTE COMTE”

Kelompok 1

Nanda Saputra (2210811019)


Aldi Saputra (2210812021)
Siti Rahimah Putri (2210812041)
Ryan Maulana Putra (2210813005)
Agito (2210813035)
Anjeli Octafia Ramadhani (2210813049)

PROGRAM STUDI SARJANA SOSIOLOGI


DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
I. PERTANYAAN KUNCI
1. Apa saja aliran/paham filsafat yang mempengaruhi pemikiran
Comte?
2. Apa yang dimaksud dengan Positivisme?
3. Apa yang dimaksud Comte dengan “Statika” dan “Dinamika” Sosial?
4. Bagaimana proses perkembangan/perubahan masyarakat menurut
Comte?
5. Apa yang dimaksud Comte dengan perkembangan masyarakat
positif?
6. Apa yang dimakud Comte dengan Sosiologi sebagai Agama
Universal?
7. Apa kelemahan dari pemikiran-pemikiran Comte?

II. URAIAN

1. Apa saja aliran/paham filsafat yang mempengaruhi pemikiran Comte?


Auguste comte memiliki beberapa aliran yang mempengaruhi
pemikirannya, salah satunya mendirikan ilmu tentang masyarakat dengan
suatu dasar empiris yang kuat, setelah itu adanya aliran atau karya
keduanya yakni "system of positive politics" mengenai strategi
pelaksanaan pemikiran mengenai filsafat positif yang dikemukakan dalam
bukunya untuk membentuk perayaan cinta, dan sekalian membangun
sistem menyeluruh. Auguste Comte juga mengembangkan agama
humanitas sebagai sumber utama perasaan manusia serta mengubah dari
cinta diri dan egoisme menjadi altruisme dan cinta tetapi tidak sekaligus
membenarkan secara intelektual ajaran ajaran agama yang bersifat
supernaturalistik.

2. Apa yang dimaksud dengan Positivisme?


Positivisme berasal dari kata "positif". Kata positif disini sama artinya
dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Positivisme
adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang
berkenaan dengan metafisik.
Positivisme menerima dengan sepenuhnya pandangan dunia ilmiah atau
yang berdasar hukum-hukum alam, serta strategi untuk mengadakan
pembaruan- pembaruan masyarakat. Orang positivis percaya bahwa
hukum-hukum alam yang mengendalikan manusia dan gejala sosial dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pembaruan-pembaruan
sosial dan politik untuk menyelaraskan institusi-institusi masyarakat
dengan hukum-hukum itu. Hasilnya akan berupa suatu masyarakat di
mana penalaran akal budi akan menghasilkan kerja sama dan di mana
takhyul, ketakutan, kebodohan, paksaan, dan konflik akan dilenyapkan.
Titik pandangan ini sangat mendasar dalam gagasan-gagasan Comte
mengenai kemajuan yang mantap dari. positivisme. Kaum positivis
percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dan bahwa
metode-metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk
menemukan hukum-hukumnya.
3. Apa yang dimaksud Comte dengan “Statika” dan “Dinamika” Sosial?
Comte membaginya menjadi statika sosial (social statics) dan dinamika
sosial (social dynamic). Statika sosial adalah teori tentang keteraturan
yang tidak direncanakan dari masyarakat manusia (theory of
spontaneous order of human society) atau struktur-struktur sosial yang
sudah ada. Sedangkan dinamika sosial adalah teori tentang kemajuan
alami dari masyarakat manusia (theory of natural progress of human
society), atau teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat,
atau studi mengenai tata urutan perkembangan manusia.

4. Bagaimana proses perkembangan/perubahan masyarakat menurut


Comte?
Hukum tiga tahap merupakan usaha Comte untuk menjelaskan bahwa
masyarakat-masyarakat berkembang melalui tiga tahap utama yaitu :
a. Tahap teologis : Dalam fase teologis, akal budi manusia, yang mencari
kodrat dasar manusia, yakni sebab pertama dan sebab akhir (asal dan
tujuan) dari segala akibat singkatnya, pengetahuan absolut
mengandaikan bahwa semua gejala dihasilkan oleh tindakan langsung
dari hal-hal supernatural seperti dewa, roh, dan kekuatan gaib.
b. Tahap metafisik : Dalam fase metafisik, yang hanya merupakan suatu
bentuk lain dari yang pertama, akal budi mengandaikan bukan hal
supernatural, melainkan kekuatan-kekuatan abstrak, hal-hal yang benar-
benar nyata melekat pada semua benda (abstraksi-abstraksi yang
dipersonifikasikan), dan yang mampu menghasilkan semua gejala.
muncul konsep-konsep abstrak atau kekuatan abstrak selain tuhan, yaitu
alam yang mampu menghasilkan semua gejala.
c. Tahap positif : fase positif, akal budi sudah meninggalkan pencarian
yang sia-sia terhadap pengertian-pengertian absolut, asal dan tujuan alam
semesta, serta sebab-sebab gejala, dan memusatkan perhatiannya pada
studi tentang hukum-hukumnya. Yakni hubungan-hubungan urutan dan
persamaannya yang tidak berubah. Penalaran dan pengamatan,
digabungkan secara tepat, merupakan sarana-sarana pengetahuan ini.

5. Apa yang dimaksud Comte dengan perkembangan masyarakat positif?


Menurut Comte, tahap positif adalah tahap yang paling berkembang dan
harus dicapai oleh masyarakat manusia. Pada tahap ini, masyarakat dapat
memahami dunia sosial dengan menggunakan metode ilmiah dan
pengetahuan empiris, sehingga dapat meningkatkan kemajuan dan
kesejahteraan manusia. Comte berpendapat bahwa perkembangan
masyarakat positif akan memungkinkan manusia untuk mengatasi
masalah sosial dan mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, seperti
ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi.
Auguste Comte adalah seorang sosiolog dan filsuf Perancis yang hidup
pada abad ke-19. Salah satu kontribusinya yang paling terkenal dalam
bidang sosiologi adalah teori "positivisme", yang menekankan pada
pentingnya metode ilmiah dan pengetahuan empiris dalam memahami
dunia sosial.
Menurut Comte, masyarakat manusia mengalami tiga tahap
perkembangan yaitu tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positif.
Tahap teologis ditandai dengan pemahaman masyarakat tentang dunia
yang didasarkan pada keyakinan agama dan kepercayaan pada kekuatan
supranatural. Tahap metafisik ditandai dengan penggantian kepercayaan
pada kekuatan supranatural dengan penggunaan konsep-konsep abstrak
seperti alam semesta dan hukum alam. Sedangkan tahap positif ditandai
dengan penggunaan metode ilmiah dalam memahami dunia sosial.

6. Apa yang dimaksud Comte dengan Sosiologi sebagai Agama Universal?


Pada saat itu Prancis terlalu mengedepankan pengetahuan sebagaimana
pengultusan terhadap agama. Hal seperti ini diantisipasi Oleh Auguste
Comte kemudian mendeklarasikan sebuah agama Humanis yaitu
Sosiologi. Agama ini menurut Comte menjadi akan perekat dalam
masyarakat yang mengedepankan tentang Cinta, Perasaan dan kasih
sayang. Dengan dasar ini, Comte Merumuskan "agama Humanis" untuk
menjawab persoalan manusia yang mengalami anomali pasca peran
dunia kedua, berbagai guncangan sosial di masyarakat Prancis pada
khususnya. Dengan persoalan tersebut "agama humanis" menjadi yang
terdepan dalam merekayasa masyarakat. sebab. Agama Humanis ini
mampu meramalkan kondisi suatu masyarakat. sehingga tugas utama
"Agama Humanis" yang di kembangkan oleh Comte pada dasarnya
mengandung prinsip pembebasan manusia dari keterpurukan,
penindasan, dan kezaliman. Prinsip ini sosiologi seharusnya mampu
menjawab persoalan masalah kekinian, bahkan masa depan manusia.

7. Apa kelemahan dari pemikiran-pemikiran Comte?


a. Tinjauan mengenai tahap klasik dari teori sosiologi dengan Comte,
merupakan suatu hal yang arbitrer. Banyak idenya sudah tidak
dikembangkan lagi oleh pengikut-pengikutnya. Juga sosiologi masa kini
mungkin merasa tidak berutang budi terhadap Comte sebanyak pada
Emile Durkheim, yang mengikutinya selama sekitar lima puluh tahun;
Durkheim mendirikan sosiologi sebagai suatu jenis ilmu empiris yang
sudah dibayangkan Comte.
b. Perubahan tekanan dalam tulisan Comte membingungkan beberapa
pengagumnya yang sudah diperolehnya di kalangan cendekiawan Prancis
dan di tempat lain. Menurut mereka, banyak dari pemujaannya terhadap
perasaan dan cinta yang merugikan akal budi merupakan penyangkalan
terhadap gagasan-gagasan positivis yang disanjung-sanjungnya dalam
bukunya Course of Positive Philosophy, serta kepercayaan akan kemajuan
yang mantap dari pikiran manusia, dengan janji untuk suatu masyarakat
yang lebih cerah di masa yang akan datang. Kenalan-kenalannya juga
berpendapat bahwa usul-usulnya untuk mengatur seluas mungkin segi-
segi kehidupan yang tak terbilang jumlahnya terasa memuakkan dan
menjijikkan.
III. KESIMPULAN

1. Aliran yang mempengaruhi pemikiran Auguste Comte :


- Mendirikan ilmu tentang masyarakat dengan dasar empiris yang kuat
- System of positive politics
- Agama humanitas

2. Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang
berkenaan dengan metafisik.

3. Statika sosial adalah teori tentang keteraturan yang tidak direncanakan dari
masyarakat manusia (theory of spontaneous order of human society) atau
struktur-struktur sosial yang sudah ada.
Sedangkan dinamika sosial adalah teori tentang kemajuan alami dari
masyarakat manusia (theory of natural progress of human society), atau teori
tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat, atau studi mengenai tata
urutan perkembangan manusia.

4. Proses perkembangan/perubahan masyarakat menurut Comte yaitu :


- Fase Teologis
- Fase Metafisik
- Fase Positif

5. Yang dimaksud Comte dengan perkembangan masyarakat positif yaitu tahap


yang paling berkembang dan harus dicapai oleh masyarakat manusia. Pada
tahap ini, masyarakat dapat memahami dunia sosial dengan menggunakan
metode ilmiah dan pengetahuan empiris, sehingga dapat meningkatkan
kemajuan dan kesejahteraan manusia.

6. Agama ini menurut Comte menjadi akan perekat dalam masyarakat yang
mengedepankan tentang Cinta, Perasaan dan kasih sayang.

7. Kelemahan dari pemikiran Auguste Comte yaitu :


- Tinjauan mengenai tahap klasik dari teori sosiologi dengan Comte,
merupakan suatu hal yang arbitrer.
- Perubahan tekanan dalam tulisan Comte membingungkan beberapa
pengagumnya yang sudah diperolehnya di kalangan cendekiawan Prancis dan
di tempat lain. Menurut mereka, banyak dari pemujaannya terhadap perasaan
dan cinta yang merugikan akal budi merupakan penyangkalan terhadap
gagasan-gagasan positivis yang disanjung-sanjungnya dalam bukunya Course
of Positive Philosophy

IV. REFERENSI
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jilid I. Jakarta:
Gramedia. Bab III, Hal. 75 - 119.
V. WAKTU DAN TEMPAT DISKUSI
Hari/tanggal : Selasa/7 Maret 2023
Jam : Pukul 10.15 WIB s/d selesai
Tempat : F1.2

VI. ANGGOTA KELOMPOK YANG HADIR/TIDAK HADIR DISKUSI


ANGGOTA KELOMPOK YANG HADIR :
1. Nanda Saputra (2210811019)
2. Aldi Saputra (2210812021)
3. Siti Rahimah Putri (2210812041)
4. Ryan Maulana Putra (2210813005)
5. Agito (2210813035)
6. Anjeli Octafia Ramadhani (2210813049)
ANGGOTA YANG TIDAK HADIR :
-

VII. MODERATOR, PRESENTER & PENULIS LAPORAN


Moderator : Siti Rahimah Putri
Presenter : Aldi Saputra
Penulis Laporan :
1. Nanda Saputra
2. Aldi Saputra
3. Siti Rahimah Putri
4. Ryan Maulana Putra
5. Agito
6. Anjeli Octafia Ramadhani

Anda mungkin juga menyukai