Anda di halaman 1dari 3

Bahaya Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Abiyyu rizqullah

Ilham Surya Pratama

Ivan Nandira Mangunang

Muhammad Fatih Satrio

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH


AHMAD DAHLAN METRO 2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa yang akan datang.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini, kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi
bahkan menghilangkan pergaulan bebas di kalangan remaja. Dengan begitu maka masa depan
remaja akan lebih terjamin. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta
efektif dari pihak yang bertanggung jawab.
1.Latar Belakang

Usia remaja adalah usia yang rawan khususnya di dalam pergaulan. Kemajuan teknologi
juga akan memicu luasnya pergaulan. Pada saat kini, pergaulan bebas sudah menjadi bahaya
paling utama yang dihadapi oleh kalangan remaja.

Bukan hanya itu, pergaulan bebas juga dapat menimbulkan kekhawatiran para orang tua.
Usia remaja yang masih labil memang akan sangat mudah untuk dibodohi pergaulan.

Selain itu, banyaknya isu tentang ketidakpercayaan siswa kepada sekolah menyebabkan
siswa menjadi tidak patuh kepada rambu-rambu peraturan sekolah yang melarang serta
mengekang “hak” siswa. Oleh karena itu, siswa menjadi pelanggaran sekaligus pembuat resah
yang meresahkan lingkungan warga sekolah.

Anda mungkin juga menyukai