Ada (A)/
No. Tugas
Tidak Ada (TA)
Tanggapan:
Kasus dilema etika biasanya cenderung muncul karena adanya kepentingan yang tidak sama
diantara unsur-unsur yang ada di sekolah, yang kemudian menjadi isu dan bahan diskusi serta
pembicaraan diantara unsur sekolah. Kemudian hal tersebut menjadi bahan dan referensi
untuk dibicarakan di tingkat sekolah atau disampaikan ke kepala sekolah ).
Saya dalam menyikapi hal tersebut akan melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap pihak-
pihak yang teridentifikasi untuk dimintai keterangan dan pendapat terhadap apa yang menjadi
permasalahan, dengan asumsi bahwa permasalahan pasti akan bisa diselesaikan hanya dengan
komunikasi dan koordinasi, kemudian akan diputuskan dengan
mempertimbangkan...meminimalisir potensi negatif keputusan...dan memaksimalkqn potensi
positif dari keputusan
Tanggapan:
Pengambilan keputusan terkait denang hal tersebut, saya lakukan dengan pendekatan
komunikasi dan koordinasi...karena bagaimanapun pemimpin itu hanya menentukan dan
mengambil keputusan akan tetapi referensi dan indikator serta pertimbangan-pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ada pada unsur di dalam organisasi yaitu stake holder internal
jika berkenaan dengan hal-hal internal.
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama
ini?
Tanggapan:
Prosedur yang saya lakukan adalah menentukan kasus tersebut berkesuaian dengan job/unit
kerja apa, kemudian melakukan koordinasi dan menjalin komunikasi dengan unsur-unsur yang
terkait dalam unit kerja tersebut, meminta pandangan-pandangan dari unsur yang ada, yang
nantinya akan menjadi dasar dan pertimbangan pengambilan keputusan.
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Hal-hal yang efektif dalam pengambilan keputusan adalah senantiasa menjalin dan menjaga
keberpihakan melalui kebersamaan dan komunikasi dengan unsur pimpinan terutama yang
dapat memperkaya referensi kita dalam memutuskan kasus dilema etika
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Tantanganya ada pada tataran...menyesuaikan diri terhadap keputusan yang sudah diambil
yang tidak mungkin bisa memuaskan kedua belah pihak akan tetapi, paling tidak
meminimalisir kekecewaan karena proses pengambilan keputusan sudah dan dilakukan
dengan melibatkan unsur-unsur yang relevan yang ada di sekolah
6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakelola atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di
tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Tanggapan:
Untuk jadwal tertentu..tidak ada akan tetapi substansi dan urgensi sangat di perhatikan di
dalam menyelesaikan permasalahan, karena penyelesaian permasalahan semakin cepat maka
akan semakin baik dalam rangka menjaga harmonisasi dalam lingkungan kerja
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau
membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda
petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Tanggapan:
2. Koordinasi dan komunikasi sangat penting adanya karena selain untuk menjaga harmonisasi
lingkungan kerja juga untuk memperbanyak referensi.
Refleksi Wawancara
Sesuai hasil wawancara yang saya lakuka, para kepala sekolah tersebut melakukan
pengambilan keputusan dengan :
- Melakukan diskusi dan komunikasi dengan unsur-unsur yang ada di sekolah terutama
dengan pihak-pihak yang terlibat langsung
Hal-hal yang telah dilakukan oleh masing-masing kepala sekolah tersebut menurut saya telah
sesuai dengan teori yang saya pelajari di modul 3.1. tentang pengambilan keputusan berbasis
nilai-nilai kebajjikan, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan
dan pengujian keputusan, namun tidan semua langkah dilakukan secara runut dan ada langkah
yang tidak dilakukan, seperti pengujian benar atau salah maupun Investigasi Opsi Trilema.
Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah
sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu
pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?
- Melakukan diskusi dan komunikasi dengan berbagai pihak terutama yang terlibat dalam
masalah
- Kepala sekolah kedua lebih mengedepankan diskusi, komunikasi dan koordinasi dengan
unsur-unsur sekolah dan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah.
Menurut saya yang lebih menonjol dalam membuat keputusan sesuai langkah-langkah
pengambilan keputusan dalam teori di modul 3.1 adalah kepala sekolah pertama.
Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang
mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas
pengambilan keputusan mereka?
Rencana kedepannya para pimpinan tersebut jika menghadapi permasalahan dilemma etika
ataupun bujukan moral akan melakaukan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai
dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan
lebih lengkap termasuk pengujian dan investigasi opsi trilemma. Cara mengukur efektivitas
pengambilan keputusan adalah dengan melakukan pengujian benar-salah, melakukan refleksi
atas keputusan yang telah dibuat, serta meminta saran dan masukan dari pihak lain yang
terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.
Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada
lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang
lain? Kapan Anda akan menerapkannya?
Saya akan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam setiap permasalah dilema
etika baik ketika berfhdapan dengan masalah murid maupun ketika ada kolega guru yang
menemui masalah dilemma etika saya akan menawarkan mereka untuk mengambil keputusan
sesuai 9 langkah pengambilan dan keputusan yang telah saya pelajari.