Anda di halaman 1dari 10

Toleransi, Kerukunan, dan Menghindarkan Diri

dari Tindak Kekerasan


KOMPETENSI DASAR
1.2 Meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri
dari tindak kekerasan
2.2 Bersikap toleran, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai
implementasi pemahaman Q.S. Yunus /10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5 : 32, serta Hadis
terkait
3.2 Menganalisis makna Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5 : 32, serta Hadis
tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan
4.2.1Membaca Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5 : 32 sesuai dengan kaidah tajwid
dan makharijul huruf
4.2.2Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5 : 32 dengan
fasih dan lancar
4.2.3Menyajikan keterkaitan antara kerukunan dan toleransi sesuai pesan Q.S. Yunus/10: 40-
41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Q.S. Al-Maidah/5: 32

Manusia merupakan makhluk sosial, kita semua saling membutuhkan satu sama lain,
karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Dengan demikian perlu ditumbuhkan sikap toleran dan tenggang rasa agar
senantiasa saling menutupi kekurangan masing-masing.Sikap toleran tidak memandang suku,
bangsa, ras, dan agama. Di hadapan Allah SWT semua manusia mempunyai hak dan
kewajibam yang sama. Yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya
adalah ketaqwaannya.
Indonesia merupakan salah satu negara besar yang jumlah penduduknya menempati
urutan ke-4 di dunia.Sebagai negara besar, Indonesia dikenal sebagai negara yang
menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Hal ini dikuatkan oleh UUD 1945 Pasal 29
Ayat 2 yang berbunyi : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
Islam secara jelas mengajarkan kepada umat manusia tentang toleransi. Dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai yang terdapat dalam toleransi, kita akan merasakan indah dan
nikmatnya hidup bermasyarakat baik seagama maupun antar agama yang diwujudkan dalam
tatanan keluarga, masyarakat, bangsa dan bernegara. Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang
menjelaskan tentang toleransi, antara lain Surah Yunus Ayat 40-41, dan Surah Al Maidah :
32

A. Membaca Q.S. Yunus : 40-41, Q.S. Al-Maidah : 32


Sebelum membaca Q.S. Yunus dan QS Al Maidah : 32, bacalah dan perhatikan adab
membaca Al-Qur'an.
1. Adab Membaca Al-Qur'an
Kegiatan membaca Al-Qur’an tidak dapat disamakan dengan kegiatan membaca
koran, majalah, atau buku lainnya. Para ulama telah menetapkan beberapa adab (etika)
di dalam membaca Al-Qur’an (bagian-1), antara lain :
 Membersihkan mulut dengan bersiwak sebelum membaca Al-Qur’an.
 Membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di Masjid, Mushalla, rumah,
sekolah, dan lain-lain.
 Menghadap ke kiblat.
 Membaca ta’awudz ketika akan memulai membaca Al-Qur’an.
 Membaca basmalah di permulaan tiap surat kecuali Surat At-Taubah.
2. Q.S. Yunus : 40-41, dan Q.S. Al Maidah : 32
a. Surah Yunus/10 : 40-41
           
          
       
Artinya :
40. Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur'an),
dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya.
Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat
kerusakan.
41. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah,
“Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus/10: 40-41)

Terjemahan Harfiah dari QS. Yunus/10: 40-41


Lafal Arti Lafal Arti

 Dan diantara mereka  Bagiku

  Ada orang yang beriman  Perbuatanku

 Kepadanya  Dan bagi kalian

  Dan diantara mereka  Amal /perbuatan kalian

  Tidak beriman  Kalian

 Dan Tuhanmu (Muhammad)  Orang-orang yang berlepas


diri

 Lebih mengetahui  Dari apa yang

 Terhadap orang-orang yang  Aku kerjakan


 berbuat kerusakan

 Dan jika  Dan aku

 Mereka mendustakan engkau  Dari apa yang

 Maka katakanlah Muhammad  Kalian kerjakan

Penerapan Ilmu Tajwid dari QS. Yunus/10: 40-41


Lafadz Bacaan Keterangan
 Idgham Mimi “Mim” sukun bertemu dengan huruf
“mim”

 Mad ‘Aridi lissukun Mad Thabii dibaca waqaf

 Ikhfa “Nun” mati bertemu huruf “kaf”

 Izhar Syafawi “Mim” bertemu huruf “‘Ain”

 Gunnah Mim bertasydid

  Mad Wajib Muttasil Huruf mad diikuti huruf hamzah dalam
satu lafal

 Mad ‘Arid lissukun Huruf mad dibaca waqaf

Azbabun Nuzul
Tidak semua wahyu tedapat asbabun nuzul. Salah satunya Q.S Yunus ayat 40 dan 41
ini.

Azbabun Wurud
Surah Yunus artinya Nabi Yunus. Surah Yunus adalah surah ke-10 dalam Al Quran.
Surah Yunus terdiri atas 109 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah, kecuali
ayat 40, 94, 95 yang diturunkan di Madinah. Surah Yunus terdapat pada juz 11 dan
diletakkan setelah surah At-Taubah dan sebelum surah Hud.
b. Al Maidah ayat 32
           
          
        
         
32. oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya[412]. dan
Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

[411] Yakni: membunuh orang bukan karena qishaash.


[412] Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia
seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai
membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota
masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya.
[413] Ialah: sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata.

Terjemahan Harfiah dari QS. Al-Maidah/5: 32


Lafal Arti Lafal Arti
 Dan  Keseluruhan

 Sebab  Dan siapa yang


membiarkannya
hidup

 Itu   Dia


membiarkan
hidup manusia

 Kami  (secara)


tetapkan keseluruhan

   Atas Bani  Dan sungguh


Israil

 Bahwa  Telah datang


kepada mereka

 Siapa  Rasul-rasul


yang kami
membunu
h

 Jiwa  Dengan bukti-


seseorang bukti nyata
 Bukan  Kemudian
karena

 Membunu  Sungguh


h
seseorang

 Atau  Banyak


membuat
kerusakan

 Di muka  Diantara


bumi mereka
 Maka   Sesudah itu
seakan-
akan

 Dia  Di bumi


membunu
h
 Manusia  Benar-benar
orang-orang
yang melampau
batas

Penerapan Ilmu Tajwid


Lafadz Bacaan Keterangan
 Izhar Khalqi “Nun” mati bertemu huruf “hamzah”

 Qalqalah sugra Huruf qalqalah di tengah lafal

 Mad Wajib Muttasil Huruf mad diikuti huruf hamzah dalam satu
lafal
 Ikhfa’ “Nun” mati bertemu dengan huruf “Qaf”

 Iqlab “Tanwin fathah” bertemu huruf “Ba”

 Al Qamariyah Huruf “Al” didahului huruf “Fa”

 Al Syamsiah Huruf “Al” diikuti oleh huruf “Lam”




 Mad ‘Iwad Ada “tanwin fathah” di akhir kata yang


diwaqafkan, sehingga tanwin tidak berbunyi
lagi

 Qalqalah Kubra Huruf qalqalah di akhir lawan

 Gunnah Huruf Mim bertasydid

 Gunnah Huruf Nin bertasydid

 Idgham Bighunnah “Tanwin fathah” bertemu huruf “Mim”


 Mad ‘Arid lissukun Mad thabii dibaca waqaf

Asbabun Nuzul Al Maidah ayat 32


Bahwa seorang sahabat yang telah dibunuh, dan sahabat lainnya hendak membalas
dan membunuh orang terebut , maka turunlah ayat ini, yang
menjelaskan/memaksudkan bahwa dalam islam boleh membunuh jika itu qishosh
akan tetapi jika bukan qishosh sama halnya membunuh semua manusia

1) Salinlah dengan benar dan rapi Q.S. Yunus : 40-41, dan Q.S. Al Maidah : 32 ke
tempat berikut!
Jawab :
1. Q.S. Yunus : 40-41
2. Q.S. Al Maidah : 32
2) Lengkapilah Nama Hukum Bacaan dan alasannya (sebab) untuk kalimat berikut!
Jawab :

No. Kalimat Hukum Bacaan Alasan (sebab)

.1 
.2 
.3  
.4   

3) Tuliskan lafal kalimat pada kolom (1) dan (3) yang bersumber dari Surah Yunus/10: 41
dan Surah Al-Maidah : 32 dengan memperhatikan arti dimana kalimat yang dimaksud
artinya sama dengan dalam tabel berikut!

Lafal Kalimat 1  Arti-1 Lafal Kalimat 2 Arti-2



)1( (2) )3( (4)
di antara mereka oleh karena itu Kami
tetapkan (suatu
hukum)
ada orang-orang Barangsiapa yang
yang beriman membunuh seorang
kepada Al Quran manusia
dan di antaranya bukan karena orang
ada (pula) orang- itu (membunuh) orang
orang yang tidak lain[
beriman
kepadanya.
Tuhanmu lebih atau bukan karena
mengetahui membuat kerusakan
tentang orang- dimuka bumi,
orang yang
berbuat kerusakan
jika mereka Maka seakan-akan
mendustakan Dia telah membunuh
kamu manusia seluruhnya
Maka Katakanlah: dan Barangsiapa yang
"Bagiku memelihara kehidupan
pekerjaanku dan seorang manusia
bagimu
pekerjaanmu
B. Penjelasan Isi Kandungan Q.S. Yunus : 40-41, Q.S. Al Maidah : 32
1) Q.S. Yunus/10 : 40-41
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan tentang sikap manusia dalam menerima
Al-Qur'an. Ada dua sikap manusia dalam menerima Al-Qur'an, yaitu golongan yang
menerima dan beriman kepada Al-Qur'an serta golongan yang tidak mau menerima dan
tidak beriman kepada Al-Qur'an.
Dalam hidupnya, manusia oleh Allah SWT diberi kebebasan dalam berfikir,
bersikap, dan bertindak, tetapi Allah SWT juga memberitahu kepada manusia bahwa
semua yang mereka perbuat akan ada balasannya. Bagi manusia yang berbuat baik akan
mendapat balasan yang baik, sedangkan yang berbuat jahat akan mendapatkan
balasannya pula. Allaf SWT berfirman:
             
Artinya :
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (Q.S. Al Humazah, [99] : 7-8)
Dari sebagian manusia ada orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT
sehingga mereka beriman kepada kebenaran Al-Qur’an, tetapi di antara manusia ada
pula yang tidak beriman terhadap kebenaran isi yang terdapat dalam Al-Quran sehingga
mereka tidak mempunyai rasa bersalah dan berdosa dalam melakukan kerusakan di
dunia ini.Bagi orang yang mendapatkan hidayah (petunjuk) dari Allah SWT untuk
menerima kebenaran dan ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an itu sungguh
merupakan suatu anugerah yang ternilai harganya, sebab tidak semua orang
mendapatkan hidayah tersebut. Allah SWT berfirman :
            
 
Artinya :
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Q.S. Al-Qashash/28 :
56).
3. Q.S. Al Maidah : 32
Dalam ayat ini Allah menegaskan larangan-Nya terhadap berbagai tindakan
kekerasan seperti pemerasan, pemaksaan, tawuran, pertengkaran, perkelahian dan lain-
lain, yang bisa berakibat kepada pembunuhan.
Meskipun dalam ayat ini disebutkan bahwa larangan membunuh tersebut ditujukan
kepada Bani Israil, tetapi pada hakikatnya larangan ini berlaku untuk seluruh manusia
di dunia. Segala tindakan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain sangat berat
dosanya di sisi Allah Swt. Bahkan ditegaskan bahwa membunuh seseorang adalah
seperti membunuh semua manusia. Sebaliknya, pahala memelihara kehidupan
seseorang seperti pahala memelihara kehidupan semua manusia.
Ketahuilah bahwa orang yang mati karena dibunuh oleh seseorang tanpa ada alasan
yang dibenarkan oleh agama (bighoiri haqq, seperti perang jihad, melaksanakan
hukuman, dll), maka kelak di akhirat tangan kanannya memegang kepalanya sendiri
dengan urat leher mengeluarkan darah. Sedangkan tangan kirinya menyeret orang yang
membunuhnya untuk dihadapkan kepada Allah Swt. Orang yang dibunuh ini kemudian
berkata, “Wahai Tuhanku, orang inilah yang telah membunuhku”, lalu Allah berfirman
kepada pembunuh itu, “Celakalah engkau!” lalu pembunuh itu diseret ke neraka.
Sungguh kita berlindung kepada Allah agar dijauhkan dari perbuatan keji ini.
Rasulullah saw. :
‫ (رواه اْبُن‬.‫ُّد ْنَيا َأْه َو ُن َع َلى ِهَّللا ِم ْن َقْت ِل ُم ْؤ ِم ٍن ِبَغْي ِر َح ٍّق‬T‫ َل َز َو اُل ال‬: ‫ َأَّن َر ُسْو َل ِهَّللا َق اَل‬,‫َع ِن اْلَبَّراِء ْبِن َعاِز ٍب‬
)‫َم اَج ه‬
Artinya : Dari Al Bara bin Azib, sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Kehancuran dunia (nilainya) lebih ringan di sisi Allah dari pada seseorang membunuh
seorang mukmin tanpa hak.” (H.R. Ibnu Majah)
Bagaimana resiko dan dampak negative bagi orang yang dengan sengaja terlibat
ikut tawuran, perkelahian massal, saling membunuh, carok, dan sejenisnya?. Dalam hal
ini, Rasulullah bersabda:
‫ َفاْلَقاِت ُل َو‬,‫ ِإَذ ا اْلَتَقى الُم ْس ِلَم اِن ِبَس ْيِفِهَم ا‬: ‫ َأَّن َر ُسْو َل ِهَّللا َق اَل‬,‫َع ْن َأِبْي َبْك َر َة ُنَفْيِع ْبِن اْلَح اِر ِث الَّثَقِفي َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫ (مّتفق‬. ‫ َفَم أ َباُل اْلَم ْقُتْو ِل ؟ ِإَّن ُه َك اَن َح ِر ْيًص ا َع َلى َقْت ِل َص اِح ِبِه‬,‫ َهَذ ا اْلَقاِتُل‬,‫ َيا َر ُسْو َل ِهَّللا‬: ‫ُقْلُت‬,‫اْلَم ْقُتْو ُل ِفى الَّناِر‬
(‫عليه‬
Artinya: “Dari Abi Bakrah, Nufai’ bin al-Harits r.a., bahwa Nabi SAW bersabda :
Apabila ada dua orang muslim bertemu dengan memanggul pedangnya, maka
pembunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk neraka. Saya bertanya: Wahai
Rasulullah, kalau ini pembunuh, lalu bagaimana yang yang terbunuh?. Beliau
menjawab: sesungguhnya yang terbunuh pun juga ingin membunuh temannya”. (HR
Muttafaq ‘alaih, Bukhari-Muslim).
Jadi, sekarang kalian menjadi semakin tahu dan jelas mengenai hukum dan
ketentuan bagi siapa saja yang terlibat dalam pertikaian, pertengkaran, perkelahian,
tawuran, dan sejenisnya. Semua ini dilarang keras dan pertanggungjawabannya sangat
berat baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, mereka tentu akan berurusan dengan
pihak yang berwajib. Sedangkan di akhirat, ancaman hukumannya juga sangat berat.
Perlu disadari, mereka yang terlibat dalam pertikaian, pertengkaran, perkelahian,
tawuran, dan sejenisnya pada umumnya hanya dipicu oleh permasalahan yang sepele
seperti saling mengejek atau karena cemburu. Sungguh sayang jika masalah yang
sepele itu berujung pada pertikaian yang nantinya ada yang cidera, dirawat di rumah
sakit, bahkan sampai ada yang meninggal dunia. Untuk itu jauhilah perbuatan keji ini
mulai dari diri kita masing-masing dan mulai dari sekarang. Selain itu kita dapat
mengambil hikmah, bahwa hukum qishas sebenarnya bukan hanya untuk orang-orang
yang membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain saja, akan tetapi seharusnya
hukum qishas juga dapat dilakukan bagi orang-orang yang membuat kerusakan
ekosistem/lingkungan Apabila kita melakukan perbuatan sekecil apapun dengan tujuan
menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah secara sembarangan Allah
mengibaratkan orang-orang tersebut sebagai orang-orang yang menjaga keselamatan
atau bahkan nyawa manusia seluruhnnya di muka bumi ini.
Bisa disimpulkan bahwa kandungan dari surah ini yakni :
a. Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu,
terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar
umat manusia.
b. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang
manusia dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi
eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qishash merupakan sumber
kehidupan masyarakat.
c. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa
manusia, seperti para dokter dan perawat, harus mengerti nilai pekerjaan mereka.
Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian, bagaikan
menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.

C. Penampilan Perilaku Sesuai Q.S. Yunus : 40-41, Q.S. Al Maidah : 32


Setiap muslim berkewajiban menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya dan
mencari ridha Allah SWT. Al-Qur'an hendaklah dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
orang-orang yang bertaqwa. Sebagai orang muslim setiap ucapan dan perilaku diusahakan
sesuai dengan Al-Qur'an. Berikut adalah contoh perwujudan pengamalan Q.S. Yunus : 40-
41 dan QS Al Maidah : 32 , dalam kehidupan sehari-hari, adalah :
1) Perilaku Sesuai Q.S. Yunus : 40-41
a. Bersikap bijak dan berjiwa besar dalam menghadapi berbagai masalah yang
dihadapi.
b. Mempunyai sikap toleransi yang tinggi terhadap semua orang termasuk orang-orang
yang tidak beriman kepada kebenaran al-Quran.
2) Perilaku Sesuai Q.S. Al Maidah : 32
Tugas kita bersama selaku muslim yang baik adalah menjaga ketenteraman hidup
dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita
dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk
menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya. Di Indonesia ada hukum
yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan, termasuk kekerasan kepada
anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun
2004.

D. Hadits Terkait
Hadits yang Berkaitan dengan QS Yunus ayat 40-41
Dalam hadis Rasulullah saw. ternyata cukup banyak ditemukan hadis-hadis yang
memberikan perhatian secara verbal tentang toleransi sebagai karakter ajaran inti Islam.
Hal ini tentu menjadi pendorong yang kuat untuk menelusuri ajaran toleransi dalam
Alquran, sebab apa yang disampaikan dalam hadis merupakan manifestasi dari apa yang
disampaikan dalam Alquran.
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :

‫َح َّد َثِنا عبد هللا حدثنى أبى حدثنى َيِز يُد َقاَل أنا ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْس َح اَق َع ْن َداُوَد ْبِن اْلُح َص ْيِن َع ْن ِع ْك ِرَم َة َع ِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل ِقيَل‬
.‫ِلَر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأُّي ْاَألْد َياِن َأَح ُّب ِإَلى ِهَّللا َقاَل اْلَحِنيِفَّيُة الَّسْم َح ُة‬
[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan
kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau
bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"
Ibn Hajar al-Asqalany ketika menjelaskan hadis ini, beliau berkata: “Hadis ini di
riwayatkan oleh Al-Bukhari pada kitab Iman, Bab Agama itu Mudah” di dalam sahihnya
secara mu'allaq dengan tidak menyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam
kategori syarat-syarat hadis sahih menurut Imam al-Bukhari, akan tetapi beliau
menyebutkan sanadnya secara lengkap dalam al-Adâb al-Mufrad yang diriwayatkan dari
sahabat Abdullah ibn ‘Abbas dengan sanad yang hasan. Sementara Syekh Nasiruddin al-
Albani mengatakan bahwa hadis ini adalah hadis yang kedudukannya adalah hasan
lighairih.”
Berdasarkan hadis di atas dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran
dalam berbagai aspeknya, baik dari aspek akidah maupun syariah, akan tetapi toleransi
dalam Islam lebih dititikberatkan pada wilayah mua’malah. Rasulullah saw. bersabda :
‫َح َّد َثَنا َع ِلُّي ْبُن َعَّياٍش َح َّد َثَنا َأُبو َغ َّساَن ُمَحَّم ُد ْبُن ُم َطِّر ٍف َقاَل َح َّد َثِني ُمَحَّم ُد ْبُن اْلُم ْنَك ِد ِر َع ْن َج اِبِر ْبِن َع ْب ِد ِهَّللا َر ِض َي ُهَّللا‬
‫َع ْنُهَم ا َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َر ِح َم ُهَّللا َر ُج اًل َسْم ًحا ِإَذ ا َباَع َو ِإَذ ا اْش َتَر ى َو ِإَذ ا اْقَتَض ى‬.

[Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ayyasy telah menceritakan kepada kami
Abu Ghassan Muhammad bin Mutarrif berkata, telah menceritakan kepada saya
Muhammad bin al-Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan
ketika memutuskan perkara"].

Hadits yang Berkaitan dengan QS Al Maidah ayat 32


Rasulullah SAW tidak main-main ketika melarang sesama umat Islam saling
berbunuhan. Kalau sampai ada perang dan saling berbunuhan antara dua pihak, padahal
keduanya sama-sama mengaku muslim, maka ancamannya tidak tanggung-tanggung, yaitu
kedua belah pihak diancam akan sama-sama masuk neraka.
Rasulullah SAW bersabda :
‫ إنه كان‬: ‫ هذا القاتل فما بال المقتول قال‬، ‫ يا رسول هللا‬: ‫ قلت‬. ‫إذا التقى المسلمان بسيفيهما فالقاتل والمقتول في النار‬
‫حريصًا على قتل صاحبه‬
Dari Abu Bakrah Nafiq bin Al-Harits, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Bila
dua pihak muslim bertemu (saling berbunuhan) dengan pedang mereka, maka yang
membunuh dan yang dibunuh masuk neraka. Aku bertanya,"Ya Rasulullah SAW, wajar
masuk neraka bagi yang membunuh, tetapi bagaimana dengan yang dibunuh?". Beliau
SAW menjawab,"Yang dibunuh masuk neraka juga, karena dia pun berkeinginan untuk
membunuh lawannya". (HR. Bukhari dan Muslim)
Pihak yang terbunuh ikut masuk neraka juga, karena biar bagaimana pun dia ikut
terjun ke medan perang yang haram. Sebuah medan perang yang melibatkan kedua belah
pihak yang sama-sama muslim adalah medan perang yang harus dijauhi dan tegas
diharamkan untuk ikut terlibat di dalamnya.
Maka sikap nekat dan ikut-ikutan membela salah satu pihak, lalu ikut saling
berbunuhan juga, bukanlah termasuk jihad membela agama Allah. Perbuatan itu termasuk
menginjak-injak larangan Rasulullah SAW, dan pantas bila yang membunuh dan yang
terbunuh sama-sama masuk neraka.
Dosanya jelas, karena yang terbunuh berniat untuk membunuh saudaranya.
Seandainya dia tidak terbunuh, dia pun pasti akan membunuh juga.

Anda mungkin juga menyukai