Skripsi Nurfadilla Mulya
Skripsi Nurfadilla Mulya
Oleh:
NURFADILLA MULYA
NIM. M1A119023
NURFADILLA MULYA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar sarjana (S1) pada
Program Studi Kehutanan
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya nmenyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri dengan arahan pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai skripsi
atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau Lembaga manapun. Apabila
dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Universitas Halu Oleo.
NURFADILLA MULYA
NIM. M1A119023
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
The mangrove ecosystem area in Muara Lanowulu has potentials with high
economic value. The community has used these resources for a long time, even
before the TNRAW area was formed. The people work as fishermen and are very
dependent on nature. The purpose of this study was to find out how much the
contribution of people's income from the utilization of mangrove forest
ecosystems in Muara Lanowulu, Rawa Aopa Watumohai National Park area. This
research was conducted in Muara Lanowulu, Rawa Aopa Watumohai National
Park, which took place from April 2023 to June 2023. The research sample was
determined purposively based on the number of fishermen who actively work in
Muara Lanowulu as many as 23 respondents. Data analysis using qualitative and
quantitative methods. The results showed that the community's income
contribution to the management of the mangrove forest ecosystem in Muara
Lanowulu, the TNRAW area was 88.24% with a total income of IDR
128.968.696/year while the contribution of respondents' income from other
businesses outside the mangrove forest ecosystem is 11.76% with a total income
of IDR 17.191.304/year. The community's dependence on the existing mangrove
ecosystem in the Rawa Aopa Watumohai National Park area is more dominant
than on other businesses or sectors outside the mangrove ecosystem.
vii
RINGKASAN
Sulawesi Tenggara memiliki kawasan mangrove yang cukup luas yaitu sekitar
61.512,79 ha. Keberadaan mangrove di wilayah ini sangat penting karena
merupakan sumberdaya yang banyak memberikan manfaat bagi penduduk sekitar
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa area mangrove telah ditetapkan
sebagai area penunjang kawasan konservasi seperti Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai (TNRAW) dengan luas ekosistem hutan mangrovenya yaitu 6.173 ha
yang terletak dibagian selatan kawasan, membentang dari barat ke timur
sepanjang 24 km dengan jarak antar ekosistem mangrove bervariasi dari 2-7 km
dari garis pantai sampai batas tepi mangrove daratan Pengelolaan hutan mangrove
telah terbukti memberikan sumbangan ekonomi kepada masyarakat yang
memanfaatkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi pendapatan masyarakat dari pemanfaatan ekosistem hutan mangrove di
Muara Lanowulu kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Penelitian
ini dilaksanakan di Muara Lanowulu Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai pada bulan April sampai dengan Juni 2023, menggunakan metode
pengumpulan data secara observasi dan wawancara dilapangan untuk mengetahui
hasil penerimaan yang diperoleh serta biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
responden, kemudian dilakukan analisis pendapatan untuk mengetahui seberapa
besar kontribusi pendapatan masyarakat dari ekosistem hutan mangrove. Sampel
dalam penelitian ditentukan secara purposive/sengaja berdasarkan jumlah nelayan
yang aktif bermata pencaharian di Muara Lanowulu sebanyak 23 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem hutan mangrove
memberikan dampak yang sangat besar terhadap pendapatan masyarakat yang
memanfaatkannya. Kontribusi ekosistem mangrove terhadap pendapatan
masyarakat sebesar 88,24% dengan total rata-rata pendapatan sebesar
Rp.128.968.696/Tahun.
viii
© Hak Cipta milik UHO, Tahun 2023
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
UHO.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin UHO.
ix
KATA PENGANTAR
SWT yang telah memberikan banyak nikmat serta segala Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir kami dengan baik. Seiring
dengan selesainya skripsi ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghormatan
kepada Ibu Dr. Ir. Sitti Marwah, M.Si sebagai Pembimbing I dan Ibu Hafidah
Nur, S.P., M.Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,
pikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan nasehat.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.si., M.sc selaku
Rektor Universitas Halu Oleo, Ibu Dr. Lies Indriyani, S.P., M.Si selaku
Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan dan Ibu Nurhayati Hadjar,
2. Terima kasih kepada dosen penguji Ibu Dr. Ir. Hj. Rosmarlinasiah, MP,
Bapak La Ode Agus Salim Mando, S.Hut., M.Sc dan Bapak Lade Ahmaliun,
S.Hut., M.Sc yang telah memberikan berbagai saran dan masukan untuk
pendidikan.
x
4. Kedua orang tua saya Bapak Syamsuddin dan Ibu Harlina atas segala do’a,
motivasi serta dukungan moral dan dukungan material dari sejak awal
5. Terima kasih kepada ketiga adik saya tercinta Bharada M. Fajrul Mulya, Fitra
Mulya dan Muhammad Fikram Mulya yang telah memberikan motivasi dan
6. Teruntuk teman baik saya Isra Muthmainna, Tesa Kirana Dewi dan Fitra
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan serta
dukungan yang tiada hentinya kepada kami dan permohonan maaf atas segala
perkataan dan tindakan yang tidak berkenan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap bahwa skripsi ini
Nurfadilla Mulya
xi
DAFTAR ISI
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Hutan Mangrove .................................................................. 5
2.2 Karakteristik Hutan Mangrove .............................................................. 6
2.3 Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove ....................................................... 7
2.4 Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove............................................... 9
2.5 Pemanfaatan Hutan Mangrove .............................................................. 10
2.6 Kontribusi Pendapatan .......................................................................... 11
2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12
xii
IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1 Letak dan Batas Wilayah ....................................................................... 21
4.2 Iklim ..................................................................................................... 21
4.3 Topografi .............................................................................................. 23
4.4 Jumlah Kependudukan .......................................................................... 23
4.5 Umur .................................................................................................... 23
4.6 Mata Pencaharian .................................................................................. 24
xiii
DAFTAR TABEL
1. Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan (2018)
Kecamatan Tinanggea .......................................................................... 22
2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Tinanggea Tahun 2022 ...................................................... 24
3. Jumlah Responden Menurut Kelas Umur ............................................. 28
4. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................ 27
5. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan dalam Keluarga . 28
6. Jumlah Penerimaan Responden dari Ekosistem Mangrove ................... 29
7. Jumlah Penerimaan Responden dari Usaha Lain ................................... 30
8. Jumlah Pengeluaran Responden dari Ekosistem Mangrove................... 31
9. Jumlah Pengeluaran Responden dari Usaha Lain .................................. 32
10. Pendapatan Total Responden dari Ekosistem Mangrove dan Usaha
Lain diluar Ekosistem mangrove .......................................................... 33
11. Kontribusi Pendapatan Masyarakat dari Ekosistem Mangrove .............. 33
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
I PENDAHULUAN
ekonomi, ekologi dan sosial budaya. Manfaat dari ekosistem mangrove dapat
dirasakan secara langsung oleh manusia. Hutan mangrove menjadi salah satu
15,6 persen di Sumatra, 2,35 persen di Sulawesi, 2,35 persen di Maluku, 9,02
persen di Kalimantan, 1,03 persen di Jawa, 0,8 persen di Bali dan Nusa Tenggara,
sekitar 61.512,79 ha. Keberadaan mangrove di wilayah ini sangat penting karena
sebagai area penunjang kawasan konservasi seperti Taman Nasional Rawa Aopa
dari garis pantai sampai batas tepi mangrove daratan (Izal et al., 2016).
2
bahwa kawasan ekosistem mangrove di TNRAW menjadi salah satu sumber mata
yang berada pada muara-muara dan perairan laut dimana mereka menggantungkan
yang salah satunya adalah Muara Lanowulu. Pertimbangan ekonomi dan ekologi
TNRAW menjadi salah satu kawasan yang sangat penting karena menunjang
hutan mangrove dari segi ekonomi karena hutan mangrove merupakan sumber
Watumohai?
2
3
kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi dalam penelitian
berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia baik dari segi ekonomi, sosial
pendapatan masyarakat.
komoditi udang rebon, ikan, rajungan, rumput laut dan kepiting bakau. Selain itu
masyarakat juga memilki mata pencaharian lain diluar kawasan ekosistem hutan
besarnya kontribusi pendapatan dari usaha tani kelompok nelayan tersebut, maka
3
4
Aopa Watumohai.
Gambar 1.
Sumber Pendapatan
Perikanan 1. Perkebunan
2. Pertanian
3. dll
Kontribusi Pendapatan
4
II TINJAUAN PUSTAKA
yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang
air. Ekosistem mangrove berada di antara level pasang naik tertinggi sampai level
di sekitar atau di atas permukaan laut rata-rata pada daerah pantai yang terlindungi
wilayah pesisir dan memiliki nilai kekayaan alam yang tinggi, sehingga perlu
di wilayah tersebut.
peranan penting bagi kelangsungan hidup ekosistem lainnya. Hal ini karena hutan
mangrove mempunyai lokasi yang strategis dan dengan potensi yang terkandung
tinggi dan menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat penting bagi
manfaat ganda, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun ekologi. Berbeda dengan
hutan daratan, hutan mangrove memiliki habitat yang lebih spesifik karena adanya
kesatuan yang utuh dan tidak dapat berdiri sendiri. Hutan mangrove termasuk tipe
ekosistem yang tidak terpengaruh oleh iklim, tetapi faktor edafis sangat dominan
formasi hutan lainnya Keunikan hutan tersebut terlihat dari habitat tempat
dan tumbuhan lainnya yang mampu bertahan hidup disalinitas air laut, dan fauna
yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain. Materi organik menjadikan
hutan mangrove sebagai tempat sumber makanan dan tempat asuhan berbagai
biota seperti ikan, udang dan kepiting. Produksi ikan dan udang di perairan laut
sangat bergantung dengan produksi serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove.
karakteristik khusus karena lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang
6
7
dipengaruhi oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaan air karena adanya
pasang surut air laut yang dimana komunitas tumbuhannya toleran terhadap
vloedbos dan hutan payau. Adapun karakteristik hutan mangrove terlepas dari
habitatnya yang unik adalah memiliki jenis pohon yang relatif sedikit serta
memiliki akar yang unik seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau
1. Fungsi fisik
Fungsi fisik hutan mangrove berupa penjaga garis pantai, pelindung tebing
sungai dan pantai, mencegah terjadinya erosi air laut, perangkap zat-zat yang
dapat mencemari hutan mangrove dan limbah, melindungi bagian belakang hutan
dari hempasan, gelombang dan angin kencang, mencegah terjadinya intrusi air
2. Fungsi biologi
makan biota laut yang memiliki niai ekonomis yang tinggi seperti ikan dan udang.
Selain itu juga merupakan habitat bagi satwa liar seperti reptilian, mamalia, dan
3. Fungsi ekonomi
lingkungan. Selain itu juga sebagia penyedia hasil hutan kayu, bahan idustri
7
8
seperti pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik dan zat pewarna,
penghasil bibit ikan, udang, kerang, telur burung dan madu serta sebagai objek
mangrove berada di peralihan darat dan laut dengan keunikan. Selain memberikan
biak bagi berbagai macam biota perairan seperti ikan, uidang dan kerang-
kerangan. Hutan mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa, baik sebagai
habitat pokok maupun sebagai habitat sementara, penghasil deritus dan sebagai
perangkap sedimen yang berasal dari daratan. Secara ekonomis, hutan mangrove
dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kayu bakar, kayu bangunan, bahan arang,
dan lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari
hempasan gelombang air laut, sebagai penyerap logam berat serta menyerap
nitrogen dan sulfur, pengumpul lumpur, pembentuk lahan, tempat habitat alami
satwa liar, daerah asuhan biota akuatik tertentu. Sifat dan bentuk yang dimiliki
dari ekosistem mangrove sangat khas serta mempunyai fungsi dan manfaat yang
mahluk hidup lainnya yang berada di wilayah tersebut. Oleh karena itu, ekosistem
8
9
yang penting, dan perlu dipertahankan kelestariannya (Samosir dan Restu, 2017).
Salah satu strategi penting yang saat ini sedang banyak dibicarakan dalam
sangat diperlukan dalam upaya restorasi hutan mangrove (Eddy et al., 2019).
upaya untuk meningkatkan standar hidup masyarakat dan kondisi sumber daya
9
10
terhadap sumber daya alam. Oleh sebab itu di perlukan upaya untuk menumbuh
hutan mangrove yang rusak dalam pelaksanaan dan pengawasan. Bila masyarakat
contoh hasil produk pemanfaatan mangrove dapat berupa benda benda hiasan,
kerajinan, suvenir dan bahkan untuk kebutuhan perlengkapan sehari hari. Selain
pembibitan ikan, udang dan berbagai potensi laut lainnya (Sofian et al., 2018).
nilai ekonomi yang cukup tinggi selain itu mangrove juga bermanfaat untuk
bakar, area pertambakan serta hasil hutannya. Selain dijual, masyarakat juga
10
11
dalam dunia industri yaitu sebagai bahan baku kertas (Warpur, 2016).
Kontribusi adalah sumbangan dari berbagai bidang oleh suatu usaha yang
dibagi dengan pendapatan total masyarakat dari hutan mangrove dan diluar hutan
100 % rumus yang digunakan adalah rumus kontribusi (Saputro et al., 2019)
11
12
𝑌 𝑚𝑎𝑛𝑔𝑟𝑜𝑣𝑒
𝐾= X 100%
𝑌 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
K = Kontribusi
kontribusi pendapatan dari hasil hutan mangrove pada pendapatan total rumah
tangga. Hasil dari penelitian ini yaitu, jenis pemanfaatan yang dilakukan di hutan
mangrove adalah kayu, ikan,, udang, kepiting dan kerang. Pendapatan rata-rata
Penelitian yang dilakukan oleh Alief Saputro, Sukri Nyompa dan Amal
menggunakan tekink analisis deskriptif. Metode analisis dari penelitian ini adalah
12
13
pendapatan rumah tangga. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pemanfaatan
hutan mulai dari pembibitan, pembersihan hingga perawatan dan masyarakat yang
ikut serta berasal dari instansi/kelompok bahkan ada juga yang berinisiatif sendiri
untuk ikut serta karena lokasi hutan mangrove berekatan dengan pemukiman.
66,13%.
dan kontribusi. Hasil dari penelitian ini adalah diluar hutan mangrove masyarakat
perkebunan) dan pendapatan non usaha tani (dagang/jasa, guru dan lainnya)
13
14
14
III METODE PENELITIAN
Selatan. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2023 - Juli 2023. Peta lokasi
(daftar kuesioner), daftar responden, serta objek penelitian yaitu komoditi yang
diusahakan (udang rebon, ikan dan kepiting bakau). Alat yang digunakan meliputi
alat tulis, GPS (Global Positioning System), kamera, kalkulator, printer serta
perangkat komputer.
kawasan TNRAW. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok nelayan Muara
orang.
15
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan
informasi atau penjelasan yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam hal ini
pendapatan total masyarakat. Data kualitatif adalah data yang lebih identik dengan
sifat atau karakteristik berupa penjelasan. Data kualitatif yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah identitas responden meliputi nama, jenis kelamin, alamat,
mangrove.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu dengan
mangrove berupa hasil pendapatan udang rebon, ikan dan kepiting bakau,
15
16
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur, skripsi,
jurnal, dan berbagai instansi seperti kantor Balai Taman Nasional Rawa Aopa
kuesioner.
1. Tahapan persiapan :
16
17
2. Tahapan pelaksanaan
penelitian (Skripsi).
Adapun prosedur dalam penelitian ini dapat disajikan dalam diagram alir
berikut:
Prosedur Penelitian
Persiapan
Pelaksanaan
Pengambilan Data
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
17
18
ukuran atau skala nominal. Untuk mendapatkan nilai kontribusi ini harus
pendapatan dari ekosistem hutan mangrove, usaha tani, dan sektor lain terhadap
I = TR – TC
Dimana:
sebagai berikut:
TR = R M + R LM
Dimana:
18
19
Sedangkan total biaya (Total Cost) yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha
2018).
K = PI/PT X 100%
Dimana:
K = Kontribusi (%)
yang dilakukan.
c. Harga jual adalah penjumlahan dari harga pokok dari komoditi yang dijual.
yangdilakukan.
diusahakan.
19
20
h. Kontribusi adalah sumbangan dari berbagai bidang oleh suatu usaha yang
perikanan.
20
IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
diantara 121°44’-122°44’ Bujur Timur (BT) dan 4°22’-4°39 Lintang Selatan (LS).
Kec. Andoolo, Kec. Andoolo Barat, Kec. Lalembuu, Kec. Tinanggea dan Selat
Tiworo. Penelitian ini dilakukan pada hutan mangrove TNRAW dengan luas
4.2 Iklim
musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan November sampai dengan Maret
angin banyak mengandung uap air yang berasal dari benua Asia dan Samudera
pasifik, pada bulan November sampai dengan Maret terjadi musim penghujan.
Pada bulan April, arus angin selalu tidak menentu yang dikenal dengan musim
pancaroba. Pada bulan Mei sampai dengan Agustus angin bertiup dari arah timur
22
yang berasal dari benua Australia kurang mengandung uap air sehingga terjadi
musim kemarau yang diakibatkan oleh minimnya curah hujan di daerah ini. Hasil
pengamatan jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan menurut bulan yang
Tabel 1. Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan (2022)
Kecamatan Tinanggea.
Jumlah Curah Hujan
Bulan Jumlah Hari Hujan
(mm)
Januari 105,1 23
Februari 157,4 13
Maret 217,3 21
April 100,6 17
Mei 240,3 21
Juni 283,5 21
Juli 312,3 24
Agustus 585,2 28
September 279,6 23
Oktober 131,8 14
November 232,8 23
Desember 121,4 14
Total 2.767,3 242
(Sumber : BPS Kecamatan Tinanggea, 2022)
Tinanggea tahun 2022 terjadi pada bulan Agustus (585,2 mm), sedangkan curah
hujan terendah terjadi pada bulan April (100,6 mm). Adapun total curah hujan
ditahun 2022 adalah 2.767,3 mm, sehingga menurut Schmidt dan Ferguson
wilayah Kecamatan Tinanggea memiliki tipe iklim A (Sangat Basah) dengan nilai
Q=0%.
22
23
4.3 Topografi
dengan bergunung. Bentang alam di daerah ini berupa pantai, dataran rendah
sampai bergunung. Ketinggian kawasan dari permukaan laut berkisar dari 0-981
m dpl. Tempat tertinggi pada kawasan TNRAW adalah Gunung Makaleleo (798 m
dpl) dan gunung watumohai (550 m dpl). Kecamatan Tinanggea terdiri dari 8 desa
pesisir dan 17 desa yang bukan pesisir. Secara umum, kecamatan Tinanggea
memiliki topografi dataran rendah dan berbukit yang berpotensi sebagai lahan
BPS Kecamatan Tinanggea tahun 2022 sebanyak 850 jiwa yang terdiri dari 416
jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 434 jiwa perempuan yang mencakup 4 rukun
warga dan 8 rukun tetangga, sedangkan jumah penduduk di Desa Akuni sebanyak
477 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 244 jiwa dan perempuan sebanyak
233 jiwa yang terdiri dari 4 rukun warga dan 8 rukun tetangga.
4.5 Umur
pada tabel 2.
23
24
Laki-laki Perempuan
00-04 852 795 1467
05-06 1382 1313 2695
07-12 1285 1525 2537
13-15 1458 1332 2817
16-24 1251 1172 2423
25-29 1020 993 2013
30-34 974 944 1918
35-39 1016 1046 2062
40-44 951 897 1848
45-49 829 805 1632
50-54 710 659 1369
55-59 506 477 983
60-64 321 319 640
65-79 225 218 443
71-74 169 128 297
>=75 187 141 328
Tinanggea 13.163 12.491 25.654
(Sumber : BPS Kecamatan Tinanggea, 2022)
berada pada kelas umur 12-13 tahun sebanyak 2817 jiwa sedangkan jumlah
penduduk paling sedikit berada pada kelas umur 71-74 tahun yaitu 297 jiwa.
mempunyai peran yang sangat besar dalam meningkatkan taraf fidup masyarakat
24
25
adalah budidaya rumput laut, pukat udang dan ikan, memasang bubu kepiting
25
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Lanowulu kawasan TNRAW telah dilakukan sejak dahulu kala bahkan sebelum
kawasan TNRAW terbentuk hingga saat ini dan telah menjadi suatu kearifan lokal
berikut:
responden untuk bekerja dan berfikir dalam pemanfaatan lahan. Pada umumnya
bersemangat dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Untuk lebih jelasnya
Hal ini menggambarkan umur tersebut merupakan umur yang paling produktif
dalam bekerja.
pendidikan formal yang pernah diikuti oleh responden. Secara detail tentang
formal yang rendah, dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 19 jiwa dari
27
28
hutan dalam hal ini hutan konservasi. Dari data tersebut dapat memberikan
gambaran bahwa tingkat pendidikan formal yang rendah berdampak pada sistem
berimplikasi pada biaya konsumsi keluarga yang tinggi dan menjadi beban kepala
keluarga, namun dipihak lain anggota keluarga juga menjadi sumber tenaga kerja
yang akan membantu dalam melakukan suatu kegiatan terutama pada usia yang
responden, akan tenaga kerja yang ikut membantu dalam Bertani dan juga
mengolah hasil hutan. Jumlah tanggungan dalam keluarga disajikan pada Tabel 5.
motivasi petani dalam mengolah hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan anggota
28
29
jenis komoditi perikanan yang dilakukan seperti budidaya rumput laut, pukat
udang dan ikan, rebon, kepiting bakau dan rajungan. Hasil perhitungan dari
sebanyak Rp.17.843.261/Tahun.
diperoleh dari pekerjaan sampingan seperti jasa sewa kapal, pertanian dan
29
30
ekosistem hutan mangrove tertinggi dari usaha pada bidang perkebunan yaitu
30
31
Rp.1.147.826/Tahun.
Selain biaya yang digunakan dari usaha yang dilakukan pada ekosistem
untuk usaha lain agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya tersebut
merupakan biaya yang harus dikeluarkan responden dalam jangka waktu satu
31
32
sebanyak Rp.104.348/Tahun.
Lainnya
tabel penerimaan dan pengeluaran diatas, maka pendapatan responden terbagi atas
pendapatan total dari ekosistem mangrove dan pendapatan total dari usaha yang
Tabel 10. Pendapatan Total Responden dari Ekosistem Mangrove dan Usaha Lain
diluar Ekosistem mangrove
Jenis Total Rata-Rata Total Rata- Total Rata-Rata
No
Pendapatan Penerimaan Rata Biaya Pendapatan
32
33
pendapatan responden dari usaha lain diluar ekosistem hutan mangrove adalah
dari ekosistem hutan mangrove dan dari usaha lain diluar ekosistem mangrove
mengetahui pendapatan total ekosistem mangrove dan pendapatan total dari usaha
33
34
(Rp/Tahun) (%)
1 Pendapatan dari Ekosistem 128.968.696 88,24%
mangrove
2 Usaha Lain 17.191.304 11,76%
Jumlah 146.160.000 100%
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2023
sebesar 88.24% sedangkan total rata-rata pendapatan masyarakat dari usaha lain
5.2 Pembahasan
kelilingi oleh mangrove dan menjadi tempat bermata pencaharian bagi nelayan.
hutan mangrove terbanyak berada pada umur 21-30 tahun sebanyak 8 jiwa. Umur
meningkat, yang tergantung juga pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Kekuatan
fisik seseorang untuk melakukan aktivitas sangat erat kaitannya dengan umur
karena bila umur seseorang telah melewati masa produktif, maka semakin
34
35
para responden hanya menamatkan tingkat pendidikan sampai Sekolah Dasar, hal
ini dapat dilihat pada tabel 4, jumlah responden yang hanya menempuh
secara langsung dan secara tidak langsung terhadap perilaku dalam bekerja, pola
sekitar kawasan.
terbanyak pada kisaran 4-5 sebanyak 10 jiwa. Hal ini sejalan dengan penelitian
Purwanro dan Budi (2018) yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan akan
menjadi harapan bagi sebuah keluarga untuk dapat menyelamatkan mereka dari
35
36
tersebut. Bisa jadi jika makin banyak tanggungan maka alokasi dana masing-
masing akan berkurang jika tidak dibarengi dengan pendapatan yang cukup.
banyaknya hasil yang diperoleh dari jumlah usaha yang dilakukan dikalikan
dengan harga produksi dalam per bulan. Berdasarkan tabel 6 diperoleh total
yang diterima dari kegiatan produksi yang menghasilkan uang tanpa dikurangi
sebagai nelayan namun ada pula yang bekerja pada bidang usaha pertanian,
perkebunan dan jasa sewa kapal. Berdasarkan tabel 7, total penerimaan terbesar
36
37
dihasilkan responden akan memberikan nilai yang besar dan kecil pula.
yang digunakan oleh responden untuk melakukan usaha. Berdasarkan tabel 10,
Diketahui bahwa hasil dari ekosistem mangrove lebih besar dari biaya-biaya yang
dikeluarkan, hal ini dikarenakan jumlah hasil tangkapan nelayan setiap bulan
sangat besar untuk masing-masing responden. Hal ini sejalan dengan penelitian
37
38
yang dilakukan oleh Farida (2018) yang menyatakan apabila biaya dapat tertutupi
dengan keuntungan dan memberikan manfaat maka usaha tersebut layak untuk
Nasional Rawa Aopa Watumohai lebih dominan dibandingkan pada usaha atau
sektor lain diluar ekosistem mangrove. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jabalnur et al. (2023) yang menyatakan bahwa keberadaan hutan
38
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
utama bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya, namun saat ini masih
dan tidak terbatas pada satu kawasan muara saja melainkan pada muara-
muara lain yang ada di kawasan hutan mangrove Taman Nasional rawa aopa
Watumohai.
40
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N.R. 2018. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Hutan Mangrove di Desa
Tongke-Kecamatan Sinjai Timur. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Indonesia.
Bakari, Y. 2021. Analisis Karakteristik Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Padi
Sawah: Studi Kasus di Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango
Provinsi Gorontalo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 15(3): 265-277.
Eddy, S., I. Iskhandar., M.R Ridho, dan A. Mulyana. 2019. Restorasi Hutan
Mangrove Terdegradasis Berbasis Masyarakat Lokal. Jurnal Indobiosains.
1(1):1-13.
40
41
Husni, A. K. Hidayah, dan Maskan Af. 2014. Analisis Finansial Usaha Tani Cabai
Rawit (Capsicum frutescens L) di Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan.
Jurnal Agrifor. 18(1): 49-52.
Izal, Analuddin, dan Muhsin. 2016. Analisis Vegetasi Mangrove di Sekitar Taman
Nasional Rawa Aopa Watumohai Desa Passare Apua Kecamatan Lantari
Jaya Kabupaten Bombana Sulawesi tenggara. Jurnal Biowallacea. 3(1):
375-383.
41
42
Putri, D.A, dan N.D. Setiawan. 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa Bebandem. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. 2(4): 173-178.
Samosir, D.D, dan Restu. 2017. Analisis Manfaat Hutan Mangrove di Desa
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara. Jurnal Tunas Geografi. 6(1):3-15.
Saputro, A., S. Nyompa., dan Amal. 2019. Analisis Pemanfaatan Hutan Mangrove
dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat di
Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar. 18(1):70-81.
Sofian., M.H. Idris, dan Markum. 2018. Keanekaragaman Spesies dan Kontribusi
Hutan Mangrove Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Eyat Mayang
Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Belantara. 1(1):10-
15.
Syahputra, O.H., B. Nugroho, H. Katrorihardjo, dan N. Santoso. 2018. Jejaring
Kekuasaan Aktor dalam Pengelolaan Hutan angrove Berbasis masyarakat
di Provinsi Aceh. Journal Of Natural Resources and Environmental
Management. 9(2):380-393.
42
43
43
44
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Kontribusi Pendapatan Masyarakat pada Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove di
Muara Lanowulu Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
44
45
45
46
46
47
47
48
47
48
4.500.00
18 Topan - - - 6.000.000 0 - - - - 1.600.000 - - 8.900.000
16.000.00 2.500.00
19 Ariswan 0 - - - - - 0 - - - - - 13.500.000
2.400.00
20 Rustam - 0 6.000.000 - - - - 120.000 - - - - 8.280.000
12.000.00 2.000.00
21 Ardan 0 - - - - - 0 - - - - - 10.000.000
5.000.00
22 Ege - - - - 0 6.000.000 - - - - 600.000 - 10.400.000
5.000.00
23 Beddu Tang - - - - 0 - - - - - 800.000 - 4.200.000
48
49
49
50
Lampiran 7. Biaya variable dan Biaya Tetap dari Ekositem Mangrove dan Biaya dari Usaha Lainnya
50
51
51
52
Lampiran 9. Total Penerimaan Responden dari Usaha Lain di Luar Ekosistem Hutan Mangrove
No Jenis Usaha Jumlah Responden Total Penerimaan Rata-Rata Penerimaan Responden
(KK) (Rp/Tahun) (Rp/KK/Tahun)
1 Jasa Sewa Kapal 2 14.400.000 626.087
2 Pertanian 8 333.000.000 14.478.261
3 Perkebunan 4 150.000.000 6.521.739
4 Tidak Ada usaha Lain 11 0 0
Total 23 497.400.000 21.626.087
52
53
53
54
54
55
RIWAYAT HIDUP
Harlina. Anak pertama dari empat bersaudara. Memulai jenjang pendidikan pada
tahun 2007 di SDN 104 Tampa Bulu dan lulus pada tahun 2013, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 13 Poleang Utara dan lulus pada tahun 2016,
dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMKN 05 Bombana dan
Halu Oleo melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
54