Anda di halaman 1dari 41

TEKNIK PENELITIAN HUKUM &

PERUMUSAN isu hukum untuk


penulisan skripsi & tesis
oleh
Basuki Rekso Wibowo
Dosen Fakultas Hukum Universitas Nasional

7/15/2021 BRW/15/07/2021 1
PENELITIAN ITU APA
& BAGAIMANA ?
• Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan secara :
1. terencana,
2. sistematis,
3. menggunakan suatu metode tertentu,
4. bertujuan untuk menganalisis masalah masalah dalam obyek
penelitian;
5. memiliki kegunaan yang bersifat praktis maupun teoritis.
• Melalui kegiatan penelitian, maka suatu ilmu pengetahuan (dan
teknologi) dapat terus dikembangkan untuk kemanfaatan bagi
kemanusiaan dan peradaban.
7/15/2021 BRW/15/07/2021 2
PENELITIAN HUKUM BERMULA DARI
• Bermula dari adanya rasa penasaran dan keingintahuan
terhadap sesuatu hal dan berusaha untuk menemukan
jawaban atas pertanyaaan yang timbul, tentang :
1. Terjadi perbedaan antara “das sollen” dengan “das sein”;
2. Terjadi perbedaan antara “law in books” dengan “law in
actions”;
3. Terjadi konflik norma vertical dan horizontal;
4. Terjadi kekosongan hukum atau hukum yang kabur;
5. dll
7/15/2021 BRW/15/07/2021 3
PENELITIAN TERDORONG OLEH
HASRAT KEINGINTAHUAN
• Peneliti harus memiliki pengetahuan awal tentang apa yang akan
diteliti;
• Pengetahuan awal diperoleh melalui pengalaman pribadi, membaca
referensi, atau melalui sumber informasi lainnya;
• Pengalaman pribadi maupun dari membaca referensi atau
memperoleh sumber informasi lain telah menimbulkan sejumlah
pertanyaan kritis” (5W&1H : What, Who, When, Where, Why, and
How);
• Berbagai pertanyaan kritis tersebut menumbuhkan hasrat
keingintahuan lebih lanjut dan menjadi titik tolak penelitian;
7/15/2021 BRW/15/07/2021 4
MENELITI ITU MENYENANGKAN
• Meneliti merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, karena memiliki
kesempatan berharga untuk melakukan penjelajahan terhadap belantara
ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengenali dan memahami sesuatu,
menemukan sesuatu, bahkan menciptakan sesuatu terkait dengan apa
yang diteliti;
• Melalui kegiatan penelitian, maka sang peneliti mampu meluaskan
wawasan pengetahuannya, mempertajam ketrampilannya, serta
berkesempaan untuk mencurahkan segala pandangan kritisnya, serta
menawarkan sejumlah gagasan maupun harapannya untuk pengembangan
ilmu pengetahuan maupun nilai nilai kemanusiaan pada umumnya;
• Perkembangan peradaban manusia terus berkembang maju, pada dasarnya
merupakan hasil dari berbagai penelitian (dan eksprimen) yang telah
dilakukan oleh para peneliti pendahulu;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 5
BEBERAPA HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
• Dimilikinya pengetahuan awal terhadap sesuatu yang akan diteliti.
• Bagaimana pengalaman dan keahlian calon peneliti.
• Aktualitas topik penelitian.
• Tujuan dan kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian.
• Ketersediaan bahan bahan penelitian.
• Ketepatan memilih metode, teori, pendekatan dalam penelitian;
• Ketersediaan waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan penelitian;
• Intensitas komunikasi peneliti, dengan pembimbing penelitian
maupun narasumber penelitian;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 6
KONSULTASI DAN SUPERVISI
pembimbing penelitian
• Dalam penelitian ilmiah untuk penulisan skripsi, tesis, disertasi,
peneliti akan mendapatkan supervise secara intens dari tim
pembimbing, sejak saat perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, hingga ujian mempertahankan hasil penelitian;
• Pembimbing penelitian untuk skirpis, tesis, dan disertasi ditentukan
berdasarkan kebijakan Perguruan Tinggi;
• Idealnya pembimbing penelitian memiliki :kompetensi dan
pengalaman sesuai dengan masalah penelitian; memiliki waktu yang
cukup melakukan keseluruhan tahapan proses pembimbingan;
dialogis, fasilitatif, terbuka, serta cakap dalam menggunakan sarana
komunikasi secara elektronik;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 7
BAGAIMANA MENYUSUN DESAIN &
PROPOSAL PENELITIAN
1. Menetapkan judul penelitian;
2. Menguraikan latar belakang penelitian;
3. Menetapan rumusan masalah penelitian;
4. Menetapkan tujuan dan kegunaan penelitian,
5. Menetapkan Metode Penelitian;
6. Menguraikan bahan bahan dan referensi penelitian;
7. Merancang jadwal kegiatan penelitian;
8. Merancang struktur dan sistematika laporan penelitian;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 8
1. mENETAPKAN JUDUL PENELITIAN

• Judul penelitian bersifat problematis ilmiah;


• Membaca judul penelitian sudah tergambar masalah masalah apa
yang menjadi fokus penelitian;
• Judul penelitian diusulkan calon peneliti, setelah melalui proses
pembimbingan, akan ditetapkan judul yang defintip;
• Melalui proses pembimbingan :
• (1). judul disetujui, (a). dengan perbaikan; atau (b). tanpa perbaikan;
(2). judul ditolak dan harus diajukan judul pengganti;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 9
2. MENGURAIKAN LATAR BELAKANG
PENELITIAN/PERMASALAHAN
• Bertolak dari judul, peneliti menguraikan latar belakang penelitian
untuk memberikan gambaran tentang alasan mengapa masalah
tersebut memang layak untuk diteliti sebagai karya akademis;
• Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, selanjutnya
dibreakdown menjadi beberapa pertanyaan ilmiah sebagai rumusan
masalah penelitian.
• Harus terdapat korelasi kuat antara judul penelitian, latar belakang
penelitian, dengan rumusan masalah penelitian;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 10
Terkait LATAR BELAKANG
PENELITIAN/PERMASALAHAN
• Apakah yang menjadi latar belakang dan alasan sehingga “saya
merasa begitu tertarik” untuk meneliti masalah tersebut ?
• Apakah permasalahan penelitian “cukup layak” ?
• Apakah permasalahan tersebut sebelumnya sudah pernah diteliti
oleh peneliti yang lain ?
• Apakah terdapat persamaan atau perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan rencana penelian ?

7/15/2021 BRW/15/07/2021 11
Terkait LATAR BELAKANG
PENELITIAN/PERMASALAHAN
• Kesamaan judul atau kemiripan judul penelitian dengan penelitian lain
sebelumnya merupakan sesuatu yang mungkin saja terjadi, terutama
dalam penelitian hukum;
• Hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan penelitian bisa jadi berbeda,
apabila terdapat perbedaan menyangkut :
• 1. rumusan masalah,
• 2. sifat peneltian berbeda,
• 3. pendekatan berbeda,
• 4. pilihan teori berbeda,
• 5. bahan penelitian berbeda,

7/15/2021 BRW/15/07/2021 12
3. MENETAPKAN RUMUSAN MASALAH
• Rumusan masalah merupakan “fokus penelitian”, ada yang dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga dalam bentuk pernyataan;
• Pertanyaan pertanyaan yang telah ditetapkan sebagai rumusan masalah
yang harus dianalisis melalui penelitian
• Harus terdapat “benang merah” antara judul, latar belakang masalah,
rumusan masalah, sifat penelitian, metode penelitian, cara pendekatan,
bahan bahan yang digunakan, analisis dan pembahasan substansi
penelitian, kesimpulan dan saran;
• Rumusan masalah pada umumnya diawali pertanyaan pokok :
1. Apa (kah) menyangkut aspek ontology,
2. Bagaimana (kah) menyangkut aspek epistemologi, serta
3. Mengapa menyangkut aspek axiology.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 13
RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN
HUKUM YANG BERSIFAT NORMATIF
• Dalam penelitian hukum yang bersifat normative, ada kalanya
ditemukan rumusan, misalnya :
1. Pertanyaan yang menyangkut eksistensi hukum yang berlaku (“ius
constitutum”);
2. Pertanyaan yang menyangkut berlaku dan bekerjanya hukum (“ius
operatum”);
3. Pertanyaan yang menyangkut hukum yang diidealkan (“ius
constituendum”);

7/15/2021 BRW/15/07/2021 14
4. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
• Setiap kegiatan penelitian selalu memiliki tujuan tertentu, baik tujuan
yang bersifat umum, maupun yang tujuan bersifat khusus;
• Setiap kegiatan penelitian, diharapkan hasilnya memiliki kegunaan,
apakah kegunaan yang bersifat umum, maupun kegunaan yang
bersifat khusus;
• Harus dirumuskan secara singkat dan jelas apa “tujuan” maupun
“kegunaan” hasil penelitian;
• Mubadzir melakukan penelitian apabila hasilnya tidak memiliki
tujuan dan kegunaan.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 15
5. METODE PENELITIAN
• Metode penelitian mengandung makna sebagai beberapa “pilihan
cara” untuk melaksanakan kegiatan penelitian;
• Metode penelitian terkait dengan masalah masalah, antara lain :
penentuan tipe atau sifat penelitian,
pilihan teori yang akan digunakan sebagai “pisau analisis”,
bentuk bahan bahan penelitian,
cara pendekatan (approaches) untuk melakukan analisis hasil
penelitian;
Dll.
7/15/2021 BRW/15/07/2021 16
PILIHAN TEORI DALAM PENELITIAN
 Teori pada dasarnya merupakan instrumen yang digunakan dalam
setiap ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai “pisau analisis” untuk
mengupas, menjelaskan serta memahami sesuatu obyek tertentu;
 Setiap teori selalu lahir dari sudut pandang dan cara pandang tertentu,
sesuai dengan kontekstualitas ruang dan waktu tertentu pula;
 Tidak ada teori yang bersifat absolut, yang mampu menggenaralisasi,
serta bertahan di segala jaman, melainkan yang harus dipahami bahwa
 Setiap teori senantiasa bersifat relatif dan terbuka untuk di-negasi dan
di-falsifikasi serta digantikan oleh teori baru;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 17
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
 Seringkali diperbandingkan, bahkan dikonfrontasikan, antara teori di satu
pihak dengan praktek di pihak lain. Seolah2 teori berada di “wilayah
langit” sedangkan praktek berada “di wilayah bumi”,
 Apabila terjadi perbedaan (gap) antara teori dengan praktek, seolah-olah
mendorong penelitian untuk memastikan mana yang primer, apakah teori
ataukah praktek;
 Pada dasarnya teori dan praktek saling berkaitan dan saling melengkapi;
 Teori mendasari praktek, sebailkinya praktek yang membentuk dan
mengkoreksi suatu teori;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 18
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”

 Terjadinya gap antara “teori” (das sollen) dengan “praktek” (das sein)
merupakan obyek penelitian yang menarik, dalam rangka untuk
mendapatkan penjelasan tentang faktor-faktor penyebabnya;
 Bisa jadi “teori” sudah tidak sesuai lagi dengan realitas praktek,
sehingga “teori” harus direvisi ulang, disempurnakan, atau digugurkan
sehingga melahirkan teori baru;
 Atau sebaliknya, yang terjadi adalah, “praktek” telah menyimpangi
batas-batas koridor yang telah digariskan oleh sesuatu “teori”;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 19
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
• Bagi mereka yang berhaluan normatif legalistik, akan mengatakan bahwa teori-
lah yang primer sehingga harus diikuti dan diberlakukan,
• Karena sebuah teori dinilai terlahir dari proses akumulasi pengalaman praktek
yang kemudian disempurnakan teoritikalnya berdasarkan kemampuan akal budi
(ratio) pencetusya;
• Karena diyakini bahwa suatu teori yang telah teruji dan akan mampu menjaga
distansi dengan realitas obyektif serta karenannya akan memiliki daya eksplanasi
dan prediktif;
• Suatu praktek yang berbeda atau menyimpang dari suatu teori, menurut
penganut paham ini, maka praktek yang demikian harus dikembalikan ke “jalan
yang benar”;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 20
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
• Sebaliknya bagi mereka yang berhaluan empiris praktikal, akan mengatakan
bahwa apabila suatu teori berbeda atau bertentangan dengan prakteknya, maka
prakteklah yang harus diikuti, karena prakteklah yang sesuai kenyataan;
• Baginya yang benar adalah yang nyata (sein), bukan yang ideal (sollen). Hukum
bukanlah sekedar rumusan tekstual dalam undang-undang, melainkan apa yang
secara nyata dipraktekan oleh hakim dalam putusannya;
• Suatu teori yang tidak sejalan dengan kenyataan prakteknya, atau dinilai
bertentangan dengan prakteknya, maka menurut penganut paham empiris, yang
teori yang ada (lama) harus dikoreksi, digugurkan, karena telah lahir teori yang
baru;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 21
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
• Namun yang jelas, setiap teori apapun, termasuk teori hukum, harus selalu
terbuka untuk terus diuji kembali, baik dengan teori-teori lain yang sudah ada
(perbandingan teori), maupun dengan teori baru, yang lahir dari dinamika
kenyataan praktikalnya;
• Suatu teori akan menjadi semakin kokoh, apabila ia berhasil melalui berbagai
ujian dan tantangan terhadapnya;
• Sebaliknya suatu teori akan menjadi gugur apabila berhasil digugurkan oleh
kehadiran teori baru atau perbedaan kenyataan praktek, sehingga karenanya ia
akan digantikan dengan teori baru yang memiliki derajat kebenaran lebih tinggi;
• Melalui proses demikian itulah maka ilmu pengetahuan akan memungkinkan
dirinya terus berkembang.
• Ilmu pengetahuan akan berhenti berkembang ketika perbedaan pendapat
dinafikkan, ruang diskursus ditiadakan, sehingga ia berubah menjadi dogma
palsu yang terus disakralkan;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 22
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
• Dalam konteks diskursus ilmiah, sejatinya tidak perlu saling dipertentangan
secara vis a vis antara teori di satu pihak dengan praktek di pihak lain;
• Teori dengan praktek, sejatinya saling mengisi dan saling melengkapi
antara satu sama lain;
• Perbedaannya mungkin hanyalah menyangkut perspektif dan titik tolak
pemahaman terhadap sesuatu masalah yang akan diteliti;
• Setiap teori pada dasarnya harus secara terus menerus diuji reliabilitasnya
praktek, begitu sebaliknya setiap praktek juga tidak terlepas dari tuntunan
arahan, pencerahan dan pengembangan teoritikalnya;
• Tidak ada teori yang berlaku abadi secara universal dan selamanya;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 23
RELASI ANTARA “TEORI” &
“PRAKTEK”
• Terdapat sejumlah teori yang dibangun melalui proses
akumulasi pengalaman dan pergumulan praktek
empiris yang terjadi secara berulang2 dan konstan
sehingga mampu membangun konsistensi dan
generalisasi (empiris);
• Namun ada juga teori tertentu yang dibangun sebagai
hasil proses ijtihad, kontemplasi dan imajinasi
pemikiran ilmiah pencetusnya secara mendalam;
7/15/2021 BRW/15/07/2021 24
PENDEKATAN (APPROACH)
DALAM PENELITIAN HUKUM
• Selain pemilihan Teori yang tepat, juga penting memilih cara
pendekatan (approach) yang tepat dalam melakukan
kegiatan penelitian.
• Tipe penelitian akan menentukan pilihan teori dan pilihan
cara pendekatan yang tepat dan akan digunakan.
• Cara pendekatan yang dipilih dan akan digunakan akan
menentukan bahan hukum apa sajakah yang akan relevan
dan sangat diperlukan dalam penelitian.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 25
BEBERAPA PENDEKATAN (APPROACH)
DALAM PENELITIAN HUKUM
• Pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach).
• Pendekatan konseptual (conceptual approach).
• Pendekatan/studi kasus (case approach/case study).
• Pendekatan sejarah (historical approach).
• Pendekatan perbandingan (comparative approach).
• Dll
Dalam penelitian ilmiah, jarang digunakan pendekatan tunggal, karena
hasilnya dinilai kurang memuaskan. Pada umumnya digunakan
kombinasi dari beberapa pendekatan sekaligus, untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensip.
7/15/2021 BRW/15/07/2021 26
PENDEKATAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
(statute approach)

• Dilakukan dengan cara mengkompilasi, mengklasifikasi, serta


menganalisis seluruh peraturan perundang-undangan yang
substansinya terkait dengan masalah dalam penelitian, mulai
dari peraturan yang kedudukannya paling tinggi hingga yang
kedudukannya paling rendah
• Perlu dibaca kembali Teori Hirarki Peraturan Perundang-
undangan, serta ketentuan dalam UU No. 11 Tahun 2012
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan jo.
UU No.15 Tahun 2019;
7/15/2021 BRW/15/07/2021 27
PENDEKATAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
(statute approach)
• Penggunaan pendekatan perundang-undangan merupakan
conditio sine qua non bagi setiap penelitian hukum normatif.
• Pendekatan perundang-undangan untuk menemukan ratio legis
suatu peraturan perundang-undangan.
• Peneliti akan mampu memahami latar belakang filosofis serta
kandungan materi muatan dalam peraturan perundang
undangan yang bersangkutan.
• Juga akan dapat dipahami bagaimana korelasi substansial antara
peraturan perundangan-undangan yang satu dengan peraturan
perundang-undangan yang lain, baik korelasi secara vertikal
maupun secara horisontal.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 28
PENDEKATAN KONSPTUAL
(Conceptual Approach)
• Conceptual approach digunakan untuk memahami secara
presisi dan akurat konsep yang digunakan dalam penelitian;
• Sesuatu istilah, terminologi, definisi yang digunakan dalam
perundang-undangan, putusan pengadilan, atau kamus
hukum pada dasarnya mengandung suatu konsep tertentu;
• Konsep hukum yang digunakan menjadi bingkai keseluruhan
pembahasan dalam penelitian.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 29
PENDEKATAN KONSPTUAL
(Conceptual Approach)
• Konsep hukum dicari dan ditemukan dalam berbagai
kepustakaan atau referensi, baik yang berupa buku teks, artikel
ilmiah, makalah-makalah dalam forum seminar ilmiah, putusan-
putusan pengadilan, maupun suatu laporan hasil penelitian yang
memuat hasil pemikiran maupun pandangan para ilmuan
maupun praktisi hukum yang terkait dengan konseptualisasi
istilah dan makna yang menjadi fokus dan substansi penelitian;
• “Black’s Law Dictionary” merupakan salah satu kamus hukum
yang cukup komprehensip dalam menjelaskan berbagai
pengertian, konsep, terminology hukum yang telah diakui dan
digunakan secara internasional;
7/15/2021 BRW/15/07/2021 30
PENDEKATAN ATAU STUDI KASUS
• Pendekatan Kasus (case approach) digunakan dengan menganalisis putusan-
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) menyangkut tentang sesuatu yang terkait dengan substansi peneltian.
• Melalui pendekatan atau Studi Kasus dapat diketahui kaidah hukum apa yang
digunakan hakim dalam memberikan pertimbangan dalam putusannya,
sebagaimana dirumuskan dalam ratio decidendi, yang memiliki relevansi dengan
substansi dan fokus penelitian serta untuk pengembangan hukum di masa
mendatang.
• Meskipun peradilan di Indonesia tidak menganut “stare decisisi principle”
(doktrin preseden), setidaknya putusan putusan yang diikuti secara konsisten
dalam putusan berikutnya, akan menciptakan “jurisprudensi tetap”.
• Terlebih lagi, saat ini sudah berlaku “system kamar” di Mahkamah Agung, yang
bertujuan untuk menjaga konsistensi putusan putusan terhadap perkara yang
memiliki kesamaan tertentu.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 31
PENDEKATAN ATAU STUDI KASUS
• Pendekatan kasus (case approach) digunakan untuk menganalisis
kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah
menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.
• Untuk mengetahui apa yang menjadi landasan filosofi, teori maupun
kaidah hukum yang digunakan hakim sebagai referensi dalam
putusannya.
• Penelitian terhadap putusan-putusan pengadilan merupakan salah
satu sumber hukum yang ooritatif, selain peraturan perundang
undangan;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 32
Pendekatan sejarah
(historical approach)
• Pendekatan yang dilakukan dengan jalan menelusuri sejarah
pengaturan suatu peraturan perundang-undangan, dari
waktu ke waktu, yang substansinya terkait dengan fokus
masalah dalam penelitian.
• Melalui pendekatan historis (historical approach) diharapkan
dapat dipahami apa raison d’etre, ashbabbul nuzul, maupun
ratio legis yang melatar belakangi lahirnya suatu peraturan
perundang undangan;

7/15/2021 BRW/15/07/2021 33
Pendekatan sejarah
(historical approach)
• Pengaturan dalam peraturan perundang-undangan yang
dimaksud tidak terbatas hanya terhadap peraturan perundang-
undangan yang saat ini sedang berlaku (ius constitutum);
• Melainkan terhadap peraturan perundang-undangan yang
dahulu pernah berlaku;
• Serta peraturan peraturan perundang-undangan yang akan
berlaku di masa mendatang (ius constituendum).
• Diharapkan dapat diketahui “benang merah” antara suatu
peraturan dengan peraturan yang lain dalam waktu berbeda;
7/15/2021 BRW/15/07/2021 34
Pendekatan sejarah
(historical approach)
• Pendekatan sejarah dilakukan melalui penelusuran dan
analisis mendalam terhadap naskah akademik (academic
draft), risalah rapat atau perdebatan di parlemen, maupun
naskah memori penjelasan (MvT- memorie van toelichting).
• Melalui pendekatan historis diharapkan dapat diketahui dan
dipahami apa sajakah pikiran-pikiran mendasar yang melatar
belakangi perumusan suatu peraturan perundang-undangan.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 35
Pendekatan Perbandingan
(Comparative Approach)
• Dilakukan dengan membandingkan antar sistem hukum yang
berbeda, menyangkut tentang aspek bagaimana (1). pengaturan
hukum, (2). lembaga hukum, (3). budaya hukum terkait dengan
substansi masalah yang sama.
• Bertujuan untuk menyingkapkan apa dan bagaimana latarbelakang
perbedaan dan persamaannya;
• Mengetahui berbagai kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan
kekurangan, sebagai bahan evaluasi dan inspirasi terhadap kondisi
eksisting.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 36
6. BAHAN HUKUM DALAM PENELITIAN HUKUM

• Bahan hukum tidak identik dengan data. Legal sources is not identic
with data/datum.
• Penelitian hukum yang bersifat normatif menggunakan bahan hukum
sebagai sumber utama, sedangkan data bukan merupakan sumber
utama.
• Data merupakan sumber utama dalam peneltian ilmu-ilmu alam dan
ilmu-ilmu sosial.
• Meskipun demikian, dalam penelitian hukum normatif terkadang juga
menggunakan data, namun hal tersebut semata-mata sebagai bahan
pendukung penelitian.
7/15/2021 BRW/15/07/2021 37
BAHAN HUKUM DALAM
PENELITIAN HUKUM
• Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
otoritatif, artinya yang dibuat oleh lembaga yang memiliki otoritas
untuk membuatnya.
• Meliputi : peraturan perundang-undangan, risalah rapat parlemen,
traktaat, putusan pengadilan, berita acara pemeriksaan, dll.
• Bahan hukum sekunder merupakan hasil publikasi tentang hukum
namun bukan sebagai dokumen yang bersifat resmi, meliputi : buku
teks, kamus hukum, jurnal hukum, pendapat hukum, komentar
terhadap putusan pengadilan.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 38
Kegunaan Bahan Non Hukum
Dalam Penelitian Hukum
• Dalam kegiatan penelitian hukum, seringkali juga digunakan
bahan-bahan non hukum yang memiliki relevansinya dengan
masalah hukum yang sedang diteliti.
• Dengan tujuan untuk melengkapi dan mendukung analisis
terhadap hasil penelitian.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 39
Kegunaan WAWANCARA
Dalam Penelitian Hukum
• Selain menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan-
bahan non hukum, penelitian hukum perlu dilengkapi dengan wawancara
mendalam (in depth interview) dengan narasumber yang kompeten sesuai
dengan topik/fokus penelitian.
• Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan pandangan (subyektif dan
obyektif) narasumber berdasarkan latar belakang keilmuan, pengetahuan dan
pengalamannya.
• Hasil wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi dan melengkapi bahan-bahan
hukum yang ada maupun hasil penelitian yang akan - sedang – maupun telah
dijalankan.

7/15/2021 BRW/15/07/2021 40
TERIMA KASIH

7/15/2021 BRW/15/07/2021 41

Anda mungkin juga menyukai