Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SENGKATA HAK ATAS INTELEKTUAL PADA

MEREK MAKANAN “GEPREK BENSU”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah : Hukum Etika Bisnis

Dosen Pengampu : Ibu Mugi Juwita S.IP,MM.

Disusun Oleh :

Iksan Imanuddin Permana (412241320063)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS WINAYA MUKTI BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat-nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas berupa pembuatan makalah dengan
judul “Hak Atas Kekayaan Intelektual”. Salawat beserta salam semoga tercurah limpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
Ibu Mugi Juwita S.IP,MM. Pada mata kuliah hukum etika bisnis. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan menambah wawasan dan pemahaman para pembaca dan juga penulis mengenai hak
atas kekayaan intelektual.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Mugi Juwita S.IP,MM. Selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pemahaman
dan wawasan kami dalam bidang studi ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membagikan ilmunya, sehingga kami dapat dengan mudah menyelesaikan makalah ini, kami
sadar bahwa masih sangat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami
sangat menghargai kritikan dan saran untuk mendukung kesempurnaan pembuatan makalah
ini.

Bandung, 23 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

2.1.1 Latar Belakang

Pada kurun waktu tahun 2019 „ 2020, masyarakat dihebohkan dengan kasus
sengketa merek dagang ‟Bensu‖. Diketahui, bahwa Bensu merupakan ikon atau nama
popouler salah satu artis terkenal yaitu Ruben Onsu. Kasus itu pun memang antara
Ruben Onsu sebagai pemilik merek dagang Ayam Geprek Bensu dengan I Am Geprek
Bensu milik saudaranya.

Kasus Geprek Bensu merupakan kasus Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Saat
ini, memang habbit di masayarakat kita atau lebih tepatnya para pelaku usaha kecil
menengah, jarang sekali peduli terhadap hal ini.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) merupakan hak


kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HKI memang
menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektual
manusia yang harus dilindungi. Kemampuan intelektual manusia dihasilkan oleh
manusia melalui daya, cipta, rasa, dan karsanya yang diwujudkan dengan karya-
karya intelektual. Karya-karya intelektual juga dilahirkan menjadi bernilai, apalagi
dengan manfaat ekonomi yang melekat sehingga akan menumbuhkan konsep
kekayaan terhadap karya-karya intelektual.
Terjadinya sebuah sengketa HKI pasti dikarenakan ada pihak yangdirugikan dalam suatu
keaadan. Ini terjadi karena adanya pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan cara
curang agar menaikkan pendapatan usahanya sendiri. Dengan mengambil HKI orang lain
maupun dari pesaingnya sendiri seperti konsep dan dan ide bisnis, tentu sangat merugikan
bisnis pihak yangdicurangi HKI nya tersebut. Disitu pentingnya kepastian hukum mengenai
penyelesaian sengketa dibidang HKI dimana si pemakai HKI tanpa hak dapat digugat
berdasarkan perbuatan melanggar hukum.
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis sehingga sangatlah
mungkin terjadi sengketa diantara para pelaku bisnis. Salah satu kasussengketa HKI dalam
bidang merek yang cukup menarik perhatian adalah kasus sengketa antara Geprek Bensu
dengan I Am Geprek Bensu. Dua merek bisnis ini memiliki kemiripan dari segi “Bensu”
nya, dimana bagi kedua perusahaan nama Bensu sendiri memiliki arti yang berbeda. Ruben
Onsu selaku pemilik Geprek Bensu, dihadapkan dengan kasus perebutan hak paten
merek dagang “Bensu”antara dirinya dan pemilik restoran I Am Geprek Bensu.

Ruben Onsu Menggugat PT Ayam Geprek Benny Sudjono yang menggunakan nama
I Am Geprek Bensu. Gugatan tersebut terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual merek
dagang Bensu. Keunikan kasus ini dimana PT Ayam Geprek Bensu Benny Sudjono
didirikan telebih dahulu dari Geprek Bensu, dan Ruben Onsu selaku pemilik Geprek Bensu
pernah terlibat kontrak kerja sebagai duta promosi I Am Geprek Bensu. Usai ditunjuk sebagai
duta promosi, Ruben Onsu mendirikan Geprek Bensu, kemudian mendaftarkan nama Bensu
sebagai singkatan namanya Ruben Onsu ke pihak pengadilan Negeri Jakarta Selatan lalu
mengajukan gugatan ke PT Ayam Geprek Benny Sudjono untuk menghapus namaBensu
dari merek dagang mereka.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan menuangkannya
dalam suatu penulisan makalah mengenai proses penyelesaian sengketa antara Ruben Onsu
dengan PT Ayam Geprek Benny Sudjono dalam memperebutkan Hak Merek dagang “Bensu”
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
sebagai dasar hukum dalam proses penyelesaian sengketa HKI di bidang merek, dengan
judul “ANALISA PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG ANTARA
GEPREKBENSU DAN I AM GEPREK BENSU”.
2.1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses penyelesaian sengketa dagang atas kasus Geprek Bensu dan I Am
Geprek Bensu berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek
dan Indikasi Geografis?
2.1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menganalisis proses penyelesaian sengketa berdasarkan UU MIG dalam
putusan Hakim menyangkut sengketa antara Geprek Bensu melawanI Am Geprek
Bensu.
2.1.4 Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk berbagai konsep ilmiah
yang selanjutnya akan memberikan efek baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang HKI.
2. Secara Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi acuan dalam sengketa yang berkaitan
dengan HKI di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.2.1 Kronologi Gugatan Sengketa

Ruben Onsu mengatakan PT. Ayam Geprek Benny Sudjono telah menggunakan merek
Bensu untuk usaha kulinernya yakni "I Am Geprek Bensu Sedep Beneerrr" yang sekarang
dikenal dengan sebutan “K Mm @eprek Bensu” tanpa seizinnya berdasarkan informasi
pangkalan data kekayaan intelektual Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. I Am Geprek
Bensu sebenarnya telah beroperasi sejak 17 April 2017 hingga saat ini, dan perusahaannya
telah mengajukan permohonan pendaftaran merek usaha "I Am Geprek Bensu " pada 3 Mei
2017. Usaha kuliner ini didirikan oleh tiga sekawan, bernama Yangcent, Kurniawan, dan
Stefani Livinus. Pemberian nama Bensu diberikan berdasarkan nama ayah Yangchen yang
bernama Benny Sujono atau dikenal dengan nama Bensu.
Usaha kuliner tersebut kemudian terdaftar sebagai badan hukum berdasarkan Akta
Perseroan Terbatas PT Ayam Geprek Benny Sujono Nomor 130 tanggal 15 Maret 2017.
PT Ayam Geprek Benny Sujono telah mendapat pengesahan

berdasarkan Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik


Indonesia Nomor AHU-0040249.AH.01.01.Tahun 2017 tanggal 13 September

2017. Penggunaan singkatan "Bensu" merupakan penghargaan terhadap Benny


Sujono yang dinilai telah memberikan saran dan masukan terhadap berdirinya
perusahaan. Kemudian, didirikan resto pertama perusahaan tersebut bernama "I Am
Geprek Bensu Sedep" pada tanggal 17 April 2017 di Jalan Padamengan I Gang 5
Nomor 2A, Gunung Sahari, Kecamatan Pademangan Timur, Jakarta Utara.

Lalu Adik Ruben Onsu yaitu Jordi Onsu, menawarkan diri mau bergabung ke
PT Ayam Geprek Benny Sujono sebagai manajer operasional. Tawaran itu disetujui

karena Jordi merupakan teman dari Yangcent dan Stefani Livinus. Meskipun
demikian, bergabungnya Jordi hanya sebatas kerja sama pengelolaan bisnis
makanan merek "I Am Geprek Bensu", bukan kepemilikan merek I Am Geprek
Bensu.
Usaha kuliner "I Am Geprek Bensu" terus berkembang hingga dibuka beberapa cabang di
wilayah Jakarta. Jordi pun kemudian menawarkan kakaknya, yaitu Ruben Onsu, untuk
bergabung ke perusahaan sebagai duta promosi pada Mei 2017. Alasannya, Ruben telah
dikenal masyarakat sebagai seorang artis dan punya banyak penggemar. Foto dan nama
Ruben kemudian dipasang di sejumlah cabang atau outlet usaha kuliner merek "I Am Geprek
Bensu". Ruben dan Jordi juga tidak mempermasalahkan penggunaan nama Bensu dalam usaha
kuliner tersebut.
Sejak tanggal 9 Mei 2017 sampai 14 Agustus 2017, Ruben Onsu diketahui
telah diberikan kompensasi sehubungan dengan posisinya sebagai duta promosi

sejumlah cabang/outlet bisnis makanan merek "I Am Geprek Bensu". Dalam putusan
57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst disebutkan, berdasarkan

bukti, setidaknya Ruben sudah menerima sekitar Rp 663 juta. Oleh karena itu, sudah
jelas Ruben Onsu selama ini hanya berkedudukan sebagai duta promosi, bukan
pemilik "I Am Geprek Bensu".
Setelah Ruben bergabung sebagai duta promosi, Jordi Onsu kemudian
meminta seorang karyawannya dipekerjakan di bagian dapur sebagai quality
control pada perusahaan kuliner "I Am Geprek Bensu".
Pada Juli 2017, Jordi menarik kembali karyawannya yang telah bisa memasak dan mengetahui
resep usaha kuliner "I Am Geprek Bensu". Kemudian, pada Agustus 2017, Ruben Onsu
membuka usaha kuliner bernama "Geprek Bensu" yang memiliki kesamaan jenis makanan,
logo, dekorasi ruangan, susunan kata, dan susunan gambar dengan usaha kuliner "I Am
Geprek Bensu". Ruben dan Jordi kemudian mulai mempromosikan usaha "Geprek Bensu"
sehingga menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Konsumen "I Am Geprek Bensu"
pun mulai beralih ke "Geprek Bensu".
Pada Mei 2018, Ruben memohon penetapan nama merek Bensu sebagai singkatan
namanya Ruben Samuel Onsu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Nomor
384/Pdt.P/2018/PN.Jkt.Sel.
Pada 31 Agustus 2019, Ruben melakukan somasi kepada Yangchent agar tidak
menggunakan merek Bensu pada usaha kuliner "I Am Geprek Bensu". Bahkan, Ruben
meminta uang ganti rugi senilai Rp 100 miliar dari PT Ayam Geprek Benny Sujono. PT
Ayam Geprek Benny Sujono kemudian mengajukan rekonvensi atau gugatan balik.
Akhirnya, Majelis Hakim PN Jakpus memutuskan bahwa PT Ayam Geprek Benny Sujono
adalah pemilik dan pemakai pertama yang sah atas merek "I Am Geprek Bensu".
Lalu Hakim juga meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, serta Direktorat Merek dan Indikasi Geografis untuk
membatalkan merek-merek atas nama Ruben Samuel Onsu dengan mencoret pendaftaran
merek-merek tersebut dari Indonesia Daftar Merek. RubenOnsu juga diwajibkan membayar
biaya perkara senilai Rp 1.911.000.
Pada 23 April 2020, Ruben Onsu kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas
putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pengajuan kasasi tersebut terdaftar dengan nomor
register 575 K/Pdt.Sus-HKI/2020.Namun, MA menolak kasasi Ruben pada 20 Mei 2020.
Oleh karena itu, putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap.
2.2.2 Pertimbangan Hakim dalam Putusan Sengketa

Adapun yang menjadi pertimbangan Hakim dalam putusan kasus yang terjadi antara PT
Ayam Geprek Benny Sujono dan Ruben Onsu adalah, sebagai berikut :
PT Ayam Geprek benny Sujono adalah pemilik dan pengelola bisnis makanan merek “I AM
GEPREK BENSU” yang mulai dibuka pada tanggal 17 April 2017 di Jalan Pedemangan I
Gang 5 Nomor 2A tanggal 17 April 2017. Mereka telah mendaftarkan Merek “I Am Geprek
Bensu Sedep Beneerrr”, dan telah mendapatkan Sertifikat Merek. Adapun tanggal
permohonannya yaitu 03 Mei 2017, dan waktu perlindungan sampai dengan tanggal 03 Mei
2027 sedangkan Ruben Onsu mendaftarkan merek “Geprek Bensu”nya pada tanggal 7 Juni
2018serta mendapatkan perlindungan sampai dengan tanggal 3 September 2025. Sesuai
dengan pasal 1 angka 5 UU MIG dimana hak atas merek diberikan oleh negara kepada

pernilik Merek yang terdaftar,179 lalu juga pada pasal 21 ayat 2 huruf a UU MIG dimana
permohonan pendaftaran ditolak jika ada kesamaan sebagian atau keseluruhan dengan pihak
lain yang telah mendaftar terlebih dahulu, Maka PT Ayam Geprek Benny Sujono berhak
menggunakan dan sebagai pemegang hak eksklusif atas merek “I Am Geprek Bensu Sedep
Beneerrr”. Mari bandingkan Logo Merek dari “Geprek Bensu” dengan “I Am
Geprek Bensu dibawah ini:181

Kedua logo diatas jika di lihat secara teliti mempunyai banyak kesamaan, mulai dari
warna logo dimana warna yang cenderung keorange dengan api yang sama berwarna merah,
lalu lihat bentuk ayamnya dimana sangat mirip sekali, yang menjadi pembedanya hanya pada
gaya ayamnya, dimana “Geprek Bensu” dengan kedua tangan ayamnya di pinggang,
sedangkan “I Am Geprek Bensu” salah satu tangannya memberi hormat. Berdasarkan Pasal
2 ayat (3) UU MIG menyebutkan “merek yang dilindungi terdiri atas tanda berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/ atau 3
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari
2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/ atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa”. 182 Maka
kemiripan antara kedua unsur-unsur logo diatas tentu ada salah satu logo yang seharusnya
dilindungi hak nya oleh pemerintah, dan logo lainnya bertanggung jawab atas serupanya logo
tersebut.
1. Dilihat dari nama mereknya yaitu “Geprek Bensu” dengan “I Am Geprek Bensu”,
berdasarkan Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU MIGmemberikan pengertian bahwa:
"Yang dimaksud dengan "persamaanpada pokoknya"adalah kemiripan dalam suatu
merek yang disebabkan adanya unsur yang dominan antara merek yang satu
dengan merek yang lain, sehingga menimbulkan kesan adanya persamaan, baik
mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur,
maupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat di dalam merek tersebut".183 Maka
kedua merek yaitu Merek milik Penggugat “Geprek Bensu” dan Merek milik \
ergugat “I Am Geprek Bensu” mempunyai kemiripan persamaan,baik mengenai
bentuk, cara penempatan, carapenulisan atau kombinasi antara unsur, maupun
persamaan bunyi ucapanyang terdapat di dalam merek tersebut.
Dilihat dari produk-produk yang diproduksi atau diperjualbelikan juga sama
yaitu produk-produk sajian makanan berupa ayam.
Iktikad tidak baik dari Pemohon pendaftaran Ruben Onsu karena setidak- tidaknya patut
diketahui adanya unsur kesengajaan dalammeniru Merek yang sudah dikenal tersebut. Bahwa
sejak dari tanggal 09 Mei 2017 sampai 14 Agustus 2017 PT Ayam Geprek Benny Sujono
telah memberi kompensasi kepada Ruben Onsu dan telah disertai bukti yang sah yaitu
sehubungan dengan posisinya sebagai Duta Promosi(ambassador) pada sejumlah
cabang/outlet bisnis makanan merek “I AMGEPREK BENSU” milik PT Ayam Geprek
Benny Sujono sehingga Ruben Onsu seharusnya sudah mengetahui bahwa posisinya adalah
semata-mata sebagai Duta Promosi (ambassador) untuk kepentingan Usaha dagang milik dari
PT Ayam Geprek Benny Sujono, jadi bukan sebagai pemilik dari Merek PT Ayam Geprek
Benny Sujono tersebut. Jadi berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (3) UU MIG menyebutkan:
(3) Permohonan ditolak jika diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik, dengan
penjelasan yaitu “Pemohon yang beritikad tidak baik" adalah pemohon yang patut diduga
dalam mendaftarkan mereknya memiliki niat untuk meniru menjiplak atau mengikuti merek
pihak lain demi kepentingan usahanya menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak sehat,
mengecoh atau menyesatkan konsumen.184 Maka RubenOnsu adalah pemohon yang patut
diduga dalam mendaftarkan mereknya memiliki niat untuk meniru, menjiplak atau mengikuti
merek pihak lain demi kepentingan usahanya menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak
sehat, mengecoh atau menyesatkan konsumen, sehingga Majelis Hakim berpendapat Ruben
Onsu adalah Pemohon yang beriktikad tidak baik.
2.2.3 Analisa Penyelesaian sengketa

HKI masih menjadi masalah besar bagi pelaku usaha di Indonesia. Khususnya pelaku
usaha yang baru merintis usahanya. Kasus Geprek Bensu melawan I Am Geprek Bensu
merupakan kasus sengketa HKI di bidang merek, dengan dasar pengaturannya ada pada UU
MIG.
Kasus antara Ruben Onsu dengan PT Ayam Geprek Benny Sujono merupakan salah
satu contoh kasus dari beberapa ratusan sengketa merek yang sering terjadi didalam dunia
usaha. Upaya perlindungan terhadap sebuah merek, baik itu merek dagang maupun jasa
wajib hukumnya untuk didaftarkan didalam Undang-Undang Merek di Indonesia,
sebagaimana diatur di dalam UU MIG. Prinsip perlindungan menjadi sangat penting bagi
sebuah produk baik dibidang jasa maupun barang, mengingat merek merupakan sebuah
pembeda bagi produk barang atau jasa lainnya.
Masyarakat sebelumnya dibingungkan dengan adanya kasus dugaan
plagiarisme merek dagang olahan makanan ayam geprek. Merek dagang tersebut
dimiliki oleh salah satu selebritas kenamaan Indonesia, Ruben Onsu. Tidak disangka,
pasca viralnya ayam “Geprek Bensu”, ada pihak lain yang mengklaim bahwa merek
dagang tersebut sudah didaftarkan sebagai merek dagang oleh pihaknya, jauh
sebelum Bensu memiliki usaha sejenis, yaitu tentu saja oleh PT. Ayam Geprek Benny
Sudjono denga mereknya “I Am Geprek Bensu”.
Memang pelaku usaha sudah menyadari akan pentingnya ide atau konsep merek (branding)
sebuah usaha atau produk yang mereka jajakan agar bisa memikat pelanggan. Namun
kesadaran akan pentingnya branding ini tidak dibarengi dengan pemahaman akan pentingnya
mendaftarkan brand atau merek dagang agar tidak diklaim oleh pihak lain.
Setidaknya inilah pelajaran yang bisa dipetik dari kasus sengketa merek "Bensu"
yang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Mungkin di benak masyarakatumum kalau ditanya apa
Bensu, maka mayoritas akan merujuk sosok pelaku dunia hiburan bernama Ruben Samuel
Onsu alias Ruben Onsu. Apalagi sang sosok punya usaha makanan dengan menggunakan
brand "Bensu", yang diklaim singkatan dari nama Ruben Onsu.
Dilihat dari data yang ada, perbandingan outletnya tipis antara Geprek Bensu dan I
Am Geprek Bensu, 120: 111. Artinya, skala produksinya tidak terlalujauh. Kedua merek ini
bisa dikatakan sebagai merek terkenal di Indonesia, denganfakta juga dimana merek Geprek
Bensu pemiliknya adalah Ruben Onsu yang merupakan artis terkenal, dan dia juga pernah
menjadi brand ambarrador merek IAm Geprek Bensu yang membuat usaha tersebut makin
terkenal.

Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, yakni UU MIG, pasal 3
menyebutkan bahwa Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar.
Penjelasannya yang dimaksud dengan "terdaftar" adalah setelah Permohonan melalui proses
pemeriksaan formalitas, proses pengumuman, dan proses pemeriksaan substantif serta
mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk diterbitkan
sertifikat atas hak itu.185
Berkaca dari kasus rebutan merek "Bensu" hakim tidak melihat kata "Bensu" ini sebagai
singkatan dari nama orang terkenal. Dari persidangan terkuak berdasarkan firrt to file
tersebut nama "Bensu" pertama kali terdaftar milik PT Ayam Geprek Benny Sudjono
dengan merek I Am Geprek Bensu pada tanggal 3 Mei 2017, lalu baru Ruben Samuel Onsu
mendaftar dengan merek sama pada 7 Juni 2018.
Dalam gugatannya Ruben Onsu juga turut menggugat Dirjen HKI sebagai tergugat
II nya, ini terjadi karena menurut tim Ruben Onsu, Dirjen HKI tidak menolak permohonan
merek yang di ajukan oleh PT Ayam Geprek Benny Sudjono. Menurutnya jelas sekali bahwa
Dirjen HKI tidak melaksanakan Asas- Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB),
dimana seharusnya suatu keputusan harus dipersiapkan dan diambil dengan cermat, meneliti
semua fakta berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, serta mengenyampingkan
kepentingan pribadi untuk kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat sehingga tidak
menimbulkan keputusan yang merugikan salah satu pihak.
Berdasarkan keterangan ahli di pengadilan, bahwa disini Dirjen HKI tidak perlu
digugat dalam perkara sengketa merek karena ketika terjadi pendaftaran ataupun
penghapusan pendaftaran merek tentunya ada perintah dari putusan pengadilan untuk
mencatatkan suatu penghapusan dari daftar hukum merek. Karena hal itu sangat
bertentangan dengan ketentuan Pasal 91 ayat (1) UU MIG yang menyatakan
pembatalan berdasarkan putusan pengadilan dilakukan setelah Menteri menerima
salinan resmi Putusan, sedangkan menurut ketentuan Pasal 78mayat (3) UU MIG
menyatakan panitera hanya dapat menyampaikan putusan kepada para pihak yang
bersengketa. Jenis sengketa Merek yang dilakukan oleh Ruben Onsu ini termasuk
dengan jenis sengketa dengan pelanggaran Peniruan Label atau kemasan suatu
produk, disini Ruben Onsu lebih tepat di sebut sebagai pelaku usaha yang berlaku
curang dalam menjalankan bisnis. Ruben Onsu berusaha mengambil keuntungan
dengan cara memirip-miripkan produknya dengan produk pesaingnya atau
menggunakan merek yang begitu mirip sehingga dapat menyebabkan kebingungan di
masyarakat. Bisa kita lihat dari logo, nama merek, dan produk yang di jual itu serupa
dengan I Am Geprek Bensu milik PT. Ayam Geprek Benny Sudjono.

Setelah kalah di Pengadilan Niaga, pihak Ruben Onsu mengajukan kasasi ke


Mahkamah Agung (MA) yang terdaftar dengan nomor register 575 K/Pdt.Sus-
HKI/2020. Namun, pengajuan kasasi ditolak pada 20 Mei 2020. Dengan
pertimbangan MA bahwa putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam sengketa ini tidak bertentangan dengan hukum atau UU MIG. Oleh
karena itu, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah berkekuatan hukum tetap.
Menarik juga dilihat bahwa Ruben Onsu yang menggugat PT. Ayam Geprek
Benny Sudjono terlebih dahulu, dan PT. Ayam Geprek Benny Sudjono disebut
sebagai tergugat. Itu dilakukan Ruben Onsu karena semua permohonan mereknya
telah di akui oleh Dirjen HKI dengan penerbitan sertifikat. Namun Sertifikat yang di
ajukan PT Ayam Geprek Benny Sudjono untuk nama yang sama juga dikabulkan
oleh Dirjen HKI, sertifikatnya keluar di hari yang sama dengan Ruben Onsu. Karena
itulah Ruben Onsu mengajukan gugatan pembatalan merek pada Agustus 2019.

Pihak PT. Ayam Geprek Benny Sudjono mengklaim memiliki hak atas nama
merek “Bensu”, karena lebih dulu mendaftarkan permohonannya pada Mei 2017.
Sedangkan pihak Ruben Onsu pada Agustus di tahun yang sama. DanRuben Onsu
mengetahuinya karena dia pernah jadi Drand Mmbarrador di usaha I Am Geprek
Bensu, serta honornya telah dibayarkan oleh pihak PT. Ayam Geprek Benny
Sudjono berdasarkan buktinya.
Disesalkan sekali Ruben Onsu memilih proses hukum di pengadilan untuk
menyelesaikan sengketa mereknya, dengan harapan bisa memiliki hak atas mereknya
yaitu Geprek Bensu. Namun Ruben Onsu kurang mempertimbangkan prinsip
pendaftar pertama dalam permohonan merek, dan PT Ayam Geprek Benny Sudjono
bisa membuktikan dengan baik bahwa pihaknya memang benar pemohon pertama
atas mereknya I Am Geprek Bensu. Maka sudah jelas bahwa hak atas merek
“Bensu” jadi milik PT Ayam Geprek Benny.
Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu sebelumnya sama-sama berkembang
dengan baik sebagai usaha makanan dengan konsep ayam geprek. Ruben Onsu tahu
bahwa I Am Geprek Bensu lebih dulu didirikan dan di mohonkan pendaftaran
mereknya, seharusnya lebih baik pihaknya menggunakan lembaga penyelesaian di
luar pengadilan seperti mediasi. Dengan mediasi sengketa perdata

seperti ini lebih mudah di temukan solusinya agar kedua belah pihak ketemu titik
terang yang lebih baik.

Namun apa daya, Ruben Onsu telah menggugat terlebih dahulu PT Ayam
geprek Benny Sudjono, dan sengketa merek terkenal dan viral di media. Dan
Berdasarkan putusan yang sudah putus di pengadilan persepsi masyarakat pasti
buruk kepada Ruben Onsu, kerena mengetahui latar belakang sebenarnya siapa
pemilik sah atas nama “Bensu”. Pada akhirnya Kompromi ataupun Negosiasi dengan
pihak PT Ayam Geprek Benny sudjono adalah juga jalannya agar Ruben

Onsu tetap bisa menggunakan mereknya, dan usahanya tetap berjalan sepertibiasa.
Pada bab ini berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa permohonan
pendaftran merek di Indonesia dalam memulai menjalankan usaha sangat penting
sekali. Prinsip firrt to file dalam UU MIG, menjadi dasar penentuan siapa yang dapat
menjadi pemilik sah hak atas merek tersebut. Sengketa Merek antara Ruben Onsu dan
PT Ayam Geprek Benny Sudjono sudah wajar terjadi karena kedua belah pihak sama-
sama ingin mendapatkan HKI atas mereknya. Dan yang paling penting adalah
pemiliha lembaga penyelesaian sengketa HKI yang terjadi, apakah di pengadilan atau
di luar pengadilan, intinya pilihlah sesuai kebutuhan agar sengketa selesai sesuai
keinginan kedua belahpihak yang bersengketa.
Dari beberapa merek yang didaftarkan oleh Ruben Onsu, bahwa semuanya
menggunakan jasa konsultan kekayaan intelektual. Artinya, setiap konsultan pasti
melakukan prinsip kehati-hatian. Persoalannya yang memutuskan merek itu diterima
atau ditolak bukan konsultan tetapi negara. Oleh karena itu keputusan Hakim
pengadilan dalam sengketa ini sudah memenuhi unsur keadilan menurut UU MIG.
Kejadian ini tentunya sangat mengedukasi orang banyak, bahwa ide sebenarnya
sangat dinamis dan pergerakannya cepat
BAB III

PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,


maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. HKI milik suatu warga negara telah menjadi bagian penting pembangunan
ekonomi suatu negara, karena telah tekait dengan kelangsungan hidup sebuah
perusahaan, penyerapan tenaga kerja, pajak, dan pemasukan devisa. Dalam
perkembangannya sengketa HKI terjadi si setiap bidang HKI yaitu, hak cipta,

merek dan indikasi geografis, paten, rahasia dagang, perlindungan varietas


tanaman, desain industri, dan desain tata letak sirkuit terpadu. Sengketa HaKIdi

Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: pertama, Sengketa


Administratif, Sengketa Perdata, dan Sengketa Pidana. Setiap sengketa punya
penyelesaian sendiri berdasarkan aturan hukum dalam HKI. Secara garis besar
ada 2 bentuk penyesaian sengketa HKI, yaitu secara litigasi dan non litigasi. Para
pihak yang bersengketa bisa memilih lembaga mana yang di ambil untuk

menyelesaikan sengketa HKI miliknya sesuai dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku.
Sengketa HKI Geprek Bensu melawan I Am Geprek Bensu merupakan sengketa HKI di
bidang merek, dimana proses penyelesaian sengketanya berdasarkan UU MIG sebagai dasar
hukum pengaturan merek di Indonesia. Proses penyelesaian sengketa kedua belah pihak
diselesaikan dengan secara litigasi tepatnya di Pengadilan Niaga. Sengketa dalam perkara
ini merupakan sengketa perdata dengan gugatan yang menghendaki penghentian usaha pihak
tergugat. Disini Ruben Onsu menggugat PT Ayam Geprek Bensu untuk pembatalan
pendaftaran merek “I Am Geprek Bensu” yang punya kemiripan dengan “Geprek Bensu'
miliknya. Akhirnya Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam
perkara nomor 57/Pdt.Sus- HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst telah di putus, dan berdasarkan
pertimbangan MA setelah diajukan kasasi bahwa putusan tersebut tidak bertentangan dengan
hukum dan UU MIG. Dengan ini berarti Ruben Onsu tidak bisa menggunakan merek
“Geprek Bensu” nya lagi sesuai hasil putusan pengadilan Jakarta Pusat.
1.3.2 Saran
1. Untuk mencegah terjadinya sengketa mengenai HKI diperlukan pengawasan yang
efektif oleh pihak pemerintah agar pelaksanaan aturan hukum setiapbidang HKI dapat
berjalan dengan baik dan tentunya diharapkan pemerintah dapat meningkatkan
kerjasama dengan masyarakat guna melaporkan bentuk- bentuk pelanggaran HKI
yang terjadi guna dapat diproses secara hukum. Agar sengketa

seperti Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu tidak terjadi lagi.

2. Penyelesaian sengketa HKI antara Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu


seharusnya lebih baik melalui jalur non litigasi atau melalui lembaga mediasi karena
lebih mudah menemukan persamaan pendapat kedua belah pihak untuk menemukan
perdamaian serta tentunya lebih cepat dan biaya murah
DAFTAR PUSTAKA

1. Perundang-undangan
28 Tahun 2014 tentang Hak CiptaUndang-
Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Hak
Paten Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
2. Artikel, Jurnal, Makalah
Yanni Lewis Paat, “Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang Menurut HukumPositif
Indonesia”, Oex et Societatir, Vol. I/No.3/Juli/2013.
3. Website
NurTiffany Ariana, https://kuyou.id/homepage/read/9745/viral-kasus-merek-

geprek-bensu-dan-i-am-geprek-bensu-sebenarnya-mana-yang-asli-simak-
disini-gaes,

Anda mungkin juga menyukai