Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG ANTARA GEPREK

BENSU DAN I AM GEPREK BENSU

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Sebelum Pelaksanaan Ujian Akhir
Semester (UAS)

MAKALAH

Dibuat oleh :

Nama : Marlina , NPM : 2018116026


Nama : Retno Widiani , NPM : 2018116096
Nama : Ike Yuliastuti , NPM : 2018116020
Nama : Astri Amanda , NPM : 2018116030

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kurun waktu tahun 2019 – 2020, masyarakat dihebohkan dengan kasus

sengketa merek dagang “Bensu”. Diketahui, bahwa Bensu merupakan ikon atau

nama popouler salah satu artis terkenal yaitu Ruben Onsu. Kasus itu pun memang

antara Ruben Onsu sebagai pemilik merek dagang Ayam Geprek Bensu dengan I

Am Geprek Bensu milik saudaranya.

Kasus Geprek Bensu merupakan kasus Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Saat

ini, memang habbit di masayarakat kita atau lebih tepatnya para pelaku usaha kecil

menengah, jarang sekali peduli terhadap hal ini.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) merupakan hak

kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. HKI

memang menjadikan karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan

intelektual manusia yang harus dilindungi. Kemampuan intelektual manusia

dihasilkan oleh manusia melalui daya, cipta, rasa, dan karsanya yang diwujudkan

dengan karya-karya intelektual. Karya-karya intelektual juga dilahirkan menjadi

bernilai, apalagi dengan manfaat ekonomi yang melekat sehingga akan

menumbuhkan konsep kekayaan terhadap karya-karya intelektual.

Terjadinya sebuah sengketa HKI pasti dikarenakan ada pihak yangdirugikan

dalam suatu keaadan. Ini terjadi karena adanya pihak yang ingin mengambil

keuntungan dengan cara curang agar menaikkan pendapatan usahanya sendiri.

Dengan mengambil HKI orang lain maupun dari pesaingnya sendiri seperti konsep

dan dan ide bisnis, tentu sangat merugikan bisnis pihak yangdicurangi HKI nya
tersebut. Disitu pentingnya kepastian hukum mengenai penyelesaian sengketa

dibidang HKI dimana si pemakai HKI tanpa hak dapat digugat berdasarkan

perbuatan melanggar hukum.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis sehingga

sangatlah mungkin terjadi sengketa diantara para pelaku bisnis. Salah satu kasus

sengketa HKI dalam bidang merek yang cukup menarik perhatian adalah kasus

sengketa antara Geprek Bensu dengan I Am Geprek Bensu. Dua merek bisnis ini

memiliki kemiripan dari segi “Bensu” nya, dimana bagi kedua perusahaan nama

Bensu sendiri memiliki arti yang berbeda. Ruben Onsu selaku pemilik Geprek

Bensu, dihadapkan dengan kasus perebutan hak paten merek dagang “Bensu”

antara dirinya dan pemilik restoran I Am Geprek Bensu.

Ruben Onsu Menggugat PT Ayam Geprek Benny Sudjono yang

menggunakan nama I Am Geprek Bensu. Gugatan tersebut terkait dengan Hak

Kekayaan Intelektual merek dagang Bensu. Keunikan kasus ini dimana PT Ayam

Geprek Bensu Benny Sudjono didirikan telebih dahulu dari Geprek Bensu, dan

Ruben Onsu selaku pemilik Geprek Bensu pernah terlibat kontrak kerja sebagai

duta promosi I Am Geprek Bensu. Usai ditunjuk sebagai duta promosi, Ruben Onsu

mendirikan Geprek Bensu, kemudian mendaftarkan nama Bensu sebagai singkatan

namanya Ruben Onsu ke pihak pengadilan Negeri Jakarta Selatan lalu mengajukan

gugatan ke PT Ayam Geprek Benny Sudjono untuk menghapus namaBensu dari

merek dagang mereka.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan

menuangkannya dalam suatu penulisan makalah mengenai proses penyelesaian

sengketa antara Ruben Onsu dengan PT Ayam Geprek Benny Sudjono dalam

memperebutkan Hak Merek dagang “Bensu” berdasarkan Undang-Undang Nomor

20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis sebagai dasar hukum dalam
proses penyelesaian sengketa HKI di bidang merek, dengan judul “ANALISA

PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG ANTARA GEPREK BENSU DAN

I AM GEPREK BENSU”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses penyelesaian sengketa dagang atas kasus Geprek Bensu

dan I Am Geprek Bensu berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menganalisis proses penyelesaian sengketa berdasarkan UU MIG

dalam putusan Hakim menyangkut sengketa antara Geprek Bensu melawan

I Am Geprek Bensu.

D. Manfaat Penulisan

1. Secara Teoritis

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk berbagai

konsep ilmiah yang selanjutnya akan memberikan efek baik bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang HKI.

2. Secara Praktis

Hasil penulisan ini diharapkan menjadi acuan dalam sengketa yang

berkaitan dengan HKI di Indonesia.

E. Metode Penulisan

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dalam

penelitian hukum. Objek kajian hukum normatif adalah sistem norma yang akan

memberikan justifikasi perspektif tentang suatu peristiwa atau gejala. Sistem norma

dalam arti yang sederhana ialah sistem kaedah atau aturan hukum.
BAB II

ANALISA PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG ANTARA GEPREK

BENSU DAN I AM GEPREK BENSU

A. Kronologi Gugatan Sengketa

Ruben Onsu yang merupakan pemilik dari Geprek Bensu mengajukan

gugatan kepada I Am Geprek Bensu di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri pada tanggal 22 Agustus 2019 dalam Register Nomor

57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst, dimana Ruben Onsu menggugat PT

Ayam Geprek Benny Sujono dan Pemerintah Republik Indonesia, yaitu

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual, serta Direktorat Merek dan Indikasi Geografis. Dalam gugatannya itu

Ruben mengklaim sebagai pemilik hak dan pendaftar pertama merek "Bensu" yang

digunakan dalam usaha bisnis kulinernya. Merek Bensunya ini telah dimohonkan

Ruben sejak tanggal 3 September 2015 dan terdaftar pada tanggal 7 Juni 2018 serta

mendapatkan perlindungan sampai dengan tanggal 3 September 2025, dimana nama

Bensu, menurut Ruben, diambil dari singkatan namanya, yakni Ruben Onsu.

Ruben Onsu mengatakan PT. Ayam Geprek Benny Sudjono telah

menggunakan merek Bensu untuk usaha kulinernya yakni "I Am Geprek Bensu

Sedep Beneerrr" yang sekarang dikenal dengan sebutan “I Am Geprek Bensu”

tanpa seizinnya berdasarkan informasi pangkalan data kekayaan intelektual

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.


I Am Geprek Bensu sebenarnya telah beroperasi sejak 17 April 2017 hingga

saat ini, dan perusahaannya telah mengajukan permohonan pendaftaran merek

usaha "I Am Geprek Bensu " pada 3 Mei 2017. Usaha kuliner ini didirikan oleh tiga

sekawan, bernama Yangcent, Kurniawan, dan Stefani Livinus. Pemberian nama

Bensu diberikan berdasarkan nama ayah Yangchen yang bernama Benny Sujono

atau dikenal dengan nama Bensu.

Usaha kuliner tersebut kemudian terdaftar sebagai badan hukum berdasarkan

Akta Perseroan Terbatas PT Ayam Geprek Benny Sujono Nomor 130 tanggal 15

Maret 2017. PT Ayam Geprek Benny Sujono telah mendapat pengesahan

berdasarkan Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Nomor AHU-0040249.AH.01.01.Tahun 2017 tanggal 13 September

2017. Penggunaan singkatan "Bensu" merupakan penghargaan terhadap Benny

Sujono yang dinilai telah memberikan saran dan masukan terhadap berdirinya

perusahaan. Kemudian, didirikan resto pertama perusahaan tersebut bernama "I Am

Geprek Bensu Sedep" pada tanggal 17 April 2017 di Jalan Padamengan I Gang 5

Nomor 2A, Gunung Sahari, Kecamatan Pademangan Timur, Jakarta Utara.

Lalu Adik Ruben Onsu yaitu Jordi Onsu, menawarkan diri mau bergabung ke

PT Ayam Geprek Benny Sujono sebagai manajer operasional. Tawaran itu disetujui

karena Jordi merupakan teman dari Yangcent dan Stefani Livinus. Meskipun

demikian, bergabungnya Jordi hanya sebatas kerja sama pengelolaan bisnis

makanan merek "I Am Geprek Bensu", bukan kepemilikan merek I Am Geprek

Bensu.
Usaha kuliner "I Am Geprek Bensu" terus berkembang hingga dibuka

beberapa cabang di wilayah Jakarta. Jordi pun kemudian menawarkan kakaknya,

yaitu Ruben Onsu, untuk bergabung ke perusahaan sebagai duta promosi pada

Mei 2017. Alasannya, Ruben telah dikenal masyarakat sebagai seorang artis dan

punya banyak penggemar. Foto dan nama Ruben kemudian dipasang di sejumlah

cabang atau outlet usaha kuliner merek "I Am Geprek Bensu". Ruben dan Jordi juga

tidak mempermasalahkan penggunaan nama Bensu dalam usaha kuliner tersebut.

Sejak tanggal 9 Mei 2017 sampai 14 Agustus 2017, Ruben Onsu diketahui

telah diberikan kompensasi sehubungan dengan posisinya sebagai duta promosi

sejumlah cabang/outlet bisnis makanan merek "I Am Geprek Bensu". Dalam

putusan 57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst disebutkan, berdasarkan

bukti, setidaknya Ruben sudah menerima sekitar Rp 663 juta. Oleh karena itu,

sudah jelas Ruben Onsu selama ini hanya berkedudukan sebagai duta promosi,

bukan pemilik "I Am Geprek Bensu".

Setelah Ruben bergabung sebagai duta promosi, Jordi Onsu kemudian

meminta seorang karyawannya dipekerjakan di bagian dapur sebagai quality

control pada perusahaan kuliner "I Am Geprek Bensu".

Pada Juli 2017, Jordi menarik kembali karyawannya yang telah bisa memasak

dan mengetahui resep usaha kuliner "I Am Geprek Bensu". Kemudian, pada

Agustus 2017, Ruben Onsu membuka usaha kuliner bernama "Geprek Bensu" yang

memiliki kesamaan jenis makanan, logo, dekorasi ruangan, susunan kata, dan

susunan gambar dengan usaha kuliner "I Am Geprek Bensu". Ruben dan
Jordi kemudian mulai mempromosikan usaha "Geprek Bensu" sehingga

menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Konsumen "I Am Geprek Bensu"

pun mulai beralih ke "Geprek Bensu".

Pada Mei 2018, Ruben memohon penetapan nama merek Bensu sebagai

singkatan namanya Ruben Samuel Onsu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

dengan Nomor 384/Pdt.P/2018/PN.Jkt.Sel.

Pada 31 Agustus 2019, Ruben melakukan somasi kepada Yangchent agar

tidak menggunakan merek Bensu pada usaha kuliner "I Am Geprek Bensu".

Bahkan, Ruben meminta uang ganti rugi senilai Rp 100 miliar dari PT Ayam

Geprek Benny Sujono. PT Ayam Geprek Benny Sujono kemudian mengajukan

rekonvensi atau gugatan balik.

Akhirnya, Majelis Hakim PN Jakpus memutuskan bahwa PT Ayam Geprek

Benny Sujono adalah pemilik dan pemakai pertama yang sah atas merek "I Am

Geprek Bensu".

Lalu Hakim juga meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, serta Direktorat Merek dan Indikasi

Geografis untuk membatalkan merek-merek atas nama Ruben Samuel Onsu dengan

mencoret pendaftaran merek-merek tersebut dari Indonesia Daftar Merek. Ruben

Onsu juga diwajibkan membayar biaya perkara senilai Rp 1.911.000.

Pada 23 April 2020, Ruben Onsu kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah

Agung atas putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pengajuan kasasi tersebut

terdaftar dengan nomor register 575 K/Pdt.Sus-HKI/2020. Namun, MA


menolak kasasi Ruben pada 20 Mei 2020. Oleh karena itu, putusan tersebut telah

berkekuatan hukum tetap.

B. Pertimbangan Hakim dalam Putusan Sengketa

Adapun yang menjadi pertimbangan Hakim dalam putusan kasus yang terjadi

antara PT Ayam Geprek Benny Sujono dan Ruben Onsu adalah, sebagai berikut :

1. PT Ayam Geprek benny Sujono adalah pemilik dan pengelola bisnis

makanan merek “I AM GEPREK BENSU” yang mulai dibuka pada

tanggal 17 April 2017 di Jalan Pedemangan I Gang 5 Nomor 2 Atanggal

17 April 2017. Mereka telah mendaftarkan Merek “I Am Geprek Bensu

Sedep Beneerrr”, dan telah mendapatkan Sertifikat Merek. Adapun

tanggal permohonannya yaitu 03 Mei 2017, dan waktu perlindungan

sampai dengan tanggal 03 Mei 2027 sedangkan Ruben Onsu

mendaftarkan merek “Geprek Bensu”nya pada tanggal 7 Juni 2018 serta

mendapatkan perlindungan sampai dengan tanggal 3 September 2025.

Sesuai dengan pasal 1 angka 5 UU MIG dimana hak atas merek diberikan

oleh negara kepada pernilik Merek yang terdaftar,179 lalu juga pada pasal

21 ayat 2 huruf a UU MIG dimana permohonan pendaftaran ditolak jika

ada kesamaan sebagian atau keseluruhan dengan pihak lain yang telah

mendaftar terlebih dahulu,180 maka PT Ayam Geprek Benny


Sujono berhak menggunakan dan sebagai pemegang hak eksklusif atas

merek “I Am Geprek Bensu Sedep Beneerrr”.

2. Mari bandingkan Logo Merek dari “Geprek Bensu” dengan “I Am

Geprek Bensu dibawah ini:181

Kedua logo diatas jika di lihat secara teliti mempunyai banyak kesamaan,

mulai dari warna logo dimana warna yang cenderung keorange dengan

api yang sama berwarna merah, lalu lihat bentuk ayamnya dimana sangat

mirip sekali, yang menjadi pembedanya hanya pada gaya ayamnya,

dimana “Geprek Bensu” dengan kedua tangan ayamnya di pinggang,

sedangkan “I Am Geprek Bensu” salah satu tangannya memberi hormat.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (3) UU MIG menyebutkan “merek yang

dilindungi terdiri atas tanda berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,

angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/ atau 3 (tiga)

dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari


2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/ atau jasa

yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan

perdagangan barang dan/atau jasa”.182 Maka kemiripan antara kedua

unsur-unsur logo diatas tentu ada salah satu logo yang seharusnya

dilindungi hak nya oleh pemerintah, dan logo lainnya bertanggung jawab

atas serupanya logo tersebut.

3. Dilihat dari nama mereknya yaitu “Geprek Bensu” dengan “I Am Geprek

Bensu”, berdasarkan Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU MIGmemberikan

pengertian bahwa: "Yang dimaksud dengan "persamaan pada pokoknya"

adalah kemiripan dalam suatu merek yang disebabkan adanya unsur yang

dominan antara merek yang satu dengan merek yang lain, sehingga

menimbulkan kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara

penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur, maupun

persamaan bunyi ucapan yang terdapat di dalam merek tersebut".183 Maka

kedua merek yaitu Merek milik Penggugat “Geprek Bensu” dan Merek

milik Tergugat “I Am Geprek Bensu” mempunyai kemiripan persamaan,

baik mengenai bentuk, cara penempatan, carapenulisan atau kombinasi

antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat di dalam

merek tersebut.

4. Dilihat dari produk-produk yang diproduksi atau diperjualbelikan juga

sama yaitu produk-produk sajian makanan berupa ayam.


5. Iktikad tidak baik dari Pemohon pendaftaran Ruben Onsu karena setidak-

tidaknya patut diketahui adanya unsur kesengajaan dalammeniru Merek

yang sudah dikenal tersebut. Bahwa sejak dari tanggal 09 Mei 2017

sampai 14 Agustus 2017 PT Ayam Geprek Benny Sujono telah memberi

kompensasi kepada Ruben Onsu dan telah disertai bukti yang sah yaitu

sehubungan dengan posisinya sebagai Duta Promosi(ambassador) pada

sejumlah cabang/outlet bisnis makanan merek “I AM GEPREK BENSU”

milik PT Ayam Geprek Benny Sujono sehingga Ruben Onsu seharusnya

sudah mengetahui bahwa posisinya adalah semata-mata sebagai Duta

Promosi (ambassador) untuk kepentingan Usaha dagang milik dari PT

Ayam Geprek Benny Sujono, jadi bukan sebagai pemilik dari Merek PT

Ayam Geprek Benny Sujono tersebut. Jadi berdasarkan ketentuan Pasal

21 ayat (3) UU MIG menyebutkan: (3) Permohonan ditolak jika diajukan

oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik, dengan penjelasan yaitu

“Pemohon yang beritikad tidak baik" adalah pemohon yang patut diduga

dalam mendaftarkan mereknya memiliki niat untuk meniru menjiplak

atau mengikuti merek pihak lain demi kepentingan usahanya

menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak sehat, mengecoh atau

menyesatkan konsumen.184 Maka RubenOnsu adalah pemohon yang patut

diduga dalam mendaftarkan mereknya memiliki niat untuk meniru,

menjiplak atau mengikuti merek pihak lain demi kepentingan usahanya

menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak sehat, mengecoh atau

menyesatkan konsumen, sehingga Majelis


Hakim berpendapat Ruben Onsu adalah Pemohon yang beriktikad tidak

baik.

B. Analisa Penyelesaian sengketa

HKI masih menjadi masalah besar bagi pelaku usaha di Indonesia. Khususnya

pelaku usaha yang baru merintis usahanya. Kasus Geprek Bensu melawan I Am

Geprek Bensu merupakan kasus sengketa HKI di bidang merek, dengan dasar

pengaturannya ada pada UU MIG.

Kasus antara Ruben Onsu dengan PT Ayam Geprek Benny Sujono

merupakan salah satu contoh kasus dari beberapa ratusan sengketa merek yang

sering terjadi didalam dunia usaha. Upaya perlindungan terhadap sebuah merek,

baik itu merek dagang maupun jasa wajib hukumnya untuk didaftarkan didalam

Undang-Undang Merek di Indonesia, sebagaimana diatur di dalam UU MIG.

Prinsip perlindungan menjadi sangat penting bagi sebuah produk baik dibidang jasa

maupun barang, mengingat merek merupakan sebuah pembeda bagi produk barang

atau jasa lainnya.

Masyarakat sebelumnya dibingungkan dengan adanya kasus dugaan

plagiarisme merek dagang olahan makanan ayam geprek. Merek dagang tersebut

dimiliki oleh salah satu selebritas kenamaan Indonesia, Ruben Onsu. Tidak

disangka, pasca viralnya ayam “Geprek Bensu”, ada pihak lain yang mengklaim

bahwa merek dagang tersebut sudah didaftarkan sebagai merek dagang oleh

pihaknya, jauh sebelum Bensu memiliki usaha sejenis, yaitu tentu saja oleh PT.

Ayam Geprek Benny Sudjono denga mereknya “I Am Geprek Bensu”.


Memang pelaku usaha sudah menyadari akan pentingnya ide atau konsep

merek (branding) sebuah usaha atau produk yang mereka jajakan agar bisa memikat

pelanggan. Namun kesadaran akan pentingnya branding ini tidak dibarengi dengan

pemahaman akan pentingnya mendaftarkan brand atau merek dagang agar tidak

diklaim oleh pihak lain.

Setidaknya inilah pelajaran yang bisa dipetik dari kasus sengketa merek

"Bensu" yang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Mungkin di benak masyarakatumum

kalau ditanya apa Bensu, maka mayoritas akan merujuk sosok pelaku dunia hiburan

bernama Ruben Samuel Onsu alias Ruben Onsu. Apalagi sang sosok punya usaha

makanan dengan menggunakan brand "Bensu", yang diklaim singkatan dari nama

Ruben Onsu.

Dilihat dari data yang ada, perbandingan outletnya tipis antara Geprek Bensu

dan I Am Geprek Bensu, 120: 111. Artinya, skala produksinya tidak terlalu jauh.

Kedua merek ini bisa dikatakan sebagai merek terkenal di Indonesia, dengan fakta

juga dimana merek Geprek Bensu pemiliknya adalah Ruben Onsu yang merupakan

artis terkenal, dan dia juga pernah menjadi brand ambassador merek IAm Geprek

Bensu yang membuat usaha tersebut makin terkenal.

Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, yakni UU MIG, pasal

3 menyebutkan bahwa Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar.

Penjelasannya yang dimaksud dengan "terdaftar" adalah setelah Permohonan

melalui proses pemeriksaan formalitas, proses pengumuman, dan proses

pemeriksaan substantif serta mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia untuk diterbitkan sertifikat atas hak itu.185

Berkaca dari kasus rebutan merek "Bensu" hakim tidak melihat kata "Bensu"

ini sebagai singkatan dari nama orang terkenal. Dari persidangan terkuak

berdasarkan first to file tersebut nama "Bensu" pertama kali terdaftar milik PT.
Ayam Geprek Benny Sudjono dengan merek I Am Geprek Bensu pada tanggal 3

Mei 2017, lalu baru Ruben Samuel Onsu mendaftar dengan merek sama pada 7 Juni

2018.

Dalam gugatannya Ruben Onsu juga turut menggugat Dirjen HKI sebagai

tergugat II nya, ini terjadi karena menurut tim Ruben Onsu, Dirjen HKI tidak

menolak permohonan merek yang di ajukan oleh PT Ayam Geprek Benny Sudjono.

Menurutnya jelas sekali bahwa Dirjen HKI tidak melaksanakan Asas- Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik (AUPB), dimana seharusnya suatu keputusan harus

dipersiapkan dan diambil dengan cermat, meneliti semua fakta berdasarkan

ketentuan hukum yang berlaku, serta mengenyampingkan kepentingan pribadi

untuk kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat sehingga tidak menimbulkan

keputusan yang merugikan salah satu pihak.

Berdasarkan keterangan ahli di pengadilan, bahwa disini Dirjen HKI tidak

perlu digugat dalam perkara sengketa merek karena ketika terjadi pendaftaran

ataupun penghapusan pendaftaran merek tentunya ada perintah dari putusan

pengadilan untuk mencatatkan suatu penghapusan dari daftar hukum merek. Karena

hal itu sangat bertentangan dengan ketentuan Pasal 91 ayat (1) UU MIG yang

menyatakan pembatalan berdasarkan putusan pengadilan dilakukan setelah

Menteri menerima salinan resmi Putusan, sedangkan menurut ketentuan Pasal 78

ayat (3) UU MIG menyatakan panitera hanya dapat menyampaikan putusan kepada

para pihak yang bersengketa.

Jenis sengketa Merek yang dilakukan oleh Ruben Onsu ini termasuk dengan

jenis sengketa dengan pelanggaran Peniruan Label atau kemasan suatu produk,

disini Ruben Onsu lebih tepat di sebut sebagai pelaku usaha yang berlaku curang

dalam menjalankan bisnis. Ruben Onsu berusaha mengambil keuntungan dengan

cara memirip-miripkan produknya dengan produk pesaingnya atau menggunakan


merek yang begitu mirip sehingga dapat menyebabkan kebingungan di masyarakat.

Bisa kita lihat dari logo, nama merek, dan produk yang di jual itu serupa dengan I

Am Geprek Bensu milik PT. Ayam Geprek Benny Sudjono.

Setelah kalah di Pengadilan Niaga, pihak Ruben Onsu mengajukan kasasi ke

Mahkamah Agung (MA) yang terdaftar dengan nomor register 575 K/Pdt.Sus-

HKI/2020. Namun, pengajuan kasasi ditolak pada 20 Mei 2020. Dengan

pertimbangan MA bahwa putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dalam sengketa ini tidak bertentangan dengan hukum atau UU MIG.

Oleh karena itu, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah berkekuatan hukum

tetap.

Menarik juga dilihat bahwa Ruben Onsu yang menggugat PT. Ayam Geprek

Benny Sudjono terlebih dahulu, dan PT. Ayam Geprek Benny Sudjono disebut

sebagai tergugat. Itu dilakukan Ruben Onsu karena semua permohonan mereknya

telah di akui oleh Dirjen HKI dengan penerbitan sertifikat. Namun Sertifikat yang

di ajukan PT Ayam Geprek Benny Sudjono untuk nama yang sama juga dikabulkan

oleh Dirjen HKI, sertifikatnya keluar di hari yang sama dengan Ruben Onsu. Karena

itulah Ruben Onsu mengajukan gugatan pembatalan merek pada Agustus 2019.

Pihak PT. Ayam Geprek Benny Sudjono mengklaim memiliki hak atas nama

merek “Bensu”, karena lebih dulu mendaftarkan permohonannya pada Mei 2017.

Sedangkan pihak Ruben Onsu pada Agustus di tahun yang sama. Dan Ruben

Onsu mengetahuinya karena dia pernah jadi Brand Ambassador di usaha I Am

Geprek Bensu, serta honornya telah dibayarkan oleh pihak PT. Ayam Geprek

Benny Sudjono berdasarkan buktinya.

Disesalkan sekali Ruben Onsu memilih proses hukum di pengadilan untuk

menyelesaikan sengketa mereknya, dengan harapan bisa memiliki hak atas

mereknya yaitu Geprek Bensu. Namun Ruben Onsu kurang mempertimbangkan


prinsip pendaftar pertama dalam permohonan merek, dan PT Ayam Geprek Benny

Sudjono bisa membuktikan dengan baik bahwa pihaknya memang benar pemohon

pertama atas mereknya I Am Geprek Bensu. Maka sudah jelas bahwa hak atas

merek “Bensu” jadi milik PT Ayam Geprek Benny.

Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu sebelumnya sama-sama berkembang

dengan baik sebagai usaha makanan dengan konsep ayam geprek. Ruben Onsu tahu

bahwa I Am Geprek Bensu lebih dulu didirikan dan di mohonkan pendaftaran

mereknya, seharusnya lebih baik pihaknya menggunakan lembaga penyelesaian di

luar pengadilan seperti mediasi. Dengan mediasi sengketa perdata

seperti ini lebih mudah di temukan solusinya agar kedua belah pihak ketemu titik

terang yang lebih baik.

Namun apa daya, Ruben Onsu telah menggugat terlebih dahulu PT Ayam

geprek Benny Sudjono, dan sengketa merek terkenal dan viral di media. Dan

Berdasarkan putusan yang sudah putus di pengadilan persepsi masyarakat pasti

buruk kepada Ruben Onsu, kerena mengetahui latar belakang sebenarnya siapa

pemilik sah atas nama “Bensu”. Pada akhirnya Kompromi ataupun Negosiasi

dengan pihak PT Ayam Geprek Benny sudjono adalah juga jalannya agar Ruben

Onsu tetap bisa menggunakan mereknya, dan usahanya tetap berjalan sepertibiasa.

Pada bab ini berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

permohonan pendaftran merek di Indonesia dalam memulai menjalankan usaha

sangat penting sekali. Prinsip first to file dalam UU MIG, menjadi dasar penentuan

siapa yang dapat menjadi pemilik sah hak atas merek tersebut. Sengketa Merek

antara Ruben Onsu dan PT Ayam Geprek Benny Sudjono sudah wajar terjadi karena

kedua belah pihak sama-sama ingin mendapatkan HKI atas mereknya. Dan yang

paling penting adalah pemiliha lembaga penyelesaian sengketa HKI yang terjadi,

apakah di pengadilan atau di luar pengadilan, intinya pilihlah sesuai kebutuhan agar
sengketa selesai sesuai keinginan kedua belahpihak yang bersengketa.

Dari beberapa merek yang didaftarkan oleh Ruben Onsu, bahwa semuanya

menggunakan jasa konsultan kekayaan intelektual. Artinya, setiap konsultan pasti

melakukan prinsip kehati-hatian. Persoalannya yang memutuskan merek itu

diterima atau ditolak bukan konsultan tetapi negara. Oleh karena itu keputusan

Hakim pengadilan dalam sengketa ini sudah memenuhi unsur keadilan menurut UU

MIG. Kejadian ini tentunya sangat mengedukasi orang banyak, bahwa ide

sebenarnya sangat dinamis dan pergerakannya cepat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. HKI milik suatu warga negara telah menjadi bagian penting pembangunan

ekonomi suatu negara, karena telah tekait dengan kelangsungan hidup sebuah

perusahaan, penyerapan tenaga kerja, pajak, dan pemasukan devisa. Dalam

perkembangannya sengketa HKI terjadi si setiap bidang HKI yaitu, hak cipta,

merek dan indikasi geografis, paten, rahasia dagang, perlindungan varietas

tanaman, desain industri, dan desain tata letak sirkuit terpadu. Sengketa HaKIdi

Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: pertama, Sengketa

Administratif, Sengketa Perdata, dan Sengketa Pidana. Setiap sengketa punya

penyelesaian sendiri berdasarkan aturan hukum dalam HKI. Secara garis besar

ada 2 bentuk penyesaian sengketa HKI, yaitu secara litigasi dan non litigasi. Para

pihak yang bersengketa bisa memilih lembaga mana yang di ambil untuk

menyelesaikan sengketa HKI miliknya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Sengketa HKI Geprek Bensu melawan I Am Geprek Bensu merupakan sengketa

HKI di bidang merek, dimana proses penyelesaian sengketanya berdasarkan UU

MIG sebagai dasar hukum pengaturan merek di Indonesia. Proses penyelesaian

sengketa kedua belah pihak diselesaikan dengan secara litigasi tepatnya di

Pengadilan Niaga. Sengketa dalam perkara ini merupakan


sengketa perdata dengan gugatan yang menghendaki penghentian usaha pihak

tergugat. Disini Ruben Onsu menggugat PT Ayam Geprek Bensu untuk

pembatalan pendaftaran merek “I Am Geprek Bensu” yang punya kemiripan

dengan “Geprek Bensu’ miliknya. Akhirnya Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara nomor 57/Pdt.Sus-

HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst telah di putus, dan berdasarkanpertimbangan

MA setelah diajukan kasasi bahwa putusan tersebut tidak bertentangan dengan

hukum dan UU MIG. Dengan ini berarti Ruben Onsu tidak bisa menggunakan

merek “Geprek Bensu” nya lagi sesuai hasil putusan pengadilan Jakarta Pusat.

B. Saran

1. Untuk mencegah terjadinya sengketa mengenai HKI diperlukan pengawasan

yang efektif oleh pihak pemerintah agar pelaksanaan aturan hukum setiapbidang

HKI dapat berjalan dengan baik dan tentunya diharapkan pemerintah dapat

meningkatkan kerjasama dengan masyarakat guna melaporkan bentuk- bentuk

pelanggaran HKI yang terjadi guna dapat diproses secara hukum. Agar sengketa

seperti Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu tidak terjadi lagi.

2. Penyelesaian sengketa HKI antara Geprek Bensu dan I Am Geprek Bensu

seharusnya lebih baik melalui jalur non litigasi atau melalui lembaga mediasi

karena lebih mudah menemukan persamaan pendapat kedua belah pihak untuk

menemukan perdamaian serta tentunya lebih cepat dan biaya murah.


DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-undangan

28 Tahun 2014 tentang Hak CiptaUndang-Undang Nomor

13 Tahun 2016 tentang Hak Paten

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

B. Artikel, Jurnal, Makalah

Yanni Lewis Paat, “Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang Menurut HukumPositif


Indonesia”, Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013.

C. Website

Nur Tiffany Ariana, https://kuyou.id/homepage/read/9745/viral-kasus-merek-


geprek-bensu-dan-i-am-geprek-bensu-sebenarnya-mana-yang-asli-simak-
disini-gaes,

Anda mungkin juga menyukai