Anda di halaman 1dari 7

Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72

ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

Penerapan Manajemen Risiko Menggunakan COSO:


Enterprise Risk Management Framework Integrated Pada PT ALPHANET
Rahmat Rian Hidayat1, Saruni Dwiasnati2
1,2
Fakultas Ilmu Komputer, Prodi Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana
Jl. Raya, RT.4/RW.1, Meruya Sel., Kec. Kembangan, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11650
1,*
Rahmat.rian@mercubuana.ac.id, 2Saruni.Dwiasati@mercubuana.ac.id

Abstrak - Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan bank kepada nasabahnya, bank
dituntut untuk mengembangkan strategi bisnis bank dengan lebih banyak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
untuk meningkatkan daya saing bank. Penerapan teknologi informasi telah membawa perubahan dalam kegiatan
operasional serta pengelolaan data bank sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif serta memberikan
informasi secara lebih akurat dan cepat. Perkembangan produk perbankan berbasis teknologi diantaranya berupa
Autometicly Teller Mecine (ATM), Elektronic Data Capture (EDC), Mobile Banking, E-Money dan Internet Banking. Dari
beberapa perkembangan teknologi tersebut, tidak sedikit bank menggunakan jasa pihak ketiga dalam penyediaan sistem
dan pelayanan, salah satunya ialah PT Alphanet. PT Alphanet adalah salah satu dari tiga perusahaan penyelenggara jejaring
ATM di Indonesia. PT Alphanet berusaha memberikan dukungan untuk bank, lembaga keuangan dan partner atau mitra
lain dengan memberikan solusi yang inovatif guna memenuhi kebutuhannya. Proses analisa penelitian ini menggunakan
kerangka COSO: ERM (Enterprise Risk Management) Framework untuk membantu PT Alphanet menyusun dalam
menerapkan unit risk management dan juga dapat mengelola risiko. Hasil analisa menunjukan bahwa aktivitas di unit IT
yang telah di identifikasi sebagian besar mendapatkan kategori risiko Low yang itu artinya Risiko dapat di terima oleh
pihak manajemen dan juga telah dilakukan penyusunan kebijakan manajemen risiko yang dapat di terapkan di PT Alphanet.

Kata kunci: Risiko, Manajemen Risiko, COSO Enterprise Risk Management, Kebijakan, PT Alphanet

I. PENDAHULUAN dalam penggunaan teknologi informasi oleh bank


umum. Dalam rangka meningkatkan efisiensi
Manajemen risiko adalah salah satu disiplin ilmu kegiatan operasional dan mutu pelayanan bank
yang menjadi popular menjelang akhir abad ke dua kepada nasabahnya, bank dituntut untuk
puluh. Disiplin ilmu ini mengajak untuk secara mengembangkan strategi bisnis bank dengan lebih
logis, konsisten dan sistematis melakukan banyak memanfaatkan kemajuan teknologi
pendekatan terhadap ketidakpastian masa depan.[1] informasi untuk meningkatkan daya saing bank.
Situasi lingkungan eksternal dan internal Adapun bunyi dari pasal 10 ayat 3 (tiga) yaitu dalam
perusahaan mengalami perkembangan yang sangat hal Bank menggunakan jasa pihak lain untuk
pesat yang diikuti dengan semakin kompleknya menyelenggarakan Teknologi Informasi, Bank
risiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan hal ini wajib memastikan bahwa pihak penyedia jasa
menuntut kebutuhan praktek tata kelola yang sehat Teknologi Informasi menerapkan juga manajemen
(good corporate governance) dan kultur sadar risiko risiko yang paling kurang sesuai dengan ketentuan
pada semua tingkatan (level) manajemen dan para dalam Peraturan Bank Indonesia ini.[2]
pelaksana organisasi di lingkungan perusahaan.
Penerapan teknologi informasi telah membawa
Kebutuhan praktek tata kelola yang sehat dan
perubahan dalam kegiatan operasional serta
kultur sadar risiko pada semua tingkatan (level)
pengelolaan data bank sehingga dapat dilakukan
manajemen dan para pelaksana organisasi,
secara lebih efisien dan efektif serta memberikan
dimaksudkan agar semua aktivitas yang dilakukan
informasi secara lebih akurat dan cepat.
oleh setiap unit kerja struktural di lingkungan
Perkembangan produk perbankan berbasis
perusahaan tidak menimbulkan akibat/konsekuensi
teknologi diantaranya berupa Autometicly Teller
kerugian yang dapat mengganggu keberlangsungan
Mecine (ATM), Elektronic Data Capture (EDC),
kegiatan perusahaan baik dalam jangka pendek,
Mobile Banking, E-Money dan Internet Banking.
menengah dan panjang.
Dari beberapa perkembangan teknologi tersebut,
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor:
tidak sedikit bank menggunakan jasa pihak ketiga
9/15/PBI/2007 perihal penerapan manajemen risiko

66
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

dalam penyediaan sistem dan pelayanan, salah manajemen risiko.


satunya ialah PT Alphanet. Salah satu cara untuk menjalankan fungsi
manajemen risiko tersebut dengan menggunakan
PT Alphanet adalah salah satu dari tiga kerangka COSO Enterprise Risk Management.
perusahaan penyelenggara jejaring ATM di
Enterprise risk management adalah sebuah proses,
Indonesia. Saat ini bisnis PT Alphanet telah
dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen
berkembang dari shared ATM Network Business
dan personil lainnya, diterapkan dalam pengaturan
menjadi Total Solution for Banking Business. PT
strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang
Alphanet berusaha memberikan dukungan untuk
untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang
bank, lembaga keuangan dan partner atau mitra lain
dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko
dengan memberikan solusi yang inovatif guna
berada untuk memberikan keyakinan memadai
memenuhi kebutuhannya.
tentang pencapaian tujuan entitas.[3]
Mengingat bahwa Teknologi Informasi
Setiap perusahaan wajib secara legal dan secara
merupakan aset penting dalam operasional yang
etis menyediakan keamanan dan lingkungan yang
dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing
terkendali untuk karyawan dan member atau mitra
bagi perusahaan sementara dalam
sehingga perlu memiliki strategi manajemen risiko
penyelenggaraannya mengandung berbagai risiko,
tertulis yang disetujui dan diterima oleh manajer-
maka PT Alphanet perlu menerapkan IT manajer unit bisnis.
Governance. Keberhasilan penerapan IT
Governance tersebut sangat tergantung pada
komitmen seluruh unit kerja di perusahan, baik
II. METODOLOGI PENELITIAN
penyelenggara maupun pengguna teknologi
informasi. Tahapan penelitian yang digunakan penulis
Penerapan IT Governance dilakukan melalui dalam riset ini yaitu:
pemanfaatan teknologi informasi, pengukuran
kinerja dan penerapan manajemen risiko yang Mulai Identifikasi Masalah

efektif, untuk dapat menerapkan manajemen risiko


yang efektif, diperlukan keterlibatan dewan
komisaris dan direksi, penyusunan dan penerapan Kajian Pustaka
kebijakan dan prosedur terkait teknologi informasi,
serta proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
Analisa
dan pengelolaan risiko yang berkesinambungan. Pengumpulan Data Menggunakan COSO
ERM
Untuk mencapai penerapan menajemen risiko
yang efektif, seharusnya PT Alphanet memiliki
Hasil dan
secara struktur organisasi yaitu devisi khusus Rekomendasi
manajemen risiko, yang saat ini PT Alphanet belum
menerapkan manajemen risiko tersebut. Dengan Selesai
perusahaan menerapkan manajemen risiko dapat
mengelola risiko-risiko, dengan mengidentifikasi Gambar 1. Tahapan penelitian
semua risiko yang dihadapi dan mengelolanya pada
Langkah 1: Identifikasi masalah
level yang sesuai.
Pada tahap ini yaitu untuk melakukan
Setiap level di dalam perusahaan, memerlukan
identifikasi masalah dilakukan interview, observasi
adanya pengendalian agar pengelolaan dapat
kepada tim di IT Function.
berjalan secara efektif. Hal ini membutuhkan
keterlibatan semua pihak di dalam perusahaan untuk Langkah 2: Studi Literatur
dapat memahami risiko-risiko yang ada.
Pelaksanaan manajemen risiko dapat dilakukan Pada tahap ini yaitu Mempelajari konsep,
dengan membentuk unit kerja tersendiri yang ada di metode, teknik, maupun informasi dari berbagai
bawah Direksi, atau memberi penugasan kepada sumber seperti internet, buku, jurnal, artikel ilmiah,
unit kerja yang relevan untuk menjalankan fungsi

67
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

ataupun referensi-referensi yang berkaitan dengan corporate governance) dan kultur sadar risiko pada
penelitian ini. semua tingkatan (level) manajemen dan para
pelaksana organisasi di lingkungan perusahaan.
Langkah 3: Pengumpulan Data Untuk memastikan semua risiko yang timbul
Tahapan ini dilakukan dengan pengumpulan ditangani sebagaimana mestinya pada semua
data yang sudah tersedia dari Objek penelitian yang tingkatan manajemen dan para pelaksana organisasi
nantinya akan diperoleh informasi berupa proses secara konsisten dan berkesinambungan di
bisnis yang ada. lingkungan PT Alphanet dengan arah yang jelas
sebagai bentuk dari komitmen Direksi, selain
Langkah 4: Analisa menggunakan COSO ERM sebagai petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan dan
Pada tahap ini menentukan menyusun sesuai manajemen risiko maka dipandang perlu untuk
dengan kerangka COSO ERM mulai dari Internal menetapkan peraturan tentang pedoman teknis
Environment, Objecting Setting, Event penilaian dan pengukuran risiko serta
identification, Risk Assessment, Risk Respon, mempersiapkan SDM yang siap berkopetensi di
Control Activities, Information & Communication, bidang manajemen risiko di lingkungan PT
Monitoring Alphanet.

Langkah 5: Hasil & Rekomendasi 3.1.2 Penetapan Tujuan


Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui PT Alphanet memiliki Visi “Alphanet dari dan
tingkat risiko pada IT Funtion dan menyusun untuk Anggota sebagai sarana bagi Bank Anggota
kebijakan Manajemen Risiko pada PT Alphanet. untuk saling melakukan sinergi dalam
meningkatkan pelayanan dan daya saing”.
Sedangkan Misi dari PT. Alphanet adalah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN “Alphanet mengutamakan layanan dengan kualitas
terbaik dan perlindungan anggotanya serta
3. 1. Penerapan manajemen risiko senantiasa mengembangkan fasilitas yang dapat
memberikan nilai tambah”.
3.1.1 Lingkungan Internal Dengan adanya penetapan tujuan dari penerapan
risiko di PT Alphanet dapat disesuaikan dengan
Objek dalam penelitian ini adalah PT Alphanet kepentingan manajemen risiko sehingga terbentuk
yang beralamatkan di Wisma Slipi lantai 5, jalan tujuannya ialah memberikan petunjuk teknis dan
Jendral S.Parman, Jakarta Barat. Masalah yang praktis kepada seluruh pemilik risiko di lingkungan
akan diteliti adalah bagaimana penerapan dalam perusahaan tentang teknik pengidentifikasian,
menyusun manajemen risiko di PT Alphanet penilaian, pengukuran, pelaporan dan monitoring
menggunakan kerangka manajemen risiko pengelolaan risiko di lingkungan perusahaan lebih
organisasi Enterprise Risk Management-Integrates sistematis, praktis dan terukur dan mendorong
Framework (2004) yang disusun oleh Committee of pengendalian risiko secara berkala untuk
Sponsiring Organization of the Treadway membangun budaya (culture) sadar risiko
Comission (COSO). Risiko bisnis pada sebuah dilingkungan perusahaan pada semua (tingkatan)
perusahaan yang kemungkinan terjadi akibat level manajemen dan para pelaksana organisasi,
berkembang pesatnya sebuah bisnis harus cepat baik dalam jangka pendek, menengah dan
disadari oleh semua level manajemen dan para panjang.[4]
pelaksana organisasi, kondisi SDM saat ini yang ada
pada PT Alphanet belum semuanya sadar atas
pengendalian atau respon yang harus dilakukan 3.1.3 Identifikasi kejadian
ketika risiko itu terjadi, para pelaksana organisasi
masih belum mempunyai kompetensi dibidang Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan
manajemen risiko tersebut, Hal ini menuntut dalam proses identifikasi atau mengenali risiko
kebutuhan praktek tata kelola yang sehat (good dapat berasal dari lingkungan internal Perusahaan

68
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

maupun eksternal Perusahaan, yang antara lain Dapat dilihat dari tabel untuk hasil dan sisa
adalah[5]: risiko berdasarkan penilaian risiko sesuai dengan
a. Pengalaman worksheet penilain risiko dibawah ini.
b. Pertimbangan tenaga ahli
c. Data dan laporan historis Tabel 4.2 Penilaian Risiko
d. Review dokumen atas Sistem dan Prosedur
e. Rapat Tinjauan Manajemen
f. Bahan-bahan bacaan
g. Informasi dari media massa
h. Keluhan Pelanggan
i. Rencana bisnis
j. Observasi lapangan

Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam


rangka identifikasi atau mengenali risiko, antara
lain:
a. Wawancara
b. Pelatihan penilaian risiko (workshop)
c. Survei
3.1.5 Respon terhadap Risiko
Berikut ini tabel identifikasi risiko dari salah satu
[6]Proses pemberian tanggapan atas risiko untuk
aktivitas
menerima atau tidak dapat menerima risiko serta
proses perlakuan/tindakan atas risiko adalah melalui
Tabel 4.1. Identifikasi Risiko
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi pilihan
perlakuan/tindakan
2. Mempertimbangkan pilihan
perlakuan/tindakan
3. Melaksanakan penilaian risiko atas
perkiraan sisa risiko bila pilihan diterapkan.
4. Memberikan tanggapan menerima atau
tidak menerima risiko.
Tanggapan menerima atau tidak menerima suatu
risiko tertentu harus berdasarkan atas tingkat
eksposur risiko yang terkait melalui pembahasan
3.1.4 Penilaian Terhadap Risiko bersama Subdit Manajemen Risiko dan Mutu,
Untuk bidang tertentu, Direktur terkait yang
Dari aktivitas yang diidentifikasi sebelumnya, mempunyai wewenang dan tanggung jawab bidang
maka dilakukan penilaian risiko yang telah tertentu yang dimaksud wajib memberikan petunjuk
dilakukan berdasarkan risk register atau worksheet mengenai batasan toleransi risiko yang dapat
penilaian risiko, yang mana dari lembar kerja diterima sesuai dengan sasaran yang menjadi
penilaian risiko tersebut terdapat komponen tanggung jawab dan wewenang dari para jajaran
penilaian seperti identifikasi risikonya, dampak, dibawahnya sampai dengan unit kerja terkecil.
jenis dampak, kemungkinan besaran kejadian, Dengan pertimbangan untuk kepentingan
kategori risiko yang terdiri dari risiko operasional Perusahaan dan atau karena memperhatikan
(OPR), risiko strategi(SR), risko reputasi (RR), peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
risiko legal (LR), dan risiko keuangan (KR) serta Direksi dapat menetapkan batas toleransi risiko
penyebab risiko dan juga kontrol yang dilakukan tersendiri yang dapat diterima untuk suatu atau
sebagai bentuk pengendalian dari semua risiko yang beberapa jenis risiko tertentu.
terjadi.

69
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

Dari identifikasi, penilaian risiko pada setiap lingkungan Perusahaan harus senantiasa
aktivitas di Unit IT tersebut menghasilkan respon dikomunikasikan kepada para stakeholders dengan
dari manajemen PT Alphanet yaitu: tujuan untuk menyamakan persepsi dan asumsi
antara semua pemangku kebijakan termasuk seluruh
karyawannya.
Dalam rangka pengungkapan risiko kepada para
stakeholders, materi yang akan diungkapkan adalah
Tabel 4.3. Hasil respon dari manajemen PT potensi suatu risiko dan dalam pelaksanaannya
Alphanet sekurang-kurangnya harus memperhatikan hal-hal
No Aktivitas Respon No Aktivitas Respon sebagai berikut:
1 Pengembangan Diterima 7 Pengelolaan Web Diterima
Aplikasi a. Merencanakan secara cermat dan melakukan
2 Penambahan
Pengadaan Lisence
Diterima 7a Pengisian Data Diterima evaluasi atas pelaksanaan pengungkapan risiko
3 Permintaan Kartu Diterima 7b Perubahan Data Diterima sebelumnya.
4
Akses
Penanganan Diterima 7c Penghapusan Data Mengurangi
b. Menerima dan melibatkan para stakeholders
Kerusakan Server sebagai mitra.
5 Penambahan Diterima 8 Penananganan Diterima
Instalasi jaringan Kerusakan jaringan c. Melakukan uraian secara terbuka
6
Baru
Pemeliharaan PC Diterima 9 Pememliharaan Diterima
d. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan
Terkait Jaringan pihak-pihak lain
Pengelolaan
Software e. Menerangkan dengan jelas dan efektif.

3.1.6 Aktivitas Pengendalian 3.1.8 Pengawasan


Komponen pengawasan ini akan membantu
Komponen ini merupakan kebijakan–kebijakan perusahaan secara berkelanjutan dalam bekerja
yang dibutuhkan untuk memantapkan tindakan untuk mencapai tujuan yang efektif. Dan dalam hal
dalam merespon risiko-risiko yang diidentifikasi. ini kesuksesan perusahaan dalam pengawasan
Aktivitas pengendalian ini juga mengatur dalam dilakukan oleh manajemen perusahaan dimana yang
menentukan kebijakan dan prosedur-prosedur bertanggungjawab penuh terhadap pengawasan
sebagai alat pengontrol dalam setiap aktivitas. termasuk dengan melakukan evaluasi pada
keseluruhan proses ERM dari penetapan tujuan
sampai pada informasi dan komunikasi sehingga
Tabel 4.4 Pengendalian Risiko memastikan bahwa ke delapan elemen ERM
tersebut diterapkan dan berjalan dengan baik.
PT Alphanet saat ini belum memiliki team
pengawasan yang memonitor pelaksanaaan
manajemen risiko karena memang PT Alphanet
belum memiliki program pelaksanaan manajemen
risiko dengan demikian perlunya SPI dan Satuan
Manajemen Risiko dan Mutu harus senantiasa
memantau penyelenggaraan manajemen risiko di
seluruh unit kerja dalam lingkungan Perusahaan
3.1.7 Informasi dan Komunikasi untuk memastikan bahwa semua risiko di dalam
Informasi dan komunikasi dari semua lingkungan Perusahaan telah dikelola dengan baik.
identifikasi risiko dan tata cara pengendaliannya Satuan Manajemen Risiko dan Mutu wajib
seharusnya disosialisasikan kepada stackholders melakukan kegiatan, antara lain: Melaksanakan
yang ada. Bahwa risiko itu dapat dihindari dan analisis dan evaluasi tingkat eksposure risiko dari
bahkan dapat dihilangkan. Pemberian informasi dan semua risiko di IT Function khususnya dan semua
komunikasi yang baik dapat meningkatkan Unit Kerja di lingkungan Perusahaan.
kesadaran stakholders untuk sadar akan risiko. berdasarkan KPI dan KRI yang telah ditetapkan
Semua daftar risiko (dari hasil penilaian) yang di masing-masing unit. Dalam hal hasil analisis
ditemukan dan dikelola setiap unit kerja di

70
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

profil risiko yang didapatkan mengalami perubahan


yang signifikan, maka Satuan Manajemen Risiko
Bord of Commisioner

dan Mutu menginformasikan hasil tersebut kepada


unit kerja pemilik risiko terkait untuk mendapatkan Presiden Director

tanggapan. Hasil tersebut juga dikomunikasikan


kepada SPI serta unit kerja lain yang berhubungan, Compliance Director

seperti Biro Hukum bila berhubungan dengan


masalah hukum. Melakukan revisi dan perbaikan
secara terus menerus dan berkelanjutan atas Compliance Function Head Internal Audit Function Head
Risk Management (SKMR) Function Head

penyelenggaraan sistem manajemen risiko di


lingkungan Perusahaan. Berdasarkan atas hasil Manager Risk Management

pemantauan yang dilakukannya, SPI menyusun


rencana audit, menyusun program audit, dan Risk Management Officer

melaksanakan audit berbasis risiko.


Manajemen juga tetap mengevaluasi risiko Gambar 2. Struktur Organisasi
dalam bentuk pengawasan tersebut dengan Risiko
tidak selalu tetap namun bersifat dinamis, dimana
IV. KESIMPULAN
risiko-risiko baru dapat timbul dan prioritas risiko
dapat berubah sejalan dengan terjadinya perubahan Setelah dilakukan penelitian pada PT. Alphanet
faktor eksternal maupun internal Perusahaan. dengan cara pengamatan secara langsung maupun
Semua daftar risiko dari hasil penilaian harus melakukan wawancara dengan beberapa karyawan,
senantiasa dilakukan kaji ulang (review) oleh para dan telah dijabarkan pada beberapa bab
pemilik risiko untuk memperbaharui daftar risiko sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
yang ada. Pelaksanaan kaji ulang (review) harus beberapa kesimpulan, yaitu: Kedelapan elemen
dilakukan secara rutin dan reguler setiap 3 bulan yang ada pada Framework COSO ERM dapat
sekali, namun dimungkinkan untuk dilaksanakan diterapkan pada perusahaan PT Alphanet, ternyata
kaji ulang secara khusus sesuai dengan kebutuhan, budaya menerapkan manajemen risiko belum
dan apabila sewaktu-waktu ada perubahan. menjadi kesadaran dari semua karyawan PT
Alpahanet sehingga telah dilakukan penyusunan
Sesuai dengan tahapan pada COSO ERM pedoman kebijakan manajemen risiko di PT
tersebut, telah di hasilkan pedoman kebijkan Alphanet. Adapun saran dari penelitian ini yaitu
manajemen risiko yang dapat di terapkan pada PT Penulis memberikan beberapa uraian rekomendasi
Alphanet. atau saran kepada perusahaan terkait guna
Adapun Struktur Organisasi Manajemen Risiko membantu perusahaan untuk lebih baik lagi dalam
PT Alphanet yang di usulkan adalah sebagai melakukan aktivitas operasionalnya yakni
berikut: dengan: Secara umum, proses operasional TIK telah
berjalan dengan cukup baik akan tetapi perbaikan-
perbaikan baik teknis maupun nonteknis masih
perlu ditingkatkan. Dengan semakin tingginya
kecenderungan proses bisnis yang kian tergantung
dengan TIK. PT Alphanet juga harus
memperhatikan ancaman- ancaman bisnis yang
mungkin muncul dimasa yang akan datang terutama
dalam masalah pengamanan, jaringan, serta sumber
daya manusia yang dimiliki. Pengelolaan risiko
terintegrasi pada perusahaan berskala besar dan
kompleks membutuhkan unit manajemen risiko
yang efektif dan independen yang berada langsung
di bawah Direktur Utama untuk menghindari
intervensi dari direktur lainnya dan bisa melakukan

71
Volume 8 Nomor 2, 2022, 66-72
ISSN: 2460-1799 P-ISSN: 1432-602743

koordinasi dengan mudah secara lintas direktorat.


Perlu adanya sistem informasi manajemen risiko
yang berbasis web dengan tujuan mempercepat
proses penginputan dan perekaman data/informasi
identifikasi manajemen risiko, memudahkan
pengukuran probabilitas dan dampak risiko,
mempercepat penggambaran peta risiko,dan
membuat risk register, memudahkan proses
pencatatan mitigasi risiko melalui risk register,
mengintegrasikan risiko secara korporat.

REFERENSI
[1] R. R Moeler, “COSO Enterprise Risk Management
Establishing Effective Governance, Risk, and
Compliance Processes.” Second Edition Willey
Corporate F& A. John Wiley & Sons, Inc. New
Jersey, 2019.

[2] Bank Indonesia, “Penerapan Manajemen Risiko


dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank
Umum,” Sekretariat Website JDIH BPK RI, 2008.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/137629/per
aturan-bi-no-915pbi2007

[3] K. Yaumi, Niki Tsuraya Surendro, “Model


Manajemen Risiko pada Penerapan Cloud
Computing untuk Sistem Informasi di Perguruan
Tinggi Menggunakan Framework COSO ERM dan
FMEA (studikasus: ITB),” J. Sarj. Inst. Teknol.
Bandung Bid. Tek. Elektro dan Inform., vol. Volume
1, 2019.

[4] PT Alphanet, “Profile Perusahaan PT Alphanet,”


2019.

[5] E. Puspita Sari, “Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Manajemen Risiko Menggunakan COSO: Enterprise
Risk Management-Integrated Framework Studi
Kasus: Rumah Sakit XYZ,” Universitas Gajah
Mada, 2019.

[6] A. Tunggal, Widjaja, “Internal Audit, Enterprise


Risk Management dan Corporate Governance,”
Jakarta: Harvarindo, 2020.

72

Anda mungkin juga menyukai