Anda di halaman 1dari 27

PEMANFAATAN MEDIA PETA

DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DASAR


PEMETAAN MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X
KRISTEN KOINONIA SENTANI KABUPATEN JAYAPURA

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi S.Pd
Tahun Akademik 2023/2024

Diajukan Oleh:

ELSYE SADA
NIM. 20180111094092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
J A Y A P U R A, 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses belajar kepada manusia untuk

mengetahui apa yang belum diketahuinya. Pendidikan dapat diselenggarakan

secara formal seperti, sekolah dan informal seperti di dalam keluarga. Dengan

adanya pendidikan diharapkan dapat memberikan informasi dalam

meningkatkan kehidupan. (Agustian, 2022)

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang sistem

pendidikan nasional tahun 2003 dinyatakan bahwa: Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dan dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( sistem pendidikan

nasional, 2003: 7) (Utomo, 2011)

Dalam pendidikan diperlukan alat bantu untuk menunjang

pemahaman peserta didik untuk memahami materi yang dipelajari. Menurut

hasil penenlitian menunjukkan bahwa terhadap perbedaan antara hasil belajar

peserta didik yang diajarkan menggunakan media di banding dengan metode

ceramah. Perbedaan yang terlihat ketika guru menggunakan media, peserta

didik semangat mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik merasa lebih

menarik dalam belajar sehingga menimbulkan semangat ketika

belajar.(Kurniati et al., 2020)


Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga guru yang

mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan

masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka tuntunan kompetensi guru

profesional juga menyesuaikan de ngan perkembangan tersebut. Guru tidak

hanya mampu untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru harus

mampu membelajarkan anak (pembelajar). Guru (Pembelajar) hendaknya

mampu melaksanakan kegiatan intruksional atau pembelajaran yaitu kegiatan

mengatur atau mengelola informasi dan sumber belajar untuk memfasilitasi

kegiatan belajar pembelajar. Karena itu diperlukan penguasaan terhadap

sumber dan media pembelajaran. (Mikael et al., 2020)

Penggunaan media dalam mata pelajaran geografi sangat

membantu pengajar dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang ada di

permukaan bumi ini. Apabila tidak ada media dalam proses pembelajaran

maka akan mempersulit pengajar dalam menyampaikan informasi, dan

membuat peserta didik berangan-angan apa yang tidak dapat dilihatnya secara

langsung. Contohnya saja bumi yang di tempati saat ini, apabila tidak ada

gambaran tentang bumi tentunya tidak dapat berpikir secara logis yang ada

hanya berangan-angan tentang keberadaaan bumi ini. Penggunaan media

seperti globe atau peta dapat membantu menjelaskan apa yang ingin

disampaikan oleh pengajar kepada peserta didik. (Darmawan Moh Iwan,

2021)

Ketersediaan media pembelajaran juga sangat penting dalam

pembelajaran. Media pembelajaran adalah setiap alat yang dipergunakan

sebagai media komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas

proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat membantu dalam proses


pembelajaran. Sesuatu yang dijelaskan oleh seorang guru dapat lebih menarik

jika didukung dengan adanya media pembelajaran.(Istighfari & Eraku, 2023)

Media pembelajaran juga dapat membantu dalam proses

pembelajaran. Media sendiri dapat dilihat dari jenisnya terbagi dalam

beberapa hal yaitu (1) Media audio yaitu media yang digunakan

mengandalkan pendengaran (2) media visul yaitu media yang mengandalkan

pengliatan (3) media audio visual yaitu media yang mengandalkan

penglihatan dan pendengaran (Margita et al., 2023)

Pemanfaatan media sangatlah diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran. Begitu juga untuk pelajaran geografi akan lebih jelas jika

menggunakan media karena dengan menggunakan media dapat

menggambarkan materi pelajaran Geografi yang menyangkut peristiwa

geosfer. Media yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pembelajaran

geografi seperti peta, globe dan atlas, termometer. Bagaimana proses belajar

dalam pembelajaran geografi.(Margita et al., 2023)

Proses pembelajaran geografi di SMA Kristen Koinonia pada

hakekatnya merupakan pengajaran mengenai gejala geografi yang tersebar di

permukaan bumi untuk memberikan citra tentang persebaran dan lokasi

gejala-gejala kepada siswa. Pembelajaran geografi dapat dilakukan dengan

berbagai metode seperti cerama, Tanya jawab dan diskusi. Guru di SMA

Kristen Koinonia memanfaatkan beberapa media dalam pembelajaran

geografi seperti media peta, atlas, globe dan gambar.(Yulfa et al., 2023)

Pada sebuah penelitian terkait analisis terhadap kesulitan dan

peluang pembelajaran tatap muka. Selama pembelajaran ditemukan bahwa

salah satu kesulitan dalam Proses Pembelajaran adalah sulit memahami


materi yang diajarkan secara daring. Namun, fakta lain juga ditemukan bahwa

siswa juga kesulitan dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Hal

ini menyebabkan adanya kesenjangan antara peneliti yang telah dilakukan

dengan fakta dilapangan. (Kurniati et al., 2020)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tertarik mengangkat

permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul

“Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Mata

Pelajaran Pengetahuan Dasar Pemetaan Geografi di SMA Kelas X

Kristen Koinonia Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Proses pembelajaran di SMA Kristen Koinonia Sentani yang

kurang mendapatkan kesempatan belajar menggunakan media kepada

siswa. Untuk itu penelitian ini hanya dibatasi masalah adalah penggunaan

media peta dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Geografi.

2. Rumusan Masalah

Urain yang dikemukakan pada latar belakang memberikan

gambaran terkait rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pemanfaatan media peta dalam proses belajar geografi di

kelas X

b. Faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran geografi di

kelas X

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah ingin

mengetahui:

1. Pemanfaatan media peta yang diterapkan pada siswa di SMA Kristen

Koinonia Sentani Kabupaten Jayapura

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran geografi

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat, baik segi teoritis maupun

praktis. Manfaat teoritis merupakan maanfaat jangka panjang dalam

pengembangan teori pembelajaran, sedangkan manfaat praktis memberikan

dampak secara langsung terhadap media pembelajaran. Manfaat teoritis dan

manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

pemikiran terhadap perubahan cara media pembelajaran dan belajar

geografi pada siswa di SMA Kristen Koinonia Sentani Kabupaten

Jayapura agar dapat berkembang sesuai kebutuhan siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah

satu acuan untuk melakukan pemelihan modal pembelajaran yang

inovatis untuk meningkatkan prestasi belajar media pembelajaran

geografi.
b. Bagi siswa, penelitian ini diharapakan memberikan salah satu

alternatif model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses

pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar geografi siswa.

c. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pertimbangan mengenai model pembelajaran untuk meningkatan

prestasi belajar media peta geografi siswa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Menurut (C.E Beeby:2003). Menjelaskan bahwa Otonomi khusus

diberlakukan di Provinsi Papua berdasarkan Undang-undang nomor 21 tahun

2001 merupakan kebijakan yang bernilai strategis dalam peningkatan

pelayanan, akselerasi pembangunan dan pemberdayaan seluruh rakyat Papua,

karena itu diharapkan menjadi peningkatan pada berbagai bidang kehidupan

masyarakat termasuk bidang Pendidikan pemerataan Pendidikan mencakup

equality (persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan). dan equity

(keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan). akses pendidikan

disebut merata jika semua penduduk usia sekolah, telah mendapat

kesempatan menikmati pendidikan dan disebut adil jika kelompok dalam

masyarakat dapat menikmati pendidikan secara merata. (Yulfa et al., 2023)

Perkembangan media pembelajaran di Papua. Pendidikan di

Papua dahulu dapat dilihat dari cara belajar, guru dahulu lebih aktif di banding

sekarang, karena jaman sekarang murid/siswa di tuntut lebih aktif di banding

guru. dahulu pendidikan sekolah mengutamakan budi pekerti dan penataran

p4 (pedoman penghayatan pengalaman pancasila). Jadi, siswa diajarkan

norma dan moral pancasila. Jika dibandingkan dengan sekarang terlalu

banyak masukkan budaya luar sehingga norma dan moral pancasila semakin

bergeser kedudukannya. (Qosasih, Alit. Kusmanto, 2013). Tugas-tugas

sekolah yang diberikan oleh guru tidak jamannya lagi mengguntin-gunting

majalah dan Koran untuk dijadikan klipping, zaman sekarang tinggal cari di
internet terus di print. Dunia seakan digenggam tangan karena lewat

handphone internet juga sudah bisa di akses.(Darmawan Moh Iwan, 2021)

Media yang digunakan pun waktu dahulu masih menggunakan

kapur, hapusan dari sisa debu yang terdapat pada kapur dapat membahayakan

kesehatan juga, di bandingkan zaman sekarang yang menggunakan spidol

atau lebih canggihnya menggunakan infokus. Dengan adanya arus globalisasi

perkembangan pendidikan semakin maju, media pengajaran ataupun cara

belajarnya. Internet yang sekarang banyak di gunakan di kalangan

masyarakat, mulai anak-anak hingga dewasa. Penggunaan teknologi jika

digunakkan dengan baik akan mendapatkan informasi yang

bermanfaat.(Utomo, 2011)

Kekurangan yang menjadi rendahnya pendidikan di negara kita

mulai dari gedung yang digunakan, lokasi yang tidak strategi. Banyak sekolah

yang masih kekurangan jumblah pengajar. Masalah dalam proses

pembelajaran sekolah itu sendiri menjadi penyebab tingkat pendidikan kita

yang masih rendah. (Faujiah et al., 2022)

Jumlah sarana dan prasarana yang kurang memadai, keterbatasan

jumblah pengajara dan media yang diperlukan juga menjadi salah satu

masalah pendidikan kita. Keterbatasan tenaga pengajar dan sarana prasarana

yang kurang memadai dapat mengganggu dalam suatu proses

pembelajaran.(Mikael et al., 2020)

Dengan tenaga yang terbatas, memungkinkan sekali jika satu guru

harus mengajar beberapa mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang

pendidikan yang dipelajari. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber


daya guru yang mampu dan siap berperan secara professional dalam

lingkungan sekolah (Bagoly-Simó et al., 2020)

1. Model pembelajaran

Model pembelajaran Menurut Joyce,Weil dan Chalhoun. Model

pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran,

termasuk perilaku guru menerapkan dalam pembelajaran. Model

pembelajaran banyak kegunaannya mulai dari perencanaan pembelajaran

dan pembelajaran kurikulum sampai perancangan bahan-bahan

pembelajaran, termasuk program-program multimedia.(Suluh et al.,

2023)

Menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran

mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk

didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahan-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Jadi

model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan

sebagai pedoman untuk mencapai untuk pembelajaran di dalamnya

terdapat strategi, teknik, metode bahan, media dan alat. (Zahwa & Syafi’i,

2022)

2. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar


dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak dapat berjalan tanpa

bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.(Krisanti et al., 2020)

Menurut Greenwood mengatakan bahwa peta merupakan alat

yang paling fundamental bagi geografi. Begitu juga halnya dalam belajar

geografi. Diperlukan alat media yang menunjang perkembangan peserta

didik yang sekedar mengetahui peta itu apa, tanpa memahami apa

informasi yang disampaikan didalam peta itu. Peta merupakan alat yang

unik untuk mencatat dan mengkomunikasikan informasi geografis.

Dengan cara memperkecil dunia ke dalam skala kecil, kita dapat melihat

region di dunia yang sebenarnya di luar kemampuan mata kita untuk

melihatnya.(Buchner et al., 2021)

a. Peran media pembelajaran

Peran media pembelajaran. Penggunaan berbagai macam media, baik

media cetak, elektronik atau lainnya dapat meningkatkan perhatian

pembelajaran serta meningkatkan pemahaman dan retensi

pengetahuan jika media tersebut didisain dan dibuat secara tepat.

Pemilihan media juga harus di sesuaikan juga dengan tujuan

pembelajaran atau pesertanya, dimana tempatnya. Serta

memperhatikan syarat-syarat penggunaan media pembelajaran. Media

pembelajaran sangat penting dalam meberikan informasi ataupun

pengajaran. Media dapat meningkatkan ketertarikan para pembelajar

sehingga informasi mudah diterima (Yulfa et al., 2023)

b. Jenis – jenis media pembelajaran

Media belajar dibagi menjadi 3, yaitu :


1. Media Visual

2. Media Audio

3. Media Audio Visual

1. Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang didalamnya

berisikan pesan informasi khususnya materi pelajaran yang disajikan

secara menarik dan kreaktif dan diterapkan dengan menggunakan

indera penglihatan. (Madjid et al., 2023)

2. Media Audio adalah atau media dengar adalah jenis media

pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan pesan atau materi

pelajaran yang disajikan secara menarik dan kreaktif dan di terapkan

dengan menggunakan indera pendengaran saja. (Asyhar, 2023)

3. Media Audio Visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber

belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara

menarik dan kreaktif dengan menggunakan indra pendengaran dan

penglihatan.(Muryaningsih, 2021)

3. Peta

a. Pengertian peta adalah gambaran konvesional permukaan bumi baik

sebagian atau seluruhnya, pada bidang datar yang diperkecil dengan

skala dan dilihat dari atas dengan tulisan tertentu sebagai tanda. Peta

juga memuat berbagai penampakan, baik nyata maupun abstrak.

Ketampakan-ketampakan nyata di permukaan bumi contohnya seperti

pegunungan, lembah, sawah, hutan, danau, laut, atau jalan. Sedangkan

ketampakan abstrak di bumi yaitu lintang bujur, batas wilayah, iklim,

cuaca, garis ekuator.(Despayanti, 2021)


b. Fungsi peta

1. Menunjukan informasi tentang posisi atau lokasi suatu wilayah di

muka bumi.

2. Menggambarkan kondisi fisik dan non fisik suatu daerah misalnya

kepadatan, jumblah penduduk, persebaran, dan lain-lain.

3. Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan

bumi.

4. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah, sebagai alat bantu

dalam penelitian lapangan, operasi militer, perencanaan wilayah,

dan masih banyak lagi.

c. Jenis – jenis peta ada 2, yaitu :

1. Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh

penampakan yang ada di permukaan bumi. Penampakan tersebut

dapat bersifat alamiah misalnya sungai, maupun yang bersifat

budaya atau buatan manusia, misalnya jalan raya.

2. Peta khusus/Peta tematik

Peta khusus atau peta tematik yaitu peta yang menggambarkan

atau menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di

permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan

ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta.

(Setyaningsih, 2021)

d. Komponen-komponen peta antara lain :

1. Judul peta

2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan

4. Tanda arah atau orientasi

5. Simbol dan warna

6. Sumber dan pembuatan peta

7. Proyeksi peta

B. Kerangka Teori

Arikunto (2006: 107) mengatakan, “ Kerangka teori merupakan wadah

yang menerangkan variabel atau pokok permasalahan yang terkandung dalam


penelitian. Teori-teori tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk

pembahasan selanjutnya. Dengan demikian, kerangka teoritis disusun agar

penelitian diyakini kebenarannya.

Materi Pembelajaran
Geografi

Penggunaan Media
Visual

Unsur
Jenis Peta Peta Peta

Pemahaman Peserta
Didik

Pembelajaran semakin
baik

Bagan . 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir adalah jalur pemikiran yang dirancang berdasarkan

kegiatan yang hendak dilakukan penelitian. Kerangka berpikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting dalam sebuanh

penelitian. Sehingga, penting untuk memiliki sebuah kerangka pikir sebelum

menjalankan suatu penelitian.

Guru Siswa

Proses Pembelajaran Geografi

Media

Media yang Kreativitas Media baru


tersedia

Menggunakan Kendala Menggunakan


media yang ada media baru

Cara mengatasi
kendala

Bagan. 2.2 Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Dalam penelitian peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

dimana peneliti menggambarkan keadaan atau fenomena yang diperoleh dan

kemudian menganalisanya dalam bentuk kata-kata guna memperoleh suatu

ksimpulan. Peneliti menggambarkan Pemanfaatan media peta dalam pembelajaran

pengetahuan dasar pemetaan mata pelajaran geografi kelas X kristen koinonia

sentani kabupaten Jayapura.(Rijali, 2021)

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada seluruh kelas X kristen koinonia sentani

kabupaten Jayapura. Alasan dipilihnya sekolah kristen koinonia sentani kabupaten

Jayapura sebagai lokasi penelitian, yaitu:

1. Pemanfaatan media peta yang dilakukan oleh guru sebagai media pembelajaran

Geografi kurang maksimal

2. Pada saat pembelajaran siswa terkadang masih sangat bingung

3. Kesesuaian materi pokok bahasan belum maksimal

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar geografi pada kelas X

kristen koinonia sentani kabupaten Jayapura.

D. Sumber Data Penelitian


Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto,

2020:107). Adapun subjek penelitian ini guru yang mengajar geografi pada kelas

X kristen koinonia sentani kabupaten Jayapura.

Sumber data ini diperoleh dari:

1. Observasi
Sugiyono (2020:51) menyatakan bahwa data primer merupakan data yang

diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan wawancara. Peneliti

melakukan wawancara dengan beberapa informan untuk menggali keterangan dari

guru mata pelajaran geografi. Dari hasil observasi diperoleh informasi mengenai

a. Lokasi sekolah

b. Kondisi lingkungan fisik sekolah

c. Cara mengajar guru

d. Kondisi media peta

e. Kondisi siswa saat proses belajar mengajar

f. Pemanfaatan media peta oleh guru

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi untuk

menggali informasi. Adapun informasi yang diperoleh dari wawancara adalah

sebagai berikut:

a. Kondisi lingkungan fisik sekolah

b. Cara mengajar guru

c. Kondisi media peta

d. Kondisi siswa saat proses belajar mengajar

e. Pemanfaatan media peta oleh guru

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian perlu menggunakan metode pengumpulan data yang

tepat. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh objekif. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode

observasi, dan dokumentasi.

1. Metode Observasi
Menurut Arikunto (2020:145) dalam metode observasi, peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjek yang diteliti dalam

kurun waktu yang cukup lama. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Teknik observasi adalah

kegiatan yang pemusatan perhatian terhadap suatu objek menggunakan seluruh

alat indra. Dalam penelitian ini, peneliti datang langsung ke lokasi penelitian

yaitu SMA kristen koinonia sentani kabupaten Jayapura

2. Wawancara

Menurut Anaori (2020:52) wawancara yaitu metode pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Dalam wawancara alat

pengumpul datanya disebut pedoman wawancara. Masih menurut Faisal bahwa

suatu pedoman wawancara harus benar-benar dimengerti oleh pengumpul data.

Dalam penelitian ini, untuk memproleh data tentang pemanfaatan media

peta dalam proses pembelajaran geografi pada kelas X kristen koinonia sentani

kabupaten Jayapura. Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata

pelajaran geografi. Hasil wawancara yaitu Kondisi lingkungan fisik sekolah,

cara mengajar guru, kondisi media peta, kondisi siswa saat proses belajar

mengajar, pemanfaatan media peta oleh guru.

F. Valitiditas Data
Validitas sangat mendukung dalam menentukan hasil akhir penelitian, oleh

karena itu diperlukan beberapa teknik untuk memeriksa keabsahan data yaitu

dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2020:88) triangulasi

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu. Sedangkan menurut Berg (1984:4) triangulation is


restricted to the use of multiple data-gathering techniques (usually three; time,

space, person) to investigate the some phenomenon.

Dalam memeriksa validitas data, peneliti menggunakan teknik Triangulasi

yaitu dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data hasil

wawancara. Dari hasil pengamatan diperoleh data mengenai pemanfaatan

media peta pada proes pembelajaran IPS geografi pokok bahasan negara maju

dan berkembang. Data hasil pengamatan tersebut kemudian peneliti

bandingkan apakah sesuai dengan data hasil wawancara. Hasil dari

perbandingan data observasi menunjukkan adanya kesesuaian dengan data

hasil wawancara.

2. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Dari wawancara dengan informan peneliti memperoleh data

mengenai hasil wawancara yaitu Kondisi lingkungan fisik sekolah, cara

mengajar guru, kondisi media peta, kondisi siswa saat proses belajar

mengajar, pemanfaatan media peta oleh guru

G. Metode Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan di lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,2020:88) Menurut Miles

dan Huberman (2020:20) tahap analisis data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai

dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan. dari observasi, peneliti

memperoleh data mengenai kondisi fisik sekolah dan geografis lokasi pada

sekolah kristen koinonia sentani kabupaten Jayapura. mengetahui kondisi

media peta yang digunakan dalam proses pembelajaran geografi berlangsung,

mengetahui kondisi guru sewaktu dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Mengetahui kondisi siswa saat proses belajar mengajar dan mengetahui

pemanfaatan media peta oleh guru, serta membuang data yang tidak diperlukan.

2. Reduksi Data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus

peneliti. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data

yang di reduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari sewaktu-waktu

diperlukan. Dari hasil wawancara dengan sejumlah informan, observasi dan

studi dokumentasi di lapangan, data yang peneliti peroleh masih luas dan

banyak. Kemudian peneliti menggolongkan dan mengarahkan sesuai dengan

fokus penelitian yaitu mengenai pemanfaatan media peta dalam proses

pembelajaran geografi kelas X kristen koinonia sentani kabupaten Jayapura.

3. Penyajian Data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik, network, cart atau

grafis sehingga peneliti dapat menguasai data. Dari hasil wawancara, observasi

dan studi dokumentasi di lapangan, data yang peneliti peroleh masih luas dan
banyak. Kemudian peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif naratif

yang berisi tentang uraian seluruh masalah yang dikaji sesuai dengan fokus

penelitian yaitu mengenai mengetahui kondisi media peta yang digunakan

dalam proses pembelajaran geografi berlangsung, mengetahui kondisi guru

sewaktu dalam proses belajar mengajar berlangsung. Mengetahui kondisi siswa

saat proses belajar mengajar dan mengetahui pemanfaatan media peta oleh

guru, serta membuang data yang tidak diperlukan.

4. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Peneliti berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, poersamaan, hal-

hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya, jadi dari data tersebut

peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Verifikasi dapat dilakukan dengan

keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan

jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Keempatnya dapat

digambarkan dalam bagan berikut:

Komponen analisis data model Interaktif (Miles dan Huberman,2020:19)

Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling mempengaruhi

dan terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan


mengadakan wawancara atau observasi yang disebut tahap pengumpulan data.

Karena data yang dikumpulkan banyak maka diadakan reduksi data, selain itu

pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga

tersebut sudah dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifikasi.


REFERENSI

Agustian, D. (2022). PENGARUH MEDIA PETA UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATERI PETA KELAS X

MADRASAH ALIYAH HASANAH PEKANBARU. In Skripsi (pp. 7823–

7830). UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

Asyhar, B. (2023). Kajian Analisis Model Pembelajaran Inkuiri – Infusi untuk

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Focus ACTion Of

Research Mathematic, 6(1), 1–20. https://doi.org/10.30762/f

Bagoly-Simó, P., Hartmann, J., & Reinke, V. (2020). School Geography under

COVID-19: Geographical Knowledge in the German Formal Education.

Tijdschrift Voor Economische En Sociale Geografie, 111(3), 224–238.

https://doi.org/10.1111/tesg.12452

Buchner, J., Buntins, K., & Kerres, M. (2021). A systematic map of research

characteristics in studies on augmented reality and cognitive load. Computers

and Education Open, 2(November 2020), 100036.

https://doi.org/10.1016/j.caeo.2021.100036

Darmawan Moh Iwan, M. S. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Multimedia Materi Pengetahuan Dasar Pemetaan Pada Mata Pelajaran Geografi

Kelas X Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah Wonosari SMA

Muhammadiyah Wonosari Gunung Kidul Jl KH . Agus Slaim Gg Bougenvile ,

Kel . Kepek , Kec . Wo. Multimedia & Artificial Intelligence, 1(1), 2013–2018.

Despayanti, I. (2021). HUBUNGAN PEMAHAMAN MATERI DASAR

PEMETAAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBUAT PETA SISWA

KELAS X JURUSAN IPS DI UPT SMA NEGERI 3 EMPAT LAWANG. In

Skripsi. UNIVERSITAS LAMPUNG.


Faujiah, N., Septiani. A.N, Putri, T., & Setiawan, U. (2022). Kelebihan dan

Kekurangan Jenis-Jenis Media. Jurnal Telekomunikasi, Kendala Dan Listrik,

3(2), 81–87.

Istighfari, D. A., & Eraku, S. S. (2023). TOPONIMI DESA DI KECAMATAN

KABILA BERDASARKAN ASPEK GEOGRAFIS ( SUMPLEMEN MATERI

PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN SMA KELAS X IPS ). 2(2), 78–83.

Krisanti, R. Y., Suprihatien, S., & Suryarini, D. Y. (2020). Pengembangan Media

Pembelajaran Boneka Tangan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi

Menyimak Dongeng Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Trapsila: Jurnal

Pendidikan Dasar, 2(02), 24. https://doi.org/10.30742/tpd.v2i2.918

Kurniati, N., Tampubolon, B., & Christanto, H. . (2020). Pengaruh Penggunaan

Media SIG Dengan Aplikasi QGIS Pada Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil

Belajar Siswa. Pendidikan Dan Pembelajaran Katulistiwa, 9(1), 1–9.

Madjid, M., Sudarmadi, U. N., & Bahri, A. (2023). Pengembangan Literasi Digital

melalui Model Pembelajaran MANISE pada SMP Swasta 08 Namrole

Development of Digital Literacy through the MANISE Learning Model at

Private Middle School 08 Namrole. 317–325.

Margita, E., Sukmawati, R. A., & Adini, M. H. (2023). Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Berbasis Web Pada Materi Pengetahuan Dasar

Pemetaan Dengan Metode Tutorial. Computing and Education Technology

Journal, 3(1), 55. https://doi.org/10.20527/cetj.v3i1.8404

Mikael, M., Buwono, S., & Christanto, L. M. H. (2020). Penggunaan Media Sig

Dengan Aplikasi Qgis Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sman 1 Bonti. 1–

8.

Muryaningsih, S. (2021). Media Pembelajaran Berbahan Loose Part Dalam


Pembelajaran Eksak Di Mi Kedungwuluh Lor. Khazanah Pendidikan, 15(1), 84.

https://doi.org/10.30595/jkp.v15i1.10360

Qosasih, Alit. Kusmanto, B. (2013). Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi

Belajar 2013/2014 Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Perkantoran Smk Tamansiswa Banjarnegara Tahun Ajaran Matematika Siswa

Kelas X 2 Jurusan Administrasi Teams-Achievement Divisions (Stad). UNION:

Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013, 1(1), 41–52.

Rijali, A. (2021). Analisis Data Kualitatif Ahmad Rijali UIN Antasari Banjarmasin.

17(33), 81–95.

Setyaningsih, T. (2021). SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW :

PEMANFAATAN MEDIA INTERAKTIF GOOGLE EARTH DALAM

MATA PELAJARAN GEOGRAFI Disusun. In Skripsi (p. 6). UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

Suluh, M., Lede, Y. A., & Sesi Bitu, Y. (2023). Penerapan Model Pembelajaran

Inovatif Dalam Seminar Pembelajaran Aktif. Journal of Classroom Action

Research, 5(3), 190–196. http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

Utomo, L. C. (2011). Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Ips

Geografi Pokok Bahasan Negara Maju Dan Berkembang Pada Smp Negeri Di

Kota Blora. Skripsi, 83. https://lib.unnes.ac.id/596/1/1620.pdf

Yulfa, A., Ernawati, E., Arif, D. A., Susetyo, B. B., Wijayanto, B., Andreas, A.,

Maulidna, F., & Alfahri, M. M. (2023). Sosialisasi Penggunaan Geo-Augmented

Reality untuk Pembelajaran Geografi bagi Guru MGMP Geografi di Sumatera

Barat. Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 5(3), 362–

367. https://doi.org/10.24036/abdi.v5i3.445

Zahwa, F. A., & Syafi’i, I. (2022). Pemilihan Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Teknologi Informasi. Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan

Ekonomi, 19(01), 61–78. https://doi.org/10.25134/equi.v19i01.3963

Anda mungkin juga menyukai