Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan awal, kami pertama-tama pertama-tama melaksanakan


melaksanakan asistensi umum. Pada asistensi umum dijelaskan materi singkat tentang
cara penggunaan mikroskop binokuler binokuler dan mikroskop mikroskop stereo
Tahapan Pendahuluan Pengumpulan Laporan Tahapan Praktikum Analisis Data
Pembuatan Laporan Setelah pemberian materi, asisten memberi tugas pendahuluan.

3.2 Tahapan Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik


Geologi, Universitas Hasanuddin. Sebelum melakukan kegiatan praktikum, pertama
pertama kali dilakukan dilakukan adalah melakukan responsi guna mengetahui sejauh
mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah responsi dilakukan,
dilanjutkan dengan kegiatan praktikum.

3.3 Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar kerja yang
telah diisi dengan deskripsi mikroskop binokuler binokuler dan mikroskop mikroskop
stereo untuk memperoleh hasil yang benar.

3.4 Pembuatan Laporan

Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari
asisten, dilanjutkan dengan penyusunan laporan sesuai dengan format laporan yang
telah ditentukan.

3.5 Pengumpulan Laporan

Laporan yang telah selesai dan telah diasistensikan kembali serta telah diperoleh
hasil yang benar kemudian dikumpulkan di tempat dan waktu yang telah disepakati.
Tabel 3.1 Diagram Alir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum deskripsi fosil kali adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Hasil Deskripsi
No Spesies Planktonik Bentonik Lp Umur

1 Hankenina Brevispina  P15,P16


CHUSMAN
(Range
Chart
2 Globorotalia mekannai  P6
(WHITE) (Range
Chart)
3 Globorotalia  N18
Margaritae BOLLI and (Range
BERMUDES
Chart
4 Globorotalia  P9,P10,P11
Aragonensis (Range
NUTTALL
Chart
5 Goesella  Zona IV (300-
Torncherasensis 1000)
Hototype (Natland)
6 Lagena asperoides  Zona III
Galloway & Morrey (90-300)
7 Quinqueloculinanidae  Zona II (15-
Seminulum 90) (Natland)
8 Dentalina Inornata.  Zona III
(BatyalAtas)

1.2 Pembahasan
Adapun pembahasan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut.
4.2.1 Peraga Fosil 1

1 2 5
6 4

Gambar 4.1 Hankenina Brevispina CHUSMAN

Pada peraga fosil dengan nomor peraga 30 termasuk dalam Ordo Foraminifera
Planktonik, dengan nama Famili Hankeninanidae, Genus Hankenina dan nama Spesies
Hankenina brevispira CUSHMAN.
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar 4. Aperture
2. Suture 5. Permukaan test
3. Septa 6. Peri -peri
Pada peraga fosil ini mempunyai susunan kamar planispiral yaitu susunan
kamar dimana dari arah ventral dan dorsal dengan jumlah kamar sama yaitu
ventral 6 dan dorsal 6 dan bagian samping 4. Bentuk kamar Bentuk test dari fosil
ini ialah radiate yaitu test yang menyebar dari satu titik, bentuk kamar yaitu
Tubuluspinate dan apertur PAI Equator yaitu, ornamen permukaan smooth atau
halus dan pada peri-peri terdapat spine yaitu bagian dari peri-peri yang memilki
duri atau ujung kamar yang tajam. Dan berumur Miosen atar (P15-P16) dengan
zonasi Blow 1969.
Mikrofosil Hankenina biasa digunakan dalam penentuan umur geologi dan
memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan hidup masa lalu, seperti suhu laut,
salinitas, ketersediaan nutrisi, dan kondisi lainnya. Ini membantu ilmuwan memahami
perubahan iklim dan perubahan lingkungan sepanjang sejarah bumi.
4.2.2 Peraga Fosil 2

1 3 4

5
6
2

Gambar 4.2 Globorotalia Mekannai (WHITE)

Pada peraga dengan nomor peraga 1 termasuk dalam Ordo Foraminifera


Planktonik, Famili Globorotalianidae, Genus Globorotalia dan Spesies Globorotalia
mekannai (WHITE).
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar 4. Proloculum
2. Suture 5. Aperture
3. Septa 6. Permukaan test
Peraga ini mempunyai susunan kamar Trchospiral yaitu susunan kamar
dimana dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 6 dan
dorsal 11. Bentuk kamar Bentuk test dari fosil ini ialah biumbilicate, bentuk
kamar dimana ventral oved dengan dorsal Globular dan apertur PAI Umbilical ,
ornamen permukaan smooth atau halus, memiliki suture bridge, aperture flap
dan umbilicul deeply umbilicus. Dan berumur Paliosen (P6) dengan zonasi Blow
1969.
Mikrofosil Globorotalia digunakan dalam penentuan umur geologi dan
memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan hidup masa lalu, seperti suhu
laut, salinitas, ketersediaan nutrisi, dan kondisi lainnya. Ini membantu ilmuwan
memahami perubahan iklim dan perubahan lingkungan sepanjang sejarah bumi.
4.2.3 Peraga Fosil 3

3 1

Gambar 4.3 Globorotalia Margaritae BOLLI


and BERMUDES

Pada peraga ini termasuk dalam Ordo Foraminifera Planktonik, Famili


Globorotalianidae, Genus Globorotalia dan Spesies Globorotalia Margaritae
BOLLI and BERMUDES.
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar 3. Aperture
2. Suture 4. Septa
Pada peraga ini mempunyai susunan kamar Trchospiral yaitu susunan
kamar dimana dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 6
dan dorsal 13. Bentuk kamar Bentuk test dari fosil ini ialah biumbilicate, bentuk
kamar dimana ventral dan dorsal oved dan apertur PAI Umbilical Extra ,
ornamen permukaan smooth atau halus, aperture flap dan umbilicul open
umbilicus. Globorotalia digunakan dalam penentuan umur geologi dan memiliki
umur dengan zonasi Blow 1969 fosil ini berumur N18.
Mikrofosil Globorotalia digunakan dalam penentuan umur geologi dan
memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan hidup masa lalu, seperti suhu
laut, salinitas, ketersediaan nutrisi, dan kondisi lainnya. Ini membantu ilmuwan
memahami perubahan iklim dan perubahan lingkungan sepanjang sejarah bumi.
4.2.4 Peraga Fosil 4

6
2 3

1 5
7 4

Gambar 4.4 Globorotalia Aragonensis NUTTALL


Pada peraga dengan nomor peraga 13 termasuk dalam Ordo Foraminifera
Planktonik, Famili Globorotalianidae, Genus Globorotalia dan Spesies
Globorotalia Aragonensis NUTTALL.
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar 5. Aperture
2. Suture 6. Permukaan tes
3. Septa 7. Peri - peri
4. Proloculum
Peraga ini mempunyai susunan kamar Trochospiral yaitu susunan kamar dimana
dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 7 dan dorsal 12. Bentuk
kamar Bentuk test dari fosil ini ialah biconvex, bentuk kamar dimana ventral oved dan
dorsal angular dan apertur PAI Umbilical Extra , ornamen permukaan smooth atau
halus,suture limbate, aperture flap dan umbilicul deeply umbilicus serta memiliki peri-
peri keel. Dan berumur Eosen bawah – tengah (P9-P11) dengan zonasi Blow 1969.

Mikrofosil Globorotalia digunakan dalam penentuan umur geologi dan


memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan hidup masa lalu, seperti suhu laut,
salinitas, ketersediaan nutrisi, dan kondisi lainnya. Ini membantu ilmuwan memahami
perubahan iklim dan perubahan lingkungan sepanjang sejarah bumi.
4.2.5 Peraga Fosil 5

4
2

3 5
1

Gambar 4.5 Quinqueloculinanidae Seminulum

Pada peraga dengan nomor peraga 9 termasuk dalam Ordo Foraminifera


Bentonik, Famili Quinqueloculinanidae, Genus Quinqueloculina dan Spesies
Quinqueloculinanidae Seminulum.

Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :


1. Kamar 4. Aperture
2. Suture 5. Permukaan tes
3. Septa
Peraga ini mempunyai susunan kamar Polythalamus yaitu susunan kamar
dimana dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 1 dan dorsa
l 1. Bentuk test dari fosil ini ialah Biumbilicate, bentuk kamar Pyriform dan Ap
ertur Multiple, ornamen permukaan smooth. Berdasarkan klasifikasi NATLAND
1933 hidup pada lingkungan pengendpan Zona II dengan kedalaman 15-90
meter dibawah laut.

Mikrofosil Quinqueloculinanidae Seminulum umumnya digunakan sebagai


indikator kesehatan lingkungan pengendapan laut pada masa lampau. Juga untuk
mempelajari perubahan suhu dan iklim masa lalu. Variasi dalam rasio isotop oksigen di
fosil ini memberikan petunjuk tentang fluktuasi suhu air laut, yang dapat memberikan
wawasan tentang perubahan iklim global.
4.2.6 Peraga Fosil 6

(V) (D)

1
2

Gambar 4.6 Lagena asperoides Galloway & Morrey

Pada peraga ini termasuk dalam Ordo Foraminifera Bentonik, Famili Lagenanid
ae, Genus Lagena dan Spesies Lagena asperoides Galloway & Morrey.
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar
2. Aperture
Peraga ini mempunyai susunan kamar Monothalamus yaitu susunan kama
r dimana dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 1 dan dor
sal 1. Bentuk test dari fosil ini ialah Cancellate, bentuk kamar Spherical dan ap
ertur Bundar, ornamen permukaan smooth. Lagena asperoides Galloway & Mor
rey. Berdasarkan klasifikasi NATLAND 1933 hidup pada lingkungan
pengendapan Zona III kedalaman 90-300 meter dibawah laut.
Mikrofosil ini umumnya digunakan sebagai indikator kesehatan lingkungan
pengendapan laut pada masa lampau. Juga untuk mempelajari perubahan suhu dan iklim
masa lalu. Variasi dalam rasio isotop oksigen di fosil ini memberikan petunjuk tentang
fluktuasi suhu air laut, yang dapat memberikan wawasan tentang perubahan iklim
global.
4.2.7 Peraga Fosil 7

4 2 3

Gambar 4.7 Goesella Torncherasensis Hototype

Pada peraga dengan nomor peraga XX termasuk dalam Ordo Foraminifera


Bentonik, Famili Goesellanidae, Genus Goesella dan Spesies Goesella Torncherasensis
Hototype.

Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :


3. Kamar 6. Aperture
4. Suture 7. Permukaan tes
5. Septa
Peraga ini mempunyai susunan kamar Polythalamus yaitu susunan kamar
dimana dari arah ventral dan dorsal jumlah kamar sama yaitu ventral 4 dan dorsa
l 4. Bentuk test dari fosil ini ialah biconvex, bentuk kamar Globular dan apertur
Bundar, ornamen permukaan smooth. Berdasarkan klasifikasi NATLAND 1933,
hidup dalam lingkungan pengendapan Zona IV dengan kedalaman 300-1000
meter dibawah laut.
Mikrofosil Goesella Torncherasensis Hototype umumnya digunakan sebagai
indikator kesehatan lingkungan pengendapan laut pada masa lampau. Juga untuk
mempelajari perubahan suhu dan iklim masa lalu. Variasi dalam rasio isotop oksigen di
fosil ini memberikan petunjuk tentang fluktuasi suhu air laut, yang dapat memberikan
wawasan tentang perubahan iklim global.

4.2.8 Peraga Fosil 8

2
3
4

Gambar 4.7 Dentalina Inornata

Pada peraga dengan nomor peraga XXX berasal dari Filum Foraminifera
Bentonik, dengan ordo Foraminifera Bentonik, Famili Dentalinanidae, Genus Dentalina,
dan mempunyai nama spesies Dentalina Inornata.
Adapun bagian-bagian pada peraga fosil tersebut adalah :
1. Kamar 4. Aperture
2. Suture 5. Permukaan tes
3. Septa
Pada peraga ini mempunyai kamar yang terdiri dari 1 kamar pada bagian ventral
dan 10 kamar pada bagian dorsal sehingga susunan kamar peraga ini adalah
polythalamus (biserial). Fosil ini memiliki bentuk test Cancellata dan bentuk kamar
Tabular, serta aperture Radiate. Ornamen pada fosil ini adalah Smooth pada permukaan
test, dan Lip pada aperture., Dan hidup [ada lingkungan pengendapan zona III (bathyal
atas).
Mikrofosil Dentalina Inornata umumnya digunakan sebagai indikator kesehatan
lingkungan pengendapan laut pada masa lampau. Juga untuk mempelajari perubahan
suhu dan iklim masa lalu. Variasi dalam rasio isotop oksigen di fosil ini memberikan
petunjuk tentang fluktuasi suhu air laut, yang dapat memberikan wawasan tentang
perubahan iklim global. Fosil ini digunakan untuk fosil petunjuk, pengkorelasian
batuan, dan penentuan lingkungan pengendpan pada lapisan batuan.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut.
1. Perbedaan dari kedua foraminifera ini yaitu Foraminifera planktonik digunakan
untuk menentukan umur relatif dari lapisan batuan sedimen dan hidup secara
mengambang di laut. Foraminifera bentonik merupakan foraminifera yang
memiliki cara hidup yang menyematkan pada dasar laut atau tertambat, memiliki
tempat hidup yang tersebar dari perairan dangkal hingga laut dalam.
2. Adapun spesies pada peraga planktonik yaitu Hankenina Brevispina
CHUSMAN, Globoratalia Mekannai (WHITE), Globorotalia Margaritae BOLLI
and BERMUDES, Globorotalia Aragonensis NUTTALL, sedangkan spesies
pada peraga bentonik yaitu Goesella Torncherasensis Hototype, Lagena
Asperoides Galloway & Morrey, Quinqueloculinanidae Seminulum
3. Pada foraminifera planktonik peraga 1 memiliki umur eosen atas (P15-P16),
peraga 2 paleosen (P6), peraga 3 miosen tengah (N18) dan peraga 4 eosen
bawah ke eosen atas (P9,P10,P11), sedangkan pada foraminifera bentonik
peraga 5 memiliki lingkungan pengendapan zona IV (300-1000), peraga 6 zona
III (90-300), peraga 7 zona II (15-90).

5.2 Saran

Adapun saran untuk laboratorium dan asisten adalah sebagai berikut :

5.1.1 Saran Untuk Laboratorium

1. Melengkapi peralatan kebersihan lab seperti sekop sampah serta tempat sampah

untuk sampah kering di dalam laboratorium.

2. Tetap menjaga ketertiban pada saat praktikum

3. Menambah pengharum ruangan


5.2.2 Saran Untuk Asisten

1. Mempertahankan keramahan terhadap praktikan

2. Lebih sering memberi praktikan kesampatan untuk mendapat nilai plus

3. Mempertahankan cara menjelaskan terhadap praktikan


DAFTAR PUSTAKA
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai