Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikro palentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik
Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa
5. Umbilicus

No. Urut : 05
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Spherical
Bentuk Kamar : Globular
Suture
- Ventral : Tertekan sedang
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin
Jumlah Kamar
- Ventral :7
- Dorsal :8
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Punctate
- Aperture : Lim/Rim
- Suture : Limbate
- Umbilicus : Ventral umbo
- Peri-Peri : Keel
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia trinidadensis
Umur : P.3-P.4 (BOLLI)
Keterangan :

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia trinidadensis, Genus Globorotalia,


Family GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 05, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Spherical, bentuk kamar
Globular, suture ventral tertekan sedang, suture dorsal tertekan sedang, komposisi test
Hyalin, jumlah kamar ventral 7, jumlah kamar dorsal 8, komposisi kimia CaCO3,
aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada permukaan
test Pustulose, hiasan pada aperture Lim/Rim, hiasan pada suture Limbate, umbilicus
ventral umbo, hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P.3-P.4
(BOLLI).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikro palentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik

Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa
5. Umbilicus

No. Urut : 06
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Spherical
Bentuk Kamar : Globular
Suture
- Ventral : Tertekan kuat
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin
Jumlah Kamar
- Ventral :6
- Dorsal : 11
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Punctate
- Aperture : Lim/Rim
- Suture : Limbate
- Umbilicus : Ventral umbo
- Peri-Peri : Keel
4Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia uncinata
Umur : P4-P5 (BOLLI)
Keterangan :

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia uncinata, Genus Globorotalia, Family


GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 06, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Spherical, bentuk kamar
Globular, suture ventral tertekan kuat, suture dorsal tertekan sedang, komposisi test
Hyalin, jumlah kamar ventral 6, jumlah kamar dorsal 11, komposisi kimia CaCO 3,
aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada permukaan
test Punctate, hiasan pada aperture Lim/Rim, hiasan pada suture Limbate, umbilicus
ventral umbo, hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P4-P5
(BOLLI).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikro palentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik

Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa
5. Umbilicus

No. Urut : 07
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Spherical
Bentuk Kamar : Globular
Suture
- Ventral : Tertekan kuat
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin
Jumlah Kamar
- Ventral :6
- Dorsal :9
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Punctate
- Aperture : Lim/Rim
- Suture : Limbate
- Umbilicus : Ventral umbo
- Peri-Peri : Keel
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia pseudomenardi
Umur : P6 (BOLLI)
Keterangan :

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia pseudomenardi, Genus Globorotalia,


Family GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 07, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Spherical, bentuk kamar
Globular, suture ventral tertekan kuat, suture dorsal tertekan sedang, komposisi test
Hyalin, jumlah kamar ventral 6, jumlah kamar dorsal 9, komposisi kimia CaCO3,
aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada permukaan
test Punctate, hiasan pada aperture Lim/Rim, hiasan pada suture Limbate, umbilicus
ventral umbo, hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P6 (BOLLI).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikropalentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik

Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa
5. Umbilicus

No. Urut : 08
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Spherical
Bentuk Kamar : Globular
Suture
- Ventral : Tertekan kuat
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin
Jumlah Kamar
- Ventral :5
- Dorsal : 12
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Punctate
- Aperture : Lim/Rim
- Suture : Limbate
- Umbilicus : Deeply
- Peri-Peri : Keel
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia pseudobulloides
Umur : P3-P5 (PLUMMER)

Keterangan

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia pseudobulloides, Genus Globorotalia,


Family GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 08, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Spherical, bentuk kamar
Globular, suture ventral tertekan kuat, suture dorsal tertekan sedang, komposisi test
Hyalin, jumlah kamar ventral 5, jumlah kamar dorsal 12, komposisi kimia CaCO 3,
aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada permukaan
test Punctate, hiasan pada aperture Lim/Rim, hiasan pada suture Limbate, umbilicus
deeply, hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P6 (BOLLI).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikropalentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik

Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa

No. Urut : 19
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Biconvex
Bentuk Kamar : Angular Conical
Suture
- Ventral : Tertekan kuat
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin
Jumlah Kamar
- Ventral :5
- Dorsal :9
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Pustulose
- Aperture : Deeply
- Suture :-
- Umbilicus : Ventral umbo
- Peri-Peri : Keel
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia renzi
Umur : P.9- P.14 (BOLLI)

Keterangan :

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia renzi, Genus Globorotalia, Family


GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 19, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Spherical, bentuk kamar
Globular, suture ventral tertekan kuat, suture dorsal tertekan sedang, komposisi test
Hyalin, jumlah kamar ventral 5, jumlah kamar dorsal 9, komposisi kimia CaCO3,
aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada permukaan
test Pustulose, hiasan pada aperture Deeply, hiasan pada , umbilicus Ventral umbo,
hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P.9- P.14
(BOLLI).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK Nama : Gilang Permata S
GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Nim : F 121 17 037
Mikropalentologi
Acara 1 : Pengenalan Fosil
Foraminifera Planktonik

Keterangan :
1. Test
2. Aperture
3. Lip
4. Septa

No. Urut : 20
Susunan Kamar : Trochospiral
Bentuk Test : Biconvex
Bentuk Kamar : Angular Conical
Suture
- Ventral : Tertekan kuat
- Dorsal : Tertekan Sedang
Komposisi Test : Hyalin

Jumlah Kamar
- Ventral :5
- Dorsal : 10
Komposisi Kimia : CaCO3
Aperture : Primary aperture interiomarginal umbilical extra
umbilical
Hiasan Pada
- Permukaan Test : Pustulose
- Aperture : Deeply
- Suture : Bridge
- Umbilicus : Flape
- Peri-Peri : Keel
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : GLOBOROTALINIDAE
Genus : Globorotalia
Spesies : Globorotalia angulata
Umur : P.4 - P.5 (WHITE)
Keterangan :

Fosil ini merupakan Spesies Globorotalia angulata, Genus Globorotalia, Family


GLOBOROTALINIDAE, Ordo FORAMINIFERA, Kelas SARCODINA.
No.fosil 19, susunan kamar Trochospiral, bentuk test Biconvex, bentuk kamar
Angular Conical, suture ventral tertekan kuat, suture dorsal tertekan sedang,
komposisi test Hyalin, jumlah kamar ventral 5, jumlah kamar dorsal 10, komposisi
kimia CaCO3, aperture Primary aperture interiomarginal umbilical extra, hiasan pada
permukaan test Pustulose, hiasan pada aperture Deeply, hiasan pada Bridge , hiasan
pada, umbilicus Flape, hiasan pada peri-peri Keel.
Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung.
Calcareous tes yg terbuat dari porselen microgranular dan berkembang dalam
Carboniferous, dan hyalin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing
kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang
terkait dengan karang. Kelompok spesies ini menjadi berlimpah ketika karang
lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia
berubah dan karang yang hancur. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera
berkembang menjadi banyak bentuk baru yang rumit. Banyak bentuk-bentuk ini
punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi
mengalami periode pendinginan parah dan lembaran es di Antartika. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap
pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Lingkungan pengendapan terdapat di
kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut (Abysal). Umur fosil P.4 - P.5
(WHITE).
Manfaat fosil adalah untuk menentukan umur relatif batuan yang
mengandungnya, membantu dalam studi lingkunganpengendapan atau spesies, dan
menentukan stratigrafi dari suatu daerah dengan daerah lain baik korelasi permukaan
ataupun bawah permukaan.

Anda mungkin juga menyukai