Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.

S HOSPITALITY

SISTEM PROTEKSI PETIR


A. Lingkup Sistem
Pembangunan bangunan sekarang ini, cenderung tinggi/bertingkat sebagai solusi
karena semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin tinggi bangunan
,beberapa permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi penting untuk
diperhatikan, karena bangunan tinggi lebih rawan mengalami gangguan, baik gangguan
secara mekanik maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi
adalah sambaran petir. Mengingat letak geografis Indonesia yang dilalui garis katulistiwa
menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh rata – rata
per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan – bangunan di Indonesia memiliki
resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Kerusakan yang
ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung
tersebut. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir
maka dipasang sistem pengaman pada gedung tinggi/bertingkat. Sistem pengaman itu salah
satunya berupa sistem proteksi petir beserta pentanahannya.

B. Peraturan - Peraturan
Berikut adalah peraturan – peraturan yang diacu pada laporan ini
a. SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
b. Peraturan Umum Instalasi Proteksi Petir (PUIPP)

C. Perhitungan Kebutuhan Proteksi Petir


Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan suatu instalasi proteksi petir
ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerugian serta bahaya yang ditimbulkan bila
bangunan tersebut tersambar petir. Besarnya kebutuhan tersebut dapat ditentukan
secara empiris berdasarkan indeks-indeks yang menyatakan faktor-faktor tertentu
seperti ditunjukkan pada table dibawah ini dan merupakan penjumlahan (R) dari
indeks-indeks tersebut.
LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

Tabel 1 Indeks A : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan

Penggunaan dan Isi Indeks A


Bangunan biasa yang tak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya -10
Bangunan dan isinya jarang digunakan, Misalnya: didanau, ditengah sawah atau 0
ladang, menara atau tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal. Misalnya: rumah 1
tinggal, industri kecil dan stasiun kereta api
Bangunan atau isinya cukup penting. Misalnya: menara air, barang-barang berharga 2
dan kantor pemerintah
Bangunan atau isinya cukup penting. Misalnya: menara air, barang-barang berharga 3
dan kantor pemerintah
Instalasi gas, minyak atau bensin dan rumah sakit. 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang tidak 15
terkendali bagi sekirarnya. Misalnya: instalasi nuklir

Tabel 2 Indeks B : Bahaya Berdasarkan Konstruksi Bangunan

Konstruksi Bangunan Indeks B


Seluruh bangunan terbuat dari logam dan mudah menyalurkan listrik 0
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangkan besi dengan atap logam 1
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangkan besi dengan atap bukan 2
logam
Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

Tabel 3 Indeks C : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan

Tinggi Bangunan Sampai …. (m) Indeks C


6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

140 9
200 10

Tabel 4 Indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan

Situasi Bangunan Indeks D


Ditanah datar pada semua ketinggian 0
Dikaki bukit sampai ¾ tinggi bukit atau di pegunungan sampai 1000 meter 1
Di puncak gunung atau pegunungan yang lebih dari 1000 meter 2

Tabel 5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Guruh

Hari Guruh Per Tahun Indeks E


2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7

Dengan memperhatikan keadaan di tempat yang hendak di cari resikonya dan


kemudian menjumlahkan indeks - indeks tersebut di peroleh suatu perkiraan bahaya
yang di tanggung bangunan dan tingkat yang harus di terapkan. Di bawah ini adalah
tabel Perkiraan bahaya Sambaran Petir Berdasarkan PUIPP.
Tabel 6 Perkiraan Bahaya Samabaran Petir

R Perkiraan Bahaya Pengamanan


Kurang dari 11 Diabaikan Tidak Perlu
Sama dengan 11 Kecil Tidak Perlu
Sama dengan 12 Sedang Dianjurkan
Sama dengan 13 Agak Besar Dianjurkan
Sama dengan 14 Besar Sangat Dianjurkan
LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

Lebih dari 14 Sangat Besar Sangat Perlu

Dengan memperhatikan indeks-indeks tersebut di atas, maka nilai R dari kompleks


bangunan youth hostel dapat kita hitung sebagai berikut :
- Indeks A Bangunan atau isinya cukup penting. Misalnya: menara air, barang-barang
berharga dan kantor pemerintah: 3
- Indeks B Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap
bukan logam : 2
- Indeks C TInggi Bangunan 17 meter : 3
- Indeks D Situasi Bangunan di tanah datar pada semua ketinggian : 0
- Indeks E Hari Guruh Daerah Bali 16 per tahun : 3
Jadi nilai R dari kompleks bangunan ini adalah 11. Berdasarkan indeks Perkiraan Bahaya
Sambaran Petir termasuk perkiraan bahaya kecil dengan pengamanan tidak perlu, tetapi
mengingat hari guruh daerah Bali cukup tinggi, maka tetap direncanakan instalasi proteksi
petir untuk bangunan ini.

D. Perhitungan Radius Proteksi Petir


Luas daerah proteksi petir terminasi udara tipe elektrostatis ini dapat dihitung dengan
mengetahui tinggi bangunan gedung dan radius proteksi unit proteksi petir elektrostatisnya.
Bangunan hotel ini memiliki tinggi kurang lebih 14 meter dengan radius proteksi petir tipe
elektrostatis 40 meter maka luasan daerah proteksinya adalah,
Ax = π x rs2
= 3,14 x 402 m
= 5.024 m2
Dengan sudut proteksi sebesar
αo = Sin-1 (1 – h/r)
αo = Sin-1 (1 – 14/40)
αo = Sin-1 (0.65)
αo = 40,54o

E. Perancangan Sistem Head Penghantar Petir


Salah satu usaha dilakukan untuk melakukan proteksi untuk gedung-gedung yang
LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

tinggi terhadap sambaran petir adalah pemasangan sistem penghantar petir. Dalam
perancangan ini, head penghantar petir (Head Termination) yang dipilih adalah tipe
elektrostatis radius 40 meter. Prinsip kerja proteksi petir elektrostatis adalah Menggunakan
sistem E.S.E. (Early Streamer Emission) yang lebih aktif dalam menangkap petir. Perangkat
ini memiliki satu elemen tambahan, yaitu head terminal yang berisi muatan listrik statis
pada bagian ujung finial (splitzen). Head dapat menyimpan ion-ion positif dalam jumlah
besar yang berasal dari dalam bumi. Ibarat magnet, head ini akan menarik ion-ion negatif
yang ada di dalam awan sebelum ion-ion tersebut menghasilkan petir yang dahsyat. Alat
dipasang tinggi untuk melindungi area yang lebih luas dan tidak membutuhkan kabel.
Semakin tinggi head terminal dipasang, maka semakin luas jangkauan area yang dapat
dilindungi. Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja.

Gambar 1. Head Proteksi Petir

F. Perancangan Sistem Kawat Penghantar Petir


Penghubung antara ujung proteksi dengan pengetanahan adalah penghantar turun
ini. Kabel konduktor dipasang dengan inti tembaga jenis Bare Conductor. Kabel konduktor
berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel
konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan. Secara umum kabel
yang dibutuhkan dalam instalasi proteksi petir adalah kabel yang memiliki luas penghantar
50 mm2 (minimal). Kabel yang digunakan pada perancangan system ini adalah BC 70 mm2.

G. Perancangan Pentanahan Sistem Proteksi Petir


LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

Pentanahan (Grounding) atau Earth Terminations yang dimaksud adalah pentanahan


bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak dilalui arus. Ujung pentanahan yang
dimaksud adalah elektroda pentanahan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah adanya pembatasan tegangan antara
bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan dengan tanah sampai pada harga yang
tidak membahayakan baik dalam keadaan normal maupun tidak. Selain itu agar didapat
impedansi sekecil mungkin untuk jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Dengan
demikian ujung pentanahan adalah suatu elektroda yang tertanam ke tanah dengan
metoda tertentu untuk mencapai tujuan di atas dan dengan demikian maka arus yang turun
dari konduktor dapat mengalir ke tanah dengan sebaik mungkin.
Tempat pembumian (Grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel
konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian
terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter minimal 1/2 inchi dan panjang
sekitar minimal 4 m, untuk mendapat resistansi dibawah 5 ohm. Tahanan bumi maksimum
yang terbaik untuk system grounding ini harus lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah
bangunan.
Untuk bangunan ini, dipilih jenis pembumian/Pentanahan menggunakan pipa
galvanized (GSP) dengan diameter 1 inch, panjang minimal 8m yang ujung bawahnya
dipasang splitzen berbahan tembaga berlapis baja, untuk memperoleh hambatan
pentanahan kurang dari atau sama dengan 3 ohm.
LAPORAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLAMBING S.E.S HOSPITALITY

Gambar 2. Sistem Pentanahan Proteksi Petir

Gambar 3. Perhitungan Grounding

Anda mungkin juga menyukai