Dosen Pengampu:
Andri Azis Putra, Lc, M. Phil
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
D. Manfaat Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemikiran Positivisme menurut para Tokoh
B. Positivisme Menurut Auguste Comte
C. Kritik terhadap Pemikiran Positivisme
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadirnya aliran positivisme dalam ranah ilmu pengetahuan sosial
erat kaitannya dengan tokoh Augeste Comte, seorang filosof sekaligus
sosiolog ternama. Aliran ini mulai dikembangkan oleh Comte sejak abad ke-
19. Seiring dengan kemajuan jaman, positivisme juga dikembangkan oleh
beberapa tokoh teoritis lainnya. Beberapa pemikir positivisme, selain
Comte, yang cukup besar pengaruhnya dalam perkembangan positivisme
adalah Saint Simon, Emile Durkheim, Kolakowski dan Anthony Giddens.
Jika diartikan secara etimologi Positivisme berasal dari kata positive,
yang dalam bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-
benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Dapat disimpulkan
pengertian positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham
yang dalam ‘pencapaian kebenaran’-nya bersumber dan berpangkal pada
kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal diluar itu, sama sekali tidak
dikaji dalam positivisme.
Auguste comte memadankan positivisme dengan sifat empiric,
objektif dan realitas. Pemikiran ini hanya mendasarkan dan membatasi
pengetahuan manusia pada data yang didapatkan oleh pancaindera belaka.
Mereka meyakini bahwa manusia tidak dapat lagi mengetahui lebih dari hal
tersebut. Comte meyakini bahwa konsepsi-konsepsi universal dan hal hal
yang tidak didapatkan langsung dari pancaindera. Oleh karena itu,
metafisika tidak bisa disebut sebagai sesuatu yang bersifat ilmiah. Pada
akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan bahwa proposisi-proposisi
metafisik adalah serangkaian pengetahuan yang nihil dan tidak memiliki
makna. Auguste Comte meyakini ada tiga tahapan pemikiran yaitu tahap
teologis, tahap metafisik dan tahap positif. (Mohsen Gharawiyan, 2012 : 65-
66).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Para Tokoh Terhadap Aliran Positivisme ?
2. Bagaimana Pemikiran Aliran Positivisme Menurut Auguste Comte ?
3. Bagaimana Kritik terhadap Pemikiran Aliran Positivisme ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui bagaimana pemikiran
Positivisme menurut Auguste Comte beserta beberapa tokoh lain, tahapan
pemikiran positivisme menurut Auguste Comte serta kritik terhadap
pemikiran positivisme dimana akan dijelaskan sesuai dengan referensi
tentang pemikiran Aliran positivisme.
D. Manfaat
1. Makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya yang ingin mengetahui
bagaimana Pemikiran Auguste Comte tentang Positivisme.
2. Makalah ini bermanfaat bagi kami (kelompok 3) untuk memperdalam
pengetahuan dan memberikan pengetahuan bagi pembaca supaya ilmu
yang kami dapat dapat kami bagikan ke teman teman pembaca, selain
itu makalah ini bermanfaat bagi kami untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Filsafat Umum. Makalah inipun digunakan untuk penilaian
secara objektif dalam pembelajaran mata kuliah Filsafat Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
a. Positivisme menurut auguste comte yaitu, gagasan bahwa kekuatan
sebenarnya mendorong orang dalam kehidupan adalah perasaan. Dan
positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktifitas berkenaan dengan metafisik.
b. Pada dasarnya positivisme memiliki tahapan atau fase dalam
positivisme yaitu ilmu pengetahuan harus bersifat objektif. Dan
objektifitas berlangsung pada subjek dan objek pada ilmu pengetahuan.
Dan ilmu pengetahuan hanya terjadi pada hal yang sering muncul
berulangkali,dan tidak terjadi pada hal yang unik tetapi terjadi pada hal
yang mucul pada satu kali karena hal tersebut tidak menjajikan hal
tersebut terjadi. Dan dua fase ini dikelompokan menjadi statistika sosial
dan dinamika sosial. Statistika sosial merupakan masyarakat yang
sebagai wadah kaidah kaidah untuk menyusun tatanan sosial.
Sedangkan dinamika sosial merupakan, masyarakat sebagai pencipta
sejarah dan berkembang pada kemajuannya.
c. Sehingga masyarakat sebagai pelaku positivisme bisa memiliki suatu
perasaan, dan bisa menjadi wadah dalam menyusun tatanan sosial serta
bisa menjadi pelaku sejarah pada kemajuannya
B. SARAN
Dalam merangkai makalah ini, kami sangat menyadari masih banyak
kekurangan nya. Baik dari segi materi dan isi dari makalah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis. Kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dan akan kami terima
dengan bai
DAFTAR PUSTAKA