HIDROLOGI
DR. MUHAMMAD RAMDHAN OLII, ST., M.ENG/0924058701
B
KEHADIRAN UTS (61-80)
10% 30% C
(41-60)
D
TUGAS UAS (21-40)
20% 40% E
(00-20)
A
75%
Kehadiran
Bisa ikut UAS dan UTS
B
E
kakaramdhanolii@yahoo.co.id
Profil kakaramdhanolii@gmail.com
muhammad.ramdhan.o@mail.ugm.ac.id
Muhammad
kakaramdhanolii
Ramdhan
Olii
Lingkungan 1 Qauman
Kelurahan Bolihuangga 085255057570
Kecamatan Limboto
ST – UMI
M.Eng – UGM 085255057570
Dr - UGM
Materi
Siklus hidrologi Limpasan.
Hidrometri. Banjir.
PENDAHULUAN
“Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan ditribusinya, sifat alami dan
kimianya, serta reaksinya terhadap kehidupan manusia” - Federal Council for Science and Technology USA (Chow,
1964)
Informasi hidrologi akan dipergunakan sebagai masukan atau data untuk suatu rencana atau skenario kegiatan yang sangat
tergantung pada keberadaan air (sifat dan besarnya) dan selalu terkait dengan ketersediaan air di musim hujan (debit
banjir) serta di musim kemarau (debit andalan). Hal ini banyak sekali diterapkan untuk keperluan perencanaan,
perancangan maupun operasi bangunan air seperti:
a. bangunan dan jaringan saluran irigasi,
b. fasilitas drainase,
c. bangunan untuk pengendalian banjir,
d. jaringan suplai air minum,
e. bangunan untuk fasilitas pengolahan dan pembuangan air limbah,
f. pembangkit listrik tenaga air (PLTA),
g. waduk untuk pengendalian erosi dan sedimentasi.
SIKLUS HIDROLOGI
Awan
Awan
Presipitasi
Evapotranspirasi Awan
Li Transpirasi Presipitasi
m
pa
sa
n Evaporasi
Transpirasi Presipitasi
Perkolasi
Infiltrasi Evaporasi
Air tanah
Infiltrasi
Air tanah
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi di bumi berlangsung secara terus menerus dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air
yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk
berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air
yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.
Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air
juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan
semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi,
baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup
SIKLUS HIDROLOGI
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi,dan evapotranspirasi, naik
hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi
partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap
air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik
ketinggian tersebut.
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses
inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.
Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun
terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah di permukaan bumi
SIKLUS HIDROLOGI
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan
bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori
tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori
tanah ini disebut proses infiltrasi.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan tanah ke
lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
SIKLUS HIDROLOGI
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan
bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori
tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori
tanah ini disebut proses infiltrasi.
Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi dari suatu lapisan tanah ke
lapisan di bawahnya, sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
PERKIRAAN JUMLAH AIR DI
BUMI
Volume air % Total air tawar % Total air
Sumber air
(km2) di bumi di bumi
Oceans, Seas, & Bays 1.338.000.000 - 94,9628
Ice caps, Glaciers, & Permanent Snow 24.064.000 69,5569 1,7079
Groundwater 23.400.000 - 1,6608
Fresh 10.530.000 30,4369 0,7473
Saline 12.870.000 - 0,9135
Soil Moisture 165 0,0005 0,0012
Ground Ice & Permafrost 300 0,0009 0,0021
Lakes 1.764 - 0,0013
Fresh 91 0,0003 0,0006
Saline 854 - 0,0006
Atmosphere 129 0,0004 0,0009
Swamp Water 1.147 0,0033 0,0008
Rivers 212 0,0006 0,0002
Biological Water 112 0,0003 0,0001
Total 34.596.156 100 100
ALAT UKUR KLIMATOLOGI
Komponen Satuan Persayaratan Ketelitian
Temperatur o o
Temperature C ± 0.1 C
Hujan
± 0.1 mm dibawah 10 mm
Kelembaban Hujan mm
±2% diatas 10 mm
Tekanan udara
Kelembaban % ±3%
Kecepatan angin
Tekanan udara hPa ± 0.3 hPa
Arah angin
Kecepatan angin m/s ± 0.5 m/s
Radiasi matahari
Arah angin derajat ±10 derajat
Panci evaporasi
Radiasi matahari MJ/m2/hari ±1 MJ/m2/hari
± 0.1 mm dibawah 10 mm
Panci penguapan mm
±2% diatas 10 mm
Stasiun
Klimatologi
ADA YANG TAHU BERAPA JUMLAH STASIUN
HUJAN DAN KLIMATOLOGI DI GORONTALO?
11.967,64 km2
7 STASIUN KLIMATOLOGI
WORLD METEOROLOGICAL
ORGANIZATION (WMO) PENYEBAB
Karaktersitik Wilayah
Kerapatan Jaringan Minimum
(km2/stasiun)
DATA TIDAK
Datar beriklim sedang, laut tengah dan tropis
Kondisi normal
600-900
LENGKAP
■ Kerusakan alat penakar hujan
Wilayah pegunungan 100-250
Pulau-pula kecil bergunung (< 20.000 km2) 25 ■ Pengamat/penangungjawab
Daerah kering dan kutub 1.500-10.000 terhadap data tidak mencatat
data hujan
2 0,5
C
2
100 n 2 2
N v C v
p p ■ Perubahan kondisi di lokasi
E p n 1 pencatatan selama periode
dengan:
σ : standar deviasi p
P pencatatan (pemindahan atau
perbaikan alat dan perubahan
N
Cv
: jumlah stasiun hujan n
: koefisien variasi hujan didasarkan pada stasiun hujan yang ada prosedur pengukuran di
´𝑝 : hujan rerata tahunan dari n stasiun (mm) lapangan)
E : persentase kesalahan yang diijinkan (%)
p : hujan rerata tahunan (mm)
CONTOH
Suatu wilayah memiliki 3 stasiun hujan dengan rerata hujan tahunan untuk masing-masing stasiun
hujan adalah 1500 mm/tahun;1850 mm/tahun;1650 mm/tahun. Hitunglah jumlah stasiun hujan
optimum pada wilayah tersebut, jika kesalahan yang diijinkan 5%.
p
P
1500 1850 1650
1667 Cv
2
100 176
11
n 3 1667
p
2
P 2
1500 2 1850 2 1650 2
2.798.333 11
2
n 3 N 4,44 5
5
0,5 0,5
n
2
p p
2
3
2.798.333 1667 2
176
n 1 3 1
Jadi jumlah stasiun hujan yang diperlukan adalah 5 buah sehingga diperlukan penambahan 2 buah stasiun hujan.
Tgl A B C Tgl A B C
1 10 12 13 16 0 0 0
2 0 0 0 17 0 0 0
8 7 4 2 23 0 0 0
9 13 11 17 24 50 49 45
10 29 35 32 25 39 42 34
11 45 42 37 26 5 7 6
12 x 34 33 27 0 0 0
13 23 21 19 28 0 0 0
14 0 0 0 29 3 4 3
15 0 0 0 30 13 10 12
Waktu
Data hujan otomatis Data hujan manual
PERBAIKAN DATA TIDAK
LENGKAP
Metode perbandingan normal (normal ratio method) Metode inversed square distance.
1 1 1 1
1 Ptx Ptx Ptx Ptx p1 2 p2 2 p3 ... 2 pn
phx phn
2
p h1 ph 2 ph 3 ... L1 L2 L3 Ln
n pt1 pt 2 pt 3 ptn p x
1 1 1 1
2
2
2
... 2
p : hujan yang diperkirakan pada stasiun hujan x (mm)
L1 L2 L3 Ln
hx
ptx : jumlah hujan pada stasiun hujan x (mm)
ph1, ph2, ... : hujan pada saat yang sama dengan hujan yang diperkirakan
jumlah hujan pada stasiun hujan 1,2,3,...,n (mm)
pt1, pt2, ... : pada stasiun hujan 1,2,3,...,n (mm)
px : hujan yang diperkirakan pada stasiun hujan x (mm)
p1, p2, ... : hujan yang diperkirakan pada stasiun hujan
1,2,3,...,n (mm)
L1, L2, ... : jarak dari stasiun hujan x ke stasiun hujan 1,2,3,...,n
(mm)
CONTOH
Lengkapi data hujan harian yang hilang pada tanggal 3/01/2018 berdasarkan Tabel di bawah
dengan metode perbandingan normal (normal ratio method)
1 1 1 1 1 1 1
2
p1 2 p2 2 p3 ... 2 pn 2
45 2
33 2
27
L L2 L3 Ln
px 1 p3 / 01 / 2018 30 21 13 = 31 mm
1 1 1 1 1 1 1
2
2
2
... 2
L1 L2 L3 Ln 30 2 212 13 2
PEMERIKSAAN KONSISTENSI
(KEPANGGAHAN) DATA 40000
35000
30000
Hujan Tahunan Komulatif
Titik Patah
di Stasiun Hujan x (mm)
25000
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
Hujan Rerata Tahunan Komulatif di Sekitar Stasiun x (mm)
f(x) = 0 50000 Hujan Tahunan
Setelah Koreksi
45000
40000
CONTOH
Tahun A B C D E
2000 4099 4406 4100 4115 3800
2001 3910 3810 3900 3990 3981
2002 3040 3265 3090 2900 3100
2003 3490 3515 3617 3435 3493
2004 3410 3435 3700 2800 3805
2005 3645 3955 2980 3705 4080
2006 3710 2110 1895 2505 1930
2007 2150 2000 1945 1931 2123
2008 2400 1800 1790 1670 1939
2009 2300 2100 2300 1999 2000
2010 1896 2500 2450 1900 3150
TERIMA KASIH