Anda di halaman 1dari 44

PERAN DOKTER HEWAN DI KARANTINA

Dalam Pencegahan Penyebaran Penyakit

BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SURABAYA


Drh. Titin Qomariyah

Malang, 24 Januari 2019


BIODATA

• NAMA : drh. TITIN QOMARIYAH


• TTL : LAMONGAN, 12 JANUARI 1969
• PENDIDIKAN : DOKTER HEWAN
• PENGALAMAN KERJA :
1. WIRASWASTA 1994-2003
2. STASIUN KARANTINA HEWAN TARAKAN 2003-2012
3. BALAI KARANTINA PERTANIAN BALIKPAPAN 2012-2013
4. BALAI KARANTINA PERTANIAN GORONTALO 2013-2018
5. BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SURABAYA 2018- SEKARANG

2/21/2020 2
KANTOR BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SURABAYA

Alamat : JL. RAYA BANDARA IR. H. JUANDA SIDOARJO (61253)


Tlp/Fax : (031) 8673997, (031) 8673996
Email : infokarantinasby@pertanian.go.id
Website : http//karantinasby.pertanian.go.id
Profil 2019

Struktur
Organisasi
Herny - Profil 2018

Wilayah
Kerja

Wilayah Kerja Lingkup Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya sesuai dengan
Permentan Nomor 44/permentan/ot.140/3/2014 tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
1. Pelabuhan Laut Tanjung Perak
- Unit Pelayanan I (Pelayanan Karantina Tumbuhan)
Jl. Prapat Kurung Utara 6, Surabaya
Tel. (031) 3291273, Fax. (031) 3297885
- Unit Pelayanan II (Pelayanan Karantina Hewan)
Jl. Kalimas Baru 88D, Surabaya | Tel. (031) 3295367, Fax. (031) 3281938
2. Bandara Juanda
- Unit Pelayanan III (Pelayanan Karantina Hewan & Tumbuhan)
Cargo Bandara Juanda, Sidoarjo | Tel. (031) 8667593, Fax. (031) 8681375
- Mail Processing Unit Pos Bandara
Jl. Raya Bandara Ir. H. Juanda, Sidoarjo
3. Kantor Pos Besar Surabaya
Jl. Kebonrojo 10, Surabaya
4. Kantor Pos Malang
Jl. Merdeka No.5, Malang
5. Kantor Pos Kediri
Jl. Mayjend Sungkono No.2, Kediri
6. Gresik
Wilayah
Jl. Yos Sudarso 39, Gresik | Tel. (031) 3974215
7. Sedayu, Lamongan
Pelabuhan Laut Brondong, Sedayu Lawas, Lamongan
Kerja
8. Sangkapura, Bawean
Pelabuhan Laut Sangkapura, Bawean
9. Kalibuntu, Probolinggo
Jl. Pelabuhan Laut Kalibuntu, Kraksaan, Probolinggo
10. Kalbut, Situbondo
Jl. Pelabuhan Laut Kalbut, Situbondo | Tel. (0338) 672067
11. Jangkar, Situbondo
Pelabuhan Laut Jangkar, Situbondo
12. Ketapang, Banyuwangi
Jl. Gatot Subroto 47, Ketapang, Banyuwangi | Tel/Fax. (0333) 421124
13. Tanjungwangi, Banyuwangi
Jl. Gatot Subroto 12, Ketapang-Banyuwangi | Tel/Fax. (0333) 417447
14. Bandara Abdul Rachman Saleh - Malang
Komplek Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang | Tel. (0341) 793052
INDONESIA

Kaya SDA Bebas


Hayati Agraris Kepulauan HPHK/OPTK
tertentu

2/21/2020 7
KARANTINA

2/21/2020 8
•Tempat Pengasingan (isolasi) dan atau
•Tindakan sebagai upaya pencegahan
masuknya Hama dan Penyakit Hewan
ke dalam wilayah RI, tersebarnya dari
satu area ke area lain di dalam Wilayah
RI, dan keluarnya MPPH dari wilayah RI.
(UU No 16 tahun 1992 )
Karantina

Karantina Hewan

Dokter Hewan Karantina

2/21/2020 10
Pengertian Umum
• Karantina adalah tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai
upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
atau Organisme Pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area
ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah
negara Republik Indonesia

• Karantina hewan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan


masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan dari luar
negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau
keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia

• Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) adalah semua


hama dan penyakit hewan yang ditetapkan pemerintah untuk
dicegah masuknya ke dalam, tersebarnya di dalam, dan keluarnya
dari wilayah negara Republik Indonesia
• Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina
adalah hewan,bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan
yang dapat membawa hama dan penyakit hewan karantina

• Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat, baik


yang dipelihara maupun yang hidup secara liar

• Bahan Asal Hewan (BAH ) adalah bahan yang berasal dari


hewan yang dapat diolah lebih lanjut

• Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) adalah bahan asal hewan


yang telah diolah

2/21/2020 12
PERLINDUNGAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM HAYATI
HEWAN & TUMBUHAN,MANUSIA ,LINGKUNGAN
PENYELUNDUPAN PERDAGANGAN
GELAP SATWA
BIOTERORISM
BIOSAFETY

KARANTINA PERTANIAN

D.I. Aceh

Sumut
Kaltim

Sulut
Riau
Kalbar
Sulteng

Sumbar
Kalteng
Jambi
Maluku

Kalsel
Sulsel
Sumsel Sultra Irian Jaya
Bengkulu

Lampung

DKI
Jakarta

Jabar
Jateng
Jatim
NTB
D.I.
Yogyakarta
Bali
NTT Timtim
PERAN DOKTER HEWAN ??????

2/21/2020 14
Mempertahankan status Indonesia
bebas dari beberapa hama
penyakit hewan eksotik

Mempertahankan status beberapa


area Indonesia bebas dari hama
penyakit hewan karantina dan
mencegah penyebaran HPHK dari
satu area ke area lainnya.

Meningkatkan mutu sertifikasi


dalam rangka akselerasi eskpor
PERATURAN PERKARANTINAAN
• UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan Ikan dan
Tumbuhan

• PP No.82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan

• PP No.35 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan


Negara Bukan Pajak pada Kementerian Pertanian

• Kepmentan No.3238 Tahun 2009 tentang Jenis HPHK,


Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa

• Permentan No.44 Tahun 2014 tentang Tempat Tempat


Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit
Hewan Karantina

2/21/2020 16
TUGAS POKOK KARANTINA

Melaksanakan kegiatan operasional


perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati
Wilayah Kerja Badan Karantina Pertanian

 50 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian


 1 Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
 1 Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
 704 Wilayah Kerja
 3.761 pegawai

Pelabuhan Udara, Pelabuhan Laut, Pelabuhan Sungai, Pos Lintas Batas, Kantor Pos
2/21/2020 19
Pos Lintas Batas
BANDAR UDARA
Dryport

PELABUHAN LAUT

KANTOR POS
KEKUATAN KARANTINA PERTANIAN

1. Mempunyai posisi strategis di pintu-pintu


pemasukan/pengeluaran ( pelabuhan
laut,bandara,pos perbatasan dan kantor pos )
2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan sistem
sentralistik
3. Sumberdaya manusia (SDM) dengan basic
pendidikan S1, S2 dan S3
4. Terdapat laboratorium di setiap UPT KP mulai dari
pemeriksaan cepat sampai yang terakreditasi
Pemeriksaan Penahanan

Pengasingan Penolakan

Pengamatan Pemusnahan

Perlakuan Pembebasan
TINDAKAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dokumen dan fisik (P1)


 Kelengkapan, kebenaran isi dokumen.
 Mendeteksi hama penyakit hewan karantina/sanitasi media
pembawa.
 Pemeriksaan kesehatan atau sanitasi dilakukan secara fisik:
1. Secara klinis pada hewan.
2. Pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada
BAH dan HBAH
 Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium
bila dengan pemeriksan fisik/klinis diagnosanya belum bisa
dikukuhkan oleh dokter hewan.
- PEMERIKSAAN
administratif Diatas alat angkut
Di Tempat pemasukan
Pemeriksaan & Pengeluaran
Kesehatan
Diturunkan dari
alat angkut

Organoleptik laboratoris Di luar tempat pemasukan


&pengeluaran

Pemeriksaan administratif untuk memeriksa kelengkapan dan


keabsahan dokumen persyaratan

Pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi


HPHK

25
TINDAKAN PENGASINGAN, PENGAMATAN DAN PERLAKUAN
Pengasingan (P2)
 Dilakukan untuk diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan untuk mencegah
kemungkinan penularan hama penyakit hewan.
 Pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut penyakit hewan karantina (Timbulnya
gejala) karena membutuhkan waktu yang lama dan sarana yang khusus.

Pengasingan (P 2), pengamatan (P 3) dan perlakuan (P4) masa karantina, hanya


dilakukan bila :
 Pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan di tempat pemasukan/pengeluaran; atau
 Dokumen tidak dapat dilengkapi dalam waktu tertentu; dan
 Terdapat kecurigaan adanya hama penyakit hewan karantina yang memerlukan pemeriksaan
fisik dan laboratorium lebih cermat dan memerlukan waktu yang lama menurut pertimbangan
dokter hewan karantina.
TINDAKAN PENAHANAN
Persyaratan karantina belum sepenuhnya terpenuhi.
Diketahui seluruh hewan/ bahan asal hewan berasal dari jenis
satwa liar yang dilindungi undang-undang.
TINDAKAN PENOLAKAN
Hewan/BAH/HBAH tidak disertai dg
surat kesehatan dari area/negara asal
Ditemukan adanya tanda-tanda/gejala
hama dan penyakit hewan
menular/penyakit hewan karantina gol 1
BAH/HBAH diketahui tidak baik dan
tidak layak dikonsumsi manusia
Diketahui bahwa Hewan/HAH/HBAH
berasal dari area/negara yang
pemasukannya di larang
Pemilik tidak dapat memenuhi
dokumen yang dipersyaratkan setelah
batas waktu yang diberikan untuk
memenuhinya telah lewat
TINDAKAN PEMUSNAHAN
Hewan yang bersangkutan diketahui telah
tertular penyakit hewan karantina gol I
Hewan/BAH/HBAH yg ditolak tidak dpt
segera direeksport setelah melewati batas
waktu yang ditentukan
Hewan yang bersangkutan telah tertular
hama dan penyakit hewan karantina gol II
dan setelah dilakukan perlakuan tidak dapat
disembuhkan
BAH diketahui telah busuk atau rusak dan
tidak layak dikonsumsi
Hewan/BAH/HBAH berasal dari area/negara
yang dilarang pemasukannya ke wilayah
Republik Indonesia
PEMBEBASAN
Dilakukan apabila semua
kewajiban dan persyaratan
telah dipenuhi dan tidak
ditemukan adanya/dugaan
gejala hama dan penyakit
hewan karantina, atau tidak
ditemukan adanya HPHK.
Pembebasan untuk masuk
dengan sertifikat pelepasan /
pembebasan sedang
pembebasan keluar diberikan
dengan Sertifikat kesehatan.
MEDIA PEMBAWA HPHK

HEWAN BAH HBAH BENDA LAIN


• ANJING • DAGING • BAKSO • PAKAN
• KUCING HEWAN • SOSIS HEWAN
• SAPI • SUSU SEGAR • NUGGET • VAKSIN
• KAMBING • TELUR • YOGHURT • SEDIAAN
• BABI • KULIT BIOLOGIK
• TULANG (BIAKAN
• KUDA BAKTERI,
• UNGGAS SERUM,
• DLL TANAH)
HPHK GOLONGAN I

• HPHK GoI. I adalah hama penyakit hewan karantina


yang mempunyai sifat dan potensi penyebaran
penyakit yang serius dan cepat, belum diketahui
cara penanganannya, belum terdapat di suatu area
atau wilayah negara Republik Indonesia. (Pasal 1
angka 15 PP No. 82 Tahun 2000)

• HPHK Gol I berjumlah 65 jenis Penyakit


(KepMentan No. 3238/Kpts/PD.630/9/2009)
HPHK GOLONGAN II

• HPHK GoI. II adalah hama penyakit hewan karantina


yang potensi penyebarannya berhubungan erat
dengan lalu lintas media pembawa, sudah
diketahui cara penanganannya dan telah
dinyatakan ada di suatu area atau wilayah negara
Republik Indonesia (Pasal 1 angka 16 PP No. 82
Tahun 2000)

• HPHK Gol II berjumlah 56 jenis Penyakit


(KepMentan No. 3238/Kpts/PD.630/9/2009)
Daftar HPHK gol. I (65 jenis)
1. Acarapisosis of Honey Bees/Acarine 17. Crimean Congo Haemorhagic Fever;
Diseases; 18. Dourine;
2. Actimycosis/Lumpy Jaw; 19. Duck Virus Enteritis;
3. African Horse Sickness; 20. Duck Virus Hepatitis;
4. African Swine Fever; 21. Ebola;
5. American Foulbrood of Honey Bees; 22. Enterovirus Encephalomyelitis;
6. Athropic Rhinitis of Swine; 23. Equine Infectious Anemia;
7. Aujeszky’s Diseases 24. Equine Influenza;
8. Avian Encephalomyelitis; 25. Equine Rhinopneumonitis;
9. Bovine Spongiform Encephalopathy; 26. Equine Viral Arteritis;
10. Brucellosis; 27. European Foulbrood of Honey Bees;
11. Camel Fox; 28. Foot and Mouth Diseases;
12. Caprine Arthritis; 29. Genital Horse Pox;
13. Contagious Agalactia; 30. Glanders;
14. Contagious Caprine 31. Heartwater;
Pleuropneumonia; 32. Hendra Virus;
15. Contagious Equine Metritis; 33. Highly Pathogenic Avian Influenza;
16. Contagious Bovine
Pleuropneumonia;
34. Johne’s Disease; 51. Scrapie;
35. Leishmaniosis; 52. Sheep and Goat Pox;
36. Lumpy Skin Disease;
37. Maedi-Visna; 53. Small Hide Beetle Infestation;
38. Marburg Disease; 54. Strangles;
39. Murray Valley Encephalitis; 55. Swine Influenza;
40. Myxomatosis; 56. Swine Vesicular Disease;
41. Nairobi Sheep Disease; 57. Transmissible Gastroenteritis of
42. New World Screwworm; Swine;
43. Nipah Virus; 58. Trichomonosis;
44. Ovine Epididymitis; 59. Tropilaelops Infestation of Haney
45. Ovine Pulmonary Adenomatosis; Bees;
46. Peste des Petits Ruminants; 60. Tularemia;
47. Porcine Reproductive and 61. Turkey Rhinotracheitis;
Respiratory Syndrome; 62. Venezuellan Equine Encephalitis;
48. Rabbit Haemorrhagic Disease; 63. Vesicular Stomatitis;
49. Rift Valley Fever; 64. Vibriosis;
50. Rinderpest; 65. Yersinia Pseudotubercolosis
Septicaemia.
1. Anaplasmosis; 17. Cysticercosis;
2. Anthrax; 18. Dermatophilosis;
3. Avian Chlamydiosis; 19. Echinococcosis;
4. Avian Infectious Bronchitis; 20. Egg Drop Syndrome;
5. Avian Mycoplasmosis; 21. Enzootic Bovine Leucosis/Cattle
6. Avian Tuberculosis; Leucaemia
7. Babesiosis; 22. Equine Babesiosis;
8. Black Leg; 23. Erysipelas;
9. Blue Tongue; 24. Fowl Cholera;
10. Bovine Anaplasmosis; 25. Fowl Pox;
11. Bovine Babesiosis; 26. Fowl Typhoid;
12. Bovine Tuberculosis; 27. Hog Cholera;
13. Bovine Virus Diarrhea; 28. Infectious Bovine Rhinotracheitis;
14. Brucellosis; 29. Infectious Bursal Disease;
15. Canine Parvovirus Infectious; 30. Infectious Chicken Anemia;
16. Contagious
Ecthyma/Orf/Contagious
Pustular Dermatitis
31. Infectious Laryngo Tracheitis; 45. Rabies;
32. Japanese Encephalitis; 46. Ring Worm;
33. Jembrana; 47. Runting and Stanting Syndrome;
34. Johne’s Disease/Paratuberkulosis 48. Saccharomycosis;
35. Leptospirosis; 49. Scabies/Demodecosis/Kudis
36. Listeriosis; 50. Septichaemia Epizootica;
37. Low Pathogenic Avian Influenza; 51. Stephanofilariasis/Kaskado
38. Lymphoid Leukosis Kompleks; 52. Swine Dysentri;
39. Malignant Catarrhal Fever/MCF; 53. Theileriosis;
40. Marek’s Disease; 54. Trichinellosis;
41. New Castle Disease 55. Trypanosomosis/Surra/Penyakit
42. Old Worm Screwworm; Mubeng
43. Pebrine; 56. Tuberculosis;
44. Porcine Cystercosis;
RUANG LINGKUP AKREDITASI LAB BBKP SURABAYA

KAN : LP-461-IDN /20 Maret


AKREDITASI
2014
KOMITE AKREDITASI NASIONAL
•Titer anti bodi terhadap Avian
ISO / IEC 17025 : 2008
Influenza (AI)
• Titer anti bodi terhadap
Newcastle Disease (ND)
• Titer antibodi Rabies-Elisa
Rabies kit Synbiotics dan
Pusvetma
• Angka lempeng total
• Titer antibodi terhadap Brucella
• Bakteri Colliform
• Bakteri Escherichia coli
• Bakteri Salmonella
• Kandungan Bahan Pakan Asal
Hewan
JEJARING LAB : BBUS, BBVET, BBKP, LAB
SWASTA TERAKREDITASI
PENGUJIAN NON-RUANG LINGKUP Uji Lab. KH
Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) (Avian
Influenza, Bahan Baku Pakan Ternak, Spesies)
Pengujian High-performance Liquid
Chromatography (HPLC)
Spektrofotometer
Staphylocoocus aureus
Residu antibiotik menggunakan Randox
Elisa BVDv, IBR, ParaTB, EBL
Pengujian Nitrit pada SBW
DOKUMEN & PUNGUTAN JASA
(PASAL 22 UU NO. 16 TAHUN 1992)

Untuk setiap Tindakan Karantina diterbitkan


Dokumen Tindakan Karantina oleh
Pungutan jasa
Petugas Karantina Antara lain :
Karantina
•Sertifikat Pelepasan
•Sertifikat Kesehatan ( PP No. 35/2016 )

41
PENYIDIKAN OLEH PPNS KARANTINA
(PASAL 30 UU NO. 16 TAHUN 1992)

Penyidikan tindak pidana di bidang


Karantina Hewan dan Tumbuhan dapat
dilakukan oleh Petugas Karantina Hewan
yang diberi wewenang khusus sebagai
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PPNS) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

42
KETENTUAN PIDANA
(PASAL 31 UU NO. 16 TAHUN 1992)

1) Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap


ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6,
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.
150.000.000. (seratus lima puluh juta rupiah).
2) Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6,
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 21, dan Pasal 25, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp.50.000.000. (lima puluh juta rupiah).
3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah
kejahatan dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
adalah pelanggaran

43
TERIMA KASIH

Bersama Anda Melindungi Negeri

Anda mungkin juga menyukai