LATAR BELAKANG
mudahnya mencoba berbagai hal yang menurutnya belum dia lakukan, terlepas
itu berdampak positif ataupun negatif untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Peranan orang tua bagi anak sangatlah penting untuk memberikan contoh
kehidupan dan cara bergaul yang baik, namun peranan orang tua saja tidak
ataupun swasta menyediakan sekolah agar mendapatkan akhlak dan ilmu yang
baik untuk diterapkan dalam kehidupan si anak. Sebagai seoarang anak yang
dikatakan sebagai manusia biasa dan belum cakap dalam bertindak dan kurang
tindak pidana, maka dari itu pemerintah sudah membuat dan mengesahkan
terdapat dua cara menyelesaikan perkara yang dilakukan oleh anak yaitu
dilakukan oleh anak, antara lain, disebabkan oleh faktor dari dalam diri anak
(keluarga) dan diluar diri ana (lingkungan) tersebut. Oleh karena itu peranan
orang tua untuk menjaga dan mendidik anak dalam perkembangan menuju
ataupun korban, dan itu bukan merupakan hal yang baru terjadi di Indonesia
perbuatan yang melanggar norma, tetapi bila dilakukan oleh orang dewasa
disebut dengan kejahatan, karena tidak etis rasanya apabila pelaku anak disebut
dengan penjahat anak bukan kenakalan anak, karena mengingat anak yang
melakukan tindak pidana tersebut masih butuh pengawasan ataupun tindakan
pembinaan.1
system yang bermakna adanya pemisahan antara sanksi pidana dengan sanksi
tindakan (maatregel) sebagai alternatif lain dari pidana pokok terutama pidana
pengadilan anak mengatur tentang jenis sanksi yang dihadapi seorang anak
yang berhadapan dengan hukum yaitu sanksi pidana dan sanksi tindakan
(double track system). Yang dimaksud dengan double track system adalah
sistem dua jalur dimana selain mengatur sanksi pidana juga mengatur sanksi
tindakan3. Dalam praktek hukum di Indonesia dikenal adanya pidana lain selain
mengatur satu baris sebagai sanksi pidana. Hal ini membuktikan bahwa dalam
1
Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 29.
2
Gita Santika Ramdhani, Barda Nawawi Arief, Purwoto. Sistem Pidana dan Tindakan “Double
Track System” Dalam Hukum Pidana di Indonesia.
3
Damang, Double Track System.
KUHP, terdapat ketentuan tentang upaya mediasi pidana untuk menyelesaikan
Sistem Peradilan Pidana Anak diatut dalam pasal 82, khususnya berupa
perawatan di LPSK, pencabutan SIM dan ganti rugi atas kerusakan yang
tindakan yang menggangu berlakunya suatu norma. Tujuan yang ingin dicapai
dari penjatuhan sanksi terhadap anak adalah agar anak tersebut dapat berbaur
kembali terhadap masyarakat. Double track system merupakan sistem dua jalur
mengenai sanksi dalam prakteknya, perbedaan antara sanksi pidana dan jenis
dan sanksi tindakan sering agak samar, namun di tingkat ide dasar keduanya
memiliki perbedaan mendasar, dimana sanksi pidana bersumber pad aide dasar
4
M. Sholehuddin, 2014, Sistem sanksi dalam Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.
17
Adapun bentuk sanksi bagi anak ditentukan berdasarkan perbedaan usia
anak,khusus untuk anak yang berusia 14 (empat belas) tahun hanya dikenakan
tindakan, sedangkan untuk anak yang telah mencapai 14 (empat belas) tahun
pidana. Karena sifat dan karakteristik anak yang berbeda, dan demi kepentingan
perlindungan bagi anak, maka perkara anak yang melanggar hukum harus
penanganan anak sejak di tangkap, ditahan dan diadili harus diawasi oleh
dilakukan terhadap seorang anak, maka tentu saja tidak adil jika anak yang
dituduh itu dikenakan proses hukum yang sama dengan terdakwa dewasa.
Begitu pula dengan hukuman yang nantinya akan dijatuhkan kepada anak-anak,
tentu sangat tidak adil apabila hukuman yang akan dijauthkan sama dengna
terdakwa dewasa. Oleh karena itu, melalui pasal 103 KUHP,masih dibenarkan
dipidana sepanjang itu bertalian dengan masalah anak dan tidak bertentangan
dianggap tidak adil bagi bagi anak. Maka penyusun tertarik untuk melakukan