Anda di halaman 1dari 2

Nama : Julyan Hidayatullah (2201421142)

Bimbingan dan Konseling

Analisis kasus remaja bunuh bocah di Jakarta Pusat


Kasus pembunuhan remaja terhadap seorang siswa tersebut dianggap KPAI sebagai kesalahan
guru BK karena lalai dalam memberikan bimbingan, dan lagi-lagi guru yang disalahkan atas
kasus pembunuhan tersebut. Menurut saya peran guru BK disekolah tersebut pasti sudah sesuai
dengan standarisasi yang ada, peran guru BK tidak bisa dikaitkan dengan kasus pembunuhan
tersebut karena peran guru BK memberikan bimbingan dan menyelesaikan masalah.
Kemungkinan atas pembunuhan yang terjadi peran orang tua remaja tersebut harus diperhatikan
karena dalam bimbingan tidak hanya berpatok di guru saja, peran orang tua itu yang sangat
penting karena waktu yang dihabiskan sama orang tua itu jauh lebih lama dibandingkan sama
guru BK yang punya waktu beberapa jam saja, dan itupun tidak mudah untuk mendeteksi
penyakit mental anak disekolah.
Yang pasti kasus ini berkaitan dengan TEORI URGENSI yang dimana kasus ini harus segera
ditindak lanjuti untuk tidak melibatkan pembimbing, termasuk KPAI yang tidak boleh
menyalahkan guru BK atas dasar penyebab pembunuhan tersebut.
Kasus tersebut adalah kasus hukum yang harus segera ditindak lanjuti dan pertanyaannya adalah
Akan kah anak tersebut akan dipenjara? Mengingat anak yang dibawah umur masuk ke dalam
Pasal 21 UU perlindungan anak.
Dalam kasus tersebut sang remaja berusia 15 tahun yang mana apabila tersangka berusia lebih
dari 12 tahun maka hakim memutuskan sanksi pidana pada remaja tersebut dengan
pertimbangan dan memperhatikan ketentuan pada pasal 79 dan pasal 81 UU Peradilan anak yang
terdiri atas :
Pasal 79 :

1. Pidana pembatasan kebebasan diberlakukan dalam hal Anak melakukan tindak pidana
berat atau tindak pidana yang disertai dengan kekerasan;
2. Pidana pembatasan kebebasan yang dijatuhkan terhadap Anak paling lama 1/2 (satu
perdua) dari maksimum pidana penjara yang diancamkan terhadap orang dewasa;
3. Minimum khusus pidana penjara tidak berlaku terhadap Anak;
4. Ketentuan mengenai pidana penjara dalam KUHP berlaku juga terhadap Anak sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

Pasal 81 :

1. Anak dijatuhi pidana penjara di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) apabila
keadaan dan perbuatan Anak akan membahayakan masyarakat
2. Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua) dari
maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa;
3. Pembinaan di LPKA dilaksanakan sampai Anak berumur 18 (delapan belas) tahun.
4. Anak yang telah menjalani 1/2 (satu perdua) dari lamanya pembinaan di LPKA dan
berkelakuan baik berhak mendapatkan pembebasan bersyarat;
5. Pidana penjara terhadap Anak hanya digunakan sebagai upaya terakhir.
6. Jika tindak pidana yang dilakukan Anak merupakan tindak pidana yang diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, pidana yang dijatuhkan adalah pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.

Dalam hal ini kemungkina remaja pembunuh tersebut akan mendapatkan pembimbingan di
LPKA sampai anak tesebut berusia 18 tahun dan Tindakan pidana penjara hanya digunakan
sebagai upaya akhir.

Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai