Anda di halaman 1dari 19

Sosialisasi Hasil Bimbingan Akreditasi

PROGNAS PENURUNAN
PREVALENSI STUNTING &
WASTING
Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan
Wasting
◦ Ketua: dr Ristantio, Sp.A
◦ Sekretaris: dr Endang Sulistyawati
◦ Anggota:
1. Anisa Fitri Astuti, Amd. Keb
2. Anita Diah Arumsari, Amd. Keb
3. Ardiyanti Wahyuni, S.Farm, Apt.
4. Voila Devi Evandhani, S.Gz
5. Tri Wijayanti, Amd. Ftr
6. Wawan Irianto, SH
Standar Prognas 4

Rumah Sakit melaksanakan program penurunan


prevalensi stunting dan wasting
Standar Prognas 4.1

Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan


intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan
jejaring rujukan kepaa rumah sakit kelas di bawahnya
dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
Maksud dan Tujuan
1. Program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting
2. Panduan tata laksana
3. Organisasi pelaksana program terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur:
a. Staf medis
b. Staf keperawatan
c. Staf Instalasi Farmasi
d. Staf Instalasi Gizi
e. Tim tumbuh kembang
f. Tim humas Rumah Sakit
Program
1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien, dan keluarga tentang masalah stunting dan
wasting
2. Intervensi spesifik di rumah sakit
3. Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi
4. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting
5. Rumah Sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan jejaring rujukan
6. Program pemantauan dan evaluasi
Penurunan prevalensi stunting dan wasting
meliputi:

1. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan rumah sakit tentang
Program Penurunan Stunting dan Wasting
2. Peningkatan efektifitas intervensi spesifik
3. Penguatan Surveilans gizi
Intervensi Spesifik
a. Program 1000 HPK
b. Suplementasi Tablet Besi Folat pada ibu hamil ✓
c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil ✓
d. Promosi dan konseling IMD dan ASI eksklusif ✓
e. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) ✓
f. Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang bayi dan balita) ✓
g. Pemberian imunisasi ✓
h. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang ✓
i. Pemberian vitamin A
j. Pemberian taburia pada baduta (0-23 bulan)
k. Pemberian obat cacing pada ibu hamil
Penguatan sistem surveilans gizi
a. Tata laksana tim asuhan gizi meliputi Tata laksana Gizi Stunting, Tata laksana gizi kurang, Tata laksana gizi
buruk (Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita)
b. Pencatatan dan Pelaporan kasus masalah gizi melalui aplikasi ePPGBM (Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat)
c. Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian, pencatatan dan pelaporan gizi buruk dan
stunting dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
RS sebagai pusat rujukan
1. Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan kasus, penyebab, dan tata laksana lanjut
oleh dokter spesialis anak
2. Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi medis
3. Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta penguatan jejaring rujukan
kepada rumah sakit dengan kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya dalam tata laksana stunting dan gizi
buruk
Contoh program kerja dari dr Nugroho
1. Pemantauan tumbuh kembang bayi
1. Monitoring dan Evaluasi
dan balita dengan pengukuran
2. Rapat antropometri pada pasien rajal dan
3. Pelatihan Tim Stunting ranap
2. Follow up pasien
4. Supervisi
3. PMT balita stunting dan wasting
5. Evaluasi dan Usul Regulasi 4. Skrining rajal dan ranap
6. Pelaporan 5. Pengembangan mutu SDM
6. Edukasi/ promosi kesehatan
7. Melakukan rujukan kasus kompleks
8. Edukasi pasien dan keluarga
9. Home visit bila diperlukan
10.Membuat leaflet, brosur, poster
11.Webinar/ diskusi
Elemen Penilaian
Telah dibuat regulasi
meliputi:

- SK
- Pedoman Kerja
- Program Kerja
- SOP terkait

Saran:
Dijelaskan dalam pedoman
dan SOP kasus seperti apa
yang dapat ditangani di RS
dan kasus seperti apa yang
dirujuk, termasuk ke mana
akan dirujuk
Contoh dari dr. Nugroho
Elemen Penilaian

- Bukti asesmen dan


intervensi pada rekam
medis

- Pelaporan kepada Dinas


Kesehatan

- Rujukan eksternal/ internal


kasus stunting dan wasting
Elemen Penilaian Pemantauan dan evaluasi
- Angka kejadian balita
stunting < 14%
- Angka kejadian balita
wasting < 9,5%
- Angka kejadian balita
kurus yang mendapatkan
PMT > 85%
- Pengukuran antropometri
anak 100%
- Evaluasi program kerja
yang lain

Pelaporan ePPGBM
- Melalui Dinas Kesehatan
Rencana Sosialisasi
1. Pelatihan untuk Tim Penurunan Prevalensi Stunting
dan Wasting
2. IHT untuk staf RS
3. Promosi kesehatan (bekerjasama dengan PKRS?)
4. Edukasi pasien dan keluarga pasien
Saran dari dr Nugroho

◦ Poli Anak → Poli Anak dan Stunting


◦ Melengkapi alat pengukuran antropometri
◦ Meningkatkan skrining
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai