Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS MAKALAH TEORI

SOSIAL:
TEORI SOSIOLOGI DARI AUGUST COMTE
MATERI KELOMPOK 13
Disusun guna memenuhi ujian tengah semester mata kuliah teori
sosial

DISUSUN OLEH:
PATRICIA MARSELA SUNDAH
210811050051

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2022
 Pendahuluan
Sosiologi  sebagai disiplin ilmu baru muncul terutama sejak pemikiran pencerahan, yang
tak lama hadir setelah Revolusi Prancis. Sosiologi disebut juga
sebagai ilmu masyarakat yang positivistik. Asal usulnya dipengaruhi berbagai
pergerakan dalam filsafat ilmu dan filsafat ilmu pengetahuan. Analisis sosial bermakna
luas, namun, memiliki asal usul dari filsafat yang mendahului bidang ini. Ilmu sosiologi
modern muncul sebagai reaksi terhadap modernitas, kapitalisme, urbanisasi,
rasionalisasi, sekularisasi, penjajahan dan imperialisme. Akhir abad ke-19 sosiologi
menaruh perhatian yang dalam pada negara kebangsaan modern; yang terdiri
dari lembaga, unit-unit sosialisasi, dan sarana pengawasan. Penekanan pada konsep
"modernitas", dan "Pencerahan", digunakan untuk membedakan diskursus sosiologi
dari filsafat politik klasik

Sosiologi oleh para teoretisi awal dilakukan pendekatan yang sama seperti halnya dalam
pendekatan ilmu pengetahuan alam. Penekanan pada empirisme dan metode
ilmiah memberikan dasar tak terbantahkan mengenai klaim atas temuan sosiologis, yang
memisahkan sosiologi dari bidang yang kurang empiris seperti filsafat. Perspektif ini
disebut positivisme; merupakan istilah yang petama kali digunakan oleh Auguste Comte.
Positivisme didirikan berdasarkan pandangan bahwa satu-satunya pengetahuan faktual
yang benar adalah pengetahuan ilmiah. Comte memiliki pedoman ketat dalam
menjelaskan teori yang dapat dinilai sebagai positivistik. Menurutnya, pengetahuan
autentik ini hanya dapat diturunkan dari konfirmasi teori positif melalui metode pengujian
ketat yang terus menerus, yang tidak hanya berbasis ilmiah tapi juga berbasis kuantitatif

Perdebatan mengenai perubahan, terutama terkait dengan perubahan sosial terus


berlanjut sehingga arah dan laju perubahan pada berbagai tingkat kehidupan sosial
seolah-olah tidak mungkin dapat dibendung. Perubahan sosial sebagai konsep yang
menunjuk pada perubahan fenomena sosial pada berbagai tingkat kehidupan manusia
mulai tingkat individual hingga tingkat dunia. Perubahan sosial dapat dipelajari pada
satu tingkat tertentu atau lebih dengan menggunakan berbagai kawasan studi dan
berbagai satuan analisis. Hal ini sebagaimana apa yang dilakukan oleh Auguste
Comte (1798-1857), seorang pemikir sosial asal Perancis yang dianggap sebagai
Bapak Sosiologi dan pendiri aliran Positivisme dalam sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini sangat bertolak dari sisiologi yang disebutkan sebagai ilmu
ekstra, yang diamana dia melihat perkembangan intelektual manusia memiliki 3 tahap
yaitu teologis, metrafisis, dan positif.

 Analisis teori Sosiologi August Comte


August comte dinobatkan sebagai bapak sosiologi. Berkat teori dan pengetahuannya,
sosiologi bisa menjadi ilmu yang lepas dari ilmu filsafat. Comte lahir pada 19 januari
di Montpellier, Perancis. Dan meninggal dunia pada 5 september 1857 di paris.
Menurut Auguste Comte sosiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari manusia. Sebagai
seorang manusia memiliki naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesama. Pemikiran
Comte tentang sosiologi dikenal hukum 3 tahap pemikiran manusia. Tahapan yang dimaksud
Auguste Comte yaitu tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positivistik.

Sebagai disiplin ilmu sosial, sosiologi memiliki karakteristik yang dibagi 4 yaitu:

1. Empiris Sosiologi dilandasi ilmu empiris artinya dilandasi pada observasi dan tidak spekulatif.
Ilmu empiris membutuhkan penelitian ilmiah untuk menguji kebenaran.

2. Teoritis Ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori. Sebelum menjadi sebuah teori,
ilmu pengetahuan disusun secara logis untuk mencari hubungan sebab akibat yang berhubungan
dengan fenomena sosial.

3. Kumulatif Ilmu pengetahuan disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Sosiologi sifatnya dinamis sehingga tetap berkembang, teori yang sudah ada bisa diperbaiki dan
diberi kritik. Teori dalam sosiologi ini bisa relevan dan mengikuti perkembangan jaman.

4. Nonetis Ciri-ciri sosiologi yang terakhir adalah nonetis. Penjelasan non etis berfokus pada
fakta yang terjadi dalam masyarakat, bukan baik buruknya suatu fakta.

Pemikiran Auguste Comte tentang teori sosial tersebut dilatarbelakangi oleh adanya pergolakan
sosial politik yang terjadi di Perancis. Suatu pergolakan yang disebut-sebut sebagai aksi revolusi
Perancis telah menimbulkan kehancuran dan kehidupan anarki yang dialami oleh masyarakat
Perancis. Auguste Comte sesungguhnya dipengaruhi oleh kepercayaan Abad Pencerahan
tersebut akan ilmu pengetahuan, namun Comte memiliki rasa tidak percaya pada
kelompok konservatif terhadap individualisme abad Pencerahan serta tekanan kelompok
konservatif pada pentingnya mempertahankan keteraturan sosial melawan ancaman
anarki sosial . Kejadian fenomena perubahan sosial masyarakat Perancis yang dialaminya
tersebut memberikan pondasi keilmuan Comte tentang teori kemajuan manusia dan
evolusionisme sosial, yaitu pada saat aristokrasi yang turun-temurun dapat diganti oleh
persamaan. Kerja paksa dapat diganti oleh kerja sama sukarela.
Menurut Comte, bukan hanya dunia saja yang melalui proses perkembangan dinamis atau
evolusi akan tetapi kelompok, masyarakat, ilmu, individu dan bahkan pikiran manusia
pun akan melalui tiga tahap. Dengan semangat itulah manusia memahami
realitas, berasumsi dan membuat metode yang diterapkan dalam upaya
menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan kehidupan masyarakat. Perubahan sosial
selalu berubah dari hal yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah dari
kehidupan biasa menuju kemajuan.
1. Tahap Teologis dan Militer (Teologis).
Tahap ini merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia dan disebut sebagai
masa kekanakan intelegensia manusia. Pada tahap ini manusia mempercayai adanya
kekuatan-kekuatan supranatural yang muncul dari kekuatan zat adikodrati atau jimat
atau kekuatan yang berasal dari luar diri manusia atau muncul dari kekuatan tokoh-
tokoh agamis yang diteladani oleh manusia. Oleh karenanya, pada tahapan ini pula
terbagi menjadi tiga sub-tahapan, yaitu: fetisisme, politheisme dan monotheisme.
1. Fetisisme, bentuk pikiran dalam masyarakat meliputi kepercayaan n bahwa semua
benda memiliki kelengkapan kekuatan hidupnya sendiri (roh-roh).
2. Politheisme, anggapan yang muncul karena ada kekuatan-kekuatan yang mengatur
kehidupan atau gejala alam (dewa-dewa atau makhluk ghaib).
3. Monotheisme, kepercayaan pada dewa yang mulai digantikan dengan zat tunggal atau
hanya Tuhan yang berdaulat dan berkuasa untuk mengendalikan alam ini.
2. Tahap Metafisik (Revolutionary Crisis).
Tahapan ini merupakan fase transisi antara tahap teologis menuju ke tahap positfistik
sehingga disebut dengan masa remaja intelegensia manusia. . Tahap ini ditandai dengan
adanya satu kepercayaan manusia akan hukum-hukum alam secara abstrak yang
diilustrasikan dengan bentuk pemikiran yang bersifat filosofis, abstrak dan
universal. Dalam kehidupan sosial, masyarakat tidak lagi bersifat militer akan tetapi
juga belum bersifat industrial. Oleh karenanya ada dua tujuan aktifitasnya yaitu
penaklukan dan produksi. Produsen dilindungi sebagai suatu sumber kemiliteran dan
perang dianggap secara sistematik penting untuk mengembangkan tingkat
produksinya.
3. Tahap Positif dan Ilmu Pengetahuan (scientific stage).
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pemikiran evolusionisme sosial Auguste
Comte dan dianggap sebagai masa dewasa intelegensia manusia. Tahap ini manusia
mulai mempercayai data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir namun bersifat
sementara dan tidak mutlak. Dalam kehidupan sosial, manusia dicetak untuk mampu
menerapkan dan memanfaatkan akal budinya untuk menguasai lingkungan alam bagi
kemajuan masa depan yang lebih baik.

 Penutup
Sosiologi disebut juga sebagai ilmu masyarakat yang positivistik. Analisis sosial
bermakna luas, namun, memiliki asal usul dari filsafat yang mendahului bidang
ini. Sosiologi oleh para teoretisi awal dilakukan pendekatan yang sama seperti halnya
dalam pendekatan ipendekatan ilmu pengetahuan alam.
Penekanan pada empirisme dan metode ilmiah memberikan dasar tak terbantahkan
mengenai klaim atas temuan sosiologis, yang memisahkan sosiologi dari bidang yang
kurang empiris seperti filsafat. Positivisme didirikan berdasarkan pandangan bahwa
satu-satunya pengetahuan faktual yang benar adalah pengetahuan ilmiah. Comte
memiliki pedoman ketat dalam menjelaskan teori yang dapat dinilai sebagai
positivistik. Perubahan sosial sebagai konsep yang menunjuk pada perubahan
fenomena sosial pada berbagai tingkat kehidupan manusia mulai tingkat individual
hingga pada tingkatan dunia.
Hal ini sebagaimana apa yang dilakukan oleh Auguste Comte , seorang pemikir sosial
asal Perancis yang dianggap sebagai Bapak Sosiologi dan pendiri aliran Positivisme
dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat bertolak dari sisiologi
yang disebutkan sebagai ilmu ekstra, yang diamana dia melihat perkembangan
intelektual manusia memiliki 3 tahap yaitu teologis, metrafisis, dan positif.
Studi kasus
dukun palsu
studi kasus yang saya ambil mengenai kejadian dukun palsu yang menipu sejumlah
masyarakat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang Jaya, Kecamatan
Neglasari, Kota Tangerang, Minggu (4/9/2022) sekitar pukul 14.00 WIB. Korban
penipuan dan penggelapan berkedok dukun mengu telah tertipu lantaran percaya
bahwa dukun yang baru dikenalnya bisa mengubah daun menjadi uang. Pelaku
menceritakan bahwa mengubah daun menjadi uang bisa dia lakukan dengan cara
menyelipkan uang yang digulung kecil di antara dua jari tangan hingga tidak terlihat.
Saat Pelaku mulai menggosok-gosok daun, secara bersamaan kedua jarinya yang
menyimpan uang kertas itu ia lepas, sehingga uang beserta daunnya terjatuh, seolah
sulap.

Sementara mengenai keris, Pelaku menuturkan bahwa dirinya sudah menyiapkan


keris itu dengan baik sebelum ketiga korban diajak datang ke TPU itu. Lantas, Pelaku
menyuruh korban memberikan motor, ponsel, dan uang mereka untuk dibersihkan
dari hal-hal negatif. Ketika motor, ponsel, dan uang tersebut dibawa lari oleh pelaku,
korban diminta untuk menunggu di TPU sampai magrib tiba, atau sampai ada keris
yang keluar dari tanah pemakaman.

Studi kasus ini saya ambil dari point mengenai Tahap Teologis dan Militer (Teologis).

Anda mungkin juga menyukai