Dibuat oleh:
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................5
BAB V PENUTUP..........................................................................................................11
Kesimpulan..................................................................................................................11
Saran............................................................................................................................12
i
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udara merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan makhluk
hidup, komponen yang perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya (Wardoyo,
2016). Berdasarkan pemaparan dari kutipan buku “Emisi Partikulat Kendaraan
Bermotor dan Dampak Kesehatan”, kualitas udara sangat memengaruhi banyak
aspek dalam lingkungan sekitar. Apabila kualitas udara yang diproduksi sangatlah
buruk, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan,
pemanasan global, suhu bumi meningkat dan lain sebagainya. Akan tetapi,
faktanya semakin kesini kualitas udara yang diproduksi semakin buruk, lantas
apakah penyebab dari udara yang buruk ini?
Rumusan Masalah
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada data yang penulis olah, terdapat beberapa variabel yaitu ; Coal, Oil,
Gas, Cement dan Flaring.
1. Coal : variabel yang menjelaskan polusi udara yang disebabkan batu bara
dan data ini diambil berdasarkan dari penyebab polusi udara yang terjadi
di negara ASEAN. Data mengenai variabel ini, memaparkan pengaruh
batu bara sebagai salah satu penyebab polusi udara baik dalam jumlah
banyak atau sedikit. Salah satunya ialah proses pembatubaraan, proses
yang mengeluarkan karbon dioksida (CO2) sehingga menimbulkan asap
tebal dan mengakibatkan udara tidak segar untuk dihirup oleh manusia.
2. Oil : variabel ini menjelaskan polusi udara yang disebabkan oleh minyak,
data yang diambil berdasarkan penyebab polusi udara yang terjadi di
negara ASEAN. Pada dasarnya, pengelolaan minyak pasti mengeluarkan
karbon dioksida (CO2) dan menimbulkan asap yang tidak sehat untuk
dihirup oleh manusia karena banyak kandungan zat yang tidak baik saat
udara dari minyak keluar.
3. Gas : variabel ini menjelaskan polusi udara yang disebabkan gas dan data
ini diambil berdasarkan penyebab polusi udara yang terjadi di negara
ASEAN. Gas ini bermasalah dalam udara jika keadaannya apabila
mengandung zat-zat berbahaya, contohnya oksida nitrogen (NOx), oksida
sulfur (Sox), dan karbon monoksida (CO). Zat yang dapat merusak
kualitas udara, umumnya polusi udara gas berasal dari kendaraan
bermotor, pabrik, pembakaran bahan bakar fosil, dan kegiatan industri
lainnya.
4. Cement : variabel ini menjelaskan polusi udara yang disebabkan semen
dan data ini diambil berdasarkan penyebab polusi udara yang terjadi di
negara ASEAN. Semen merupakan salah satu masalah penyebab polusi
2
udara karena dalam pemanasan semen banyak mengeluarkan gas-gas,
seperti gas karbon, gas partikulat dalam bentuk debu, sulfur dioksida
(SO2), oksigen nitrogen (NOx) dan lainnya. Selain itu, pemanasan ini
menggunakan bahan mentah; seperti batu kapur dan tanah liat pada suhu
tinggi dalam kiln (oven besar)
5. Flaring : variabel ini menjelaskan polusi udara yang disebabkan flaring
dan data ini diambil berdasarkan penyebab polusi udara yang terjadi di
negara ASEAN. Pada flaring, terjadinya proses pembakaran gas dalam api
terbuka di atas permukaan tanah atau struktur tertentu; seperti menara
flaring. Proses ini menghasilkan nyala api yang terlihat dan sering kali
terlihat sebagai kilatan api di lokasi produksi minyak dan gas. Selama
proses flaring berjalan, akan mengeluarkan gas-gas yang berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan manusia.
3
BAB III METODE PENELITIAN
4
BAB IV PEMBAHASAN
5
menyumbang polusi udara oil, sedangkan divariabel lain terdapat negara yang
tidak
Frekuensi Negara ASEAN yang Tidak
Menghasilkan Sumber Polusi pada 2018
18% Coal
27%
Oil
Gas
27% Cement
27% Flaring
6
Frekuensi Negara ASEAN yang Tidak
Menghasilkan Sumber Polusi pada 2021
Coal
10%
30% Oil
Gas
30%
Cement
Flaring
30%
7
Timor-Leste 0.633872 0.685168 0.718671 0.736328
Viet Nam 274,223,081 341,004,951 328,899,732 326,013,668
8
organik. Sesuai artinya, kata “minyak” biasanya mengacu ke minyak bumi
(petroleum) atau produk olahannya : minyak tanah (kerosena). Hal ini diakibatkan
dari kendaraan bermotor, pembangkit listrik dan industri. Polusi udara dihasilkan
dari pembakaran minyak yang menghasilkan CO2, CO, hidrokarbon dan lain
sebagainya yang merupakan penyebab polusi udara.
200,000,000
180,000,000
160,000,000
140,000,000
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
0
Coal Oil Gas Cement Flaring
fosil. Umumnya, batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Saat proses pembatubaraan, mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan dari beberapa aktivitas yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dan industri.
Pada urutan ketiga penyumbang polusi di Indonesia yaitu gas, ialah unsur
yang memiliki karakteristik; tidak memiliki bentuk atau volume tetap, partikel
bergerak bebas, kompresibilitas tinggi, mengisi seluruh ruang yang tersedia,
tergantung suhu dan tekanan, dan berbagai jenis gas. Gas menjadi faktor polusi
diakibatkan pembakaran gas yang menghasilkan CO2, penggunaan gas dalam
industri dan transportasi dan terjadinya kebocoran gas.
Selanjutnya penyumbang polusi ke-4 yaitu cement, faktornya yang
menyebabkan adalah proses produksi semen yang sangat kotor dan melibatkan
9
pembakaran bahan baku yang menghasilkan emisi gas CO2, SO2 dan
NOx. Proses produksi semen banyak mengeluarkan gas karbon yang dikeluarkan
melalui cerobong asap. Proses ini juga tidak hanya mengeluarkan gas karbon saja,
akan tetapi mengeluarkan gas partikulat, oksidasi nitrogen (NOx) dan sulfur
dioksidasi (SO2).
Posisi terakhir, yaitu flaring menyumbang polusi udara karena flaring
membakar gas yang tidak diinginkan dalam memproduksi minyak mentah yang
biasanya dilakukan di industri minyak bumi yang mengakibatkan CO2 dilepaskan
ke atmosfer. Flaring juga membuat emisi gas rumah kaca dan pembuangan gas
beracun.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
10
Penelitian ini mengajak penulis dan para pembaca agar dapat mengetahui
bahwa faktor populasi dan industri di suatu negara berpengaruh terhadap polusi
udara. Seperti Indonesia yang mempunyai populasi yang banyak dan menjadi
basis produksi industri manufaktur terbesar di ASEAN yang berdampak pada
besarnya polusi. Akan tetapi dibeberapa negara, faktor populasi tidak
memengaruhi kenaikan polusi udara. Hal ini dapat dilihat dari negara Singapura
yang berpopulasi sedikit tetapi banyak menghasilkan polusi melalui industri.
Saran
Adapun saran yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah sebagai
berikut;
11
1. Data Kurang Update
Data yang penulis gunakan masih data 2 tahun yang lalu, sehingga data
yang digunakan masih kurang memadai untuk dijadikan sebagai bahan
penelitian. Perbaikan ke depannya, disarankan untuk menggunakan data
yang lebih relevan dan terbaru dengan kondisi saat ini agar memberikan
gambaran yang lebih akurat.
2. Kurangnya variabel yang lebih spesifik
Data yang digunakan penulis yang hanya memuat lima variabel saja dapat
menunjukkan kurangnya keakuratan sebagai bahan penelitian. Sedangkan
di sisi lain, masih terdapat faktor lain yang mungkin berpengaruh dengan
hasil penelitian sebagai variabel. Oleh karena itu disarankan untuk
memperluas cakupan variabel agar memberikan gambaran yang akurat.
12