Anda di halaman 1dari 13

Kelembaban udara

Oleh :
Lilik Kurniawan, S. Pd.
KELEMBABAN UDARA
• Kelembaban udara adalah banyaknya gram uap
air yang terkandung dalam udara.
• Kelembaban absolut (Mutlak) adalah jumlah
gram uap air yang terkandung dalam udara
setiap m 3 udara
• Kelembaban Maksimum : Jumlah uap air
terbanyak yang dapat terkandung dalam udara
dalam suhu tertentu
• Kelembaban Nisbi/relatif : Perbandingan jumlah
uap air yang ada dalam udara dengan jumlah
maksimum yang dapat dikandung udara dalam
temperatur dan tekanan yang sama.
Contoh soal
kelembaban nisbi
3 0
• Dalam 1 m udara dengan temperatur 20 terdapat 15
gram uap air. Pada keadaan yang sama, maksimum
udara tersebut dapat mengandung 25 gram uap air.
Berapakan kelembaban nisbi pada udara tersebut ?
Diketahui :
3
a. Kelembaban absolut = 15 gram/ m
b. Kelembaban maks = 25 gram
c. Kelembaban Relatif = kel abs./ kel maks x 100 %
= 15/25 x 100 %
= 60 %
Kelembaban Udara akan
menimbulkan awan

Contoh – contoh Awan


Click saya
dan ikuti
…..
H U J A N
( Presipitasi )
• Jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi baik
padat (es/salju) maupun air.
1. Berdasarkan bentuknya :
a. Hujan (Rain) : Curahan berbentuk cair
dengan diameter 0,5 – 4 mm
b. Salju (Snow) Karena subliasi air pada
0
temperatur < 0 C
c. Hujan Es (Hail Stone) : Bongkahan es trun
dengan diameter 5 – 50 mm, biasanya berasal
dari awan cumulunimbus
Proses terjadinya hujan
Sublimasi 3

Presipitasi salju

Sublimasi 2
Kondensasi
Sublimasi 1
Presipitasi es

Evapotranspirasi Presipitasi air


Run off
Transpirasi

Evaporasi
Inviltrasi
Proses terjadinya hujan
Sublimasi 3

Presipitasi salju

Sublimasi 2
Kondensasi
Sublimasi 1
Presipitasi es

Evapotranspirasi Presipitasi air


Run off
Transpirasi

Evaporasi
Inviltrasi
2. Berdasarkan Proses terjadinya
a. Hujan Konveksi : Terjadi karena panas
bumi membuat udara naik, terkonden
sasi dan menjadi hujan

Hujan Konveksi
2. Berdasarkan Proses terjadinya
a. Hujan Konveksi : Terjadi karena panas
bumi membuat udara naik, terkonden
sasi dan menjadi hujan

Hujan Konveksi
3. Hujan Orografis : terjadi karena gerakan udara
horisontal dipaksa naik pegunungan dan terjadi
hujan
3. Hujan Orografis : terjadi karena gerakan udara
horisontal dipaksa naik pegunungan dan terjadi
hujan
3. Hujan Frontal : Terjadi karena pertemuan
massa udara panas dan dingin pada daerah
lintang sedang sehingga menjadi hujan yang
sangat lebat

0 0 0
23,5 LU 0 23,5 LS
3. Hujan Frontal : Terjadi karena pertemuan
massa udara panas dan dingin pada daerah
lintang sedang sehingga menjadi hujan yang
sangat lebat : Massa udara Panas

: Massa Udara Dingin

0 0 0
23,5 LU 0 23,5 LS

Anda mungkin juga menyukai