Anda di halaman 1dari 15

PRESIPITASI

PRESIPITASI → UAP AIR YANG MENGALAMI PERUBAHAN


( CAIR ATAU PADAT) YANG JATUH KE
PERMUKAAN BUMI

ES
PADAT SALJU
UAP AIR INTI KONDENSASI AIR
DI ATMOSFIR PENURUNAN SUHU CAIR EMBUN

PRESIPITASI

BUMI
AIR DI BUMI KITA
Sungai & Danau 0.0001%
Air di udara 0.001%

Air bawah tanah 0.72%

Es & salju 1.75%

Volume total
sekitar 1.4 milyar km3

Air laut 97.5%


SIRKULASI AIR/SIKLUS HIDROLOGI DAN NERACA AIR (WATER BALANCE)

PRESPITASI

EVAPORASI (PENGUAPAN)

AIR PERMUKAAN

LIMPASAN

PRESPITASI
UAP AIR CURAH HUJAN PERKOLASI AIR KELUAR

PERLOKASI

KELEMBABAN TANAH DAN


AIR TANAH

EVAPORASI (PENGUAPAN)

PRESPITASI

Gbr. SIRKULASI AIR


EVAPOTRANSPIRASI CURAH JATUH LANGSUNG
HUJAN

EVAPORASI INTERSEPSI SUPPLY AIR KE PERMUKAAN TANAH

INFILTRASI SIMPANAN PERMUKAAN ALIRAN DI ATAS


LANGSUNG PERMUKAAN TANAH

EVAPORASI
INFILTRASI TERTUNDA

TRANSPIRASI SIMPANAN BAWAH


PERMUKAAN

PERKOLASI ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (INTERFLOW)

CABANG BAWAH ALIRAN AIR BAWAH TANAH ALIRAN


TANAH SUNGAI

EVAPORASI

SKEMA DISTRIBUSI AIR HUJAN YANG SAMPAI DI PERMUKAAN BUMI


BENTUK –BENTUK PRESIPITASI
1. Salju :bentuk presipitasi dari air beku, berbentuk krital
heksagonal bercabang atau bintang. Pada suhu
rendah sekali, kristal itu kering. Bentuk dan
ukurannya ditentukan oleh proses terjadinya
sublimasi
2. Sleet : Salju yang mencair atau campuran dari hujan dan
salju. Banyak bentuk presipitasi seperti ini terjadi
di daerah lintang tinggi dan pertengahan mulainya
sebagai salju di lapisan atas, berubah menjadi
“sleet” pada dan di bawah batas mencair dan jatuh
melewati udara dingin di dekat bumi, air ini
tidak berubah menjadi salju tapi berubah menjadi
butir-butir es.
3. Glaze (hujan beku) : terjadi bila hujan jatuh melewati
lapisan udara dingin dan membeku waktu mencapai
tanah, pohon-pohon dan kawat listrik banyak
menimbulkan kerusakan
4. Hujan es (Hailstone) : bongkah-bongkah es berdiameter
antara 5-50 mm atau lebih. Biasanya terjadi bila
terjadi hujan guntur karena awan besar naik dengan
kecepatan besar, seperti Cumulonimbus (Cb).
5. Hujan : presipitasi berbentuk cair, amat umum di saerah
tropis karena suhunya yang tinggi. Diameter butir
airnya antara 0.5 – 4.0 mm. kecepatan jatuhnya
bergantung dari besarnya butir air yang berbentuk,
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
6. Drizzle (gerimis) : terdiri dari butiran air sangat kecil hampir seragam
berdiameter kurang dari 0,5 mm Butiran begitu kecil sehingga seakan-
akan mengapung dan mengikuti gerakan aliran udara. Kalau menggunakan
payung, butiran air akan berputar-putar di bawah payung. Butiran air ini
juga banyak selain kecil-kecil.
7. Embun (dew) : terbentuk secara langsung dengan kondensasi di tanah,
daun, batu dll. Pada malam hari pada benda (objek) yang mendingin
melalui radiasi kembali. Di daerah banyak hujan peranan embun kurang
berarti dibandingkan pada daerah kering bagi pertumbuhan tanaman.
Apalagi pada stepe yang berada dekat pantai. Uap air dari laut akan
mengembun pada malam hari.
Klasifikasi genetis presipitasi
Berdasarkan sifat genetisnya ada 3 macam presipitasi,
1. Presipitasi berkesinambungan (intermittent) : hujan dan salju, jatuh
lebih kurang merata dari awan altostratus dan nimbostratus.
Presipitasi ini terjadi karena gerakan ke atas secara leluasa dan
menyebar dari suatu masa udara yang besar.biasanya pada hujan
frontal dan hujan konvergen (siklon).
2. Hujan lebat (shower) : presipitasi jangka pendek dengan interval dan
lebat. Biasanya terjadi dari awan Cumulonuimbus yang tidak tabil dan
mengalami gerakan ke atas yang cepat
3. Gerimis (drizzle) : butiran air kecil dan banyak berasal dari kabut atau
stratus bagian bawah. Ciri dari suatu stratifikasi yang stabil tanpa
gerakan ke atas yang berarti.
Proses terjadinya hujan
1. Proses kristal es : Bila uadara mendingin dengan cara
mengembang, sementara mendingin, RH udara akan
naik. Kalau udara itu jenuh terbentuklah butir-butir
kecil awan. Butir ini tidak membeku sampai suhu jauh
dibawah titik leleh (0 C). Pada suhu antara 32-10 F
=12 C awan masih berisi butir-butir air kecil. Pada
suhu 5/9 (10-32) 10 sampai 20 F terdapat campuran
antara butir air dan kristal es. Butir air kecil akan
menguap dan uapnya akan bersatu dengan kristal es
dan menjadi besar dan jatuh. Ini disebut juga
Bergeron effect (pengaruh Bergeron)

2.Proses tangkapan (capture process), terjadi benturan


antara butir-butir air. Butir yang lebih besar jatuh dan
menangkap butiran lainnya dan makin membesar
kemudian jatuh sebagai hujan.
TIPE-TIPE HUJAN YANG TERJADI
1. Hujan Konveksi
adanya pemanasan pada permukaan bumi, membuat udara di atasnya menjadi
panas dan ringan. Bersamaan itu pula terjadi evaporasi, dan uap air terdorong ke
atas dan membentuk awan. Hujan konveksi ini cukup lebat.
2. Hujan Orografis
masa udara dari suatu daerah dipaksa naik ke gunung oleh dorongan angin. Pada
batas ketinggian tertentu terbentuklah awan karena kondensasi (Batas kondensasi
atau “condentation level”). Hujan yang terjadi cukup lebat

Batas /level
Awan Daerah bayangan hujan
Kondensasi

Wind-ward side Lee – wrad side


Masa Udara
3. Hujan Frontal : disebut frontal karena pertemuan udara panas dan uadara
dingin dari arah berlawanan. Tidak lebat, terjadi di daerah lintang
pertengan. Di tropis jarang terjadi karena suhu mada udara hampir
seragam
Awan

Udara panas

Udara dingin

4. Hujan Konvergen : Hujan berasal dari awan yang terbentuk karena adanya
daerah konvergensi. Masa udara dari berbagai arah masuk ke suatu pusat
tekanan rendah, hujannya cukup lebat
INTENSITAS DAN DISTRIBUSI HUJAN

1. Intensitas hujan
intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan yang jatuh per satuan waktu,
dinyatakan dalam mm/jam.
2. Distribusi
❑ Distribusi hujan dalam sebulan :
dapat dilihat dari banyaknya hari hujan (rainy day)yaitu suatu hari dengan
curah hujan lebih dari 0.5 mm dari hari hujan dalam sebulan dapat dilihat
bagaimana merata dan tidaknya distribusi hujannya. Bagi pertumbuhan
tanaman diperlukan distribusi yang merata, tapi bagi pemasakan buah tidak
lagi diperlukan curah hujan yang banyak.
❑ Distribusi hujan dalam setahun :
penyebaran curah hujan dalam etahun dicirikan dengan banyaknya bulan
basah (BB) dan bulan kering (BK). Yang juga dapat menggambarkan persediaan
air untuk tanaman. Pengertian BB dan BK tercantum pada tabel di bawah ini.
Kecepatan jatuh butir hujan dan butir-butir awan
dalam udara tenang
Diameter Kecepatan jatuh m/detik Macam butir
(mikron)
5.000 8.9 Butir hujan besar
1.000 4.0 Butir hujan kecil
500 2.8 Hujan kecil atau gerimis
besar
200 1.5 Gerimis (drizzle)
100 0.3 Butir awan besar
56 0.076 Butir awan biasa
10 0.003 -
2 0.00012 -
1 0.00004 -
KEADAAN CURAH HUJAN DAN INTENSITASCURAH HUJAN

KEADAAN CURAH HUJAN INTENSITAS CURAH HUJAN (MM)


1 JAM 24 JAM
HUJAN SANGAT RINGAN <1 <5
HUJAN RINGAN 1-5 5-20
HUJAN 5-20 20-50
HUJAN LEBAT 10-20 50-100
HUJAN SANGAT LEBAT > 20 > 100

UKURAN, MASSA DAN KECEPATAN JATUH BUTIR HUJAN

JENIS DIAMETER KECEPATAN


BOLA (MM) JATUH(m/sec)
HUJAN GERIMIS 0,15 0,5
HUJAN HALUS 0,5 2,1
HUJAN NORMAL DERAS 1 4,0
LEMAH
2 6,5
HUJAN SANGAT DERAS 3 8,1

Anda mungkin juga menyukai