Anda di halaman 1dari 1

Pemanfataan

Kebijakan Pengembangan EBT dan Transisi Energi EBT di Indonesia


Potensi dan Pemanfaatan EBT Nasional POTENSI
(GW)
PEMANFAATAN
(MW)
SURYA | tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di NTT,
Kalbar, dan Riau memiliki radiasi lebih tinggi
3.294 574

HIDRO | tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kaltara,


NAD, Sumbar, Sumut, dan Papua
95 6.784

BIOENERGI | tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik berupa produk


utama, limbah lahan perhutanan/perkebunan, limbah di industri. Jenis 57 3.195
potensinya meliputi biofuel, biomassa dan biogas.
ANGIN (>6 m/s) | terutama terdapat di NTT, Kalsel, Jabar, Sulsel, NAD
dan Papua
155 154

PANAS BUMI | tersebar pada kawasan ring of fire, meliputi Sumatera,


Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan DI Yogyakarta
23 2.418

Palm Oil Mill LAUT | tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama DI Yogyakarta,
NTT, NTB dan Bali
63 0

GASIFIKASI BATUBARA 30
TOTAL 3.687 13.155
Realisasi EBT Pada Bauran Energi
Primer 23% 500 Peluang Pengembangan EBT → Biaya
4%
2%
659.3
450 Biaya EBT cenderung menurun dalam satu dekade
19.5%
522.9
0% 17.9% 400
▪ Biaya investasi untuk pembangunan
8% 15.7% 448.6 350
6% 14.5% 366.4
pembangkit listrik EBT, khususnya PLTS dan
13.4 300
4% 11.6% 12.2% 12.3% 13,1% PLTB (termasuk biaya integrasi) lebih murah
250
2%
12.2% dan dapat bersaing dengan PLTU 800MW yang
0%
11.2% 238,1 200
9.2%
sudah ada.
8%
8.6% 217 150
6% 181 100 ▪ Biaya O&M pembangkit listrik EBT relatif
162
4%
126 143 50 rendah. Pengurangan pajak dan retribusi
2%
0% 0 penggunaan sumber daya alam dapat menjadi
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
insentif alternatif untuk harga listrikSumber:
EBT yang
IRENA
Realisasi (MBOE) Target (MBOE) Realisasi (%) Target (%)
lebih kompetitif.
1

Anda mungkin juga menyukai