Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KLIPING

NAMA - NAMA PRESIDEN RI

Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata pelajaran IPS


yang dibimbing oleh Ibu Nanin Sudiar, S.Pd
Kelas IX SMPN 2 Satap Lenangguar

DISUSUN OLEH :
TOMI PRATAMA SAPUTRA

Pemerintah Kabupaten Sumbawa


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
SMPN 2 Satap Lenangguar

TAHUN 2023
1. SOEKARNO : Presiden R.l. ke-1 (1945-1966)

Lahir : Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901.


Meninggal : Jakarta 21 Juni 1970.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMP / SMA di Surabaya, ITB di Bandung.
Pengalaman: Penulis/Kolumnis dan Pejuang Politik / Diplomatic
Pendiri PNI (4 Juli 1927); Proklamator R.I.

Biografi Bapak Ir. H. SOEKARNO (1945-1966)

Ir. H. SOEKARNO lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu


kecil bernama Kusno yang kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. la hanya beberapa
tahun hidup bahagia bersama orang tuanya di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekost di rumah
H.O.S. Cokroaminoto, politisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar, Soekarno
menggembleng jiwa nasionalismenya. Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB di
Bandung. Setelah meraih title Ir. pada tahun 1926, H.O.S. Cokroaminoto mengambilnya sebagai
menantu. Soekarno kemudian mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia, 1927) dan berhasil
merumuskan ajaran Marhaen. Karena merasa khawatir, penjajah Belanda kemudian menjebloskan
Soekarno ke penjara Sukamiskin, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru
disidangkan di pengadilan dengan tuduhan mengambil bagian dalam suatu organisasi yang bertujuan
melakukan kejahatan di samping usaha menggulingkan kekuasaan Hindia-Belanda. Dalam
pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno menelanjangi
kemurtadan bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pada tahun 1933, Belanda membuang Bung Karno
ke Endeh, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.
Pada zaman Jepang Bung Karno mensiasati saudara tua yang rakus itu. Pura-pura bekerja sama tetapi
memanfaatkannya untuk kepentingan Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
Kemerdekaan Rl pada 17 Agustus 1945, setelah Jepang bertekuk lutut pada Sekutu.
Pada sidang pleno PPKI ditetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI dan memilih Soekarno dan Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama. Dengan proklamasi Kemerdekaan RI, Pancasila dan
UUD 1945 ribuan suku bangsa yang berbeda adat istiadat dan agamanya di 17.000 pulau dari Sabang
sampai Merauke berhasil disatukan menjadi bangsa yang berdaulat. Setelah berhasil mempersatukan
Nusantara, Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang
ketika itu umumnya terjajah, menjadi satu kekuatan baru yang adil, makmur, dan damai. Bersama
negarawan lain, Soekarno menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (1955). Kini
berkembang menjadi Gerakan Non-Blok beranggotakan ratusan negara.
Ketika di dalam negeri berlarut-larut terjadi perpecahan akibat sejumlah politisi memaksakan
pelaksanaan demokrasi parlementer yang liberal, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Persatuan dan kesatuan bangsa utuh kembali. Tetapi kemudian
Bung Karno menerapkan sistim politik Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis). Para penentang
politik ini berulang kali mengingatkan Bung Karno untuk tidak memberi peluang berkembangnya
komunisme, karena akan berkhianat seperti pernah dilakukannya pada tahun 1926 dan 1948.
Kekhawatiran itu terbukti lagi, PKI melancarkan kudeta (30 September 1965). Namun meskipun
didesak. Presiden Soekarno enggan membubarkan PKI. Setelah keadaan parah, pada 11 Maret 1966
barulah ia mengeluarkan Surat Perintah kepada Jenderal Soeharto, yang lebih dikenal dengan
Supersemar, agar mengambil tindakan, yang kemudian membubarkan PKI sampai ke akar-akarnya.
2. SOEHARTO: Presiden R.l. ke-2 (1968-1998)

Lahir : Kemusuk, Argamulyo, Yogyakarta, 8 juni 1921


Pendidikan : SD di Twir, Yogyakarta, Wuryantoro dan Solo;
SMP dan Sekolah Agama di Wonogiri dan Yogyakarta (1935-
1939); Sekolah Bintara di Gombong, Jawa Tengah (1941).
Pengalaman : Prajurit Teladan (1941-1942); Polisi Surela dan
Tentara Peta (1942-1945); Pengawal Panglima Besar Soedirman;
Pemimpin Serangan Umum merebut Ibu kota Yogyakarta (1
Maret 1949); Komandan Kostrad dan Panglima Sementara TNI
AD (sampai dengan 1965); Panglima AD (1966); Ketua Presidium
KabinetAmpera (1966).
Biografi Bapak SOEHARTO:
SOEHARTO, terlahir dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertoredjo. Dulu orang tua itu cuma
berharap anak tunggalnya asal bisa membantu di sawah saja. Syukur kalau dapat melanjutkan jabatan
menjadi ulu-ulu di kampung mereka, Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta.
Pak Harto harus bersusah payah untuk bisa sekolah, SD dan SMPnya diselesaikan sampai beberapa
kali pindah dari Twir, Yogyakarta, Wuryantoro, Solo, Wonogiri dan Yogyakarta. Disamping itu ia
masih menyempatkan sekolah Agama, agar mendapat ilmu dan keteladanan untuk beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian karena terpanggil untuk membela tanah air, Soeharto, si anak desa
itu melanjutkan Sekolah Bintara di Gombong. Setelah terpilih menjadi prajurit teladan, pangkat bintara
itu tak lama kemudian menjadi Sersan. Di jaman Jepang Pak Harto masuk polisi, lalu pindah ke Peta
sampai berpangkat Komandan Pelopor. Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945 ketika
berusia 24 tahun. Sampai terakhir berpangkat Jenderal.
Tugas yang pernah diemban oleh Pak Harto, antara lain: Pengawal Panglima Besar Sudirman,
Memimpin Serangan Umum merebut Ibukota RI Yogyakarta (1 Maret 1949), Panglima Mandala /
Pembebasan Irian Barat (1962-1963), dan menghancurkan Gerakan 30 September 1965 / PKI. Tugas
yang terakhir itu ia lakukan berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Atas sukses itu,
kemudian MPRS mengangkat Jendral Soeharto menjadi Presiden Rl kedua menggantikan Soekarno.
Sebagai negarawan, Pak Harto lama-lama menjadi panutan kalangan pemerintahan negara-negara Asia
Tenggara (ASEAN). Salah satu keberhasilannya ialah mengendalikan Republik Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia yang berpenduduk sangat majemuk dan amat beragam adat
istiadatnya. Selama 20 tahun tanpa konflik yang berarti, sedang sebelumnya selalu ribut.
Sukses itu membuka kesempatan untuk membangun secara rencana dan berkesinambungan. Dalam
percaturan Internasional, Indonesia semakin mendapat kepercayaan, dengan makin banyaknya kerja
sama dengan negara-negara berkembang. Dengan semangat giat belajar, tekun beribadah serta
senantiasa membaktikan diri kepada bangsa dan negara, ternyata Soeharto anak petani yang sangat
bersahaya dari desa berhasil menjadi negarawan yang baik.
3. B.J. HABIBIE: Presiden R.I. ke-3: (1998-1999)
Lahir : Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni
Pendidikan : SD, SMP, SMA, Bandung (1954), mendapat
gelar Diploma Ingenieur jurusan Kontruksi Pesawat
Terbang Rheinisc-Westflaelische Tegnische, Aachen,
Jerman Barat.
Pengalaman: Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut
Kontruksi Ringan Rheinisc Technische, Aachen, Jerman
Barat(1960-1965), Menteri Negara Riset dan Teknologi
(1978), Dirut PT Pal, Surabaya (1978), Ketua BPPT, Ketua
ICMI.

Biografi Bapak B.J. HABIBIE:


BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE, menjadi presiden pada tanggal 21 Mei 1998 menggantikan
Jendral Soeharto yang meletakkan jabatan karena dipaksa mundur oleh rakyat. Sebelumnya, B.J.
Habibie menjadi wakil presiden Rl ke tujuh periode 1998-2003, tapi ia hanya memangku jabatannya
selama kurang lebih 2 bulan.
Dalam usia 13 tahun, Rudy, demikian Habibie biasa dipanggil, ditinggal wafat ayahnya, Alwie Abdul
Jalil Habibie, bekas Kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan. Ibunya, RA Tuti Marini Puspowardjo
yang asal Yogyakarta menganjurkan Habibie berangkat ke Bandung untuk masuk SMP, kemudian ia
menyusul setelah anaknya kelas dua SMA. Setahun di ITB, atas usaha ibunya, Habibie mendapat
beasiswa P&K untuk belajar di Jerman Barat. Gelar insinyur mesin dan Kontruksi pesawat terbang
diraih Habibie pada usia 21 tahun, ia kemudian meneruskan sekolahnya lagi dengan biaya sendiri.
Waktu lulus, Habibie orang pertama di luar Jerman, setelah perang dunia ke II yang membuat skripsi
mengenai aeronautika.
Habibie kemudian bekerja sebagai asisten riset di Technische Hocheschule (TH) Aachen, ia
menghasilkan desain kapal selam dalam (deep sea), gerbong kereta api, juga ruangan bersuhu dan
bertekanan tinggi dari bagian reaktor atom untuk atom Center Julich. Sebagai sarjana ahli, kemudian
wakil presiden direktur Messrchumitt Bolkow-Blohm (MBB), ia mendesain beberapa jenis pesawat
terbang termasuk proyek-proyek satelit dan rudal.
Pada tahun 1974, karena kecerdasan Habibie membuat presiden Soeharto memanggilnya pulang ke
Indonesia. Selanjutnya ia diangkat menjadi penasihat Presiden RI, memimpin Devisi Adveced
Technologi Pertamina yang merupakan cikal bakal BPPT dan merintis industri pesawat terbang di
Bandung, Ia juga berhasil membuat pesawat pertama Indonesia CN235. B.J. Habibie turun dari
jabatannya sebagai presiden Rl pada tanggal 20 Oktober 1999 karena pertanggungjawabannya tidak
diterima oleh sidang umum MPR 1999.

4. K.H. ABDURRAHMAN WAHID: Presiden R. I. ke-4: (1999-2001)

Lahir : Denanyar, Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940


Pendidikan : SD, Jakarta (1953);SMEP, Yogyakarta (1956);
Pesantren Tambakberas,
Jombang (1959 -1963); Departemen og Higher Islamic and Arabic
Studies, Universitas Al Azhar, Kairo; Fakultas Sastra Universitas
Bagdad, Irak (1970)
Pengalaman : Guru Madrasah Mu’alimat, Tambakberas,
Jombang (1959-1963); Dosen dan Dekan Fakultas Ushuluddin
Universitas Hasyim Ashari, Jombang (1974-1979); Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur,
Jakarta Selatan (1979); Ketua Tanfidziyah PB Nahdhatul Ulama (1984-1998).

Biografi Bapak K.H. ABDURRAHMAN WAHID:


GUS DUR, demikian K.H . Abdurrahman Wahid biasa dipanggil, seorang ulama muda yang gemar
humor. Luwes bergaul, sikapnya terbuka. Banyak yang menaruh harapan besar ketika ia terpilih
sebagai ketua PBNU dalam Muktamar NU ke-27 di Pondok Pesantren Salafiah Safi’yah
Sukorejo,Situbondo, Jawa Timur. Apalagi sejak Muktamar itu, NU secara resmi kembali ke Khittah
1926. Artinya NU akan meninggalkan politik praktis dan tidak ada lagi ikatan organisatoris dengan
PPP.
Tokoh yang tak dapat melihat dengan sempurna ini boleh jadi merupakan satu-satunya presiden di
dunia yang terpilih secara demokrasi oleh wakil rakyat. Komposisi keanggotaan DPR-MPR hasil
pemilu tahun 1999 rupanya lebih suka memilih Gus Dur, dan enggan memberikan suaranya kepada
Megawati Soekarno Putri, satu-satunya pesaing di waktu itu, karena alasan gender.
Anak sulung dari enam bersaudara A.Wahid Hasyim, mantan menteri agama ini banyak memegang
jabatan yang sifatnya penasihat tim di berbagai departemen, antara lain: Departemen Koperasi (1984),
Departemen Agama (1985). Gus Dur menikah dengan Shinta Nuriyah 1968. Mereka dikarunia empat
orang anak.

5. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI: Presiden R. I. ke-5: (2001-2004)

Lahir : Jakarta 23 Januari 1946.


Pendidikan : SD – SMA, Perguruan Cikini,
Jakarta.
Kuliah Fakultas Pertanian Unpad, Fakultas Fisiologi
Universitas Indonesia.
Pengalaman : Ketua PDI (Munaslub PDI 1993); Ketua
PDI-P (1999-sekarang); Wakil Presiden Rl (1999-2001)

Biografi Ibu MEGAWATI SOEKARNO PUTRI:


DYAH PERMATA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI, melewatkan masa pendidikannya sejak SD
sampai SMA di perguruan Cikini, Jakarta. Megawati yang sempat kuliah di Fakultas Pertanian dan
Fakultas Fisiologi di UI tak dapat menyelesaikan kuliahnya karena kemelut politik pasca perebutan
kekuasaan dari Soekarno oleh Soeharto pada tahun 1966. Rupanya pemerintah tak menghendaki
Megawati menjadi pemimpin politik, sebab dengan tampilnya Megawati dikhawatirkan akan
mengancam kekuasaan Soeharto. Dengan berbagai cara rezim Soeharto terus menerus berusaha
menggusur Megawati dari PDI. Menjelang pemilu 1996 digelar kongres PDI di Medan, dalam
penghelatan itu, Soeryadi mantan ketua PDI diangkat lagi menjadi ketua PDI menggantikan Mega.
Pendukung Mega marah dan menduduki kantor DPP PDI. Maka terjadilah peristiwa yang dikenal
dengan peristiwa 27 Juli.
Setelah Soeharto jatuh, Megawati yang mewarisi kharisma ayahnya baru tampil lagi menjelang pemilu
1999. PDI pimpinan Megawati berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP). Dalam pemilu yang
demokratis itu, PDIP memenangkan pemilu dengan memperoleh 154 kursi di DPR. Tetapi ia kalah
bersaing dengan Gus Dur dalam pemilihan Presiden dalam sidang MPR. Baru setelah Gus Dur
dijatuhkan DPR, karena skandal Bullogate dan Brunaigate, Megawati yang sebagai wakil presiden
terpilih menggantikan K.H. Abdurrahman Wahid menjadi presiden Rl yang ke-V.
6. Susilo Bambang Yudhoyono
Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herawatiputri
Pendidikan :
1. Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
2. American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
3. Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
4. Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS,
1982-1983
5. On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
6. Jungle Warfare School, Panama, 1983
7. Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
8. Kursus Komando Batalyon, 1985
9. Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
10. Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
11. Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
Biografi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono:

Presiden Rl Ke VI: 2004-2009. Pria berperawakan tinggi besar ini kian berkibar namanya di era
Presiden Gus Dur. Susilo Bambang Yudhoyono, Bahkan Gus Dur pada saat itu sempat menyebut
jenderal bintang empat itu sebagai calon presiden yang oke punya.
Susilo Bambang Yudhoyono, yang lazim disebut pers dengan SBY, lahir di Pacitan, Jateng, 9
September 1949. Karier militernya mulai melonjak setelah SBY menjadi Komandan Peleton di Yonif
Linud 330 pada 1974. SBY lantas menjadi Komandan Peleton Yonif 330 pada 1996, dan 1981 menjadi
Perwira Operasi MabesTNI AD. Tahun 1996 SBY menjabat sebagai Chief Ministry of Military
Observer di Bosnia Herzegovina, lalu meloncat menjadi Assospol Kassospol TNI.
Di era Gus Dur, SBY menduduki posisi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben). SBY yang
dikenal low profile, juga ditunjuk Gus Dur sebagai negosiator (mewakili pemerintah) dengan keluarga
Cendana untuk mengembalikan harta kekayaan Soeharto.
Saat Gus Dur di ujung tanduk, SBY ditunjuk menjadi Menko Polsoskam dan memegang kendali
maklumat yang dikeluarkan Gus Dur yang menilai negara dalam keadaan darurat politik. SBY
menolak melaksanakan rencana dekrit presiden. Hal itu tak membuat bintangnya redup. SBY bahkan
menjadi kandidat wapres dalam SI MPR akhir Juli 2001. Kemudian menjadi Menteri Koordinator
Politik, Sosial, dan Keamanan Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarnoputri, (9 Agustus
2001-2004). Bersama Yusuf Kalla menjadi kandidat utama Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres
Tahap II yang kemudian dimenangkannya. SBY dan Yusuf Kalla resmi dilantik sebagai Presiden dan
Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2004. Kemudian setelah masa jabatan presiden bersama Jusuf
Kalla selesai, SBY maju kembali sebagai presiden bersama Boediono, dan terpilih kembali pada
pemilu.
7. Ir.H.Joko Widodo

Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961


Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo
Anak:
Gibran Rakabumi Raka
Kahiyang Ayu
Kaesang Pangerap
Agama : Islam
Hobby : Penikmat musik rock
Riwayat Pendidikan :
SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo, Almamater : Fakultas Kehutanan UGM
Yogyakarta lulusan 1985,
Pengalaman : Pengusaha, Eksportir Mebel, Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden
Indonesia ke-7
Biografi Bapak Joko Widodo:

Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Rumah petak sekaligus
tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa travel. Sang
bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai bergaul. Jokowi sebagai
orang yang selalu mengalah untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi dari kedua
orangtuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.
Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat temanya bersepeda ontel. Kala itu sekolah tidak
terlalu jauh dari rumah dan cukup berjalan kaki. Bakti kepada orangtua ditunjukkan lewat sikap juga
sejumlah prestasi. Saat menjadi Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, orang tidak
pernah menyangka perjalanan hidup Joko kecil anak tukang kayu itu kini menjadi orang nomor satu di
Indonesia.
Setelah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada lulus
tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN. Ia kembali ke Solo dan
bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Tahun 1998 dirinya
memulai berbisnis sendiri bermodal dari pengalaman yang dimiliki. Dengan kerja keras, ketekunan
dan keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi seorang eksportir
mebel.
Pada tahun 2005 Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo bersama partai
politik PDI Perjuangan beliau menjabat selama dua kali masa bakti 2005-2015. Dalam masa
jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota.. Banyak yang meragukan
kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel dan taman ini bahkan hingga saat terpilih
menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak mengalami kemajuan oleh gebrakan
progresif dilakukannya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia
kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Pada tahun 2007 Surakarta juga
telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng
Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Langkahnya
berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi Organisasi Kota-kota
Warisan Dunia pada bulan Oktober 2008. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana
Mangkunegaran.
Tahun 2012, Beliau bersama dengan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (Ahok) menjadi gubernur dan
wakil gubernur DKI Jakarta dan selanjutnya menjadi Presiden Indonesia bersama wakilnya Jusuf
Kalla.

Anda mungkin juga menyukai