Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada tangga 7 Desember 2019

pada pukul 08.00 WIB dengan No.RM 001725XX, Pada klien ibu hamil

trimester III dengan kecemasan yang dirawat di bangsal Tulip RSK

Ngesti Waluyo Parakan. Data diperoleh dari wawancara dengan klien,

keluarga, dan observasi langsung serta dari status rekam medis klien.

Hasil dan pembahasan mencakup lima tahap proses keperawatan yang

meliputi pengakjian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan.

a. Biodata Klien

Klien bernama Ny.C berusia 23 tahun, berjenis kelamin

perempuan, suku jawa dan beragama islam. Pendidikan terakhir

klien yaitu SMP (Sekolah Menengah Pertama). Klien seorang ibu

rumah tangga dan tidak ada adat atau kebiasaan klien yang

bertentangan dengan kesehatan. Alamat klien di Wanutengah,

Parakan, Kabupaten temanggung.


b. Penanggung jawab klien

Penanggung jawab klien bernama Tn. H berusia 24 tahun,

beragama islam, bersuku Jawa dan berbangsa Indonesia. Tn. H

bekerja sebagai karyawan swasta. Pendidikan terakhir penanggung

jawab klien adalah SMA dan alamatnya sama dengan alamat klien

yaitu Wanutengah, Parakan, Kabupaten Temanggung. Hubungan

dengan klien yaitu suaminya.

c. Keluhan Utama

Klien mengatakan cemas menghadapi proses persalinan pertamanya.

d. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan yang lalu

Klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah

dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit serius, seperti

hiprtensi, DM, penyakit jantung dan TBC. Klien mengatakan

tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan obat. Klien

mengatakan tidak merokok, mengonsumsi kopi dan alcohol.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7

Desember 2019 pukul 08.00 WIB, keluhan utamanya klien

mengatakan merasa cemas menghadapi proses persalinan, klien

mengatakan jika ini persalinan pertamanya. Klien mengatakan

cemas yang dirasakannya menyebabkan klien sering terbangun


di malam hari, sulit untuk tidur nyenyak,sering buang air kecil

kurang lebih 8-10 x/hari dan kesulitan untuk BAB.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

menurun seperti hipertensi, jantung, cacat bawaan, penyakit

jiwa dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti

TBC, HIV, Hepatitis, tidak ada riwayat kehamilan kembar.

e. Riwayat perkawinan

Klien mengatakan bahwa klien menikah pada usia 22 tahun dan

usia suami klien 23 tahun. Lama usia pernikahan klien dan suami

klien kurang lebih 1 tahun. Pernikahannya adalah pernikahan yang

pertama dan syah.

f. Riwayat Obstetrik

1) Riwayat kehamilan

Status G1P0A0 dengan usia kehamilan 39 minggu. Selama

kehamilan, pada trimester I klien mengatakan ANC 1 kali

dengan masalah sering mengalami mual dan muntah bila

mencium bau yang tidak sedap. Trimester II klien mengatakan

ANC 1 kali dengan Trimester II klien mengatakan nafsu makan

bertambah dan sudah tidak merasakan mual-mual. Trimester III

klien mengatakan ANC 2 kali dengan masalah merasa mudah

capek, pegal pegal pada bagian pinggang dan sering kencing,

kurang bisa mendapatkan posisi yang nyaman untuk tidur. Klien


selalu rutin melakukan ANC semenjak trimester I sampai

trimester III sesuai jadwal. Klien melakukan ANC di bidan desa

dan di akhir trimester III ini klien mengatakan belum

mendapatkan informasi tentang kebutuhan ibu hamil trimester

III dan informasi tentang persalinan seperti tanda-tanda

persalinan, cara mengejan.

Pemeriksaan palpasi abdomen pada klien didapatkan hasil :

Leopold I : TFU pertengahan pusat dan prosesus

xifoideus, teraba 1 bagian bulat melenting lunak yaitu bokong

janin. Leopold II : Bagian kanan teraba 1 tahanan memanjang

yaitu punggung janin, dan disebelah kiri teraba bagian kecil-

kecil yaitu ekstremitas janin. Leopold III : Teraba 1 bagian bulat

keras, melenting, masih dapat digoyangkan. Leopold IV :

Konvergen. TFU : 30 cm.

Pemeriksaan Auskultasi didapatkan hasil : DJJ : Puctum

maximum (puka), tempat : Kanan bawah pusat, frekuensi: 160

x/menit, keteraturan : Teratur.

2) Riwayat menstruasi

Klien mengalami menarche pada usia 13 tahun dengan siklus

haid yang teratur yaitu 28 hari dan lama haid 6 hari. Klien

mengatakan merasakan nyeri pada hari pertama dan kedua saat

haid. Hari pertama hari terakhir (HPHT) 3 Maret 2019 dan hari
perkiraan lahir (HPL) 10 Desember 2019. Usia kehamilan klien

yaitu 39 minggu.

g. Riwayat KB

Ny.C mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi

atau belum merencanakan untuk memakai alat kontrasepsi.

h. Pengkajian Fokus

Pengkajian Fokus Doengoes

Pengkajian data dasar menurut pengkajian Dongoes,

diperoleh data sebagai berikut :

Pola aktivitas dan istirahat : klien mengatakan untuk istirahat

klien selama hamil kurang lebih tidur selama 6-8 jam setiap harinya

namun selama memasuki trimester III klien mengatakan sering

terbangun karena posisi yang kurang nyaman dan selama mendekati

proses persalinan klien sering merasakan cemas sehingga sulit untuk

tidur nyenyak.

Integritas ego : klien, suami klien, dan keluarga klien tampak

bahagia karena klien akan segera melahirkan.

Pola eliminasi : Klien mengatakan selama kehamilan BAK

lancar, 4-6 kali per hari dengan warna urine jernih dan bau khas

urin. BAB satu kali sehari berwarna kuning kecoklatan dengan

konsistensi lembek. Selama mendekati proses persalinan klien

mengatakan sering BAK kurang lebih 8-10 kali per hari dengan
warna urin jernih dan bau khas urin. BAB belum tentu sehari sekali,

klien mengatakan sulit untuk BAB.

Pola makan dan cairan : selama hamil klien makan 3-4 kali

sehari dengan nasi, lauk, sayur, buah dan susu. Klie minum air putih

setiap harinya sebanyak kurang lebih 5-7 gelas dan susu 1 gelas

setiap harinya. Selama mendekati proses persalinanya klien

mengatakan kehilangan nafsu makan.

Nyeri/ ketidaknyamanan : klien mengeluh nyeri pada

pinggang yang dirasakan saat klien terlalu lama berdiri.

Seksualitas : klien mengatakan libido menurun karena klien

merasakan tidak nyaman pada perut yang semakin membesar .

i. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien baik dengan tingkat kesadaran compos

mentis. Keadaan emosional klien tampak mondar-mandir. Tanda-

tanda vital pasien diperoleh data sebagai berikut : tekanan darah

klien : 140/80 mmHg, nadi : 110 x/menit, repirasi : 26 x/menit dan

suhu tubuh klien 36,50C. Pemeriksaan antropometri didapatkan hasil

BB: 65Kg, klien mengatakan terjadi penambahan BB 10 kg selama

hamil , TB : 155 cm, LILA 26 cm. Pemeriksaan penunjang

didapatkan hasil Hemoglobin (Hb) 13,5 g/dL, Leukosit 6000/ul,

Trombosit 286.000/ul.

Pemeriksaan fisik secara head to toe diperoleh data kepala

tidak ada lesi, simetris, bentuk kepala mesochepal, persebaran


rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih. Mata simetris,

konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik dan pupil ishokor.

Hidung simetris, tidak terdapat sekret, bersih, dan tidak ada

pembesaran polip. Mulut dan gigi bersih, tidak terdapat caries gigi,

mukosa bibir lembab. Telinga bersih, tidak terdapat serumen. Leher

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Axilla tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Pemeriksaan dada klien dimulai dari jantung dan paru-paru.

Pemeriksaan jantung klien meliputi inspeksi tidak tampak ictus

cordis, palpasi ictus cordis teraba di intercosta ke 5 midclaviculs

sinistra, perkusi jantung pekak dan auskultasi S1 – S2 reguler.

Pemeriksaan paru-paru meliputi inspeksi paru pergerakan

dada klien saat inspirasi dan ekspirasi simetris, palpasi paru

vocalfremitus kanan dan kiri simetris, perkusi paru sonor, dan

auskultasi paru vesikuler tidak terdapat bunyi tambahan rochi atau

wheezing.

Pemeriksaan payudara klien dilakukukan secara inspeksi,

tidak terdapat benjolan, areola mammae menghitam, kedua

payudara simetris, puting menonjol dan pengeluaran ASI belum

keluar, payudara terlihat bersih.

Inspeksi abdomen terdapat linea nigra dan tidak terdapat luka

bekas operasi. Auskultasi abdomen yaitu bising usus 14 x/menit.

Punggung klien normal tidak ditemukan lordosis. Pemeriksaan


ekstremitas klien tidak ditemukan oedema, tidak terdapat varises,

simestris kanan kiri.

Pemeriksaan genetalia : keadaan perineum utuh, tidak ada

bekas luka. Warna vulva kemerahan, tidak terdapat pengeluaran

pervaginam. anus tidak ada haemoroid.

2. Analisa Data

Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2019

pukul 08.00 WIB didapatkan data sebagai berikut problem yaitu ansietas

dengan etiologi kurang terpapar informasi. Symptom yang ditemukan pada

data subjektif mayor klien mengatakan cemas menghadapi proses

persalinan pertamanya dan tidak tau cara mengatasi kecemasanya, dari

pemeriksaan ANC didapatkan hasil klien mengatakan belum mendapatkan

informasi tentang kebutuhan ibu hamil trimester III dan informasi tentang

persalinan seperti tanda-tanda persalinan, cara mengejan. Data objektif

mayor yang tampak pada klien yaitu klien terlihat gelisah saat dilakukan

pengkajian, klien tampak tegang, klien tampak modar-mandir ke kamar

mandi, klien mengisi kuisioner untuk mengetahui tingkat kecemasan yang

dirasakan. Hasil nilai yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran

tingkat kecemasan adalah 22 yang berarti klien berada dalam tingkat

kecemasan sedang. Pada gejala minor data objektif frekuensi napas

meningkat, frekuensi nadi meningkat, frekuensi darah meningkat, TTV

pasien didapatkan hasil : TD: 140/80 mmHg, N : 110 x/menit, Rr: 26

x/menit, S: 36,5oC.
3. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan dari analisa data diatas maka penulis mengangkat

masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan kurang terpapar

informasi ditandai dengan klien mengatakan cemas menghadapi proses

persalinan pertamanya dan tidak tau cara mengatasi kecemasanya , klien

terlihat gelisah saat dilakukan pengkajian, klien tampak tegang, klien

tampak modar-mandir ke kamar mandi, tekanan darah meningkat,

frekuensi nadi meningkat, dan frekuensi napas meningkat.

4. Intervensi Keperawatan

Setelah ditetapkan diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan

data dari pengkajian yang telah dilakukan, maka dapat disusun

perencanaan yang akan diberikan kepada klien sesuai dengan masalah

klien, sehingga tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan dapat tercapai.

Rencana keperawatan pada Ny.C dengan diagnosa ansietas

berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan klien

terlihat gelisah saat dilakukan pengkajian, klien tampak tegang, klien

tampak modar-mandir ke kamar mandi, setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan dapat teratasi dengan

kriteria hasil : 1) Klien dapat beristirahat; 2) Klien tidak berjalan mondar-

mandir; 3) Tidak merasa gelisah; 4) Wajah tidak tegang; 5) Mampu

menyampaikan perasaan cemas secara lisan.

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

ansietas yaitu :
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Rasional adalah ibu

yang akan menjalani proses persalinan selalu merasa tegang, sehingga

dibutuhkan pendekatan yang tenang.

b. Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis

sesuai situasi dan kondisi klien. Rasional adalah memberikan informasi

yang benar supaya pasien tidak sering timbul pertanyaan dalam dirinya

yang akan meningkatkan kecemasan.

c. Dorong keluarga untuk menemani klien dengan cara yang tepat.

Rasional adalah kehadiran keluaraga dapat menambah support

sehingga menjadikan klien merasa aman dan tenang.

d. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan. Rasional adalah

menggali data subyektif klien

e. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi. Rasional

adalah relaksasi nafas dalam dapat menenangkan fikiran klien sehingga

dapat mengurangi kecemasan

5. Implementasi Keperawatan

a. Pelaksanaan tindakan keperawatan hari pertama pada tanggal 7

Desember 2019 pukul 08.15 WIB dilakukan tindakan keperawatan

menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan, diperoleh data

subjektif klien mengatakan merasakan cemas sehingga sulit untuk

mendapatkan ketenangan. Sedangkan data objektif klien tampak gelisah,

tegang, berjalan mondar mandir ke kamar mandi dan kurang fokus ketika

diajak berbicara. Pada pukul 08.25 WIB dilakukan tindakan memberikan


informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis sesuai

situasi dan kondisi klien didapatkan data subjektif klien mengatakan

belum tahu penyebab cemas yang dialaminya. Data objektif didapatkan

hasil klien masih tampak bingung dengan penjelasan yang diberikan

terkait dengan masalah keperawatannya. Pada pukul 08.35 WIB

mendorong keluarga untuk menemani klien dengan cara yang tepat di

dapatkan hasil data subjektif keluarga mengatakan bersedia menemani

klien. Sedangkan data objektif didapatkan hasil keluarga tampak antusias

menemani klien. Pada pukul 08.45 WIB mendorong verbalisasi perasaan,

persepsi, dan ketakutan data subjektif yang diperoleh klien mengatakan

merasa cemas menghadapi persalinan pertamanya. Sedangkan data

objektif di dapatkan hasil klien terlihat gelisah, klien mengisi kuisioner

untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dirasakan. Hasil nilai yang

diperoleh pada saat melakukan pengukuran tingkat kecemasan adalah 22

yang berarti klien berada dalam tingkat kecemasan sedang. Pada pukul

08.55 WIB menginstruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi

data subjektif yang diperoleh klien mengatakan belum bisa

mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam. Sedangkan data objektif di

dapatkan hasil klien masih terlihat bingung saat diajarkan tehnik

relaksasi.

b. Pelaksanaan tindakan keperawatan hari kedua pada tanggal 8 Desember

2019 pukul 09.00 WIB dilakukan tindakan keperawatan menggunakan

pendekatan yang tenang dan meyakinkan, diperoleh data subjektif klien


mengatakan sudah lebih tenang. Sedangkan data objektif wajah klien

lebih tenang, gelisah sudah berkurang, berjalan mondar mandir sudah

berkurang. Pada pukul 09.10 WIB dilakukan tindakan memberikan

informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis sesuai

situasi dan kondisi klien didapatkan data subjektif klien mengatakan

sudah tahu penyebab cemas yang dialaminya. Data objektif didapatkan

hasil klien tampak mampu menjawab pertanyaan terkait penyebab cemas

yang dialaminya. Pada pukul 09.20 WIB mendorong verbalisasi

perasaan, persepsi, dan ketakutan data subjektif yang diperoleh klien

mengatakan merasa cemas menghadapi persalinan pertamanya sudah

berkurang. Sedangkan data objektif di dapatkan hasil klien terlihat lebih

tenang, klien mengisi kuisioner untuk mengetahui tingkat kecemasan

yang dirasakan. Hasil nilai yang diperoleh pada saat melakukan

pengukuran tingkat kecemasan adalah 16 yang berarti klien berada dalam

tingkat kecemasan ringan. Pada pukul 09.35 WIB menginstruksikan

klien untuk menggunakan teknik relaksasi data subjektif yang diperoleh

klien mengatakan sudah bisa mempraktikkan teknik relaksasi nafas

dalam dan perasaanya lebih rileks. Sedangkan data objektif di dapatkan

hasil klien terliha mampu mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam,

klien terlihat lebih rileks.

c. Pelaksanaan tindakan keperawatan hari ketiga pada tanggal 9 Desember

2019 pukul 09.30 WIB dilakukan tindakan keperawatan menggunakan

pendekatan yang tenang dan meyakinkan, diperoleh data subjektif klien


mengatakan merasa lebih tenang. Sedangkan data objektif wajah klien

tampak rileks, klien tidak terlihat gelisah, klien sudah tidak berjalan

mondar-mandir. Pada pukul 09.40 WIB mendorong verbalisasi perasaan,

persepsi, dan ketakutan data subjektif yang diperoleh klien mengatakan

sudah lebih tenang dan tidak merasakan cemas menghadapi

persalinannya. Sedangkan data objektif di dapatkan hasil klien terlihat

mampu mengungkapkan terkait perasaanya yang lebih tenang. Hasil nilai

yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran tingkat kecemasan

adalah 5 yang berarti klien sudah tidak mengalami kecemasan. Pada

pukul 09.45 WIB menginstruksikan klien untuk menggunakan teknik

relaksasi data subjektif yang diperoleh klien mengatakan lebih rileks

setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Sedangkan data objektif

di dapatkan hasil klien bersedia mempraktikkan teknik relaksasi nafas

dalam apabila meraskan cemas lagi.

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi tanggal 7 Desember 2019 pukul 09.00 WIB diperoleh data

subjektif klien mengatakan merasakan cemas menghadapi proses persalinan

pertamanya sehingga sulit untuk mendapatkan ketenangan. Sedangkan data

objektif klien tampak gelisah,tegang, berjalan mondar mandir ke kamar

mandi dan kurang fokus ketika diajak berbicara. Dari evaluasi data yang

kedua didapatkan hasil data subjektif klien mengatakan belum tahu

penyebab cemas yang dialaminya. Data objektif didapatkan hasil klien

masih tampak bingung dengan penjelasan yang diberikan terkait dengan


masalah keperawatannya. Dari evaluasi data yang ketiga di dapatkan hasil

data subjektif keluarga mengatakan bersedia menemani klien. Sedangkan

data objektif didapatkan hasil keluarga tampak antusias menemani klien.

Dari evaluasi data yang keempat data subjektif yang diperoleh klien

mengatakan merasa cemas menghadapi persalinan pertamanya. Sedangkan

data objektif di dapatkan hasil klien terlihat gelisah, klien mengisi kuisioner

untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dirasakan. Hasil nilai yang

diperoleh pada saat melakukan pengukuran tingkat kecemasan adalah 22

yang berarti klien berada dalam tingkat kecemasan sedang. Berdasarkan

data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah ansietas belum teratasi, dan

perlu dilanjutkan intervensi yaitu meninjau ulang intervensi yang belum

maksimal yaitu menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan,

memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis

sesuai situasi dan kondisi klien, mendorong verbalisasi perasaan, persepsi,

dan ketakutan, menginstruksikan klien untuk menggunakan teknik

relaksasi.

Evaluasi tanggal 8 Desember 2019 pukul 09.50 WIB Dari evaluasi

data yang pertama diperoleh data subjektif diperoleh klien mengatakan sudah

lebih tenang. Sedangkan data objektif wajah klien lebih tenang, gelisah sudah

berkurang, berjalan mondar mandir sudah berkurang. Dari evaluasi data yang

kedua didapatkan data subjektif klien mengatakan sudah tahu penyebab

cemas yang dialaminya. Data objektif didapatkan hasil klien tampak mampu

menjawab pertanyaan terkait penyebab cemas yang dialaminya. Dari


evaluasi data yang ketiga data subjektif yang diperoleh klien mengatakan

merasa cemas menghadapi persalinan pertamanya sudah berkurang.

Sedangkan data objektif di dapatkan hasil klien terlihat lebih tenang, klien

mengisi kuisioner untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dirasakan.

Hasil nilai yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran tingkat

kecemasan adalah 16 yang berarti klien berada dalam tingkat kecemasan

ringan. Dari evaluasi data yang keempat didapatkan hasil data subjektif klien

mengatakan sudah bisa mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam dan

perasaanya lebih rileks. Sedangkan data objektif di dapatkan hasil klien

terliha mampu mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam, klien terlihat

lebih rileks. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah

ansietas belum teratasi, dan perlu dilanjutkan intervensi yaitu meninjau ulang

intervensi yang belum maksimal yaitu menggunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan, mendorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan

ketakutan, menginstruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

Evaluasi tanggal 9 Desember 2019 pukul 10.00 WIB, Dari evaluasi

data yang pertama diperoleh data subjektif klien mengatakan merasa lebih

tenang. Sedangkan data objektif wajah klien tampak tenang, klien tidak

terlihat gelisah, klien sudah tidak berjalan mondar-mandir. Dari evaluasi data

yang kedua diperoleh klien mengatakan sudah lebih tenang dan tidak

merasakan cemas menghadapi persalinannya. Sedangkan data objektif di

dapatkan hasil klien terlihat mampu mengungkapkan terkait perasaanya yang

lebih tenang. Hasil nilai yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran
tingkat kecemasan adalah 5 yang berarti klien sudah tidak mengalami

kecemasan. Dari evaluasi data yang ketiga diperoleh klien mengatakan lebih

rileks setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Sedangkan data

objektif di dapatkan hasil klien bersedia mempraktikkan teknik relaksasi

nafas dalam apabila meraskan cemas lagi. Berdasarkan data tersebut dapa

dianalisa bahwa masalah ansietas teratasi dan rencana selanjutnya adalah

pertahankan intervensi.

B. Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas kesenjangan pengelolaan kasus

asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester III dengan kecemasan pada Ny.C

di bangsal tulip RSK Ngesti Waluyo Parakan.

1. Pengkajian

Asuhan keperawatan pada Ny. C dimulai pada tanggal 7 Desember

2019 sampai tanggal 9 Desember 2019. Pengkajian dilakukan pada pukul

08.00 WIB. klien dengan riwayat kehamilan G1P0A0, Klien tersebut perlu

dilakukan asuhan keperawatan karena mengalami kecemasan. Didukung

dari data pengkajian dapat disimpulkan bahwa klien baru pertama kali

hamil, terdapat data subjektif klien mengatakan cemas menghadapi proses

persalinan pertamanya dan tidak tau cara mengatasi kecemasanya, dari

pemeriksaan ANC didapatkan hasil klien mengatakan belum mendapatkan

informasi tentang kebutuhan ibu hamil trimester III dan informasi tentang

persalinan seperti tanda-tanda persalinan, cara mengejan. Data objektif yang

tampak pada klien yaitu klien terlihat gelisah saat dilakukan pengkajian,
klien tampak tegang, klien tampak modar-mandir ke kamar mandi, klien

mengisi kuisioner untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dirasakan.

Hasil nilai yang diperoleh pada saat melakukan pengukuran tingkat

kecemasan adalah 22 yang berarti klien berada dalam tingkat kecemasan

sedang. TTV pasien didapatkan hasil : TD: 140/80 mmHg, N : 110 x/menit,

Rr: 26 x/menit, S: 36,5oC.

Klien atas nama Ny.C mengalami masalah kecemasan. Hal ini dapat

terjadi karena merupakan kehamilan pertama bagi klien dan pendidikan

terakhir klien SMP sehingga kemampuan klien dalam pengetahuan masih

belum cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat (Usman, 2016) tingkat

pendidikan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu,

pendidikan dapat membantu ibu hamil dan keluargannya mengendalikan

sumber kecemasannya. Menurut (Said, 2015) Pendidikan juga dapat

mempengaruhi persepsi ibu hamil, cara berpikir dalam mengelola informasi

dan mengambil keputusan. Kecemasan pada ibu hamil dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilannya. Semakin tinggi

pendidikan ibu hamil maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya. Ibu

hamil yang berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih

mengenai kehamilan memungkinkan untuk mengantisipasi diri dalam

menghadapi kecemasan. Sedangkan, pendidikan yang rendah menyebabkan

kecemasan karena kurangnya informasi yang dimiliki. klien dengan

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sehingga kurang mendapatkan

informasi dan pengalaman kehamilan dari orang lain. Menurut (Said, 2015)
Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas yang dialami oleh ibu hamil

karena aktivitas yang menyita waktu sehingga ibu hamil fokus ke

pekerjaannya. Ibu hamil yang memiliki pekerjaan dapat berinteraksi dengan

masyarakat sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai

kehamilannya, serta dapat menambah penghasilan keluarga untuk

mencukupi kebutuhan selama dan setelah persalinan.

Pada saat pengkajian ada beberapa tanda gejala yang tidak

ditemukan pada klien. Gejala mayor yang tidak terjadi yaitu merasa

khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi dan gejala minor yang

tidak mucul yaitu mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, gejala ini tidak

terjadi pada klien karena klien mengalami kecemasan tingkat sedang.

Gejala lain yang tidak muncul yaitu merasa tidak berdaya, tidak

dialami oleh klien dikarenakan klien mendapat support dari suami dan

keluarga. Menurut Jannah (2015) dukungan keluarga atau suami sangat

mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III menjelang

proses persalinan, karena dengan memberikan dukungan secara terus-

menerus terhadap ibu hamil trimester III menjelang persalinan, dapat

memberikan rasa aman dan nyaman sehingga dapat mengurangi kecemasan

pada ibu hamil trimester III.

Tanda gejala minor berikutnya yang tidak muncul yaitu diaphoresis,

tremor, muka tampak pucat, suara bergetar,kontak mata buruk dan

berorientasi pada masa lalu, hal tersebut tidak muncul pada klien karena

klien hanya mengalami ansietas sedang sedangkan tanda gejala tersebut


biasanya terjadi pada klien dengan ansietas berat hingga panik. hal tersebut

didukung oleh penelitian Halter (2014) yang megatakan bahwa pada

ansietas berat klien biasanya mengalami nafas pendek, berpeluh, muka

tampak pucat, tangan dingin, diaphoresis, pada level ini individu tidak

memungkinkan untuk belajar dan memecahkan masalah, bahkan bisa jadi

individu tersebut linglung dan bingung.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan tanggal 7 Desember

2019 pukul 08.00 WIB pada Ny. C di RSK Ngesti Waluyo Parakan,

Berdasarkan dari analisa data diatas maka penulis mengangkat masalah

keperawatan ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

ditandai dengan klien mengatakan cemas menghadapi proses persalinan

pertamanya dan tidak tau cara mengatasi kecemasanya, klien terlihat gelisah

saat dilakukan pengkajian, klien tampak tegang, klien tampak modar-

mandir ke kamar mandi, tekanan darah meningkat, frekuensi nadi

meningkat, dan frekuensi napas meningkat.

Pada SDKI terdapat banyak tanda dan gejala ansietas, ada beberapa

tanda dan gejala yang tidak muncul pada klien. Untuk tanda dan gejala

minor subjektif pada klien yang tidak muncul seperti mengeluh pusing,

anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya. Sedangkan untuk tanda dan

gejala minor objektif pada klien yang tidak muncul seperti diaforesis,

tremor, suara bergetar, kontak mata buruk, berorientasi pada masa lalu.

Sedangkan tanda dan gejala mayor yang tidak terjadi yaitu merasa khawatir
dengan akibat dari kondisi yang dihadapi. Hal tersebut tidak terjadi karena

klien hanya mengalami cemas sedang, sehingga tidak semua gejala dan

tanda-tanda ansietas muncul.

3. Intervensi Keperawatan

Cara mengatasi masalah keperawatan ansietas yang terjadi, penulis

berpedoman pada NOC edisi ke lima tahun 2016 dan NIC edisi ke enam tahun

2013. Masalah diharapkan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam, dengan kriteria hasil Klien dapat beristirahat, Klien tidak

berjalan mondar-mandir, Tidak merasa gelisah, Wajah tidak tegang, Mampu

menyampaikan perasaan cemas secara lisan.

Semua intervensi diambil dari teori yang telah ditulis penulis. Pada

klien Ny.C, penulis hanya mengambil 5 intervensi yang sesuai dengan

kebutuhan klien. Intervensi pada klien yaitu, Gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan. Rasional ibu yang akan menjalani proses persalinan

selalu merasa tegang, sehingga dibutuhkan pendekatan yang tenang. Berikan

informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis sesuai situasi

dan kondisi klien. Rasioanl memberikan informasi yang benar supaya pasien

tidak sering timbul pertanyaan dalam dirinya yang akan meningkatkan

kecemasan. Dorong keluarga untuk menemani klien dengan cara yang tepat.

Rasional kehadiran keluaraga menjadikan klien merasa aman dan tenang.

Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan. Rasional menggali

data subyektif klien. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.


Rasional relaksasi nafas dalam dapat menenangkan fikiran klien sehingga

dapat mengurangi kecemasan.

Pada tinjauan pustaka terdapat 8 intervensi namun ada 3 intervensi

yang tidak dilakukan :

1) Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi

ketakutan, intervensi ini tidak dilakukan karena perawat tidak hanya

melakukan proses keperawatan pada 1 pasien dan selama bekerja tidak

bisa selalu berada disamping klien, namun perawat tetap membantu

memenuhi kebutuhan klien apabila klien membutuhkan perawat bisa

dengan memencet bel yang langsung terhubung di ruang perawat atau

keluarga yang mendampingi pasien bisa langsung menghubungi perawat

di ruangan.

2) Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan. Intervensi

ini tidak dilakukan karena pada saat pengkajian perawat sudah

mengetahui penyebab kecemasan yaitu klien baru pertama kali hamil dan

pada saat ANC kurang mendapatkan informasi tentang kehamilan dan

proses persalinannya, sehingga perawat langsung memberikan tindakan

yang tepat pada klien untuk mengurangi kecemasan.

3) Atur penggunaan obat-obatan untuk menurangi kecemasan secara tepat,

intervensi ini tidak dilakukan karena klien akan diberikan tindakan non

farmakologi terlebih dahulu untuk mengatasi kecemasannya, intervensi

yang dipilih yaitu instruksikan klien untuk menggunakan teknik

relaksasi, apabila dengan tindakan non farmakologi ini kecemasan belum


teratasi maka perawat akan berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan.

Perawat harus yakin bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai

dengan tindakan yang sudah direncanakan dan selalu didokumentasikan

menurut urutan waktu. Penulis melakukan tindakan keperawatan pada masalah

keperawatan ansietas berhubungan dengan kurang tarpaper informasi yang

dilakukan selama 3x24 jam mulai tanggal 7-9 Desember 2019 pada Ny. C.

Implementasi untuk diagnosa keperawatan ansietas sudah sesuai dengan

intervensi menurut NIC 2016 yang telah ditetapkan di atas dan diambil dari

teori yang sudah ditulis penulis. Dalam pelaksanaannya, penulis

mengimplementasikan 5 intervensi yang sudah diambil dari teori yang sesuai

dengan keadaan klien.

Untuk implementasi yang pertama dan kedua yaitu menggunakan

pendekatan yang tenang dan meyakinkan kemudian memberikan informasi

faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis sesuai situasi dan kondisi

klien. Respon klien 24 jam pertama didapatkan hasil bahwa kecemasan klien

sedang sehingga klien belum tenang, sehingga itu menyebabkan klien kesulitan

memahami informasi yang diberikan. Pada hari kedua kecemasan klien sudah

berkurang sehingga klien mampu menerima informasi secara perlahan.

Menurut NANDA (2015) perawat/mahasiswa juga melakukan beberapa hal

yang selalu dilakukan saat berinteraksi dengan pasien untuk menurunkan


ansietasnya. Hal yang dilakukan adalah pendekatan yang tenang dan

meyakinkan, menyarankan keluarga untuk tetap bersama klien, dan

menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan. Klien memiliki pendidikan

terakhir yaitu SMP, pendidikan berpengaruh dalam tindakan keperawatan dan

untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga dalam

memberikan informasi pada klien tidak cukup dilakukan dalam sekali

pertemuan. Menurut Heriani (2016) bahwa ibu hamil dengan pendidikan

rendah akan semakin mudah mengalami stress dan kecemasan dibandingkan

dengan ibu hamil dengan pendidikan tinggi, dimana stress dan kecemasan yang

terjadi karena kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut.

Untuk implementasi yang ketiga, mendorong keluarga untuk

menemani klien dengan cara yang tepat. Respon keluarga bersedia menemani

klien, dengan adanya keluarga untuk mensupport klien dapat mengurangi

kecemasan yang dirasakan oleh klien. Menurut Arifin (2015) kurangnya

dukungan moral dari keluarga dan suami dapat menyebabkan banyak ibu-ibu

hamil merasa khawatir dan takut dalam menghadapi persalinan sehingga

menyebabkan perasaan cemas, wanita hamil dengan dukungan keluarga

khususnya suami dapat mengubah respon terhadap sumber kecemasan dan

pergi kepada keluargannya untuk mencurahkan isi hatinya.

Untuk implementasi yang keempat, mendorong verbalisasi perasaan,

persepsi, dan ketakutan. Respon klien mengatakan merasa cemas menghadapi

persalinan pertamanya, hal ini sesuai dengan teori menurut Asmadi (2010)

intervensi utama yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien kecemasan adalah menyadari untuk mengenali

perasaanya dan juga mampu mengendalikannya. Prinsip intervensi

keperawatan pada pasien tersebut adalah melindungi pasien dari bahaya fisik

dan memberikan rasa aman pada pasien karena pasien tidak dapat

mengendalikan perilakunya.

Untuk implementasi yang kelima, menginstruksikan klien untuk

menggunakan teknik relaksasi. Respon klien pada hari pertama saat dilakukan

imlpementasi klien mengatakan belum bisa mempraktikkan teknik relaksasi

nafas dalam, sehingga klien harus diberikan informasi mengenai cara dan

manfaatnya. Menurut Townsend (2015) kecemasan sebagai respon terhadap

stress, bisa merangsang tubuh untuk sulit rileks karena otot menjadi tegang dan

jatung berdetak lebih kencang. Menurut Sudaryani (2017) intervensi yang

termasuk dalam pendekatan non farmakologis salah satunya adalah dengan

teknik distraksi relaksasi (nafas dalam). Melakukan distraksi relaksasi nafas

dalam dapat meningkatkan oksigenasi darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam

merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh

terhadap peregangan kardiopulmonal. Menurut Teti (2015) tujuan teknik

relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara

pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,

mengurangi stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan kecemasan.

Adapun faktor penghambat saat dilakukan implementasi keperawatan yang

dilakukan pada klien. Pada saat dilakukan implementasi keperawatan klien

dalam kondisi yang kurang fokus karena kecemasan yang dialami


menyebabkan klien kurang tenang sehingga hal tersebut berpengaruh dalam

pelaksanaan teknik relaksasi yang diajarkan, relaksasi nafas dalam perlu

diulang dalam beberapa kali. Adapun faktor pendukung saat dilakukan

implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien, salah satunya dukungan

keluarga, support keluarga yang diberikan kepada klien memberikan efek yang

besar terhadap psikologis klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap takhir dari proses keperawatan . Evaluasi

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana mengenai kesehatan

klien berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Pada tahap evalausi, penulis

menemukan reaksi klien terhadap tindakan yang diberikan.

Pada Ny.C tindakan keperawatan dilakukan selama tiga hari dan

evaluasi tindakan yang didapatkan bahwa klien merasa lebih tenang, klien tidak

merasakan cemas menghadapi persalinannya, hal tersebut diukur melalui indek

skala HARS pada hari pertama klien dirawat di rumah sakit skala ansietas klien

adalah 22 yang berarti klien dalam kondisi cemas sedang, hari kedua skala

ansietas klien turun menjadi 16 yang menunjukkan bahwa klien berada pada

tingkat cemas ringan, sedangkan pada hari ketiga ketika dilakukan penilaian

tingkat kecemasan didapatkan hasil skala ansietas kliean adalah 5, pada skala 5

ansietas sudah hilang atau tidak ada. Keluarga klien juga bersedia menemani

klien agar kecemasan klien berkurang. Klien lebih rileks setelah melakukan

teknik relaksasi nafas dalam, wajah klien tampak tenang, klien tidak terlihat

gelisah, klien sudah tidak berjalan mondar-mandir, klien terlihat mampu


mengungkapkan terkait perasaanya yang lebih tenang, klien bersedia

mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam apabila meraskan cemas lagi. Dari

data yang didapatkan menunjukkan bahwa masalah ansietas berhubungan

dengan kurang terpapar informasi yang muncul pada klien teratasi sehingga

intervensi yang dilakukan tetap dipertahankan sampai pasien pulang.

C. Keterbatasan

Penulis menemukan beberapa keterbatasan dalam penyusunan laporan

kasus ini. Keterbatasan yang dialami yaitu waktu saat melakukan implementasi

dimana penulis tidak dapat melakukan intervensi selama 3x24 jam full dan hanya

melakukan intervensi selama 3x8 jam yang selebihnya didelegasikan kepada

perawat atau bidan yang bertugas di bangsal. Studi literature ini dilakukan pada

bulan Desember 2019 sehingga dalam melakukan intervensi yang lebih baik

kurang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai