Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
- Anry simarsoit
- Elfrandi situmorang
- Denistro manullang
- Intan lumban raja
- Lisa simatupang
- Rumanta tanjung
- Saul silitonga
- Tristanti sagala
Materi pembahasan:
*Pengertian, peran dan fungsi kebijakan moneter
* Instrumen kebijakan moneter

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, makalah Kebijakan Moneter dapat kami
terselesaikan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Tuhan karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui buku pelajaran maupun
melalui media internet. Makalah ini disusun untuk anda yang ingin
mengetahui dan memahami tentang Kebijakan Moneter.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam
pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan banyak kontribusi bagi kami, ibu guru pelajaran ekonomi
Ms. Gustiana Manik, dan teman-teman yang bersedia membantu kami
dalam meperbaiki makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi
yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, hanya Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat
pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran
seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Sidikalang, 13 November 2023

ii
DAFTAR ISI
Nama kelompok …………………………………………………i

Kata pengantar .…………………………………………………ii

Daftar isi …..………….…………………………………………..iii

Kebijakan moneter :
a. Pengertian kebijakan moneter .…………………………….. 1
b. Peran kebijakan moneter .……………………………………. 3
c. Fungsi kebijakan moneter ..………………………………….. 6
d. Instrumen kebijakan moneter ..……………………………. 9
e. Kesimpulan ……………………………………………………….. 11

Daftar pustaka

iii
KEBIJAKAN MONETER

a. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER


Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank
sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang untuk mencapai
terjadinya peningkatan uang beredar secara berlebihan atau sangat
kurang.
Kebijakan moneter merupakan proses mengatur persediaan uang
sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu misalnya menahan
inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter
dapat melibatkan pengaturan standar bunga pinjaman, “margin
requirement“, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai
peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Pengertian lain dari kebijakan moneter adalah suatu kebijakan ekonomi
yang menjadi bagian integral dari kebijakan ekonomi makro yang
bertujuan menjaga keseimbangan kegiatan ekonomi dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Kebijakan moneter disetiap negara dikendalikan oleh otoritas
moneter,dalam hal ini adalah Bank sentral. Dalam konteks Indonesia,
kebijakan moneter dikendalikan oleh Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral negara Republik Indonesia.
1
Menurut para ahli:
1. Muana Nanga : Pengertian kebijakan moneter adalah kebijakan
yang dilakukan oleh otoritas moneter dengan mengendalikan
jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk
mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi
ketidakstabilan ekonomi.
2. M. Natsir : Yang dimaksud dengan monetary policy adalah segala
tindakan atau upaya bank sentral untuk mempengaruhi
perkembangan variabel moneter (uang beredar, nilai tukar, suku
bunga, dan suku bunga kredit) untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Perry Warjiyo : Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas
moneter atau bank sentral dalam bentuk agregat moneter untuk
mencapai perkembangan kegiatan ekonomi yang dilakukan
dengan memperhatikan siklus aktivitas ekonomi, sifat ekonomi
suatu negara dan faktor ekonomi fundamental lainnya
4. Boediono Moneter : Yang dimaksud dengan kebijakan moneter
adalah tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk
mempengaruhi dalam situasi makro yang dilaksanakan yaitu
dengan menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan
penawaran barang sehingga inflasi dapat dikendalikan,
tercapainya kesempatan kerja penuh dan kelancaran suplai atau
distribusi barang.

2
b. PERAN KEBIJAKAN MONETER

Tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk mencapai dan menjaga


stabilitas harga, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang sehat,
dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Tujuan utama kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh Bank
Indonesia adalah untuk mencapai stabilitas nilai Rupiah, memelihara
stabilitas sistem pembayaran, serta turut menjaga stabilitas sistem
keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
sebagaimana tercantum dalam pasal 7 UU No.23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan. Dimana yang dimaksud dengan “stabilitas nilai
Rupiah” adalah kestabilan harga barang dan jasa serta nilai tukar
Rupiah.

Konsep stabilitas nilai Rupiah mencakup kestabilan harga barang dan


jasa serta nilai tukar Rupiah. Kestabilan harga barang dan jasa secara
umum diukur dari inflasi yang rendah dan stabil. Sementara itu,
kestabilan nilai tukar Rupiah diukur dari kestabilan nilai rupiah terhadap
mata uang negara lain. Kestabilan nilai Rupiah dalam artian inflasi yang
rendah, dan stabil, serta kestabilan nilai tukar Rupiah sangat penting
bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kestabilan
nilai tukar Rupiah diperlukan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya untuk mendukung tercapainya inflasi yang
rendah dan stabil.
3
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menerapkan
kerangka kebijakan moneter yang disebut Inflation Targeting Framework
(ITF) sejak 1 Juli 2005. Dalam kerangka tersebut, inflasi menjadi sasaran
yang diutamakan ( overriding objektif ). Bank Indonesia terus
melakukan penyempurnaan kebijakan moneter guna memperkuat
efektivitasnya. Hal ini dilakukan agar Bank Indonesia dapat menangani
dinamika dan tantangan perekonomian yang terus berubah. Sebagai
lembaga yang mengatur kebijakan moneter di Indonesia, Bank
Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah
dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk
melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran
moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan
menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Bank
Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter
berdasarkan Prinsip Syariah. Jika dirangkum, maka tujuan kebijakan
moneter diantaranya:
1. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan
ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya,
pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.
2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat.
Peningkatan produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para
karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan
upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan
dan pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.
4

3. Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke
waktu. Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa
membeli barang pada tingkat harga sekarang sama dengan tingkat
harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu
adalah sama.

4. Neraca Pembayaran Internasional


Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila
jumlah nilai barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang
diimpor. Untuk mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang,
pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter. Contohnya adalah
dengan cara melakukan devaluasi.

5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi


Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar,
Meningkatkan kesempatan kerja, Memperbaiki posisi neraca
perdagangan dan neraca pembayaran, jika negara mendevaluasi mata
uang rupiah ke mata uang asing.
5

c. FUNGSI

Terdapat beberapa fungsi penting dari kebijakan moneter, antara lain


sebagai berikut:

Penurun laju inflasi


Peraturan moneter berfungsi sebagai pengendali peredaran uang.
Ketika terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat, inflasi menjadi
sebuah permasalahan yang tidak dapat dimungkiri. Nah, pembuatan
kebijakan keuangan akan membantu mengatasi hal tersebut.
Penjaga kestabilan harga
Sebagai salah satu kebijakan ekonomi makro, kebijakan moneter
mencakup permasalahan yang terkait di dalamnya, termasuk inflasi.
Keberadaan fenomena inflasi menyebabkan kenaikan harga barang dan
jasa secara signifikan dalam kurun waktu singkat. Oleh karena itu,
diperlukan peraturan moneter yang mampu menjaga kestabilan harga
jual beli.

Penjaga iklim investasi


Penanam modal alias investor akan melihat-lihat beberapa faktor
penting, seperti tingkat suku bunga. Adanya kebijakan keuangan
membuat suku bunga dapat dikontrol dengan baik.
6

Peningkat neraca pembayaran


Transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh masyarakat dalam
negeri dengan masyarakat luar negeri dicatat dalam neraca
pembayaran. Neraca pembayaran merupakan suatu catatan statistik
yang berisi ringkasan arus keluar dan masuknya produk selama periode
tertentu. Supaya neraca pembayaran tetap stabil, peraturan moneter
dan fiskal yang tepat dibutuhkan untuk mengendalikannya.
Penstabil nilai tukar mata uang
Masing-masing negara memiliki mata uang yang berbeda sehingga
diperlukan nilai tukar ( nilai tukar ) sebagai alat ukurnya. Nilai tukar akan
berhubungan erat dengan peraturan moneter. Pasalnya, ketika nilai
tukar mata uang nasional melemah, daya beli masyarakat pun akan ikut
menurun. Selain itu, nilai tukar yang lemah juga membuat suku bunga
meningkat secara drastis dan membuat harga barang-barang impor
naik. Nah, keberadaan kebijakan moneter akan menjadi penstabilnya.
Penyedia lapangan kerja
Bagaimana peraturan moneter hubungannya dengan lapangan
pekerjaan? Pembuat kebijakan atau bank sentral mempunyai
wewenang untuk mengatur nilai suku bunga. Ketika pekerjaan semakin
menipis, bank sentral lapangan akan meningkatkannya dengan cara
menurunkan tingkat suku bunga agar kegiatan ekonomi menjadi
terdorong. Berkat perubahan diskon, pelaku usaha dapat
mengembangkan bisnis atau memulai usaha baru
7
Menurut jurnal Sistem Moneter (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya)
oleh D. Aprilianingsih, pengertian kebijakan moneter adalah suatu
kebijakan yang diambil oleh pemerintah melalui bank sentral untuk
menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Sejak 1945, kebijakan moneter hanya digunakan untuk mencapai


stabilitas ekonomi jangka pendek. Namun, pada saat ini kebijakan
moneter ialah kebijakan utama yang dipakai untuk mengendalikan
ekonomi jangka pendek dan panjang.

Untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar di kalangan masyarakat,


pemerintah dapat melakukan kebijakan uang ketat dan kebijakan uang
longar.

Berikut ini tujuh fungsi kebijakan moneter, menurut jurnal Sistem


Moneter (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya) oleh D. Aprilianingsih:

1. Mempertahankan iklim investasi.


2. Memperluas kesempatan kerja.
3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
4. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran.
5. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang.
6. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa.
7. Menurunkan laju inflasi.
8

d. INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER


1. Kebijakan operasi pasar terbuka (open market policy)
adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
menjual atau membeli surat-surat berharga seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI).Bank sentral akan menjual SBI jika jumlah
uang beredar di masyarakat sangat tinggi, hal ini dimaksudkan
untuk menarik uang yang beredar kembali masuk ke bank
sentral. Sebaliknya jika jumlah uang yang beredar lebih sedikit
jika dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa bank sentral
bisa melakukan dengan membeli SBI dari masyarakat dengan
tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan diskonto (discount policy)
Adalah kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang
beredar di masyarakat dengan mengubah (menaikkan atau
menurunkan) tingkat suku bunga bank umum.
Jika jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi),
bank sentraldapat mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan suku
bunga bank umumdengan tujuan untuk merangsang masyarakat
untuk menabung sehingga
jumlah uang beredar kembali masuk ke bank. Sebaliknya jika
terjadi kondisi deflasi dimana jumlah uang beredar lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa, maka bank sentral
dapat mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga bank
umum dengan harapan masyarakat banyak melakukan pinjaman
dari bank yang pada akhirnya menambah jumlah uang
yang beredar di masyarakat.
9
3. Kebijakan cadangan kas di bank (cash ratio policy)
Adalah kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang
beredar di masyarakat dengan menaikkan atau menurunkan jumlah
cadangan kas minimum yang ada di bank.
Jika terjadi inflasi dimana jumlah uang yang beredar melebihi dari
jumlah barang dan jasa bank sentral dapat mengambil kebijakan
menaikkan jumlah cadangan kas minimum yang ada di bank umum.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemampuan bank
umum dalam memberikan kredit kepada masyarakat yang pada
akhirnya jumlah uang yang beredar menjadi semakin berkurang.
Demikian pula sebaliknya jika terjadi deflasi dimana jumlah uang yang
beredar di masyarakat lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
barang dan jasa, banksentral dapat mengambil kebijakan
menurunkan jumlah cadangan kas minimum di bank umum. Hal ini
dengan tujuan untuk menambah kemampuan bank umum dalam
memberikan pinjaman kepada masyarakat
4. Kebijakan kredit selektif
Kebijakan ini dapat diambil oleh bank sentral pada saat ekonomi
sedang mengalami gejala inflasi. Kebijakan ini dilakukan dengan
memperketat syarat-syarat pemberian kredit kepada masyarakat
atau yang sering disebut dengan syarat 5C (Character, Capacity,
Collateral, Capital, dan Condition).
5. kebijakan dorongan moral (moral suasion)
Bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang beredar dengan
berbagaipengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan kepada
bank umum dan pelaku moneter lainnya. lsinya dapat berupa
ajakan ataupun larangan untuk menahan atau melepaskan
pinjaman dan tabungan.

10
e. KESIMPULAN
11

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai