BAB IV
Pada bab ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan dari pelaksanaan
asuhan keperawatan anak pada An. K dan An. A khususnya mengenai pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak dengan Thalasemia di PMI Kota Semarang. Asuhan
A. Hasil
ini terdiri dari dua lantai dengan luas bangunan ±1400 m2. Di PMI Kota
PMI Kota Semarang untuk melakukan transfusi yang sudah rutin mereka
lakukan.
53
2. Pengkajian
a. Klien 1 (An. K)
1) Identitas
2) Riwayat Kesehatan
dari An. K yaitu merasakan mual dan perut terasa seperti penuh.
kadar zat besi yang ada di dalam darah didapatkan hasil kadar zat
3) Genogram
55
Keterangan:
: hubungan pernikahan
Klien An. K saat ini berusia 9 tahun, lahir ditolong oleh dokter
berat badan 3100 gram, panjang badan 48 cm, lahir lengkap tidak
motorik kasar.
pembantunya. Saat ini klien di asuh oleh ayah dan ibunya. Orang
7) Riwayat Imunisasi
minggu sekali.
BAB dan BAK nya. Klien biasanya BAB satu kali sehari setiap
pagi dengan konsistensi lembek dan bau khas feses, serta tidak
merasakan sakit saat BAB. Klien BAK 4-5 kali sehari dengan
warna kuning jernih dan bau khas urine, klien juga tidak
bahkan lebih. Dalam sehari, ibu klien menyiapkan makan tiga kali
mual dan perut terasa seperti terisi penuh sehingga klien merasa
16,67
hitam.
Klien setiap harinya berangkat sekolah jam 8 pagi dan pulang jam
dari mengaji jam 5 sore. Malam harinya klien mengaji lagi dari
berat.
BAK, dan setelah itu klien bisa tidur kembali. Klien jarang tidur
cukup lama.
saat ini dan percaya bahwa sakit yang dialaminya akan sembuh.
dialami klien. Hal ini terbukti dengan klien yang masih sering
60
kesembuhan klien.
9) Pemeriksaan Fisik
nafas tambahan.
perut teraba keras pada bagian kiri. Kulit teraba kasar, berwarna
minggu sekali.
bebas, bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari
simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari kaki lengkap.
sekali.
62
b. Klien 2
1) Identitas
2) Riwayat Kesehatan
dari An. A yaitu merasakan mual dan perut terasa seperti penuh.
rutin yaitu ketika klien berusia tiga setengah tahun. Tetapi ketika
besi yang ada di dalam darah didapatkan hasil kadar zat besi yang
seperti An. A.
3) Genogram
Keterangan:
: hubungan pernikahan
yang keluar hanya sedikit. klien diberi MPASI saat klien berusia
diasuh sendiri oleh ibu dan neneknya. Orang terdekat klien yaitu
7) Riwayat Imunisasi
dilakukan imunisasi.
BAB dan BAK nya. Klien biasanya BAB satu kali sehari setiap
pagi dengan konsistensi lembek dan bau khas feses, serta tidak
merasakan sakit saat BAB. Klien BAK 8-10 kali sehari dengan
66
warna kuning jernih dan bau khas urine, klien juga tidak
Pola aktivitas dan latihan klien saat sakit dan sebelum sakit
ingin BAK, dan setelah itu klien bisa tidur kembali. Klien
biasanya tidur siang sekitar pukul 14.00 WIB sampai pukul 15.00
WIB.
saat ini dan percaya bahwa sakit yang dialaminya akan sembuh.
68
9) Pemeriksaan Fisik
tulang pipi, dan dagu menonjol, hidung pesek. Jarak kedua mata
Telinga bersih, tidak ada serumen, simetris kanan dan kiri. Pada
nafas tambahan.
perut teraba keras pada bagian kiri. Kulit teraba kasar, berwarna
minggu sekali.
bebas, bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari
bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada edema, jari-jari kaki
lengkap.
kuning pucat.
3. Diagnosa Keperawatan
a) Klien 1 ( An. K)
b) Klien 2 (An. A)
4. Intervensi Keperawatan
a) Klien 1 (An. K)
b) Klien 2 (An. A)
5. Implementasi Keperawatan
a) Klien 1 (An. K)
didapatkan berat badan An. K 24 kg, dengan tinggi badan 120 cm.
serta dapat diajak berdiskusi dengan baik. Orang tua klien juga
sesuai dengan jenis makanan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh
dikonsumsi oleh anak yang biasanya disajikan oleh ibu yaitu nasi,
sayur dan lauk (daging, ikan, ayam, atau bebek goreng). Biasanya
74
yaitu hari Rabu, 20 Maret 2019 pukul 11.00 WIB yaitu dengan
sesuai jenis makanan yang disukai oleh anak namun masih dengan
sayur sawi dan ikan bandeng, serta disajikan pula buah apel.
dalam keadaan hangat serta porsi yang kecil. Saat makan siang
b) Klien 2 (An. A)
pada hari Sabtu, 23 Maret 2019 pukul 14.00 WIB yaitu mengukur
didapatkan berat badan An. A 20 kg, dengan tinggi badan 110 cm.
serta dapat diajak berdiskusi dengan baik. Orang tua klien juga
sesuai dengan jenis makanan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh
76
anak harus mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat besi atau
yang biasa dikonsumsi oleh anak yang biasanya disajikan oleh ibu
yaitu nasi, sayur dan lauk telur goreng atau tempe dan tahu
yaitu hari Minggu, 24 Maret 2019 pukul 11.00 WIB yaitu dengan
sesuai jenis makanan yang disukai oleh anak namun masih dengan
keadaan hangat dan dalam porsi kecil untuk mengurang rasa mual
sebelumnya.
dalam keadaan hangat serta porsi yang kecil. Saat makan siang
6. Evaluasi
a) Klien 1 (An. K)
untuk An. K dalam keadaan hangat dan porsi kecil dan dengan
badan dan tinggi badan kembali didapatkan hasil berat badan klien
b) Klien 2 (An. A)
dalam keadaan hangat dan porsi yang kecil serta menu makanan
respon dari klien yaitu klien sudah tidak merasakan mual ketika
porsi kecil serta menu makanan yang boleh dikonsumsi oleh anak
B. Pembahasan
1. Pengkajian
klien pertama (An. K) pada tanggal 18 Maret 2019 dan klien kedua (An.
klien pertama dan klien kedua diperoleh hasil yang sama yaitu klien
terisi penuh ketika makan sehingga klien merasa malas untuk makan.
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010) hal ini terjadi karena seringnya
di berbagai organ tubuh salah satunya yaitu hati. Hal ini mengakibatkan
mengalami kenaikan. Ibu klien mengatakan dalam kurun waktu satu bulan
badan An. K 24 kg, tinggi badan 120 cm, LILA 7,2 dan IMT 16,67. Pada
80
An.A diperoleh hasil berat badan 20 kg, tinggi badan 110 cm, LILA 6,5
dan IMT 16,52. Hasil IMT yang diperoleh dari kedua pasien masih
menunjukkan bahwa berat badan dan tinggi badan klien kurang dari batas
normal jika dihitung menggunakan rumus berat badan ideal anak usia 1-
untuk An. A yaitu 26 kg dan An. A 22 kg. Sedangkan untuk tinggi badan
dengan cara hasil akhir dikalikan dengan 2,54 cm, yang menunjukkan
hasil tinggi badan ideal untuk An. K yaitu 133,35 cm sedangakan untuk
atau kelelahan, anak tampak pucat, terjadinya deformitas tulang, dan perut
bengkak. Tanda dan gejala tersebut juga ditemukan pada kedua klien.
deformitas tulang yaitu pada bagian dahi, dagu, dan pipi menonjol,
hidung pesek, jarak kedua mata tampak lebar, konjungtiva anemis, dan
sklera ikterik, selain itu bibir klien juga tampak pucat. Pada bagian perut
klien juga tampak membesar dan ketika diraba pada bagian kiri perut
kelebihan zat besi di dalam tubuh dan menimbulkan penimbunan zat besi
pembesaran pada hati dan limpa, adanya pembesaran pada hati dan limpa
menyebabkan perut klien tampak membesar dan teraba keras pada perut
klien diperoleh hasil kadar hemoglobin An. K 7,5 g/dL (6 Maret 2019)
dan pada An. A 7,6 g/dL (25 Maret 2019). Menurut Tarwoto dan
tubuh membengkak seperti limpa. Hal itu terbukti dari hasil pemeriksaan
fisik pada bagian abdomen didapatkan hasil perut kedua pasien membesar
dan teraba keras pada perut sebelah kiri. Hal ini dapat mengakibatkan
penekanan pada dinding perut sehingga akan teras penuh dan mual,
Pada kulit pasien juga terlihat pucat dan berwarna kehitaman. Hal
Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarwoto dan Wartonah (2008) yang
feritinin yang ada di darah klien tinggi. Oleh karena itu An. K diberikan
terapi obat Ferriprox 3 x 1 (500 mg). Sedangkan An. A diberi terapi obat
Ferriprox 1x1 (500 mg). Ferriprox merupakan salah satu merk dagang
Tarwoto dan Wartonah (2008) klien diberi terapi kelasi besi untuk
2. Diagnosis Keperawatan
merasakan mual dan perut seprti terisi penuh ketika makan, ibu klien
badan dalam kurun waktu satu bulan terakhir, selain itu juga klien
termasuk anak yang suka pilih- pilih makanan. Berdasarkan data objektif
berat badan 24 kg dan tinggi badan 120 cm, haemoglobin 7,5 g/dL,
dan perut seperti terisi penuh ketika makan, ibu klien mengatakan jika
saat melakukan pengkajian yaitu berat badan klien 20 kg, tinggi badan
membesar dan teraba keras pada perut sebelah kiri, klien juga tampak
pucat.
84
3. Intervensi
tersebut yaitu mengukur BB dan TB, mengkaji riwayat diet anak dan jika
porsi kecil, mendampingi orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak
dengan jenis makanan yang disukai tetapi masih dalam kategori makanan
thalassemia mampu memiliki banyak zat besi didalam tubuh mereka, hal
itu dapat terjadi karena penyakit itu sendiri atau karena dilakukan nya
Oleh karena itu untuk mengurangi penimbunan zat besi yang ada di dalam
tubuh klien harus mengonsumsi terapi kelasi zat besi seperti depheriprone
85
dan mengkonsumsi makanan yang rendah zat besi seperti susu, nasi,
biskuit, semua jenis ikan, umbi- umbian, sawi. Selain itu makanan yang
keperawatan tersebut yaitu nafsu makan anak meningkat, rasa mual anak
sesuai dengan yang sudah disediakan yaitu makanan dengan zat besi
rendah.
4. Implementasi
dan tinggi badan, mengkaji riwayat diet anak, memberikan jenis makanan
dalam keadaan hangat dan porsi kecil, mendampingi orang tua dalam
pemberian nutrisi pada anak dengan jenis makanan yang disukai dan
memiliki terlalu banyak zat besi didalam tubuh mereka, hal ini terjadi
86
baik dari penyakit itu sendiri atau karena melakukan transfusi darah
secara berulang. Oleh karena itu makanan dengan kadar zat besi tinggi
penimbunan zat besi di dalam tubuh. Selain itu untuk mengurangi jumlah
zat besi yang ada di dalam tubuh digunakan terapi desferal seperti
dalam tubuh dengan cara mengambil zat besi dari organ tubuh dan
mengeluarkannya dari tubuh melalui urine atau feses, disamping itu juga
pemberian nutrisi rendah zat besi. Saat pemberian terapi desferal juga
mangga, strawberry, kiwi, sirsak. Hal itu dilakukan agar terapi desferal
lebih optimal dalam mengurangi kadar zat besi didalam tubuh. Dalam
memberikan nutrisi pada anak diperlukan juga peran serta anak untuk ikut
menentukan menu makanan yang akan dimakan, hal ini dilakukan agar
keadaan hangat dan porsi kecil diberikan dengan frekuensi sering (5-6
kali sehari), dengan begitu rasa mual pada anak setiap kali makan dapat
berkurang.
87
yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan pada anak, hal ini dilakukan
status gizi pada anak. Dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan dan
IMT klien pertama (An. K) didapatkan hasil berat badan 24 kg, tinggi
badan 120 cm, dan IMT 16,67. Sedangkan pada klien kedua (An.A)
diperoleh hasil berat badan 20 kg, tinggi badan 110 cm, dan IMT 16,52.
makanan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh anak dengan thalassemia
dan makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh anak dengan
thalassemia. Respon dari orang tua klien positif. Sebelumnya orang tua
klien An. K sudah mengetahui makanan apa saja yang boleh dikonsumsi
tersebut. Sedangkan orang tua klien An. A masih kurang memahami hal
makanan yang banyak mengandung zat besi atau yang rendah zat besi.
orang tua klien akan berusaha menyiapkan makanan sesuai dengan diet
makanan, respon dari kedua klien berbeda. An. K tampak lemas dan
pucat, serta saat ditanya mengenai makanan apa yang diinginkan klien
88
menu makanannya.
porsi kecil dan dalam keadaan hangat. An. K saat disajikan makanan
rasa mual ketika makan, kedua klien mengatakan rasa mualnya sudah
porsi makan yang disajikan karena sudah merasakan kenyang dan masih
5. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan pada kedua klien An.
K dan An. A didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu An. K
89
mengatakan sudah tidak mual ketika makan. Klien juga mau menentukan
objektif yang didapatkan dari kedua klien yaitu, nafsu makan kedua klien
meningkat tetapi klien masih tampak pucat dan berat badan klien masih
Hal ini menunjukkan bahwa masalah teratasi karena kriteria hasil yang