Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIKA DASAR

FLUIDA DINAMIS

DOSEN PENGAMPU:
ZULKARNAIN, M.Si

DI SUSUN OLEH:
ROZATUL MAULIDA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fluida Dinamis”

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada segenap pembaca.

Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon
maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang
paling sempurna, karena ilmu saya belum seberapa banyak, Karena itu saya sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Mataram, 1 Desember 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………...........
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………............
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aliran Fluida............................................................................................
2.2 Viskositas.................................................................................................
2.3 Sifat-sifat Fluida Ideal.............................................................................. 9
2.4 Persamaan Kontinuitas............................................................................. 9
2.5 Persamaan Bernoulli................................................................................ 11

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan.................................................................................................. 16
3.2 Saran......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


. Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya
lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan
fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka
akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida dinamis misalnya pada semprotan
parfum. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida
dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini saya mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya
yaitu :
a. Apa saja jenis-jenis aliran fluida
b. Apa itu viskositas
c. Apa saja sifat-sifat fluida ideal
d. Bagaimana persamaan bernoulli
e. Bagaimana persamaan kontinuitas

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis aliran fluida
b. Untuk mengetahui apa itu viskositas
c. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat fluida ideal
d. Untuk mengetahui bagaimana persamaan bernoulli
e. Untuk mengetahui bagaimana persamaan kontinuitas

1.4 Manfaat

4
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai fuida
dinamis
b. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aliran Fluida


Aliran fluida merupakan perpindahan fluida yang membentuk garis aliran dengan kecepatan
tertentu. Penandaan terhadap garis aliran adalah pada garis singgung antara tiap titik perpindahan
fluida dengan pengamatan vektor kecepatan. Berdasarkan garis aliran ini, aliran fluida terbagi menjadi
aliran stasioner dan aliran non-stasioner. Aliran stasioner terbentuk ketika garis aliran berimpit dengan
arah aliran setiap saat. Sementara aliran non-stasioner adalah aliran yang selalu tidak berimpit dengan
garis alirannya. Kedua jenis aliran ini akhirnya juga membentuk tabung aliran, yang merupakan suatu
ruangan berbentuk tabung dengan pembatas berupa kumpulan garis aliran.
Kecepatan aliran fluida berbeda-beda pada tiap penampang dan ditentukan berdasarkan jumlah
tabung alirannya. Aliran fluida ini diamati dalam bentuk cairan yang mengalir dengan satuan waktu
sepanjang bagian pengaliran. Satuan yang digunakan untuk menetapkan nilai alirannya dapat berupa
satuan volume, satuan berat atau satuan massa dari tiap unit.[2] Pada cairan yang tidak mengalami
tekanan akibat keberadaan aliran stasioner, nilai kecepatan alirannya selalu konstan pada tiap bagian
dari tabung alirannya.
Jenis-jenis aliran fluida

a. Aliran laminar
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang terbentuk sebagai akibat dari tidak
adanya gangguan pada pengaliran fluida di tiap lapisan yang saling sejajar. Kondisi
ini membuat garis aliran dari masing-masing aliran fluida tidak saling berpotongan.
Karakteristik dari aliran laminar adalah tidak membentuk pusaran, persilangan
maupun percampuran garis aliran. Setiap partikel di dalam fluida bergerak serenjang
dengan arah garis aliran secara teratur. Aliran laminar dipelajari dalam dinamika
fluida. Kondisi yang memungkinkan terbentuknya aliran laminar adalah fluida
bergerak dengan kecepatan yang sangat lambat. Pembentukan aliran laminar juga
dapat terjadi pada fluida yang memiliki tingkat kekentalan yang tinggi. Difusi
momentum pada aliran laminar sangat besar. Sebaliknya, momentum konveksi yang
dihasilkan oleh aliran laminar bernilai sangat kecil. Nilai bilangan Reynolds pada
aliran laminar selalu kurang dari 2000. Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran
laminar akan berubah menjadi aliran turbulen.
b. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan antara aliran laminar
menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi merupakan akibat dari perbedaan
sifat antara aliran laminar dan aliran turbulen. Perbedaan sifa ini utamanya dalam hal
6
kehilangan energi akibat gaya gesek. Kehilangan energi ini terjadi selama pengaliran
fluida. Status aliran transisi dapat diketahui melalui nilai bilangan Reynolds. Aliran
transisi dapat terbentuk ketika terjadi peningkatan pada nilai bilangan Reynolds dari
aliran laminar. Nilai bilangan Reynolds pada aliran transisi berada di dalam rentang
bilangan Reynolds aliran laminar dan aliran turbulen. Kisaran nilainya antara 2000
hingga 4.000. Rentang nilai aliran transisi dipengaruhi oleh tingkat
ketidaksempurnaan sistem aliran fluida beserta dengan tingkat gangguan lainnya.
Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran transisi akan berubah menjadi aliran
turbulen. Aliran transisi umumnya terbentuk pada aliran udara yang bertumbukan
dengan benda yang melengkung. Permukaan benda yang mengalami tumbukan
umumnya berbentuk bola.
c. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan antara aliran laminar
menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi merupakan akibat dari perbedaan
sifat antara aliran laminar dan aliran turbulen. Perbedaan sifa ini utamanya dalam hal
kehilangan energi akibat gaya gesek. Kehilangan energi ini terjadi selama pengaliran
fluida. Status aliran transisi dapat diketahui melalui nilai bilangan Reynolds. Aliran
transisi dapat terbentuk ketika terjadi peningkatan pada nilai bilangan Reynolds dari
aliran laminar. Nilai bilangan Reynolds pada aliran transisi berada di dalam rentang
bilangan Reynolds aliran laminar dan aliran turbulen. Kisaran nilainya antara 2000
hingga 4.000. Rentang nilai aliran transisi dipengaruhi oleh tingkat
ketidaksempurnaan sistem aliran fluida beserta dengan tingkat gangguan lainnya.
Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran transisi akan berubah menjadi aliran
turbulen. Aliran transisi umumnya terbentuk pada aliran udara yang bertumbukan
dengan benda yang melengkung. Permukaan benda yang mengalami tumbukan
umumnya berbentuk bola.

2.2 Viskositas

Viskositas atau disebut juga kekentalan adalah tingkat ketahanan suatu fluida terhadap
tegangan yang diterimanya. Viskositas itu disebabkan oleh adanya gaya kohesi antar partikel
fluida. Gaya kohesi adalah gaya tarik antarpartikel sejenis. Semakin tinggi viskositas suatu
fluida, semakin lama gerakan suatu benda di dalam fluida tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah viskositas fluida, semakin cepat gerakan suatu benda di dalam fluida.
Contoh, masukkan kelereng ke dalam oli dan air secara bersamaan. Kira-kira, kelereng mana
yang akan sampai dasar terlebih dahulu? Pasti kelereng yang dimasukkan ke dalam air, kan?
7
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas

Viskositas fluida itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu, tekanan, dan
penambahan suatu gas.

a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh pada tingkat kekentalan suatu fluida. Semakin tinggi suhu, semakin
berkurang viskositas fluida. Artinya, suhu berbanding terbalik dengan viskositas. Contoh, oli
akan menjadi lebih cair saat dipanaskan.

b. Tekanan
Selain suhu, tekanan juga berpengaruh pada viskositas fluida. Namun, tekanan berbanding
lurus dengan viskositas. Artinya, semakin besar tekanan pada fluida, semakin tinggi
viskositasnya. Sebaliknya, semakin kecil tekanan pada fluida, semakin rendah viskositasnya.

c. Penambahan gas
Penambahan gas juga mempengaruhi viskositas fluida. Dengan adanya penambahan gas,
viskositas fluida akan naik.

 Rumus Viskositas
Masalah kekentalan atau viskositas ini telah dipelajari lebih detail dalam hukum Stokes.
Hukum ini ditemukan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845.

Menurut Stokes, jika suatu benda bergerak di dalam fluida kental dengan kelajuan v, maka
benda tersebut akan mengalami gaya gesek dengan partikel fluida sebesar Fs. Nah, rumus Fs
inilah yang kemudian disebut gaya Stokes.
Besarnya gaya Stokes berbanding lurus dengan koefisien kekentalan fluida, jari-jari bola, dan
kelajuan bendanya. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

Rumus Viskositas adalah Fs = 6πηrv


Fs = gaya gesek benda dengan partikel fluida (N)
η = koefisien viskositas (N.s/m2)
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan benda di dalam fluida (m/s)
Lalu, bagaimana jika koefisien viskositas fluida belum diketahui? Nah, untuk mencari
koefisien viskositas, kamu bisa menggunakan rumus di bawah ini.

8
Keterangan Rumus
η = koefisien viskositas (N.s/m2)
r = jari-jari bola (m)
g = percepatan gravitasi Bumi (m/s2)
v = kecepatan terminal bola (m/s)

ρb = massa jenis benda/bola (kg/m3)


ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
Apa arti bola pada rumus di atas? Pada setiap percobaan, benda yang dimasukkan ke dalam
fluida biasanya berbentuk bola, contohnya gotri. Itulah mengapa terdapat jari-jari bola (r)
pada rumus tersebut. Lantas, bagaimana jika bentuk bendanya bukan bola? Nah, materi itu
akan kamu pelajari di tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi, ya.

 Penerapan Viskositas dalam Kehidupan Sehari-Hari


Setiap jenis fluida memiliki tingkat kekentalan yang berbeda-beda, sehingga penarapannya
juga pasti berbeda-beda. Adapun penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah
sebagai berikut.

a. Oli sebagai Pelumas


Oli merupakan zat pelumas yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor. Dengan adanya
pelumas inilah mesin motor bisa meminimalisir gesekan antara piston dan dinding silinder.
Semakin lama digunakan, tingkat kekentalan oli akan berkurang. Jika oli tersebut kamu
paksakan untuk bekerja, maka mesin kendaraanmu bisa berasap karena daya pelumas oli
semakin berkurang seiring berkurangnya viskositas.

b. Minyak Goreng
Jika dibandingkan dengan air, minyak goreng tentu memiliki tekstur yang lebih kental. Saat
minyak kamu gunakan untuk memasak, pasti tingkat kekentalannya akan berkurang. Jika
kekentalan minyak berkurang, maka daya pakainya juga tidak akan maksimal.

c. Air Mengalir Melalui Pipa


Air tergolong fluida cair atau memiliki viskositas sangat rendah. Itulah mengapa, air mudah
dialirkan melalui pipa, bahkan pipa yang ukurannya sempit. Coba bandingkan dengan oli,
apakah bisa oli mengalir melalui pipa yang sangat sempit? Tentu saja bisa, namun butuh
waktu yang cukup lama.

d. Cat Tembok
Siapa di antara Quipperian yang pernah membantu orang tua mengecat rumah? Agar hasil
polesan cat bisa terserap sempurna, pasti orang tuamu akan mengatur kekentalan cat
sedemikian sehingga optimal untuk digunakan. Jika cat terlalu kental, maka akan sulit untuk
diratakan di dinding. Sebaliknya, jika terlalu encer, warna cat tidak akan terlihat jelas.

2.3 Sifat-sifat Fluida Ideal

9
Sifat-sifat fluida ideal:
1. Fluida bersifat tidak kompresibel
Yang dimaksud tidak kompresibel adalah bahwa jenis fluida tidak tergantung pada tekanan.
Pada umumnya, fluida (terutama gas) bersifat kompresibel, yaitu bahwa massa jenis fluida
bergantung pada tekanannya. Ketika tekanan gas diperbesar, misalnya dengan memperkecil
volumenya, massa jenis gas bertambah.

2. Aliran fluida tidak turbullen


Yang dimaksud aliran turbullen, secara sederhana adalah aliran yang berputar-putar, misalnya
asap rokok yang mengepul merupakan aliran turbulen. Lawan dari aliran turbulen adalah
aliran laminer (streamline).

3. Aliran fluida bersifat stasioner (tunak)


Pengertian stasioner di sini hampir sama dengan pengertian stasioner pada gelombang
stasioner. Aliran bersifat stasioner bila kecepatan pada setiap titik sembarang selalu konstan.
Ini berarti bahwa kecepatan aliran fluida di titik A sama dengan di titik B. Yang dimaksudkan
di sini adalah kecepatan aliran di titik A selalu konstan, misalnya vA, tetapi tidak harus vA =
vB .

4. Fluida tidak kental (non-viskos)


Adanya kekentalan fluida menyebabkan timbulnya gesekan pada fluida. Dalam fluida ideal,
kita mengabaikan semua gesekan yang muncul, yang berarti mengabaikan gejala viskositas.

2.4 Hukum Kontinuitas

Misalnya dalam peristiwa menyiram bunga, air yang mengalir dari slang yang ujungnya
ditekan, akan mengalir dengan lebih cepat, mengapa bisa demikian? Hal tersebut
disebabkan karena adanya fenomena Hukum Kontinuitas pada fluida yang mengalir.

Hukum Kontinuitas menyatakan bahwa debit air yang mengalir pada tiap-tiap titik
sepanjang aliran slang ialah konstan atau sama.

10
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Debit atau Q merupakan jumlah volume fluida yang mengalir per satuan waktu atau
secara matematis ditulis dengan

Volume dapat dihitung dengan mengalikan luas penampang pada slang dengan panjang
slang atau V = A cdot L.

Sehingga persamaan debit menjadi panjang slang yang dilewati oleh air dapat dihitung
dengan cara kecepatan air dikali dengan waktu, atau dengan kata lain kecepatan adalah
panjang selang dibagi waktu, v = frac{L}{t}.

Sehingga persamaan debit menjadi maka hukum kontinuitas bisa dituliskan juga menjadi

2.5 Persamaan Bernoulli


Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, ilmuwan asal Jerman. Dari penemuan
ini, Pada tahun 1738, Bernoulli berhasil menerbitkan sebuah buku berjudul
Hydrodynamica.
11
Hukum Bernoulli ialah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi
kinetik per satuan volume, serta energi potensial per satuan volume mempunyai nilai
yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

Hukum ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis aliran fluida asalkan memenuhi
syarat-syarat berikut ini.

 Fluidanya tak dapat bisa (incompressible).


 Fluidanya tak mempunyai viskositas.
 Aliran fluidanya tetap (steady).
 Aliran fluidanya berjenis laminar (bersifat tetap dan tidak membentuk
pusaran).
 Tidak ada energi yang hilang sebagai akibat gesekan antara fluida dan dinding
serta turbulen.
 Tidak ada transfer energi kalor.
Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa tiap jumlah dari tekanan
(p), energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per satuan volum (rgh)
mempunyai nilai yang sama pada tiap-tiap titik sepanjang garis arus.

Hukum Bernoulli apabila dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Keterangan :

P1 = tekanan di pipa 1 (N/m2);

P2 = tekanan di pipa 2 (N/m2);

ρ1 = massa jenis pipa 1 (kg/m3);

ρ2 = massa jenis pipa 2 (kg/m3);

v1 = kecepatan fluida yang berada di pipa 1 (m/s);

v2 = kecepatan fluida yang berada di pipa 2 (m/s);

h1 = ketinggian penampang pada pipa 1 dari titik acuan (m);

h2 = ketinggian penampang pada pipa 2 dari titik acuan (m); dan


12
g = percepatan gravitasi (m/s2).

Teorema Toricelli (laju effluk)


Laju air yang menyembur dari lubang yang sama dengan air yang jatuh bebas dari
ketinggian. Laju air yang menyembur dari lubang ini dinamakan laju effluk, sedangkan
fenomenanya dinamakan dengan teorema Toricelli.

Apabila diterapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2
(permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah berukuran jauh
lebih kecil apabila dibandingkan dengan diameter wadah, maka kecepatan zat cair di
permukaan wadah dianggap nol (v1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran
terbuka sehingga tekanannya berjumlah sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan
demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini ialah :

Penerapan Hukum Bernoulli


Prinsip Hukum Bernoulli juga diterapkan pada benda yang kerap dijumpai dalam
kegiatan sehari-hari berikut ini.

13
1. Parfum
Ketika menekan penyemprot parfum ke arah bawah, maka cairan yang berada di bagian
bawah akan bergerak dengan kelajuan rendah, yang mengakibatkan tekanannya di cairan
bagian bawah menjadi semakin tinggi.

Hal tersebut bisa mendorong cairan untuk bergerak ke atas melewati selang parfum
dengan berukuran kecil. Ketika sampai di atas selang, udara pada bagian pengisap akan
keluar bersamaan dengan semburan parfum.

2. Pipa Venturimeter
Pipa venturimeter ialah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan aliran zat
cair. Pipa ventirumeter ini didesain berbentuk pipa yang dengan penyempitan diameter.
Berdasarkan ada atau tidaknya alat pengukur tekanan, alat ini dapat dibedakan menjadi
dua, yakni venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan manometer.

Manometer ialah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara yang berada di
ruang tertutup. Apabila Grameds ingin mengetahui bentuk dari pipa venturimeter,
perhatikan gambar berikut.

Venturimeter yang ditampilkan pada gambar sebelumnya tak memiliki manometer. Maka
dari itu, untuk menentukan kecepatan aliran zat cair yang masuk penampang 1 dan 2
dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

A1 = luas penampang pipa 1 (m2);


14
A2 = luas penampang pipa 2 (m2);

v1 = kecepatan pada penampang pipa 1 (m/s);

v2 = kecepatan pada penampang pipa 2 (m/s);

h = perbedaan tinggi cairan pipa kecil di atas venturimeter (m); dan

g = percepatan gravitasi (m/s2).

3. Tabung pitot
Tabung pitot ialah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas yang berada
di dalam pipa. Perhatikan gambar berikut.

Secara matematis, laju aliran gas di dalam pipa dirumuskan dengan sebagai berikut.

Keterangan:

v = laju aliran gas (m/s);

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat kemudahan
mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang
membedakan fluida dengan zat benda tegar.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak
diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti untuk
menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum, penyemprot
racun serangga dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Diharapkan penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik.

Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kindangen, Jefrey I. (2017). Pendinginan Pasif untuk Arsitektur Tropis Lembab. Sleman. Sleman:
Deepublish. ISBN 978-602-401-925-9.

Suharto, Bambang (2013). Mekanika Fluida (edisi ke-2). Malang: UB Press.

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/viskositas

https://www.gramedia.com/literasi/fluida-dinamis/

17

Anda mungkin juga menyukai