Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STRATEGI INTERNASIONAL

“STRATEGIZING AROUND THE GLOBE”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Antonia Olivia Febriola (141220065)
2. Anggelina Ferlin (141220121)
3. Imroatun Nurul Jannah (141220148)
4. Abisoca Herlambang Sakti (141220218)
5. Muhammad Zia Ilman Shalahuddin (141220238)
6. Nur Muhammad Yanuarifqi (141220347)
7. Muhammad Bintang Ramadhan (141220424)

Mata Kuliah :
Strategi Internasional

Dosen Pengampu :
Hafidh Rifky Adiyatna, S.Si., M.B.A.

KELAS EM-L

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunianya sehingga kita masih tetap menikmati indahnya alam ciptaan-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Internasional mengenai “Strategizing Around The Globe.”
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penulis usahakan. Untuk
itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Kami dengan senang hati menerima kritik dan saran
dari para pembaca agar Kami dapat lebih baik kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat
dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 21 Februari 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6
1) Why Study Global Strategy? ................................................................................................. 6
2) What is Strategy? ................................................................................................................... 6
1. Origin .............................................................................................................................. 6
2. Plan versus Action ........................................................................................................... 6
3. Strategy as Theory ........................................................................................................... 7
3) Fundamental Question in Strategy......................................................................................... 9
1. Why do Firms Differ? ..................................................................................................... 9
2. How do Firm Behave? ................................................................................................... 10
3. What Determines The Scope of The Firm? ................................................................... 10
4. What Determines The Success and Failure of Firms around The Globe? ..................... 11
4) What is Global Strategy? ..................................................................................................... 11
5) What is Globalization .......................................................................................................... 12
1. Three Views on Globalization ....................................................................................... 12
2. Semiglobalization .......................................................................................................... 13
6) Global Strategy and Globalization at a Crossroads ............................................................. 13
1. Three Defining Events................................................................................................... 13
2. Know Yourself, Know Your Opponents ....................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................................... 17
PENUTUP................................................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah tentang strategi internasional, yang berjudul "Strategizing Around the


Globe", membahas pendekatan strategis yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
menghadapi tantangan global. Dalam konteks ini, penting untuk memahami latar
belakang ekonomi global, dinamika pasar internasional, dan faktor-faktor politik yang
memengaruhi strategi bisnis perusahaan di berbagai negara.

Salah satu aspek utama yang perlu dipertimbangkan adalah perbedaan budaya,
regulasi, dan kebiasaan bisnis di berbagai negara. Dengan demikian, perusahaan harus
mengembangkan strategi yang sensitif terhadap perbedaan ini, baik dalam hal
pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, maupun kebijakan operasional.

Selain itu, makalah juga akan membahas tentang teori-teori strategi


internasional seperti teori perdagangan internasional, teori investasi langsung asing
(FDI), dan pendekatan klasik seperti teori komparatif keunggulan. Penggunaan alat
analisis seperti PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental,
Legal) atau analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) akan
menjadi penting dalam merancang strategi yang efektif di pasar global.

Tidak hanya itu, aspek globalisasi dan perkembangan teknologi juga akan
menjadi fokus dalam makalah ini. Perusahaan harus dapat memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengintegrasikan rantai pasokan global mereka,
mempercepat proses inovasi, dan meningkatkan efisiensi operasional di seluruh dunia.

Selain itu, akan dibahas juga tentang pentingnya kemitraan strategis, aliansi,
dan akuisisi lintas batas sebagai bagian dari strategi ekspansi global perusahaan.
Pengelolaan risiko geopolitik, fluktuasi mata uang, dan kebijakan perdagangan
internasional juga akan menjadi bagian dari analisis dalam makalah ini.
Dengan demikian, makalah ini akan membahas secara komprehensif tentang
kompleksitas strategi internasional, mempertimbangkan berbagai aspek ekonomi,
politik, budaya, dan teknologi yang terlibat dalam menjalankan bisnis di pasar global
saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa mempelajari strategi global?
2. Apa itu strategi?
3. Apa saja pertanyaan mendasar strategi?
4. Apa itu strategi global?
5. Bagaimana strategi global dan globalisasi di persimpangan jalan?

C. Tujuan
1. Mengetahui alasan mempelajari strategi global.
2. Memahami arti strategi.
3. Mengetahui pertanyaan mendasar strategi..
4. Memahami strategi global.
5. Mengerti strategi global dan globalisasi di persimpangan jalan.
BAB II

PEMBAHASAN

1) Why Study Global Strategy?

Strategi global sangatlah penting untuk ditawarkan mata kuliah yang


berhubungan dengan bisnis. Terdapat beberapa alasan mengapa strategi global
sangatlah penting untuk dipelajari, yaitu (1) lulusan sekolah bisnis banyak dicari dan
dibayar oleh perusahaan dengan kriteria berijazah sarjana contohnya seorang konsultan,
(2) Tidak semua lulusan mau bekerja di perusahaan besar dan mampu bersaing
mendapatkan pekerjaan terbaik, tetapi justru lebih banyak yang memilih bekerja di
perusahaan kecil maupun wiraswasta bahkan mereka juga mau bekerja milik
perusahaan asing.

2) What is Strategy?
1. Origin

Berasal dari kata Yunani kuno strategos, kata “strategi” awalnya merujuk pada
“seni umum.” Strategi memiliki akar militer yang sangat kuat, kata itu sendiri
berasal dari sekitar tahun 500 SM melalui karya Sun Tzu, seorang ahli strategi
militer Tiongkok.13 Ajaran Sun Tzu yang paling terkenal adalah “Kenali diri Anda
sendiri, kenali lawan Anda, hadapi seratus pertempuran, menangkan seratus
kemenangan.” Penerapan prinsip-prinsip strategi militer dalam persaingan bisnis,
yang dikenal sebagai manajemen strategis (atau singkatnya strategi), merupakan
fenomena yang lebih baru, yang berkembang sejak tahun 1960 an.

Definisi strategi menurut kelompok adalah rencana dan langkah-langkah yang


dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang suatu organisasi di pasar global.
Strategi internasional mencakup berbagai pertimbangan, termasuk pemahaman
tentang pasar global, keunggulan kompetitif perusahaan, analisis risiko, dan
pemilihan pendekatan untuk masuk ke pasar asing, bermitra dengan perusahaan
internasional, serta menjalankan operasi global secara efisien. Strategi internasional
juga mencakup manajemen risiko mata uang, peraturan perdagangan internasional,
dan berbagai faktor lain yang mempengaruhi bisnis lintas batas.

2. Plan versus Action

Karena strategi bisnis adalah bidang yang relatif muda (terlepas dari
akar panjang strategi militer), apa yang mendefinisikan strategi telah menjadi
bahan perdebatan yang sengit. Tiga aliran pemikiran telah muncul.
Menggambar pada karya Carl von Clausewitz, seorang militer Prusia (Jerman).
1. Strategi Sebagai Rencana
● "Prihatin Dengan menyusun rencana perang dan membentuk
kampanye individu individu "(von Clausewitz, 1976)
dan, di dalamnya, memutuskan keterlibatan "Satu set beton berencana
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya "(Oster, 1994)
2. Strategi Sebagai Aksi
● "Seni mendistribusikan dan menerapkan sarana militer untuk
memenuhi tujuan kebijakan" (Liddel Hart, 1967)
● "Sebuah pola dalam aliran tindakan atau keputusan" (Mintzberg,
1978)
● "Penciptaan posisi yang unik dan berharga, yang melibatkan
serangkaian aktivitas yang berbeda.. membuat trade-off dalam
bersaing... menciptakan kesesuaian di antara aktivitas perusahaan
"(Porter, 1996)
3. Strategi Sebagai Integrasi
● "Penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang dasar dari suatu
perusahaan,dan adopsi tindakan dan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan tujuan ini" (Chandler, 1962).
● "Seperangkat komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan
terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti
dan mendapatkan keunggulan kompetitif" (Hitt, Irlandia, dan
Hoskisson, 2003)
● "Analisis, keputusan, dan tindakan yang dilakukan organisasi untuk
menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif" (Dess,
Lumpkin, dan Eisner, 2008)

3. Strategy as Theory

Perencanaan jangka panjang yang paling ekstrim mungkin dapat


ditemukan dalam rencana 250 tahun Matsushita. Pertama, ini memanfaatkan
wawasan dari sekolah perencanaan dan tindakan. Ini karena teori perusahaan
tentang bagaimana bersaing akan tetap menjadi ide sampai diterjemahkan
menjadi tindakan. Dengan demikian, merumuskan teori (dianjurkan oleh
sekolah perencanaan sebagai formulasi strategi) hanyalah langkah pertama;
menerapkannya melalui serangkaian tindakan (dicatat oleh sekolah aksi sebagai
implementasi strategi) adalah bagian kedua yang penting. Secara grafis
(Gambar 1.1), strategi memerlukan penilaian perusahaan pada titik A dari
kekuatan (S) dan kelemahan (W) sendiri, tingkat kinerja yang diinginkan pada
titik B, dan peluang (O) dan ancaman (T) di lingkungan . Misalnya Analisis
SWOT.

Empat Keuntungan dari Definisi “Strategi sebagai Teori”


1) Mengintegrasikan sekolah perencanaan dan tindakan
2) Memanfaatkan konsep "teori", yang memiliki dua tujuan (penjelasan
dan prediksi)
3) Membutuhkan replikasi dan eksperimen
4) Memahami kesulitan perubahan strategis

Kedua, definisi baru ini bertumpu pada ide yang sederhana namun kuat,
konsep "teori". Kata "teori" tampaknya menyiratkan "abstrak" dan "tidak
praktis". Tapi seharusnya tidak. Teori hanyalah pernyataan yang
menggambarkan hubungan antara sekumpulan fenomena. Pada intinya, teori
memiliki dua tujuan yang kuat: untuk menjelaskan masa lalu dan untuk
meramalkan masa depan. Jika sebuah teori terlalu rumit, tidak ada yang bisa
memahami, menguji, atau menggunakannya. Contohnya seperti , teori Wal-
Mart, "harga rendah setiap hari," menangkap esensi dari semua.
Ketiga, teori yang terbukti berhasil dalam satu konteks selama satu
periode waktu tidak selalu berarti akan berhasil di tempat lain. Akibatnya, ciri
khas pembangunan dan pengembangan teori adalah replikasi Yaitu, pengujian
teori berulang kali di bawah berbagai kondisi untuk menetapkan batas-batas
yang dapat diterapkan.
Secara keseluruhan, strategi bukanlah buku aturan, cetak biru, atau
serangkaian instruksi yang diprogram. Sebaliknya, ini adalah teori perusahaan
tentang bagaimana bersaing dengan sukses, tema pemersatu yang memberi
koherensi pada berbagai tindakannya. Karena setiap perusahaan sama seperti
setiap individu berbeda, teori (strategi) satu perusahaan yang berhasil tidak akan
selalu berhasil untuk perusahaan lain. Karena arahan dan operasi perusahaan
biasanya merupakan cerminan dari manajer puncaknya, preferensi pribadi
mereka, berdasarkan budaya, latar belakang, dan pengalaman mereka sendiri,
dapat mempengaruhi strategi perusahaan. Pertanyaan Mendasar dalam Strategi
:
a) Mengapa perusahaan berbeda?
b) Bagaimana perusahaan berperilaku?
c) Apa yang menentukan ruang lingkup perusahaan?
d) Apa yang menentukan keberhasilan dan kegagalan perusahaan di seluruh
dunia
3) Fundamental Question in Strategy
1. Why do Firms Differ?

Perusahaan seperti halnya individu, berbeda- beda di dalam setiap


perekonomian modern. Misalnya, alih-alih menggunakan akuisisi mahal yang
biasanya ditemukan di Barat, perusahaan perusahaan Jepang secara ekstensif
menggunakan bentuk jaringan manajemen pemasok, sehingga memunculkan
istilah keiretsu (jaringan antar perusahaan). Kata keiretsu sekarang sering
digunakan dalam publikasi berbahasa Inggris tanpa penjelasan yang diberikan
dalam tanda kurung—pembaca Business Week, The Economist, atau The Wall
Street Journal yang berpendidikan dianggap sudah memahaminya.
Ketika layar radar strategi memindai lanskap bisnis di negara-negara
berkembang, semakin banyak teka-teki yang muncul. Misalnya, sudah lama
diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi sulit terjadi di negara-negara yang tidak
diatur dengan baik. Namun, mengingat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang
kuat dan struktur kelembagaan formal yang belum berkembang bagaimana
Tiongkok dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat? Di antara
banyak jawaban atas teka-teki yang menarik ini, sebagian jawaban
menunjukkan bahwa jaringan antarpribadi ( guanxi), yang dikembangkan oleh
para manajer, dapat berfungsi sebagai pengganti informal untuk dukungan
institusional formal. Dengan kata lain, hubungan interpersonal di antara para
manajer diterjemahkan ke dalam strategi antar perusahaan yang mengandalkan
jaringan dan aliansi untuk mengembangkan perusahaan, yang secara
keseluruhan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
kata guanxi kini menjadi kata guanxi . kata bisnis Cina paling terkenal yang
muncul di media berbahasa Inggris, sekali lagi sering kali tanpa penjelasan yang
diberikan dalam tanda kurung. Demikian pula, kata Korea chaebol (kelompok
bisnis besar) dan kata Rusia blat (hubungan) juga masuk ke dalam bahasa
Inggris kosakata. Di balik setiap kata yang tampak sederhana ini terdapat
beberapa perbedaan mendasar tentang cara bersaing di seluruh dunia.

2. How do Firm Behave?

Gambar di atas mengidentifikasi tiga perspektif utama yang secara


kolektif mengarah pada tripod strategi. Yang pertama, pandangan berbasis
industri, menyarankan bahwa tugas strategisnya adalah untuk menguji lima
kekuatan kompetitif yang mempengaruhi suatu industri (persaingan antar
perusahaan, ancaman potensi masuknya perusahaan, kekuatan tawar-menawar
pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan ancaman pengganti). ), dan
mengintai posisi yang tidak terlalu rentan terhadap kelima kekuatan tersebut.
Meskipun pandangan berbasis industri terutama berfokus pada peluang dan
ancaman eksternal (O dan T dalam analisis SWOT), pandangan kedua,
pandangan berbasis sumber daya, sebagian besar berkonsentrasi pada kekuatan
dan kelemahan internal (S dan W) perusahaan. . Pandangan ini berpendapat
bahwa kemampuan spesifik perusahaanlah yang membedakan perusahaan
sukses dan perusahaan gagal.
Baru-baru ini, muncul pandangan berbasis institusi yang
memperhitungkan perbedaan dalam strategi perusahaan. Pandangan ini
berpendapat bahwa selain kondisi tingkat industri dan perusahaan, perusahaan
juga perlu mempertimbangkan pengaruh aturan main formal dan informal.

3. What Determines The Scope of The Firm?

Sebagian besar perusahaan tampaknya sangat menyukai pertumbuhan,


namun ada batasan dimana pertumbuhan lebih lanjut dapat menjadi bumerang.
Perampingan, penurunan cakupan, dan penarikan seringkali diperlukan. Ruang
lingkup perusahaan tidak hanya mengenai pertumbuhan, namun juga mengenai
kontraksi. Di negara maju, strategi konglomerasi diketahui menghancurkan
nilai dan sebagian besar didiskreditkan pada tahun 1980an dan 1990an. Namun,
strategi ini nampaknya masih berjalan dengan baik di banyak negara
berkembang. Konglomerasi mungkin masuk akal di negara-negara berkembang
karena kelembagaan (terbelakang) pembangunan.
Mempertimbangkan cakupan produk dan geografis adalah hal yang
penting. Posisi yang kuat di masing-masing tiga pasar Triad dan negara-negara
berkembang penting diperlukan bagi perusahaan yang ingin menjadi pemimpin
global. Namun, tidak semua perusahaan dapat, atau harus, “menjadi global”.
Tidaklah realistis untuk memasuki terlalu banyak negara dalam waktu yang
terlalu cepat dan mungkin terpaksa menarik diri.

4. What Determines The Success and Failure of Firms around The Globe?

Bidang manajemen strategis dan bisnis internasional tertarik untuk


memperoleh dan memanfaatkan keunggulan kompetitif, dan mempertahankan
keunggulan tersebut dari waktu ke waktu dan lintas wilayah. Pandangan
berbasis industri, pandangan berbasis sumber daya, dan pandangan berbasis
institusi pada akhirnya berupaya menjawab pertanyaan ini. Faktor penentu
sebenarnya dari kinerja perusahaan mungkin melibatkan kombinasi dari tiga
kekuatan tersebut.
Meskipun terdapat banyak perdebatan di antara berbagai aliran
pemikiran, realitas persaingan global seringkali menjadikan jawaban atas
permasalahan ini semakin rumit dan tidak jelas. Sulit untuk menemukan
jawaban yang mudah dan tidak kontroversial mengenai apa itu kinerja, dan
generalisasi berdasarkan stereotip mungkin tidak dapat diterapkan. Misalnya,
diyakini secara luas bahwa dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan Barat,
perusahaan-perusahaan Asia cenderung bersedia mengorbankan kinerja
keuangan jangka pendek demi keuntungan pasar jangka panjang. Namun, ketika
bekerja berdampingan dengan rekan-rekan Asia dalam usaha patungan, banyak
manajer Barat yang terkejut bahwa beberapa rekan Asia mereka sebenarnya
mempunyai wawasan yang jauh lebih pendek.

4) What is Global Strategy?

Strategi global didefinisikan sebagai strategi perusahaan di seluruh dunia Pada


dasarnya berbagai teori perusahaan tentang bagaimana bersaing dengan sukses.
Berusaha untuk keluar dari straightjacket yang berpusat di AS, Perusahaan-perusahaan
ini bersaing di negara maju dan berkembang. Sejauh bisnis internasional melibatkan
dua sisi, yaitu, perusahaan domestik dan perusahaan asing, fokus eksklusif pada
perusahaan asing hanya mencakup satu sisi dan, dengan demikian, memberikan
gambaran parsial. Strategi perusahaan domestik sama pentingnya

5) What is Globalization

Globalisasi adalah "integrasi yang lebih erat antara negara dan masyarakat di
dunia, yang disebabkan oleh pengurangan besar-besaran biaya transportasi dan
komunikasi, dan penghancuran penghalang buatan terhadap arus barang, layanan,
modal, pengetahuan, dan (pada tingkat vang lebin rendah) orang-orang lintas batas

1. Three Views on Globalization


● Sebuah kekuatan baru yang melanda dunia baru baru ini
Pemahaman tentang pandangan-pandangan ini membantu menempatkan segala
sesuatunya dalam perspektif. Pertama, para penentang globalisasi berpendapat bahwa
globalisasi adalah fenomena baru sejak akhir abad ke-20, yang didorong oleh inovasi
teknologi terkini dan kemunafikan Barat yang dirancang agar perusahaan multinasional
mengeksploitasi dan mendominasi dunia. Walaupun hanya ada sedikit alternatif yang
jelas bagi tatanan ekonomi saat ini, selain dunia ideal yang bebas dari tekanan
lingkungan, ketidakadilan sosial, dan pakaian olahraga bermerek (diduga dibuat oleh
"sweatshops"), para pakar pandangan in sering berpendapat bahwa globalisasi hal ini
perlu diperlambat jika tidak dihentikan sebagian besar pengunjuk rasa anti globalisasi
tampak nya menganut pandangan yang sama.

● Evolusi sejarah jangka panjang sejak awal sejarah manusia


Pandangan kedua berpendapat bahwa globalisasi selalu menjadi bagian tak
terpisahkan dari sejarah manusia.50 Para sejarawan memperdebatkan apakah
globalisasi dimulai 2.000 atau 8.000 tahun yang lalu. Perusahaan multinasional telah
ada selama lebih dari dua milenium, dengan jejak paling awal ditemukan di kekaisaran
Asiria, Fenisia, dan Romawi.51 Persaingan internasional dari negara-negara berbiaya
rendah bukanlah hal baru. Pada abad pertama Masehi, kaisar Romawi, Tiberius, begitu
prihatin terhadap impor sutra Tiongkok yang berbiaya rendah dalam jumlah besar
sehingga ia memberlakukan kuota impor tekstil yang pertama di dunia.52 Perusahaan-
perusahaan multinasional yang paling sukses saat ini tidak mampu memanfaatkan hal
tersebut. pengaruh sejarah beberapa perusahaan multinasional seperti Perusahaan
Hindia Timur Inggris pada masa kolonial. Singkatnya, globalisasi bukanlah hal baru
dan akan selalu berlangsung.

● Pendulum yang berayun dari satu ekstrim lainnya dari waktu ke waktu
Pandangan ketiga menyatakan bahwa globalisasi adalah "integrasi yang lebih
erat antara negara-negara dan masyarakat di dunia, yang disebabkan oleh pengurangan
besar-besaran biaya transportasi dan komunikasi, dan hilangnya hambatan buatan
terhadap arus barang, jasa, modal, pengetahuan, dan (pada tingkat lebih rendah)
manusia lintas batas negara Globalisasi bukanlah hal yang baru dan tidak bersifat satu
arah. Lebih tepatnya, ini adalah proses yang mirip dengan ayunan pendulum.
Pandangan pendulum mengenai globalisasi dipercaya sebagai perspektif yang lebih
seimbang dan realistis antara sisi baik dan sisi buruk.
2. Semiglobalization

Semiglobalisasi merupakan kekuatan globalisasi dan lokalisasi yang


terjadi dalam waktu bersamaan. Sumber utamanya adalah ketidakpastian dalam
bisnis internasional, karena dunia tidak sepenuhnya mengglobal atau tidak
sepenuhnya terlokalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa hambatan integrasi pasar
di perbatasan tinggi, namun tidak cukup tinggi untuk sepenuhnya mengisolasi
negara dari satu sama lain. Isolasi total berdasarkan negara-bangsa yang
menyarankan lokalisasi (memperlakukan setiap negara sebagai pasar yang
unik), dan globalisasi total akan mengarahkan pada strategi standarisasi
(memperlakukan seluruh dunia sebagai pasar ukuran cocok untuk semua).
Ghemawat (2003, J. Int. Business Studs, 34, 2) berpendapat bahwa semi-
globalisasi adalah struktural yang mendasari yang paling kondusif untuk
memikirkan dengan hati-hati tentang persaingan di berbagai lokasi, karena
isolasi pasar yang lengkap adalah kondisi yang tidak terlalu menantang. Dengan
mencakup berbagai situasi di mana baik hambatan maupun hubungan antar
pasar di berbagai negara tidak dapat diabaikan. Namun, tidak ada satupun
strategi yang tepat di dunia semiglobalisasi, yang menghasilkan berbagai
macam eksperimen. Secara keseluruhan, semiglobalisasi tidak harus ditentang
sebagai ancaman atau dirayakan sebagai obat mujarab.

6) Global Strategy and Globalization at a Crossroads

Tantangan yang dihadapi oleh para strategist pada abad ke-21 yakni abad saat
ini dapat dikatakan tantangan yang sangat besar. Dunia semiglobalisasi memerlukan
beragam eksperimen strategist untuk menentukan posisi yang paling cocok digunakan
oleh sebuah organisasi untuk menghadapinya. Berikut merupakan gambaran dasar
tentang tiga peristiwa mendasar awal abad ke-21 yang menentukan landscape globe
saat ini.

1. Three Defining Events

Di awal tanggal 21 pada abad ini, tiga rangkaian peristiwa penting yang
terjadi secara tiba-tiba dan mempunyai konsekuensi signifikan bagi perusahaan
dan ahli strategi di seluruh dunia: (1) protes anti globalisasi, (2) serangan teroris,
dan (3) krisis tata kelola perusahaan. Pertama, protes anti globalisasi berskala
besar dimulai pada bulan Desember 1999, ketika lebih dari 50.000 pengunjuk
rasa memblokir pusat kota Seattle untuk menggagalkan pertemuan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO). Para demonstran memprotes berbagai masalah,
termasuk hilangnya pekerjaan akibat persaingan asing, tekanan terhadap upah
tidak terampil, dan kerusakan lingkungan. Sejak Seattle, pengunjuk rasa anti
globalisasi muncul di hampir setiap pertemuan besar globalisasi, dan beberapa
protes berubah menjadi kekerasan. Jelas terlihat bahwa banyak orang di banyak
negara percaya bahwa globalisasi mempunyai dampak buruk terhadap standar
hidup dan lingkungan. Perdebatan mengenai globalisasi mempunyai banyak
dimensi, dan baik kekuatan proglobalisasi maupun kekuatan antiglobalisasi
tidak memenangkan perdebatan tersebut.

Rangkaian peristiwa kedua berpusat pada serangan teroris di New York


dan Washington, DC, pada 11 September 2001, dan akibat perang melawan
teror di Afghanistan, Irak, dan tempat lain. Sejak itu, teroris menyerang
Indonesia, Spanyol, dan Inggris. Terorisme, yang dulunya merupakan “risiko
politik acak dengan proporsi yang relatif tidak signifikan,”kini menjadi
perhatian utama para pemimpin bisnis di seluruh dunia. Meningkatnya risiko
terorisme telah (1) mengurangi kebebasan bergerak internasional karena
berbagai negara membatasi visa dan imigrasi, (2) meningkatkan pemeriksaan
keamanan di bandara, pelabuhan, dan titik perlintasan perbatasan darat, dan (3)
membatalkan atau mengurangi kesepakatan perdagangan dan penanaman
modal asing. , terutama di wilayah berisiko tinggi seperti Timur Tengah.

Pada akhirnya, dunia sedang dilanda krisis tata kelola perusahaan.


Meskipun banyak yang percaya bahwa ledakan Enron pada tahun 2001 memicu
krisis ini, secara global, krisis tata kelola perusahaan mungkin meletus pada
tahun 1997 bersamaan dengan krisis keuangan Asia. Pada intinya, krisis
keuangan Asia adalah krisis tata kelola perusahaan, karena pemegang saham
mayoritas di banyak perusahaan Asia, yang seringkali merupakan pemilik
keluarga, menyalahgunakan pemegang saham minoritas.

Maju ke Amerika sekitar tahun 2001, di mana skandal perusahaan dalam


skala besar tidak pernah terpikirkan. Namun, skandal Enron dan WorldCom
mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia. Sejak itu, tidak ada
kekurangan skandal korporasi tingkat tinggi. Bank swasta Citigroup terpaksa
ditutup karena pelanggaran terang-terangan terhadap peraturan Jepang.
Siemens, saat tulisan ini dibuat (April 2008), sedang diselidiki oleh pihak
berwenang di lebih dari 20 negara atas tuduhan suap dan korupsi. Akibatnya,
tanggung jawab sosial, etika, dan tata kelola, yang selama ini dianggap sebagai
“masalah punggung”, kini semakin menjadi topik sentral dalam diskusi strategi.

Para sejarawan masa depan pasti berpendapat bahwa ketiga hal ini
adalah peristiwa penting yang telah mengubah dunia kita. Singkatnya, para ahli
strategi saat ini dan calon ahli strategi harus menghadapi banyak ketidakpastian
pasca-Seattle, pasca-9/11, pasca-Enron Dunia.

2. Know Yourself, Know Your Opponents

Alasan mendasar mengapa banyak eksekutif, pembuat kebijakan, dan


cendekiawan tidak siap menghadapi protes anti globalisasi dan serangan teroris
adalah karena mereka gagal mengindahkan pepatah Sun Tzu yang paling
terkenal: Para ahli strategi harus mengenal diri mereka sendiri dan lawan-lawan
mereka. Mengenal diri sendiri membutuhkan pemahaman menyeluruh tidak
hanya tentang kekuatan Anda, tetapi juga keterbatasan Anda. Banyak orang
yang gagal memahaminya keterbatasan mereka, atau memilih untuk
mengabaikannya. Meskipun jika dibandingkan dengan masyarakat umum, para
eksekutif, pembuat kebijakan, dan cendekiawan cenderung lebih berpendidikan
dan lebih kosmopolitan, mereka, sama seperti orang lain, juga cenderung bias.
Kebanyakan dari mereka, baik di negara maju maupun berkembang dalam dua
dekade terakhir, cenderung tidak mengakui manfaat globalisasi.

Meskipun telah lama diketahui bahwa globalisasi membawa manfaat


dan kerugian (lihat Strategi Aksi 1.4), banyak eksekutif, pembuat kebijakan, dan
pakar yang gagal memperhitungkan secara memadai dampak sosial, politik, dan
lingkungan yang terkait dengan globalisasi. Namun, para elit ini mempunyai
perspektif yang sama mengenai globalisasi bukan berarti sebagian besar
anggota masyarakat lainnya mempunyai pandangan yang sama. Sayangnya,
banyak elit yang salah berasumsi bahwa seluruh dunia adalah, atau seharusnya,
lebih mirip “kita”. Karena lembaga-lembaga ekonomi dan politik yang kuat
sebagian besar dikendalikan oleh para elit ini, tidak mengherankan jika
beberapa kelompok anti globalisasi yang tidak berdaya dan tidak bersuara
akhirnya menggunakan taktik yang tidak konvensional, seperti protes, untuk
menyampaikan maksud mereka.

Hal ini tentunya menarik dan mungkin mengkhawatirkan untuk dicatat


bahwa sebagai calon ahli strategi yang akan membentuk perekonomian dunia
di masa depan, siswa sekolah bisnis saat ini telah menunjukkan nilai-nilai dan
keyakinan yang mendukung globalisasi yang serupa dengan yang dianut oleh
para eksekutif, pembuat kebijakan, dan akademisi. dan itu berbeda dengan yang
dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Ditunjukkan pada Tabel 1.3,
mahasiswa bisnis Amerika, dibandingkan dengan masyarakat umum,
mempunyai pandangan yang jauh lebih positif (hampir sepihak) terhadap
globalisasi. Pengajaran dan ceramah saya di seluruh dunia mengungkapkan
bahwa sebagian besar mahasiswa bisnis di seluruh dunia— apa pun
kebangsaannya—tampaknya memiliki pandangan positif terhadap globalisasi.
Hal ini tidak mengherankan, mengingat baik seleksi mandiri untuk mempelajari
bisnis maupun sosialisasi dalam kurikulum, yang mana perdagangan bebas
secara luas dianggap positif, dapat mengarah pada sikap tertentu yang
mendukung globalisasi. Akibatnya, mahasiswa bisnis mungkin lebih fokus pada
keuntungan ekonomi dari globalisasi, dan tidak begitu peduli dengan sisi gelap
globalisasi.

Para ahli strategi saat ini dan calon ahli strategi perlu menyadari bias
mereka sendiri yang terkandung dalam pandangan sepihak terhadap globalisasi.
Karena sekolah bisnis bercita-cita untuk melatih para pemimpin bisnis masa
depan dengan mengindoktrinasi mereka dengan nilai-nilai dominan yang dianut
oleh para manajer, hasil ini menunjukkan bahwa sekolah bisnis mungkin telah
berhasil dalam misi ini. Namun, jika terdapat titik buta strategis dalam
pandangan para manajer (dan profesor) saat ini, temuan ini berpotensi
mengkhawatirkan. Mereka mengungkapkan bahwa pada usia yang relatif muda
(rata-rata usia 22 tahun dalam penelitian yang dilaporkan pada Tabel 1.3),
mahasiswa bisnis sudah mengalami titik-titik buta ini. Meskipun ada
kemungkinan seleksi mandiri dalam memilih jurusan bisnis, tidak dapat
disangkal bahwa nilai-nilai siswa dibentuk, setidaknya sebagian, oleh
pengalaman pendidikan yang diberikan sekolah bisnis. Menyadari keterbatasan
tersebut, para dosen dan mahasiswa sekolah bisnis perlu bekerja keras untuk
keluar dari kekangan pandangan sempit yang hanya mendukung globalisasi.

Selain mengetahui “diri sendiri”, bagian kedua dari ajaran Sun Tzu yang
paling terkenal adalah “kenali lawan Anda”. Meskipun analisis pesaing
(termasuk pembeli, pemasok, dan produk pengganti) selalu dibahas dalam buku
strategi, analisis tersebut tampaknya terlalu sempit. Banyak penentang
globalisasi organisasi non-pemerintah (LSM), seperti kelompok pemerhati
lingkungan dan konsumen. Mengabaikannya akan menjadi kegagalan besar
dalam uji tuntas ketika menjalankan bisnis di seluruh dunia. Daripada
memandang LSM sebagai
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Definisi tradisional dari strategi global berfokus pada produksi dan distribusi
dari standar produk yang berbasis global dimana definisi ini kurang tepat. Pada buku
ini dijelaskan bahwa strategi global membahas tentang seluruh perusahaan di dunia.
Mempelajari strategi global bertujuan untuk menjadi lebih baik dan siap dalam
menghadapi dunia persaingan dimana lebih menghargai mereka yang memiliki
pengetahuan tentang bidang ini. Dengan mengikuti pembahasan akan strategi global
melewati berbagai pandangan akan menyeimbangkan pemikiran kita terhadap
globalisasi dan menghindarkan kita dari pemikiran sepihak. Sejarah peristiwa yang
memiliki peran besar dalam strategi internasional menjadikan ahli ekonomi kini dan
masa depan untuk melihat kebelakang agar kejadian yang buruk tidak terulang lagi
DAFTAR PUSTAKA

W. Peng, Mike. (2009). Global Strategy. USA : South-Western Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai